Tag Archives: fps game

Hyper Front Lite, Versi Ringan Mampu Berjalan di Semua Spesifikasi

GAMEFINITIY.ID, Jakarta – Hyper Front Lite merupakan salah satu game versi ringannya Hyper Front yang dimana Hyper Front hanya mampu berjalan di perangkat berasiktektur 64-bit, tetapi versi Lite-nya mampu berjalan di 32-bit. Game ini dirilis pada 27 Juni 2022 dan dikembangkan oleh NTES Games atau NetEase Games yang telah banyak mengembangkan game-game terkenal seperti LifeAfter. Hyper Front Lite dapat dimainkan di perangkat Mobile.

Baca Juga : Review Space Commander, Open World Bertema Kolonisasi Ruang Angkasa

Sinopsis Hyper Front Lite, Versi Ringan Mampu Berjalan di Semua Spesifikasi

Berawal dari sebuah planet di masa depan yang kental akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni. Sebut saja dengan nama planet Perintis.

Planet Perintis yang dilengkapi dengan peralatan dan metode hidup yang modern, tidaklah selamanya tentram selagi ada musuh berbahaya yang ingin mengambil sumber daya di planet Perintis. Petualangan para petarung perintis akan dimulai disini.

Gameplay (8/10)

Review Hyper Front Lite
Gameplay – Hyper Front Lite, Versi Ringan Mampu Berjalan di Semua Spek

Hyper Front Lite memiliki mekanisme yang tidak jauh berbeda dengan versi Hyper Front. Merupakan game First Person Shooting bergaya 5 vs 5, yang dimana tiap 10 pemain dibagi menjadi 2 tim yang terdiri atas pembela dan penyerang.

Memiliki mekanisme yang mirip dengan game Valorant, namun ini versi Mobile-nya. Hyper Front Lite mengusung gaya permainan yang nyaris serupa dengan game CSGO dan Valorant. Serupa baik dalam mode apapun, walaupun Hyper Front Lite terbagi dalam beberapa mode.

Walaupun begitu, Hyper Front Lite yang terbagi atas mode-mode tersebut, namun tiap mode hanya dibedakan dari peraturan permainannya saja. Pada intinya Hyper Front Lite menekankan mekanisme permainan 5 vs 5.

Sama seperti Valorant, Hyper Front Lite juga turut menghadirkan berbagai macam karakter dengan skill maupun keunikan yang menarik. Walaupun kebanyakan skill merupakan adaptasi atau tiruan dari skill karakter di Valorant.

Dalam gameplay yang dibawakan, Hyper Front Lite menghadirkan beberapa mode yang menarik seperti, Rank, Classic, VS Bot, Deathmatch, Quick SND, Team Mode, dan Arms Race. Salah satu mode yang menarik adalah Team Mode.

Team Mode sendiri merupakan salah satu mode yang hampir dimiliki beberapa game sejenisnya. Salah satu game yang menerapkan mekanisme Team Mode ada pada Call of Duty Mobile. Pemain dituntut untuk mengalahkan musuh sebanyak mungkin hingga mencapai target untuk sebuh tim dapat menang.

Dalam Hyper Front Lite, mode ini dikemas dalam sebuah pertandingan yang ditentukan hingga 50 poin atau kill untuk menang. Tim yang sampai dahulu pada poin 50, maka tim tersebut yang menang.

Graphic (9/10)

Review Hyper Front Lite
Graphic – Hyper Front Lite, Versi Ringan Mampu Berjalan di Semua Spek

Hyper Front lite merupakan salah satu game garapan dari NetEase. Seperti kebanyakan game NetEase lainnya, Hyper Front Lie juga yang menjadi series Lite dari Hyper Front ini memiliki visual yang tidak kalah dari Hyper Front.

Mengusung gaya permainan dalam mode FPP atau First Person Persfective. Selain itu juga ada sedikit setting-an pada pengaturan yang mengatur pada POV dalam permainannya.

