Tag Archives: FPS

Knockout City dan CrossfireX Segera Tutup Server

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tahun 2023 sudah menjadi awal yang buruk bagi game live-service. Kini, Knockout City dan CrossfireX ikut masuk dalam daftar game live service yang akan segera tutup server! Ini berarti bahkan game live service saja tidak terjamin bertahan lama meski menjanjikan akan bertahan dalam jangka panjang.

Knockout City Bakal Tutup Server Juni Ini, Tapi…

Knockout City & CrossfireX discontinued 1
Knockout City bakal dimatikan 9 Juni 2023 setelah season 9

Sebuah game dodgeball Knockout City akan menutup server-nya pada 9 Juni 2023, sekitar dua tahun setelah peluncuran resminya. Berarti, game besutan Velan Studios itu tidak akan lagi dapat dimainkan semenjak semua server-nya bakal dimatikan.

Knockout City sebenarnya diluncurkan sebagai bagian dari label EA Originals pada Mei 2021. Velan Studios memilih untuk self-publish game tersebut sebagai free-to-play tahun lalu, berarti EA sudah tidak lagi menjadi publisher-nya.

Season 9 bakal jadi season terakhir bagi Knockout City. Season tersebut akan dimulai 28 Februari 2023. Saat itu, semua bentuk transaksi menggunakan uang asli akan dihentikan. Mereka memastikan reward akan bertambah banyak untuk semua pemain setianya. Reward tersebut berbentuk XP, style chip, dan mat uang holobux.

Knockout City season 9 akan berakhir dengan event terakhir selama dua minggu pada 23 Mei 2023. Event tersebut akan menghadirkan triple XP, reward besar, dan sebuah playlist favorit penggemar. Begitu event itu berakhir, game besutan Velan Studios itu sudah tidak dapat dimainkan.

Jeremy Russo selaku sutradara menulis di laman pengumuman tersebut untuk menjelaskan di balik penutupan Knockout City. Ia mengaku sudah sangat sulit bagi Velan sebagai studio kecil untuk mempertahankan sebuah game live service besar yang dapat bertahan lama.

Kabar baiknya, menurut bagian FAQ di laman yang sama, pihak Velan mengaku mereka akan merilis Knockout City versi server privat di PC.

Baca juga: Pengembangan Battlefield Mobile Resmi Dihentikan

CrossfireX Juga Akan Tutup Server, Game-nya Sudah Dihapus dari Store

Knockout City & CrossfireX discontinued 2
Disebut sebagai salah satu game terburuk tahun lalu, CrossfireX akhirnya akan menutup server-nya Mei ini

Kabar yang sama juga terjadi pada CrossfireX, versi Xbox dari Crossfire besutan Smilegate dan Remedy Entertainment. Padahal, CrossfireX akan merayakan hari jadi pertamanya mengingat debutnya di Xbox Series X|S dan Xbox One pada 10 Februari 2022.

Sayangnya, kritikus dan pemain memberikan komentar negatif terhadap CrossfireX. Kebanyakan dari mereka mengaku penceritaan di campaign mode sangat hambar dan elemen gameplay­-nya sangat generik sebagai game single player dan multiplayer. Bahkan, CrossfireX disebut-sebut sebagai salah satu game terburuk pada tahun 2022.

“Menetapkan keputusan ini tidak mudah, namun, kami dapat bangga bahwa pemain kami tetap aktif, bersemangat, dan antusias dalam bekerja sama dengan kami agar membuat game menyenangkan bagi semuanya. Kami ingin berterima kasih pada setiap pemain kami yang sudah mencoba CrossfireX dan menjadi bagian dari perjalanan kami,” tulis tim pengembang melalui laman resminya.

Per pengumuman tersebut, game buatan Smilegate itu sudah dihapus dari store. Tidak akan ada pula konten baru, termasuk map dan mode. Pembelian mata uang premium juga sudah dihentikan. Ditambah, pemain dapat melakukan refund jika pernah melakukan pembelian selama 2 minggu terakhir per 3 Februari 2023.

CrossfireX akan resmi tutup 18 Mei 2023, baik itu single player dan multiplayer. Sementara itu, pemain masih dapat bermain dan menghabiskan sisa mata uang dalam game-nya.

