Tag Archives: Game Freak

Project Bloom, Game Action-Adventure Samurai dari Game Freak

GAMEFINITY.ID, Bandung – Game Freak, pengembang di balik game Pokemon, mengumumkan mereka tengah bekerja sama dengan Private Division, studio milik Take-Two Interactive. Keduanya sedang mengerjakan Project Bloom, sebuah proyek game AAA action-adventure. Game ini dipercaya menjadi proyek game AAA pertama dari Game Freak.

Jadi Satu Lagi Proyek Game Freak di Luar Franchise Pokemon

Game Freak memang terkenal sebagai pengembang game mainline Pokemon. Akan tetapi, pengembang itu bukanlah anak perusahaan dari Nintendo, pemilik IP Pokemon. Di luar franchise tersebut, studio asal Jepang itu juga memiliki berbagai proyek lain, yang terbaru adalah Little Town Hero yang pertama kali dirilis pada 2019.

Direktur Game Freak, Kota Furushima, bertutur bahwa Project Bloom akan lebih berani dan sangat berbeda daripada semua game sebelumnya, terutama game dari franchise Pokemon.

Baca juga:

Project Bloom Game Freak x Private Division
Project Bloom jadi proyek kolaborasi antara Game Freak dan Private Division

“Kami sangat bersemangat untuk memiliki kesempatan mengembangkan IP yang berani dan jauh berbeda dari sebelumnya. Dari awal, Private Division menjadi publisher yang kami ingin ajak kerja sama demi game baru kami. Track record dan keahlian global mereka memberi semua kepercayaan diri untuk membuat game action-adventure baru yang kami tidak sabar untuk bagikan informasinya lebih lanjut,” tutur Furushima dilansir dari IGN.

Kepala Private Division, Michael Worosz, menyebut mereka senang dan takjub menjadi publisher Barat pertama yang bekerja sama dengan Game Freak. Ia berturut studio game itu memiliki pengalaman membuat beberapa game terikonik sepanjang masa.

Bersama dengan pengumumannya, Game Freak dan Private Division membagikan concept art pertamanya. Concept art tersebut menampilkan seorang samurai yang berdiri di sebuah hutan.

Project Bloom Diharapkan Rilis saat Tahun Fiskal 2026

Disebutkan pula Project Bloom masih dalam tahap awal pengembangan. Private Division memastikan mereka berharap merilisnya pada tahun fiskal 2026 Take-Two. Selain itu, belum ada pengumuman lebih lanjut, terutama platform-nya.

Pengumuman proyek terbaru game AAA kolaborasi Game Freak dan Private Division pertama kali terungkap sebelum briefing keuangan Take-Two selanjutnya pada 17 Mei 2023. Mungkin saja, proyek ini akan disebutkan dalam briefing. Ada peluang juga Take-Two dan Rockstar Games akan mengumumkan Grand Theft Auto 6 saat itu.

Baca juga:

Project Bloom kemungkinan akan rilis sebelum tahun fiskal 2026. Kemungkinan game tersebut dapat rilis pada antara 1 April 2026 dan 31 Maret 2026.

Pokemon Scarlet and Violet Resmi Umumkan Expansion DLC

GAMEFINITY.ID, Bandung – Pokemon Scarlet and Violet akan mendapat expansion DLC. Kabar itu diumumkan saat acara livestream Pokemon Presents pada 27 Februari lalu. Expansion tersebut mengambil judul The Hidden Treasures of Area Zero dan terbagi menjadi dua bagian.

Kedua DLC tersebut merupakan story expansion berlatar di luar region Paldea. Berarti, pemain akan berkunjung ke region baru dan berkesempatan untuk bertemu dengan Pokemon legendaris.

DLC Expansion Pokemon Scarlet and Violet: The Hidden Treasures of Area Zero

Terdapat dua DLC terpisah di expansion ini, yaitu The Teal Mask (meluncur musim gugur 2023) dan The Indigo Disk (meluncur musim dingin 2023). Di dua DLC ini, pemain akan bertualang di luar region Paldea.

