Tag Archives: first person shooter

Dihujat, Redfall Jadi Salah Satu Game Terburuk di Steam!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Baru saja rilis dan mendapat sambutan negatif dari kritikus dan penggemar, Redfall ternyata kini menjadi salah satu game terburuk di Steam! Hanya membutuhkan tiga hari setelah rilis bagi game besutan Arkane itu mendapat gelar tersebut.

Game vampire shooter itu sudah mendapat review bomb dari penggemar. Pasalnya, game itu penuh dengan bug, gameplay yang datar, dan secara keseluruhan terasa belum selesai.

Baca juga:

Redfall Jadi Salah Satu Game Terburuk di Steam Sepanjang Masa!

Redfall one of the worst games on Steam 2
Redfall mendapat kritikan buruk hingga menjadikannya salah satu game terburuk sepanjang masa di Steam

Per tulisan ini, Redfall berada di posisi ke-14 dari daftar peringkat Hall of Shame Steam 250. Daftar tersebut mengungkap 100 game Steam dengan rating terendah sepanjang masa berdasarkan rata-rata skor review dan jumlah review.

Penggemar beramai-ramai mengkritik Redfall karena berbagai masalah, terutama masalah teknis. Mulai dari AI musuh yang buruk, grafik yang jelek, hingga cerita yang monoton. Lebih buruknya, versi PC-nya dinilai sangat mengecewakan, terutama di Steam. Sementara itu, versi konsolnya tidak memiliki fitur 60 FPS.

CEO Xbox, Phil Spencer, sudah meminta maaf atas kegagalan Redfall. Dirinya mengaku tidak ada satupun dari pihaknya menyangka game besutan Arkane itu akan menjadi kegagalan besar. Ia berjanji game vampire shooter itu akan mendapat dukungan sama seperti Grounded dan Sea of Thieves.

Baca juga:

Bukan Satu-satunya Game AAA yang Masuk Daftar Game Terburuk di Steam

Redfall tentu bukan satu-satunya game AAA yang menjadi salah satu dari daftar 100 game terburuk di Steam. Terdapat beberapa game AAA yang mendapat nasib serupa karena deretan backlash dari penggemar.

Contoh terdekatnya, Umbrella Corps di posisi ke-15. Bisa dibilang game spin-off Resident Evil itu mendapat posisi di atas Redfall. Ada juga Call of Duty: Warzone 2.0 yang berada di posisi ke-25, sedangkan Battlefield 2042 berada di posisi ke-28.

Dua game AAA yang juga rilis baru-baru ini, Wild Hearts dan Wo Long: Fallen Dynasty ternyata masuk deretan game terburuk di Steam, rupanya dari review bomb. Wild Hearts berada di posisi ke-58, sedangkan Wo Long: Fallen Dynasty harus duduk di posisi ke-77.

Baca juga:

Sementara Redfall sudah rilis di PC dan Xbox Series X|S, game besar selanjutnya dari Xbox dan Bethesda adalah Starfield, sebuah game sci-fi RPG yang sudah dinilai memiliki ambisi besar. Game besutan Bethesda itu akan memiliki showcase tersendiri, Starfield Direct, yang akan digelar 10 Juni 2023.

Deretan Bugs Apex Legends Ternyata Dipicu Satu Line Code!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Respawn Entertainment baru-baru ini mengungkap deretan bug di Apex Legends saat season 16 ternyata terpicu oleh satu line code. Bug yang memicu gangguan audio dan grafik itu telah menganggu pengalaman bermain bagi pemain selama beberapa bulan terakhir. Kini, gangguan itu sudah berakhir.

Penggemar sudah Lama Mengeluhkan Banyak Bug di Season 16

Pemain mulai mengeluhkan berbagai bug yang menimpa game setelah peluncuran season 16. Mereka menyadari terdapat rentetan masalah yang terjadi selama gameplay, seperti suara rifle yang hilang, efek phantom particle, dan granat yang lenyap sekaligus tidak meledak.

IGN menyebut deretan bug itu sudah muncul selama playtesting. Namun, tim pengembang tampaknya sudah menyimpulkan apa yang menjadi pemicu rentetan bug tersebut yang dikeluhkan pemain.

Baca juga:

Nemesis Jadi Pemicu Deretan Bug di Apex Legends!

