GAMEFINITY.ID, Bandung – Aoi Yuuki, pengisi suara atau seiyuu terkenal di kalangan penggemar anime, baru-baru ini mengumumkan ia akan memulai ulang berkarier di dunia musik. Ia sempat rehat sebagai penyanyi solo pada Oktober 2017.
Sempat Umumkan Rehat di Dunia Musik pada 2017
Dilansir dari WOW Japan, pengisi suara kondang itu sempat mengumumkan hiatus sementara sebagai penyanyi musik pada pertengahan 2017. Ia mengumumkan pada fanclub resminya, AoimAniA, yang juga ditutup pada 30 Juni 2017.
Sang seiyuu menjelaskan ia merasa sudah mewujudkan tujuannya setelah perilisan album Tokowaka no Kuni. Ia mengaku mengalami kesulitan dalam penyelesaian album tersebut.
Setelah sempat hiatus, ia pindah label rekaman dari FlyingDog menuju Nippon Columbia. Aoi Yuuki sempat merilis satu album pada 2019 dan merilis beberapa single. Single terbarunya, Gudafuwa Everyday, rilis pada 2021 dan menjadi opening theme song I’ve Been Killing Slimes for 300 Years and Maxed Out My Level.
Dilansir dari Anime News Network, Yuuki mengumumkan dirinya akan kembali memulai ulang musik kariernya. Dipercaya bahwa server Discord yang ia buat menjadi sumber inspirasi utama.
“Kuhatap aktivitas musik yang akan kumulai ulang bisa menghasilkan karya yang membuat dunia, tapi itu saja tidak hanya mengubah cara pada masa lalu. Dalam upaya baru, kupikir jika kita membuat sistem yang memudahkan semuanya untuk menikmati dunia dalam lagu di luar musik, kita akan menyediakan cara baru untuk menikmatinya,” ungkap Yuuki dilansir dari Mantan Web.
Server Discord-nya, yang dinamakan Fairy Night Line, menjadi komunitas bagi penggemar Yuuki agar dapat menikmati musiknya. Ia sendiri mengaku terdapat beberapa bagian yang belum bisa terungkap. Twitter resmi dari staf manajemennya juga sudah dibuka.
Sudah tidak asing bagi penggemar anime, Aoi Yuuki debut sebagai seiyuu pada 2003. Ia mendapat peran utama pertamanya di anime Kure-nai pada 2008 sebagai Murasaki Kuhoin. Sejak saat itu, ia memerankan beberapa karakter ikonik lainnya seperti Madoka Kaname di Puella Magi Madoka Magica, Tanya Degurechaff di Saga of Tanya the Evil, dan Mami Nanami di Rent-A-Girlfriend.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Jika merekomendasikan anime musik, tentu kebanyakan penggemar akan merekomendasikan serial bertema idol seperti Love Live dan The Idolmaster. Namun tidak sedikit pula yang berpikir anime non-idol menjadi rekomendasi.
Musik dan anime tentu saling berkaitan secara budaya mulai dari theme song-nya. Tentunya, anime menjadi representasi berbagai cerita tentang musisi yang penuh drama dan gelak tawa, mulai dari sekelompok band hingga individu yang bermimpi menjadi terkenal. Berikut adalah lima rekomendasi anime genre musik yang bukan bertema idol.
Anime Musik, Kids on the Slope
Serial anime pertama buatan MAPPA ini pastinya menarik perhatian penggemar anime, terutama yang mengincar genre musik. Diadaptasi dari manga josei berjudul sama, Kids on the Slope yang disutradarai oleh Shinichiro Watanabe merupakan anime bergenre drama dan musik yang penuh drama sekaligus menyenangkan.
Kids on the Slope berfokus pada Kaoru Nishimi yang sering pindah sekolah karena profesi sang ayah, alhasil pertemanannya tidak bertahan lama. Pada musim panas 1966, ia pindah ke Sasebo, Nagasaki. Pada hari pertama sekolah, ia bertemu seorang murid berandalan bernama Sentaro Kawabuchi yang ternyata menyukai musik jazz. Sejak saat itu, Kaoru mulai mempelajari piano setelah berteman dengan Sentaro. Keduanya juga mulai berteman dengan Ritsuko Mukae, putri dari pemilik toko musik.