Pokemon Scarlet and Violet expansion dlc part 1
The Teal Mask

Di The Teal Mask, pemain akan terpilih untuk mengikuti field trip sekolah tahunan sebagai program kerjasama dengan sekolah lain. Mereka akan menuju region Kitakami, sebuah region pegunungan. Untuk menikmati DLC pertama ini, pemain wajib menyelesaikan chapter Treasure Hunt di Pokemon Scarlet and Violet terlebih dahulu.

Laman resminya menyebut Kitakami memiliki hamparan alam tenang yang menampilkan sawah dan kebun apel. Field trip tersebut tampak digelar bersamaan saat musim panen, maka desa di Kitakami akan ramai dengan warung dan pedagang kaki lima.

Pokemon Scarlet and Violet expansion dlc part 2

Di The Indigo Disk, pemain akan berkunjung ke Burberry Academy sebagai murid pertukaran pelajar. Saat ini, belum ada informasi lanjut tentang DLC kedua tersebut, namun syarat untuk menikmatinya, pemain wajib menyelesaikan keseluruhan campaign utama.

Baca juga: Nintendo: Tak Ada Komplain Soal Pokemon Scarlet and Violet

Terdapat Lebih Dari 230 Pokemon yang Belum Ada di Base Game

Pihak Nintendo menyebut bahwa pemain dapat menemui lebih dari 230 Pokemon yang tidak asing dan belum muncul di Pokemon Scarlet and Violet. Daftar lebih dari 230 Pokemon tersebut hanya tersedia melalui dua DLC tersebut.

Pemain juga berkesempatan untuk bertemu dan menangkap Pokemon legendaris, yaitu Ogerpon di The Teal Mask dan Terapagos di The Indigo Disk. Okidogi, Munkidori, and Fezandipiti juga akan muncul di The Teal Mask. Ketiga Pokemon itu diceritakan sebagai pahlawan yang melindungi Kitakami pada masa lalu.

Kedua expansion DLC Pokemon Scarlet and Violet, The Hidden Treasures of Area Zero, bakal rilis tahun ini.

Baru Rilis, Pokemon Scarlet & Violet Penuh Masalah Teknis

GAMEFINITY.ID, Bandung – Pokemon Scarlet & Violet akhirnya rilis pada 18 November 2022 dan menjadi satu lagi game yang paling dinanti. Entri terbaru Pokemon itu menjadi game mainline pertama yang menggunakan konsep open world. Sayangnya, penggemar menemukan game itu penuh masalah teknis.

Pokemon Scarlet & Violet Penuh Masalah Teknis, Menurut Pemain

Penggemar setia game Pokemon sangat kecewa dengan Pokemon Scarlet & Violet saat rilis. Meski mereka sangat bersemangat semenjak pengumuman pertamanya, produk akhirnya justru tidak memuaskan. Mereka mendapati keduanya penuh masalah teknis.

Penggemar mengirim posting di Twitter tentang contoh masalah teknis yang terdapat pada Pokemon Scarlet & Violet. Contohnya terdapat pada Poke Ball. Pengguna Twitter seperti @YuriaYT dan @Snicky974 menunjukkan engine Pokemon Scarlet & Violet kesulitan dalam meng-handle Poke Ball. Saat karakter mereka melempar Poke Ball, sebagian tampilan dunia justru menghilang. Setelah itu, engine tersebut membutuhkan beberapa saat untuk load asset tersebut. Bahkan, hasil tangkapan Pokemon menggunakan Poke Ball tidak terungkap sebelum asset dunia itu berhasil ter-load semua.

Dalam postingan Reddit yang bertajuk We criticize because we care (Game Freak and the state of modern Pokémon games)”, penggemar mengemukakan keluhan. Mereka ingin entri terbaru Pokemon itu melampaui potensialnya. Mereka ingin sesama penggemar mengemukakan kritiknya agar Game Freak dapat melihat agar game itu diperbaiki.