Apex Legends nemesis causing bugs
Rifle baru di season 16, Nemesis, menjadi pemicu deretan bug di Apex Legends

Respawn menjelaskan pemicu bug tersebut di Reddit. Pihaknya menyebut penemuan itu sebagai masalah kompleks yang sudah berdampak komunitas Apex Legends namun sulit untuk teratas walau sudah mendapat deretan laporan mendetail. Pemicu dari deretan bug itu ternyata merupakan satu line code yang terkait dengan Nemesis, senjata baru dari season 16.

Dalam game, Nemesis dideskripsikan sebagai energy assault rifle dengan asal-usul unik dan misterius. Senjata tersebut memiliki efek particle yang menguat saat memanas. Namun, senjata itu ternyata menjadi pemciu di balik bug yang menjadi masalah sound effect dan juga memicu granat lenyap.

Baca juga:

Tim pengembang mendapati setiap pemain yang menggunakan Nemesis [uncharged] mengirim request effect stop particle” pada server di setiap frame. Ini memicu masalah besar jika banyak pemain yang menggunakan senjata baru itu.

Masalah itu akhirnya sudah teratas dengan update pada 25 April lalu. Informasi tersebut belum tersebar secara resmi hingga saat ini.

Respawn juga memastikan di laman Reddit yang sama bahwa mereka masih memantau di media sosial dan metrik barunya. Pada saat yang sama, walau perbaikan ini memicu efek secara signifikan, mereka mengingatkan hal itu bukan menjadi solusi untuk semua masalah yang terjadi dalam game. Tampaknya mereka sudah memastikan penggemar Apex Legends mengingat hasilnya sudah sangat baik.

Apex Legends Season 17, Arsenal, akan meluncur 9 Mei 2023, hari yang sama saat season 16 berakhir.

Konyol! Tim Valorant Ini Forfeit gara-gara Honkai: Star Rail

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sebuah tim Valorant terpaksa absen bertanding di sebuah pertandingan VCL (Valorant Champions League). Konyolnya, salah satu dari anggotanya keasyikan bermain Honkai: Star Rail. Saking asyiknya, ia memicu timnya kalah secara forfeit dari lawannya.

Honkai: Star Rail sendiri merupakan game gacha turn-based RPG dari Hoyoverse yang baru rilis. Game itu sudah mendapat popularitas yang sangat masif. Faktanya, game besutan Hoyoverse itu sudah melampaui Genshin Impact dalam jumlah download pada hari pertama perilisannya. Tidak heran banyak penggemar yang menikmati game turn-based RPG tersebut.

Ghost CommandoS, Tim Valorant yang Terpaksa Forfeit karena Honkai: Star Rail

Valorant team forfeit because of Honkai: Star Rail
Ghost CommandoS dinyatakan forfeit setelah salah satu pemainnya lupa karena keasyikan main Honkai: Star Rail

Insiden yang terjadi pada 2 Mei 2023 ini menimpa Ghost CommandoS, tim Valorant asal Taiwan. Mereka seharusnya bertanding melawan S2 Esports di Valorant Champions League Taiwan/Hong Kong. Naas, salah satu pemain Ghost CommandoS lupa menginstal client VCT tepat waktu karena keasyikan bermain Honkai: Star Rail.

Alhasil, Ghost CommandoS dinyatakan kalah secara forfeit dari S2 Esports. Ini mungkin menjadi insiden pertama bagi sebuah tim Valorant yang harus forfeit hanya karena obsesi sebuah game lain.

Baca juga:

Netizen Anggap Insiden Obsesi Honkai: Star Rail Konyol

Insiden ini mengundang reaksi beragam dari netizen. Banyak dari mereka menilai insiden ini sangat konyol dan bahkan bisa dibilang terlucu sepanjang sejarah. Tidak sedikit pula yang bersimpati pada anggota tersebut karena begitu menikmati Honkai: Star Rail sampai kelupaan harus bertanding.

Ada pula yang mempertanyakan pemain itu harus menginstal ulang client VCT selama season reguler berlangsung. GameRant mencatat seorang pro player Valorant bahwa Riot Games menggunakan tiga client yang berbeda. Alasan ini menjadi kemungkinan pemicu Ghost CommandoS harus menginstal ulang client tersebut.

Baca juga:

Pada akhirnya, menurut Talkesport, Ghost CommandoS harus rela selesai di posisi kedelapan pada VCT Taiwan/Hong Kong musim ini, sementara S2 Esports berada di posisi keenam.

Insiden ini menjadi pengingat pada semua tim untuk memastikan mereka siap untuk bertanding dan menghindari distraksi, termasuk adiksi terhadap game lain, salah satu di antaranya Honkai: Star Rail.