Serial anime yang tayang di Fuji TV pada musim semi 2012 ini mendapat sambutan hangat dari kritikus saat penayangannya. Keunikan konsep anime ini dan juga representasi musik jazz di 1966 menjadi alasan mengapa Kids on the Slope tidak boleh dilewatkan bagi penggemar anime bergenre musik.
Diproduksi oleh Madhouse dan tayang pada musim gugur 2004 hingga musim dingin 2005 di TV Tokyo, Beck: Mongolian Chop Squad menjadi salah satu anime genre musik terkenal yang wajib masuk watchlist. Pada dasarnya serial anime adaptasi manga karya Harold Sakuishi ini menampilkan cerita yang amat realistis, terutama dalam menggambarkan konflik bagaimana realita kehidupan dapat berdampak pada meraih impian.
Beck: Mongolian Chop Squad bercerita tentang Yukio Tanaka yang bertemu dengan Ryusuke Minami. Yukio atau lebih akrab dipanggil Koyuki awalnya menyelamatkan seekor anjing bernama Beck dari gerombolan perundung. Kebetulan, Beck merupakan milik Ryusuke. Sejak saat itu, Ryusuke mengenalkan Koyuki pada musik rock Barat. Koyuki kemudian bergabung dengan band yang didirikan Ryusuke dan menjadi sukses.
Meski ini merupakan anime adaptasi dari manga shonen, konten yang disajikan serial anime ini cukup dewasa dan realistis. Terlebih, serial anime ini berbeda daripada serial shonen biasanya yang energetik pada zamannya.
Carole & Tuesday
Sukses dengan Kids on the Slope, Shinichiro Watanabe kembali membuat anime bergenre musik berjudul Carole and Tuesday. Kali ini diproduksi oleh Bones, serial anime ini dibuat untuk menyambut hari jadi ke-10 label rekaman Flying Dog yang juga jadi produsernya. Jika Kids on the Slope berlatar pada masa lalu, Carole and Tuesday justru berlatar pada masa depan di planet Mars yang telah ber-terraform.
Serial ini berfokus pada duo Carole dan Tuesday. Carole merupakan seorang keyboardis yang juga seorang anak yatim piatu. Sedangkan Tuesday merupakan gadis keluarga kaya yang kabur dari rumah membawa gitar akustiknya demi menjadi seorang musisi. Keduanya akhirnya bertemu dan memutuskan untuk mendirikan duo untuk menggapai mimpi menjadi musisi terkenal.
Sama seperti Kids on the Slope, serial anime yang tayang di Fuji TV dan Netflix ini juga mendapat komentar positif dari kritikus dan penonton. Musik dalam serial anime ini sangat menyenangkan, begitu juga dunia yang terasa realistis dan berwarna.
Anime Musik, Your Lie in April
Penggemar anime tentunya akan merekomendasikan Your Lie in April jika mengincar anime dengan elemen mengharukan. Serial anime yang dibuat oleh A-1 Pictures dan tayang di Fuji TV ini benar-benar berhasil mencuri perhatian penggemar berkat animasi, karakter, cerita, dan musiknya.
Your Lie in April berfokus pada hubungan Kousei Arima dan Kaori Miyazono. Kousei Arima mengalami trauma saat bermain piano setelah kematian sang ibu. Namun, Kaori Miyazono, seorang pemain biola yang berjiwa bebas justru memaksanya kembali bermain piano, bahkan membantu agar dirinya bermain gaya bermain musik dapat bebas. Kousei tidak sadar bahwa Kaori tengah menderita penyakit mematikan.
Serial anime ini menjadi mudah diingat bagi penggemarnya karena dapat mengundang haru di balik tone yang relatif ceria pada awalnya. Kritikus mengakui Your Lie in April dapat menjadi sebuah mahakarya yang realistis dan dapat dinikmati.
Anime Musik, K-On!
Satu lagi anime yang tergolong lawas ini dapat menjadi rekomendasi anime bergenre musik, apalagi jika mengincar anime healing atau iyashikei. K-On! merupakan serial anime adaptasi dari manga karya Kakifly. Sampai saat ini, serial anime produksi Kyoto Animation itu masih sangat dicintai oleh penggemarnya.