Keduanya Masuk dalam Daftar Game Live-Service yang Berguguran Awal Tahun Ini

Knockout City dan CrossfireX menjadi contoh game live service yang berguguran pada awal tahun ini. Selain kedua game tersebut, Crimesight besutan Konami juga mengumumkan akan menutup server-nya pada 1 Mei 2023. Pengumuman tersebut terungkap 10 bulan semenjak peluncuran resmi Crimesight.

EA sendiri juga sudah memastikan mereka akan menghentikan dukungan untuk Apex Legends Mobile dan Battlefield Mobile. Epic Games dan Iron Galaxy juga melakukan hal yang sama dengan Rumbleverse.

Apakah ini menjadi awal dari mimpi buruk bagi industri game live service tahun ini?

Game Ber-Code name Titanfall Legends Dilaporkan Batal

GAMEFINITY.ID, BANDUNG – Setelah resmi menghentikan Apex Legends Mobile dan membatalkan rilis Battlefield Mobile, EA dilaporkan ikut membatalkan game ber-codename Titanfall Legends, sebuah game single player berlatar di universe Titanfall dan Apex Legends. Keputusan ini dipercaya menyusul hasil keuangan yang mengecewakan bagi perusahaan kuartal ini.

Game yang Dibatalkan Itu Memiliki Codename Titanfall Legends

Menurut Bloomberg, game single player yang dilaporkan batal itu memiliki codename Titanfall Legends. Game tersebut digadang-gadang akan menjadi penyatuan karakter Titanfall dan Apex Legends di satu universe. Bahkan, dipercaya juga game tersebut menjadi campaign di Apex Legends secara standalone.

Tim pengembang game tersebut dilaporkan memiliki 50 anggota. Game designer Mohammad Alavi dipercaya juga memimpin dan menjadi sutradara untuk game tersebut. Sayangnya, Alavi hengkang dari EA pada awal 2022. EA kini sedang membantu anggota lainnya untuk menjadi pekerjaan lain di perusahaan. Siapapun yang tidak kebagian peran lain akan di-PHK dan mendapat kompensasi.

Baca juga: Apex Legends Mobile Bakal Resmi Dimatikan Mei Ini

Detailnya Bocor! Dilaporkan Terinspirasi dari Doom Eternal

Jeff Grubb dan Jan Ochoa berdiskusi tentang kabar ini di podcast Game Mess Mornings. Grubb memiliki banyak info dari orang dalam tentang game ber-codename Titanfall Legends itu. Ia memberi informasi tentang game tersebut, terutama cerita dan karakternya.

“Titanfall Legends bukan Titanfall 3, karena banyak orang justru berpikir Titanfall 3 akan menjadi game standalone baru dengan campaign single-player dan sebuah mode multiplayer. Mereka tidak dapat melakukannya lagi sesudah Apex Legends mengubah kalkulus semuanya,” tanggap Grubb.

Titanfall Legends Apex Legends universe
Titanfall Legends disebut akan tampilkan karakter dari Apex Legends

Menurut Grubb, game adventure single-player itu akan menampilkan Kuben Blisk, komisioner Apex Games di Apex Legends, sebagai playable character. Beberapa karakter Apex Legends lainnya disebut akan tampil dan meminjamkan kekuatan masing-masing pada karakter pemain. Lokasi penting dari franchise Titanfall seperti The Ark juga akan berperan besar pada campaign.

Ia menyebut Titanfall Legends secara keseluruhan terinspirasi dari Doom Eternal secara konten dan gameplay. Ditambah, Grubb mengatakan tim pengembang ingin membuat konsep “John Wick bertemu Tony Hawk” agar pemain dapat lebih aktif dan sering menggunakan ability-nya.

Sejauh ini, Respawn Entertainment menolak berkomentar tentang laporan batalnya game Titanfall Legends.

Apex Legends Mobile Bakal Resmi Dimatikan Mei Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kabar mengejutkan datang dari EA dan Respawn Entertainment. Baru sembilan bulan rilis, Apex Legends Mobile akan resmi dimatikan Mei ini. Meski awal yang baik, game battle royale itu nyatanya tidak mampu bertahan dari persaingan di pasar mobile yang semakin ketat.

Apex Legends Mobile Bakal Ditutup 1 Mei 2023, Sudah Dihapus dari App Store dan Google Play

Melalui laman resmi dan media sosialnya, Respawn mengabarkan keputusan ini pada penggemar setianya. Mereka mengaku konten untuk Apex Legends Mobile mulai menurun secara kualitas dan kuantitas, sehingga tidak mencapai standar yang diharapkan. Oleh karena itu, Apex Legends Mobile akan dihentikan pada 1 Mei 2023 pukul 16:00 waktu Pasifik.

