GAMEFINITY.ID, Bandung – Seorang pro player Valorant perempuan mendapat tuduhan berbuat curang selama turnamen berlangsung! Ironisnya, alih-alih menggunakan sebuah cheat, pro player tersebut diduga membiarkan seseorang untuk menggantikannya saat pertandingan.
Pro player tersebut adalah MarsArxa, anggota dari Team Fallacy, sebuah tim putri pro player Valorant. Team Fallacy tengah bertanding di Astral Clash Last Chance Qualifiers yang diadakan 22-24 Juli lalu.
Pemenang kualifikasi “last chance” itu menghadiahkan tiket menuju babak final Astral Clash di California Selatan yang dibayar penuh penyelenggara. Team Fallacy dikabarkan melaju ke babak final.
Berawal Dari Tuduhan yang Dipublikasi di Google Docs!
Sebuah akun Twitter anonim @nicekeybinds yang membagikan sebuah dokumen di Google Docs. Dalam dokumen cukup panjang itu, ia menuduh MarsArxa membiarkan dirinya digantikan oleh sang pacar, Nate “Payen” Lopez. Ironisnya, Payen sendiri merupakan pro player asal tim TSM FTX. Kejadian itu diduga terjadi saat turnamen yang diadakan Galorants, komunitas pemain perempuan Valorant. Saat itu, pemain yang dituduh ditampilkan berhasil memenangkan match 1v5 melawan Dignitas, di mana ia berhasil mengalahkan lima pro player.
Dokumen itu mencatat perbedaan antara gaya bermain biasa MarsArxa dan Lopez, berdasarkan beberapa cuplikan streaming. Perbedaan tersebut meliputi penggunaan keybind, mini-maps dengan size berbeda, dan frame rate. Disebutkan juga dugaan bahwa Lopez telah bermain mode ranked bersama empat anggota Team Fallacy lainnya.
Belum Ada Komentar dari Dua Pro Player Valorant Tersebut
Setelah dokumen tersebut dirilis dan mencuri perhatian warganet, MarsArxa dan Lopez telah bungkam terhadap dugaan tersebut. Akun Twitter MarsArxa justru menjadi privat, memicu lebih banyak kecurigaan.
Baca juga: Shroud Kemungkinan Akan Melanjutkan Karirnya Di Valorant
Team Fallacy Diskors!
Astral Clash Competitive Ruling: Team Fallacy pic.twitter.com/MgstYDznot
— Gen.G Esports (@GenG) July 29, 2022
Baru-baru ini, Galorants mengumumkan mereka telah memberi sanksi berupa skors pada Team Fallacy. Native Gaming White diumumkan akan menggantikan posisi Galorants untuk melaju ke babak final mendatang.
Riot Games juga tengah menyelidiki tuduhan pada Team Fallacy. Karena hal ini, Team Fallacy dilarang bertanding di turnamen Valorant manapun selama penyelidikan berlangsung. Jika tuduhan itu terbukti benar, bukan tidak mungkin lagi mereka akan mendapat sanksi ban permanen.
Kabar ini telah menjadi contoh bahwa turnamen esports manapun tidak akan mengampuni kecurangan dalam bentuk apapun, terutama menjebol sistem anti-cheating. Tidak heran pengembang game esports seperti Riot Games menetapkan aturan dan regulasi ketat.
Untuk menikmati permainan Valorant dengan adrenalin yang tinggi kalian dapat membeli keistimewaan itu dengan top up atau membeli voucher game di Gamefinity yang terbukti mudah dan murah.