Kebanyakan game besutan NetEase ini menghadirkan latar beserta visual yang terkesan futuristik dan beraroma mecha. Selain itu, build karakter dalam lingkaran visual-nya yang kebanyakan memiliki kesan khas Asian atau seperti para karakter di Donghua. Karakter yang punya visual realistis, orienal, dan menarik.

Walaupun sedikit ada waktu jeda untuk render tekstur karakternya, Hyper Front memiliki visual baik latar permainan atau segala hal yang menarik lainnya.

Control (9/10)

Review Hyper Front Lite
Control – Hyper Front Lite, Versi Ringan Mampu Berjalan di Semua Spek

Sebagai salah satu game dengan mekanisme yang memiliki banyak karakter dan skill yang menarik, Hyper Front Lite memiliki kontrol yang kompleks dari kebanyakan game serupa.

Kontrol yang tidak hanya terdiri atas penggerak umum seperti kontrol menembak, scope, dan analog. Hyper Front Lite dilengkapi dengan kontrol yang cukup kompleks, dan terkadang sedikit malas untuk konfigurasi lay out pada game satu ini.

Addictive (6/10)

Seperti kebanyakan game garapan NetEase lainnya, Hyper Front Lite memiliki mekanisme yang cukup membosankan dan sedikit monoton. Selain itu juga, Hyper Front Lite cukup monoton yang disebabkan oleh visual garapan NetEase yang punya kesan Asia yang condong ke China-an.

Hyper Front Lite juga memiliki tingkat adiktif yang biasa saja, atau bisa dibilang lebih rendah dari kebanyakan game. Kesimpulan ini diambil berdasarkan mekanisme permainan dan optimasi game yang masih terlihat seperti rusak.

Music (9/10)

Hyper Front Lite sebagai game shooter 5 vs 5 turut menghadirkan aspek musik di dalamnya. Hadir dengan latar musik dan efek suara yang menarik dan beragam. Hal ini didukung dengan banyak macam efek visual, senjata, maupun skill yang sangat mendukung jika memiliki sound effect.

Seperti kebanyakan game besutan NetEase yang mayoritas game-nya mengambil konsep yang futuristik, hal ini juga berlaku pada Hyper Front Lite yang turut berlatar pada dunia modern.

Hyper Front Lite memiliki background music bertema futuristik yang cukup keren. Salah satunya dapat di dengar saat match making ataupun lobby permainan.

Selain background music, Hyper Front Lite juga hadir dengan sound effect yang tidak kalah menarik. Kebanyakan sound effect berasal dari kontra baku tembak antar senjata. Walaupun begitu, hampir kebanyakan senjata menggunakan sound effect seperti laser ketika menembak.

Kelebihan

Hyper Front Lite menjadi salah satu franchise game yang menjawab keluh kesah pemain yang ingin memainkan Hyper Front di perangkat rendah. Game ini sendiri mampu berjalan di perangkat dengan spesifikasi penyimpanan berminimum RAM 2GB dan prosesor Mediatek A22 juga dapat menjalankan game satu ini.

Viusal rata kiri yang sudah lebih dari cukup, dan tetap menghadirkan visual motion saat mengganti senjata atau sebagainya.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis sampaikan di paragraf ini. Hyper Front Lite sebagai salah satu besutan NetEase yang terkenal akan optimasi yang cukup mengampas.

Hyper Front Lite memiliki optimasi pada sinyal ping yang selalu diatas 100 dan berkemungkinan alami hal yang krusial ketika ping diatas 200. Berharap bahwa game ini akan dapatkan optimasi yang lebih baik secepatnya.

Untuk Hyper Front Lite, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,2.

Sekian Review Hyper Front Lite yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Semua yang Bermasalah dengan Call of Duty Vanguard

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Call of Duty Vanguard, sebuah game dari franchise terkenal Call of Duty yang rilis pada tahun 2021 kemarin sebagai game Call of Duty yang rilis pada tahun tersebut.

Ketika kalian mencari Call of Duty Vanguard di Google, kalian akan langsung disuguhi oleh nilai positif yang hanya ada pada 52% yang menyukai game ini di Google. Ya, 52%, hanya lebih sedikit di atasnya.