Karena hal itu, EA dan Respawn sepakat memutuskan bahwa jalan terbaik adalah menutup game mobile besutannya itu. Meski mengecewakan, mereka tetap berterima kasih pada penggemar setia Apex Legends telah mencoba versi mobile-nya.

Andrew Wilson selaku CEO EA mengungkap alasan di balik penutupan game battle royale itu saat earning call untuk kuartal tiga tahun 2023. Ia mengaku terdapat tiga alasan, yaitu gameplay, jumlah pemain yang menurun, dan pasar mobile yang semakin ketat.

“Ada sebuah tingkat imersi dan kompleksitas dari gameplay Apex – vertikalitas dari gameplay dan permainan team-based – yang tidak berhasil di perangkat mobile seperti ekspektasi kami. Saya rasa kami sangat belajar dari pengalaman itu,” ungkap Wilson yang dilansir dari IGN.

Apex Legends Mobile gameplay
Meski peluncurannya masif, Apex Legends Mobile tidak dapat mempertahankan jumlah pemainnya

Wilson juga mengungkap Apex Legends Mobile tidak berhasil mempertahankan jumlah pemain yang cukup besar sejak awal rilis, terutama dari kalangan pemain casual. Terakhir, ia mengakui perubahan yang terjadi di pasar mobile membuat Apex Mobile sulit bertahan.

Mulai saat ini, semua jenis pembelian apapun sudah tidak bisa lagi di lakukan. Ditambah lagi, Apex Legends Mobile sudah ditarik dari App Store dan Google Play. Sayangnya, tidak ada refund bagi semua pemain yang telanjur melakukan transaksi menggunakan uang asli. Setidaknya, pemain masih dapat mempergunakan sisa Syndicate Gold-nya.

Baca juga: Player Nomor Satu Apex Legends Mobile Ternyata Cheater?

Respawn Masih Berminat Bawa Apex Legends Kembali ke Platform Mobile

Meski Apex Legends Mobile dihentikan pengembangannya, Respawn mengaku mereka tetap ingin membawa Apex Legends kembali ke mobile ke depannya. Jika ada kesempatan tersebut, mereka akan membuatnya menggunakan pendekatan berbeda.

“Peluncuran game terbesar yang kami lihat sebagai kesuksesan adalah yang sangat terhubung dengan franchise lebih luas di mana tidak selalu cross-play, melainkan cross-progression dan perasaan bahwa mereka bagian dari komunitas yang menyatu dan sebuah pengalaman yang juga menjadi satu,” jelas Wilson dalam menganggapi minat perusahaan.

Jika EA serius ingin mengembalikan Apex Legends kembali ke mobile, tampaknya mereka tidak akan kembali bermitra dengan Lightspeed Studio, studio di balik PUBG Mobile milik Tencent.

Battlefield Mobile Juga Dihentikan dan Batal Rilis!

Apex Legends Mobile and Battlefield Mobile cancelled
Battlefield Mobile resmi dibatalkan rilisnya

Apex Legends Mobile bukan satu-satunya game yang dihentikan EA. Battlefield Mobile juga bernasib sama. EA memutuskan untuk menghentikan pengembangan dan membatalkan rilis Battlefield Mobile karena alasan yang sama. Mereka juga mengaku masih berminat mengembangkan game mobile Battlefield ke depannya.

Pihak EA mengaku mereka masih mengerjakan konten baru untuk Battlefield 2042. Terlebih, mereka tengah mengembangkan game Battlefield baru bersama Ridgeline Games yang dipimpin oleh Marcus Lehto. Entri terbaru Battlefield itu dikabarkan memasuki tahap pra-produksi.

Ironisnya, kabar yang sama juga terjadi pada game battle royale milik Epic Games dan Iron Galaxy, Rumbleverse. Epic Games mengumumkan mereka akan menutup Rumbleverse pada 28 Februari 2023 pukul 08:00 waktu Pasifik. Ini menjadi bukti bahwa game live service merupakan pasar yang sangat kompetitif dan berisiko besar.

Apex Legends Mobile akan resmi ditutup server­-nya pada 1 Mei 2023 pukul 16:00 waktu Pasifik.