Kecewakan Penggemar, Redfall Dibanjiri Review Bomb!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah lama dinantikan, Redfall akhirnya rilis pada 2 Mei 2023. Game buatan Arkane itu disebut sebagai salah satu game dari Xbox yang paling dinanti selain Starfield. Melihat kesuksesan Arkane dengan Dishonored, Prey, dan Deathloop, banyak pihak yang menaruh ekspektasi tinggi terhadap game vampire shooter itu.

Sayangnya, yang terjadi justru tidak sesuai ekspektasi. Redfall  berakhir mengecewakan. Kritikus memberi komentar beragam, kebanyakan negatif, terhadap game FPS besutan Arkane itu. Lebih parahnya lagi, penggemar memberi review bomb, mengkritik game itu tidak sepadan dengan harga US$70 yang menjadi standar baru harga game AAA dari Xbox.

Kritikus Sebut Redfall sebagai Game Shooter Generik dan Datar

Redfall launch bad
Redfall disebut sebagai game shooter datar oleh kritikus

Saat artikel ini ditulis, Redfall mendapat skor 59 untuk versi PC dan 63 untuk versi Xbox di Metacritic, menandakan mayoritas kritik memberi komentar beragam. Ini menjadi salah satu game AAA yang mendapat skor rendah tahun ini.

Cukup banyak kritikus yang memfokuskan bahwa Redfall memiliki kekurangan cukup banyak. Parahnya, mereka mengatakan game buatan Arkane itu terlihat jauh dari kata selesai. Mayoritas juga mengkritik cerita, karakter, dan misi yang repetitif. Ini tentu jauh dari deretan game Arkane sebelumnya yang mendapat pujian, yaitu Dishonored, Prey, dan Deathloop. Walau begitu, beberapa kritikus memuji sistem gunplay-nya.

Baca juga:

Tidak Sesuai Ekspektasi, Penggemar Melakukan Review Bomb!

Lebih parah lagi, pemain sudah membanjiri laman Metacritic dan Steam Redfall dengan review bomb. Tidak jauh berbeda dari kritikus, mereka menganggap game tersebut tidak sesuai ekspektasi. Banyak yang menilai game vampire shooter itu tidak sepadan dengan harga US$70. Terlebih, mereka sudah khawatir saat Arkane menyebut Redfall hanya bisa dijalankan pada 30 fps untuk versi konsol Xbox.

Baca juga:

Redfall gameplay disappointment
Versi PC dari Redfall disebut buruk oleh penggemar

Hal ini sangat terlihat pada versi PC-nya. Mayoritas pemain mengatakan bahwa Redfall memiliki deretan masalah. Selain kekurangan yang sudah disebutkan sebelumnya, pemain menilai versi PC-nya memiliki sederetan masalah performa. Mulai dari animasi kaku dan frame rate tidak lancar sampai akhirnya dianggap tidak dapat dimainkan. Tidak sedikit pula yang menganggap Redfall memiliki port PC terburuk.

Peluncuran Redfall yang mengecewakan pastinya memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield, game besutan Bethesda Game Studios yang sudah lama dinanti. Akankah Starfield bernasib sama atau justru berhasil bersinar di kalangan pemain dan kritikus?

Apex Legends Season 17 Bertajuk Arsenal, Ini Detailnya!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah perombakan total sistem class pada season 16, Apex Legends kini akan memasuki season 17 yang bertajuk Arsenal. Baru-baru ini, mereka merilis gameplay trailer untuk season terbaru yang akan meluncur 9 Mei itu. Kali ini, Respawn Entertainment memperkenalkan Legend baru bernama Ballistic. Ditambah lagi, mereka merombak map World’s Edge dan menambah sistem Weapon Master sebagai sistem progression baru.

Legend Baru di Apex Legends: Ballistic

Apex Legends Season 17 Ballistic
Ballistic, Legend baru di Season 17

August Montgomery “Ballistic” Brinkman akan menjadi Legend baru yang muncul pada season 17. Ia pertama kali diperkenalkan dalam video berjudul Stories from the Outlands – “Encore” pada 24 April 2023. Ballistic merupakan sosok pembunuh mematikan sekaligus petapa essentrik yang pernah berpartisipasi di Thunderdome Games, kompetisi sebelum Apex Games.