Bila dilihat di website review lainnya seperti Metacritic, PC Gamer, dan IGN, bahkan Call of Duty Vanguard bersaing nilainya. Bersaing dengan siapa? Dengan Call of Duty Ghost, game seri CoD yang dikenal menjadi salah satu yang terburuk selain CoD Infinity Warfare yang bahkan saya sudah lupa kalau CoD: IW pernah rilis.

Namun, apakah yang membuat CoD Vanguard menjadi buruk? Padahal beberapa tahun sebelumnya Activision telah merilis CoD WWII yang menerima review yang jauh lebih baik dari Vanguard tetapi juga bukan yang terbaik.

Disini saya akan menyampaikan berbagai masalah yang dikeluhkan oleh fans franchise CoD dan opini saya juga sebagai seorang fans dari franchise ini.

Call of Duty Vanguard, Campaign Mode: Latar Belakang Perang Dunia 2 (?)

Call of Duty Vanguard Japan | Youtube
Call of Duty Vanguard, Seorang Tentara Jepang yang Bertanya | Youtube

Yak, kita mulai dari Campaign. Ah, campaign atau main story dari Call of Duty, sangat bagus hingga karakter yang ada di dalamnya dikenal hingga saat ini.

Captain Price, Soap, Ghost, Reznov, Chernov, dll, semua ada di pikiran bagi yang sudah memainkan game-nya.

Didukung dengan latar belakang cerita yang menarik, dan juga alur yang membuat kita tidak bosan, membuat campaign dari Call of Duty menjadi salah satu yang terbaik. Namun, datanglah Call of Duty Vanguard.

Dari judulnya kalian sudah paham maksudnya, kan? Bahkan yang menjadi dasar terbentuknya game ini masih dipertanyakan.

Mulai dari senjata hingga detail karakter, hampir semuanya kacau. Bahkan ada yang mengatakan bahwa CoD Vanguard membawa tema perang dunia kedua, namun  dari universe lain.

Membahas tentang senjata, contohnya saat kita memasuki salah satu misi yang dimana kita menjadi seorang pilot AS yang tertangkap oleh Jepang.

Kalau diperhatikan lebih lanjut, ada tentara Jepang yang menanyai kita dengan kalimat yang terkesan konyol, “DO YOU SPEAK JAPANESE?”, menenteng senjata milik Jerman.

Meskipun terkesan berlebihan, namun kesalahan detail kecil dengan sejarah juga berpengaruh pada permainan.

Hal ini juga diperparah dengan berbagai senjata fiksi di campaign mode atau beberapa senjata yang dipakai saat pada latar waktunya sebuah misi, senjata tersebut masih belum dibuat.

Cerita dari CoD Vanguard juga terkesan lebih dibuat-buat. Tugas pemain adalah untuk membunuh penerus pemimpin Hitler yang terkesan, menjadi sebuah hal yang perlu dipertanyakan.

Disini saya paham, sang penulis terinspirasi dari cerita Modern Warfare series di tahun 2010-an dimana kita terus-menerus memburu Makarov.

Namun, ini adalah kasus yang berbeda, Modern Warfare series memiliki latar fiksional, sedangkan Call of Duty Vanguard memiliki latar perang asli yang memiliki hubungan erat dengan sejarah.

Seharusnya, akhir dari sebuah peperangan bukanlah membunuh seseorang dan perang berakhir dan juga harusnya tidak ada tokoh villain di dalam sebuah peperangan.

Karena di dalam peperangan, setiap pihak berjuang untuk kehidupan yang mereka masing=masing percaya menjadi lebih baik.

Seperti di CoD Vanguard, ending-nya adalah ketika kita melawan villain utama dan membunuhnya, menurut saya itu adalah hal yang meremehkan arti sebuah perang.

Karena dari pengalaman saya, saya tidak pernah memainkan game CoD yang berlatar belakang perang dunia kedua berakhir seperti itu.

Melainkan, semua berakhir dengan kisah seorang prajurit yang akhirnya merasakan kemenangan setelah berada di medan perang.