Far Cry Selanjutnya Akan Menjadi Game Multiplayer

GAMEFINITY.ID, PATI – Tahun 2022 menjadi tahun yang kurang mengenakan bagi developer sekaligus publisher Ubisoft. Pasalnya di tahun tersebut Ubisoft hampir tidak berhasil dalam merilis game-game-nya. Ubisoft mengaku hanya bisa mengandalkan game-game live service seperti Rainbow Six dan DLC terakhir Assassin’s Creed: Valhalla. Tak ingin mengulang kejadian yang sama Ubisoft tampaknya akan berfokus dalam membuat game live service lain dimulai dari Assassin’s Creed Infinity dan rumornya akan ada Far Cry multiplayer.

Ubisoft Kembangkan Far Cry Multiplayer

Baru-baru ini muncul rumor bahwa Ubisoft sedang mengembangkan game Far Cry dengan mode multiplayer. Seri Far Cry sendiri merupakan seri yang cukup besar bersanding dengan game besar Ubisoft lainnya seperti Assassin’s Creed. Far Cry 6 menjadi seri terbaru dari waralaba ini yang dirilis di tahun 2021 kemarin.

far cry

Dari seri pertama hingga keenam, Far Cry merupakan game FPS single player yang berfokus pada eksplorasi dan cerita. Meski ada mode multiplayer, tetapi tidak menjadi fokus utama dari game tersebut. Sementara player menunggu game Far Cry selanjutnya, seseorang baru saja membocorkan proyek Far Cry multiplayer yang sedang dikerjakan oleh Ubisoft. Kabar ini datang dari Insider Gaming, mengatakan jika Far Cry selanjutnya nanti akan membawa fokus gameplay multiplayer.

Baca juga: Ubisoft Buang Game Project Q, Ada Apa Sebenarnya?

Masih Sama Dengan Seri Sebelumnya

Insider Gaming menjelaskan Far Cry 7 akan memiliki model gameplay sama seperti Far Cry sebelumnya. Namun Ubisoft juga menyiapkan seri Far Cry multiplayer yang berdiri sendiri. Kedua game ini awalnya direncanakan akan menjadi satu game sebelum akhirnya dipecah menjadi dua game yang berbeda. Nama dari proyek Far Cry 7 dikenal sebagai Project Blackbird, sedangkan untuk game multiplayer-nya disebut Project Maverick. Ubisoft Montreal akan menangani dua proyek Far Cry ini.

Insider Gaming melaporkan bahwa game multiplayer Far Cry telah beberapa kali mengalami perubahan saat dalam tahap pengembangan. Tidak meningkalkan ciri khas Far Cry, game multiplayer ini akan mengambil latar tempat di hutan belantara Alaska dengan sistem permadeath. Selain itu, Insider Gaming mengklaim bahwa mereka telah menerima beberapa screenshot gameplay dari Far Cry multiplayer.

Karena Far Cry 7 dan Far Cry multiplayer awalnya merupakan satu game, maka Far Cry 7 juga akan bertempat di hutan Alaska. Sepertinya Far Cry 7 masih cukup lama untuk dirilis, mungkin sekitar tahun 2025. Ubisoft juga belum memberikan konfirmasi mengenai masa depan Far Cry selanjutnya. Melihat ambisi Ubisoft dalam membangun game live service terbaru mereka melalui seri Assassin’s Creed, masuk akal jika mereka akan melakukan hal yang sama dengan judul besar yang lain.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Far Cry? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Riot Enggan Bayar Uang Tebusan Ransomware

GAMEFINITY.ID, PATIInsiden serangan hacker yang dialami oleh Riot tampaknya semakin parah. Dampak yang diakibatkan dari serangan ini telah mengganggu beberapa agenda dari game-game Riot. Parahnya lagi Riot sampai mendapatkan surat tebusan jika dari hacker jika ingin masalah ini cepat selesai.

Riot Tolak Membayar Tebusan

Hacker yang menyerang Riot mengklaim bahwa dia telah memperoleh source code untuk game League of Legends, Teamfight Tactics, dan sistem anticheat lama milik riot. Penyataan ini dikatakan langsung oleh juru bicara perusahaan melalui akun twitter Riot Games. Meski telah diancam seperti itu, Riot tetap menolak untuk membayar tebusan yang diajukan oleh si hacker.

Saat ini perusahaan memutuskan untuk berhenti merilis konten League of Legends dan Teamfight Tactics, sementara tim bekerja untuk mengamankan sistem. Riot Games mengharapkan perbaikan akan selesai pada akhir minggu ini, sehingga update yang sempat ditunda dapat dilanjutkan. Teamfight Tactics dan League of Legends telah direncanakan akan mendapatkan update besar pada akhir bulan januari, teteapi hal-hal besar itu terpaksa dipindahkan ke 8 Februari.

