GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Game Visual Novel atau sering disebut VN merupakan game yang berbasis pada sebuah teks yang disandingkan dengan beberapa ilustrasi dinamis maupun statis. Game VN di Indonesia sendiri kurang memiliki popularitas dibandingkan game genre lain seperti MOBA dan RPG. Namun, sebenarnya VN sendiri dapat dikatakan laris di pasar dunia, khususnya Jepang dan Amerika Serikat. Apa alasan game Visual Novel sulit mendapatkan tempat di pasar Indonesia?
Faktor Bahasa dalam Game Visual Novel
Faktor pertama adalah language barrier alias keterbatasan Bahasa. Kebanyakan game VN rilis dalam Bahasa Jepang, Cina, atau Inggris. Karena game VN sendiri kurang diminati di Indonesia, maka pengembangnya pun juga tidak mau untuk menerjemahkan teks tersebut dalam Bahasa Indonesia. Selain membuang biaya untuk menyewa jasa penerjemah, pengembang juga bertaruh lebih besar dalam sisi pemasaran game di sebuah wilayah.
Baca Juga: Tim Free Fire Awali Perjuangan Tim Esports Indonesia
Harga Game Visual Novel yang Tidak Ramah Kantong
Meskipun banyak juga game VN yang mempunyai harga murah, namun rata-rata game VN sendiri mempunyai harga yang tergolong mahal. Mari diambil contoh dari beberapa game VN terkenal yang ada pada platform Steam. Steins; Gate memiliki harga Rp. 139.000, lalu ada Danganronpa V3 dibanderol dengan harga Rp. 169.000, dan The Fruit of Grisaia di harga Rp. 269.000. Harga tersebut merupakan harga normal yang tersedia setiap harinya.
Namun, harga yang mahal ini masih masuk akal. Pembuatan game VN yang bagus biasanya juga sudah termasuk biaya untuk ilustrator, penulis cerita, voice actor/actress, dan masih banyak lagi seperti pembuatan game lainnya. Untuk game VN murah, biasanya akan dikorbankan pada suara karakternya sehingga pengembang tidak memerlukan voice actor.
Minat Baca yang Tergolong Rendah
VN sendiri pada dasarnya merupakan sebuah game yang hanya menampilkan teks yang disertai dengan beberapa gambar statis maupun dinamis untuk menambah kesan penyampaian teks tersebut. Berbeda dengan novel atau interactive book, VN sendiri mengajak para pemainnya untuk menentukan sendiri alur cerita yang diinginkan mereka melalui beberapa pilihan yang diberikan. Oleh karena itu para pemain diharuskan untuk memahami isi teks yang sebagian besar merupakan percakapan antar karakter, untuk mengembangkan alur mereka sendiri.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Game Visual Novel
Lalu, apa hubungan dari rendahnya minat baca dengan sulitnya game Visual Novel untuk masuk ke Indonesia? Karena game VN sendiri merupakan game yang berbasis pada teks, maka pemain diwajibkan untuk membaca, dan membaca itulah yang menjadi masalah di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilaksanakan Program for International Student Assessment yang hasilnya dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development, Indonesia menempati urutan ke-62 dari 70 peserta yang berarti tingkat literasi Indonesia ada di bawah rata-rata.
Dari kurangnya minat literasi tersebut, maka Indonesia sendiri dapat dikatakan kurang cocok untuk pasar game VN. Dan juga, VN sendiri, telah mendapat cap sebagai game “membosankan” oleh sebagian orang. Hal tersebut dapat dikatakan wajar, mengingat durasi dari game VN bisa mencapai 20 jam atau lebih.