Baca Juga: ROG Zephyrus M16 (GU603Z) Tampil Lebih Canggih dengan Sederet Upgrade Menarik

Call of Duty Vanguard, Multiplayer Mode: Sebuah Modifikasi yang Monoton

Call of Duty Vanguard Weapon | Youtube
Sebuah Senjata di CoDV yang Kehilangan Wujud Aslinya karena Modifikasi | Youtube

Mungkin kata modifikasi ini memanglah tepat, karena setiap modifikasi senjata di game ini dapat membuat senjata yang dipakai kehilangan ciri khas miliknya.

Mulai dari berbagai equipment yang menurut Activision bisa dipakai untuk seluruh senjata meskipun senjata tersebut nantinya akan memiliki penampilan yang jauh berbeda dari senjata asli di perang dunia kedua.

Dan yang paling parah, adalah holographic dan red dot sight yang entah mengapa dapat berada di era perang dunia kedua. Padahal holographic sight sendiri baru ditemukan pada tahun 1996 dan red dot sight pada tahun 1975.

Hal lainnya, adalah senjata yang diberi equipment tadi, dapat dikenakan tanpa batas sehingga merusak permainan.

Bayangkan saja, kalian baru bermain dengan peralatan dan senjata dalam kondisi stock harus bertanding melawan pemain dengan senjata penuh akan equipment dan mod. Tentu saja tidak asik bukan?

Diperburuk lagi tentang pembelanjaan di dalamnya. Ada sebuah gerakan yang sama dijual sebagai 4 item yang berbeda. Dan poin yang paling penting dari ini adalah, sebagian merupakan recycle dari CoD BO Cold War dan CoD Modern Warfare.

Call of Duty Vanguard, Zombie Mode: Bahkan CoD WaW Punya Zombie Mode yang Lebih Baik

Call of Duty Vanguard Zombie | Youtube
Gameplay Zombie Mode dan Penampakan Sight di Senjata pada Perang Dunia Kedua | Youtube

Ketika berbicara Zombie Mode, saya tidak dapat mengutarakan opini saya terlalu banyak karena saya sendiri dari dulu suka takut untuk bermain game zombie bahkan mode zombie di CoD.

Sebagai gantinya, akan saya hadirkan beberapa opini berbentuk list dari beberapa influencer seperti The Act Man dan lainnya.

  1. Tidak memiliki easter egg apapun seperti di mode zombie di game sebelum-sebelumnya.
  2. Tidak memiliki boss yang membuat level menjadi menantang.
  3. Hanya mempunyai beberapa tipe zombie yang dapat dilawan.
  4. Menurut Youtuber The Act Man, map-nya terinspirasi 25% dari map Shi no Numa.
  5. Tidak adanya wonder weapon seperti Ray Gun.
  6. Tidak ada wall buys yang identik dengan awal mula mode zombies.
  7. Tidak ada map progression seperti di game zombie biasanya.
  8. Tidak ada interaksi pada map seperti jebakan.
  9. Tidak adanya sistem uang

Dari poin-poin tersebut, dapat saya simpulkan, bahwa beberapa kesalahan fatal yaitu menghilangkan unsur zombie mode di game sebelumnya tanpa membawa hal baru yang disukai oleh pemain dapat membuat pemain kecewa.

Baca Juga: Unleash The Legend Inside, Tidak Ada Laptop Gaming Seperti ROG Flow Z13

Kesimpulan

Setelah beberapa poin di atas, tentu saja ada beberapa hal lain yang menjadi poin plus di game ini seperti BGM yang terkesan bagus, dan mungkin beberapa hal baru.

Kenapa saya ingin membuat artikel ini? Sebab saya tahu, bahwa Call of Duty pada dasarnya merupakan game yang merevolusi FPS dengan tema perang dunia keduanya, hal itu pun juga memiliki kesuksesan di beberapa game selanjutnya seperti Call of Duty World at War.

Namun, dengan adanya Call of Duty Vanguard, game ini terkesan memberikan sesuatu yang main-main sebagai game yang membawa tema perang dunia kedua

Game bertema perang dunia kedua seharusnya, dijadikan sebagai wujud apresiasi untuk para veteran perang yang berjuang untuk menjaga kebebasan. (Ending Quote dari CoD WaW)