Menurut Riot tidak ada ada pribadi para pemain yang diambil oleh hacker dalam serangan ini. Source code yang dicuri pun merupakan beberapa fitur eksperimental yang masih dalam tahap pengembangan. Kekhawatiran besar yang timbul dari kejadian ini adalah kemungkinan munculnya cheat baru. Riot Games sampai mengerahkan semua tenaga kerjanya mulai dari tim keamanan, konsultan hingga penegak hukum untuk menyelidiki si pelaku.

Detail Laporan Mengenai Serangan Hacker

Riot Games sayangnya menolak berkomentar lebih lanjut mengenai serangan hacker yang mereka alami. Namun perlu dicatat bahwa perusahaan berniat untuk menerbitkan laporan yang menjelaskan secara detail insiden ini. Social engineering scams merupakan tindakan penipuan yang ditargetkan untuk orang-orang yang memiliki akses ke sistem Riot Games. Mereka mengeksploitasi kesalahan manusia melalui email-email palsu yang dirancang untuk mengelabui agar dapat mengirim malware atau mencuri informasi. Kejadian ini sama dengan yang dialami oleh Rockstar saat bocornya gameplay Grand Theft Auto 6 tahun lalu.

Pada tahun 2021 Riot Games telah menggugat beberapa penipu dengan metode social engineering scams yang menargetkan para pencari kerja. Orang-orang yang mencari kerja ditipu mulai dari lowongan kerja palsu, wawancara palsu, dan berakhir dengan pencurian uang. Namun sayangnya gugatan tersebut dibatalkan pada tahun 2022.

Bagaimana menurut kalian? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Riot Kena Hack! Update League of Legend Terpaksa Ditunda

GAMEFINITY.ID, PATISerangan peretasan kepada suatu perusahaan game memang sudah bukan hal yang aneh lagi. Baru – baru ini dikabarkan bahwa Riot Games baru saja mengalami serangan hacking yang menyebabkan beberapa layanan mereka terganggu. Meski merupakan berita buruk, Riot lebih memilih terbuka dan mengabarkan masalah ini kepada para penggemarnya di seluruh dunia.

Riot Buka Suara Mengenai Serangan Hacker

Melalui akun twitter resmi Riot Games membuat pernyataan jika mereka baru saja terkena serangan social engineering. Serangan ini telah menyebabkan gangguan terhadap beberapa layanan Riot hingga ke game-game Riot. Konsekuensinya Riot terpaksa menunda beberapa update besar pada gamenya akibat serangan hacking. Developer dibalik dua game besar yaitu Valorant dan League of Legend telah berusaha melakukan yang terbaik untuk meredam rasa khawatir para pemain.

Menurut postingan di akun twitter Riot menjelaskan bahwa saat ini Riot memang belum memiliki solusi untuk menghadapi serangan ini. Namun mereka berjanji untuk terus memberikan berita terbaru seputar masalah tersebut. Perusahaan menyakinkan para pemain bahwa isu ini tidak menyangkut informasi atau data pribadi para pemain game Riot. Sementar itu, beberapa penundaan update untuk game-game mereka terpaksa diberlakukan sampai mereka menyelesaikan permasalahan serangan hacking ini. Menjadikan awal tahun 2023 ini menjadi awal yang cukup melelahkan untuk Riot.

Beberapa Penundaan Terpaksa Dilakukan

Meski Riot telah menyarankan para pemainnya untuk tenang, tetapi kolom komentar pada penyataan Riot telah dipenuhi komentar panik dan khawatir dari para pemain. Beberapa pemain menanyakan bagaimana hal ini akan berdampak pada berbagai layanan dari Riot. Andrei va Roon selaku kepala dari League Studio menyakinkan para penggemar bahwa update patch 13.2 untuk League of Legend akan tetap dirilis meski akan mengalami sedikit penundaan. Disisi lain akun twitter resmi Valorant tidak memberikan pemberitahuan mengenai kendala yang mereka alami akibat serangan hacking. Jadi bagi para pemain Valorant tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Beruntungnya serangan hacking ini tidak melibatkan data pribadi para pemain game Riot dan setidaknya game-game mereka masih dapat dimainkan dengan nyaman. Bagaimana menurut kalian? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id