Ia diceritakan pensiun dari Thunderdome Games setelah sebuah kecelakaan tragis membunuh sang adik dan rekan timnya. Beberapa tahun kemudian, ia mulai berpartisipasi di Apex Games demi mencegah sang anak, Nathaniel, bernasib sama sepertinya. Padahal, Nathaniel sudah akan bergabung sebagai peserta Apex Games. Namun, Ballistic justru membuat kesepakatan dengan Eduardo Silva, membuat Nathaniel didiskualifikasi.

Ballistic memiliki passive ability yang memicunya dapat membawa sebuah senjata ketiga, namun senjata ini tidak dapat menerima attachment. Senjata tersebut hanya akan berguna jika menggunakan ultimate ability.

Tactical ability-nya, Whistler, merupakan sebuah pistol yang dapat mengunci target sekaligus menembakkan sebuah peluru. Jika kena, sang target akan mendapat debuff yang membuat pistolnya mengalami overheat dan memicu damage. Jika meleset, peluru itu akan membuat sebuah zona kecil di mana jijka target melewatinya akan menerima efek yang sama.

Ultimate ability-nya, Tempest, dapat membuat sebuah zona di sekitarnya memicu dirinya dan timnya mendapat peluru tanpa batas, reload lebih cepat, dan pergerakan lengan lebih cepat dalam waktu terbatas.

Terakhir, Ballistic tergolong Legend class Assault. Berarti ia akan mendapat perk Assault.

Perubahan di Map World’s Edge

Dalam season ini, Respawn Entertainment merombak map World’s Edge, map battle royale kedua Apex Legends. World’s Edge terakhir kali mendapat perubahan saat season 10 pada Agustus 2021.

Apex Legends Season 17 Worlds Edge Monument
Monument, POI baru di World’s Edge

Mereka menampak point of interest baru, Monument, sebagai pengganti Fragment. Monument di pusat World’s Edge disebut sebagai testamen pada Apex Games dari Silva Pharmaceuticals. Monument merupakan sebuah bunker yang memiliki sarang sniper dengan akses cepat di puncaknya. Hal ini menjadi pengingat bagi penggemar seberapa jauh Apex Legends sudah berkembang semenjak debut pada 2019.

Apex Legends Season 17 Worlds Edge Stacks
Stacks, POI baru di World’s Edge

Satu lagi point of interest baru adalah Stacks sebagai pengganti Lava City di sudut tenggara map. Stacks merupakan ruang vertikal dengan beberapa atap yang saling terhubung zipline.

Terakhir, tim pengembang telah menghapus Lava Fissures dengan naiknya lava di seluruh map. Harvester juga mendapat pembaruan sehingga aman sebagai platform pendaratan.

Baca juga:

SIstem Progression Baru Apex Legends: Weapon Mastery

Apex Legends Season 17 Weapon Mastery
Weapon Mastery, sistem progression baru Apex Legends

Weapon Mastery merupakan sistem progression baru di Apex Legends, disebut sebagai sistem progression jangka panjang demi membuat game menjadi ramah pemain baru. Dalam sistem ini, setiap senjata memiliki progression masing-masing. Dengan menggunakan senjata tertentu di mode manapun, pemain dapat mendapat EXP untuk senjata tersebut.

Sambil mengumpulkan EXP, pemain dapat menaikkan rank senjata tersebut dan membuka tantangan baru. Menyelesaikan berbagai tantangan demi membantu menambah progress. Terdapat berbagai reward berupa item kosmetik seperti banner, frame, dan skin Legendary.

Baca juga:

Firing Range

Apex Legends Season 17 Firing Range
Firing Range ikut mendapat perombakan

Bagi yang ingin berlatih terlebih dahulu, tidak perlu khawatir. Respawn sudah menghadirkan Firing Range yang sudah dirombak. Terdapat berbagai area baru seperti bangunan. Trainning Dummies juga dapat perombakan yang membuat mereka dapat bertarung melawan pemain. Selain itu, pemain dapat mengajak teman dari friend list untuk berlatih bersama.

Apex Legends Season 17, Arsenal, akan dimulai 9 Mei 2023. Untuk detail lebih lanjut, kunjungi laman resminya.

3 Alasan XDefiant Berpotensi Jadi Saingan Berat Call of Duty

GAMEFINITY.ID, Bandung – XDefiant merupakan game first person shooter yang akan datang dari Ubisoft. Game tersebut sudah mengakhiri tahap closed beta pertamanya pada 25 April 2023. Begitu banyak pemain yang terkesan dengan gameplay-nya sejauh ini, bahkan beberapa di antara mereka menganggap XDefiant dapat bersaing dengan Call of Duty.