Keluhan itu juga dikemukakan oleh reviewer dari media. Contohnya, IGN mengungkap terdapat berbagai bug di Pokemon Scarlet & Violet. Mulai dari framerate tidak beraturan, animasi gerakan model karakter terkadang aneh, hingga bayangan sering sekali hilang dan muncul.

Baca juga: Pokémon Festival Jakarta Siap Digelar Mulai 8 Desember 2022

User Score Metacritic Juga Mengecewakan!

Pokemon Scarlet & Violet open world
Pokemon Scarlet & Violet menjadi entri mainline Pokemon pertama yang menggunakan konsep open world

Karena hal ini, Pokemon Scarlet & Violet mendapat user score mengecewakan di Metacritic. Ini berbanding terbalik dengan metascore-nya. Padahal, keduanya mendapat agregat score 77 dari kritikus. Kritikus memuji konsep open world dan branching campaign yang belum ada di entri mainline Pokemon sebelumnya.

Per tulisan ini, Pokemon Scarlet mendapat user score 2,9, sementara Pokemon Violet mendapat 3,6. Ini menjadi user score terendah yang didapat entri mainline Pokemon sepanjang masa.

Sejauh ini, Nintendo dan Game Freak belum berkomentar tentang masalah teknis Pokemon Scarlet & Violet

The Pokemon Company Tuntut 6 Pengembang Asal China!

GAMEFINITY.ID, Bandung – The Pokemon Company, perusahaan di balik franchise Pokemon milik Nintendo, telah menuntut enam pengembang asal China! Alasannya, game buatan keenam pengembang asal China tersebut telah melakukan plagiarisme dan pelanggaran hak cipta.

The Pokemon Company Tuntut Ganti Rugi Sebesar 72,5 Juta Dolar AS!

Dilansir South Morning China Post, The Pokemon Company mengincar ganti rugi sebesar 500 juta yuan atau setara 72,5 juta dolar AS karena sebuah game. Game tersebut berjudul Koudaiyaougai Fuke atau Pocket Monster Reissue.

Pokemon Pocket Monster Reissue
Pocket Monster Reissue di salah satu app store di China

The Pokemon Company juga menuntut keenam pengembang asal China itu menghentikan pengembangan, distribusi, operasional, dan promosi game tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga menuntut permintaan maaf di setiap media sosial China.

Game Asal China Itu Telah Beroperasi Sejak 2015!

Pocket Monster Reissue telah tersedia di Apple App Store dan berbagai app store Android asal China (termasuk milik Tencent, Xiaomi, dan Huawei) sejak 2015. Game tersebut memiliki kemiripan persis dengan franchise Pokemon. Faktanya, keenam pengembang game itu secara gamblang menggunakan aset dan karakter Pokemon seperti Pikachu, Oshawott, dan Ash Ketchum tanpa modifikasi.

Pokemon Reissue promotional
Gambar Promosi Pocket Monster Reissue

Warganet China telah membandingkan mobile game tersebut dengan seri game Pokemon selama bertahun-tahun. Meski tidak memiliki izin resmi dari Nintendo, Pocket Monster Reissue telah sukses meraup keuntungan. Pada 2016, game tersebut menghasilkan total 300 juta yuan. Bahkan pada 2021, Zhongnan Heavy Industries, salah satu dari enam pengembang game tersebut, melaporkan kenaikan keuntungan sebesar 24,5 persen.

Baca juga: Vidio dan AKG Games Hadirkan Pokémon XY Season 17-19 di Indonesia

Tentu saja ini bukan pertama kali The Pokemon Company menuntut ganti rugi karena pelanggaran hak cipta. Perusahaan tersebut telah menuntut seorang influencer TikTok karena menjual merchandise Pokemon tanpa izin pada 2020.

Sementara itu, beberapa game Pokemon juga dikabarkan tidak tersedia di China. Pada 2017, Pokemon Go telah resmi dilarang di negara tirai bambu itu karena kekhawatiran terhadap keamanan nasional. Terlebih, pembajakan game juga masih marak di sana.

Tuntutan ini masih berlangsung di Shenzen Intermediate People’s Court. Sampai saat ini, Nintendo belum ingin berkomentar tentang kasus ini.