K-On! berfokus pada Light Music Club di SMA Sakuragoka. Anggota klub tersebut di antaranya Yui Hirasawa sebagai gitaris utama, Mio Akiyama sebagai bassist, Ritsu Tainaka sebagai drummer, Tsumugi Kotobuki sebagai keyboardis, dan Azusa Nakano sebagai gitaris kedua. Di luar kegiatan musik, kelimanya biasanya bersantai sambil melakukan pesta minum teh kecil-kecilan.
Serial anime yang tayang di TBS selama dua season pada 2009 dan 2010 itu sudah mendapat pujian dari penggemar setianya. Tidak sedikit pula dari mereka yang merekomendasikan serial ini pada orang awam yang ingin berkecimpung di dunia anime dan jejepangan. Setidaknya, penonton K-On dapat memetik berbagai hikmah di setiap episodenya.
Itulah lima rekomendasi anime bergenre musik yang bukan idol dan patut masuk wishlist. Update informasi menarik lainnya seputar anime, game, pop culture serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Magical Girl Raising Project Restart akhirnya akan mendapat adaptasi anime. Kabar tersebut diumumkan saat perayaan hari jadi ke-10 franchise light novel itu. Ini menjadi kabar gembira bagi penggemar setianya yang sudah menunggu selama kurang lebih enam tahun setelah anime pertama franchise tersebut selesai tayang.
Mengenal Magical Girl Raising Project, Permainan Magical Girl yang Berujung Hidup dan Mati
Magical Girl Raising Project merupakan seri light novel karya Asari Endou dengan ilustrasi oleh Maruino. Seri light novel tersebut pertama kali terbit oleh Takarajimasha pada 8 Juni 2012 melalui imprint Kono Light Novel ga Sugoi! Bunko. Sejauh ini, terdapat 15 volume yang sudah terbit.
Serial anime pertamanya, Magical Girl Raising Project, tayang pada musim gugur 2016 dan mengadaptasi volume pertama. Lerche menjadi studio yang bertanggung jawab di balik serial anime pertama dari franchise tersebut.
Seri light novel bergenre dark fantasy itu berlatar tempat sebuah dunia di mana sebuah game berjudul Magical Girl Raising Project menjadi viral dan populer. Game itu dapat mengubah sebagian kecil pemainnya menjadi magical girl dengan kekuatan unik untuk menolong orang lain.
Namun, administrasi game tersebut tiba-tiba mengumumkan mereka harus memotong jumlah magical girl menjadi setengah karena krisis energi magis. Awalnya, ke-16 magical girl itu harus mengumpulkan Magical Candy sebanyak mungkin demi menghindari eliminasi. Lama kelamaan, permainan tersebut berujung menjadi pertarungan mematikan demi bertahan hidup.
Sutradara serial anime pertama franchise tersebut, Hiroyuki Hashimoto, kembali dipercaya sebagai sutradara. Kabar itu ia umumkan pertama kali melalui Twitter resminya. Belum diketahui apakah Lerche akan kembali memproduksi serial anime tersebut.
Magical Girl Raising Project Restart akan mengadaptasi Restart arc, yaitu volume 2 dan 3 dari light novel-nya. Dengan kata lain, serial anime tersebut menjadi season kedua atau sekuel dari Magical Girl Raising Project.
Kali ini, ke-16 magical girl baru dikumpulkan untuk menghadapi tantangan bertingkat tinggi. Setiap tiga hari, ponsel mereka akan menarik magical girl tersebut masuk ke dalam sebuah simulasi RPG, di mana mereka harus bekerja sama untuk mengalahkan musuh, memecahkan teka-teki, dan mendapat Magical Candy. Hadiah untuk menyelesaikan tantangan itu sebesar 10 miliar yen. Jika HP magical girl itu menjadi 0, mereka akan tereliminasi dan terbunuh.
Sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut kapan serial anime Magical Girl Raising Project akan tayang. Setidaknya, penggemar yang sudah menyaksikan seri pertamanya bisa bernapas lega ketiga serial anime ini mendapat kepastian tentang kelanjutannya.