Mengingat banyak sekali game FPS yang mencoba untuk menyaingi Call of Duty, ada yang mendekati popularitasnya, tapi banyak juga yang gagal. XDefiant menjadi salah satu yang setidaknya berpotensi menjadi saingan berat bagi franchise FPS milik Activision itu. Inilah tiga alasan XDefiant berpotensi menjadi saingan berat Call of Duty.

Gameplay XDefiant yang Variatif dan Fluid

XDefiant gameplay Call of Duty competitor
Gameplay XDefiant

Sebenarnya jika melihat dari gameplay, mudah untuk menganggap XDefiant tidak memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan game FPS lain seperti Call of Duty, Valorant, Counter-Strike, dan bahkan game besutan Ubisoft sendiri Rainbow Six Siege. Namun, ternyata penggemar sudah memuji game FPS free-to-play besutan Ubisoft itu.

Baca juga:

XDefiant factions Call of Duty competitor
5 faction di XDefiant

Gameplay-nya mungkin dapat disebut sebagai kombinasi antara gaya Call of Duty dan Valorant, tetapi XDefiant memiliki keunikan dari sistem faction-nya. Terdapat lima faction berdasarkan beberapa game Ubisoft sebelumnya, termasuk di antaranya dari franchise Tom Clancy’s. Kelimanya adalah Libertad, Phantoms, Echelon, Cleaners, dan DedSec.

Masing-masing faction memiliki ability yang berbeda-beda, termasuk 2 basic abilities, Passive dan Ultra (mirip dengan Ultimate di Valorant). Sambil mengombinasikan sistem ini dengan gameplay bergaya Call of Duty, tidak heran pemain sudah terkesan dengan gameplay-nya.

Terlebih, Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0 dikritik karena menghapus sistem pergerakan yang sudah digemari penggemarnya. Sebaliknya, XDefiant justru menerapkan sistem pergerakan fluid seperti di Call of Duty. Pemain dapat melakukan slide di sekitar map, dengan cepat berlindung atau take cover, dan mengecoh lawan. Tentunya, pemain akan mendapat keuntungan dengan mempelajari sistem pergerakan seperti ini.

XDefiant modes and maps call of duty competitor
Maps & Modes di XDefiant

Ditambah lagi, map-nya juga sangat variatif. Tidak hanya menghadirkan 14 map saat closed beta pertama, semua map tersebut terlihat berwarna dan menyenangkan bagi pemainnya.

Kepedulian Ubisoft pada Komunitasnya

Sejauh ini, Ubisoft tampak terus berkomunikasi dengan komunitas XDefiant. Ini menunjukkan kepedulian tim pengembang pada pemainnya. Sebaliknya, komunitas Call of Duty justru kecewa dengan Activision akhir-akhir ini. Pemain Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0 menilai gameplay-nya kurang begitu variatif.

Baca juga:

Ubisoft mendengarkan penggemar dan memastikan game FPS terbarunya itu dapat menjadi ramah penggemar. Mereka bahkan aktif mempromosikan game ini di media sosial. Tim pengembang juga sering meminta saran penggemar agar membuat XDefiant menjadi game FPS terbaik.

Saat perilisan resminya kelak, ini menjadi momen ujian bagi Ubisoft untuk mempertahankan kepeduliannya terhadap penggemar.

Angka Penonton yang sudah Tinggi di Twitch

Ubisoft juga mengandalkan pro player dan streamer untuk mempromosikan game ini selama tahap closed beta pertama berlangsung. Banyak di antara mereka bermain sambil melakukan stream di Twitch. Terlebih, Ubisoft juga menggelar event closed beta Twitch drops.

Dot Esports mencatat XDefiant sudah mencapai total 2,8 juta jam tontonan pada 15-18 April 2023, dengan rata-rata lebih dari 38 ribu penonton. Sebagai perbandingan, Modern Warfare 2 hanya mencapai 2 juta jam tontonan dan rata-rata 28 ribu penonton. Bisa saja ini dipicu oleh kekecewaan penggemar terhadap season ketiga dari Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0.

Baca juga:

Tiga alasan tadi menjadi alasan XDefiant berpotensi menjadi saingan berat Call of Duty. Persaingan sesungguhnya akan dimulai saat Ubisoft merilis game FPS free-to-play besutannya itu kelak. Bisa saja XDefiant dapat melampaui Call of Duty, apalagi sebagai free-to-play saja sudah menjadi keuntungan tersendiri.

XDefiant akan tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan PC.