Tag Archives: Game

Capcom Masih Belum Ada Niat Untuk Remake Code: Veronica

GAMEFINITY.ID, PATIHype Resident Evil 4 remake masih sangat besar selepas live RE Showcase yang baru saja diadakan oleh Capcom. Penasaran dengan project RE kedepannya, banyak fans yang menanyakan apakah Resident Evil Code: Veronica juga akan mendapatkan remake. Yoshiaki Hirabayashi selaku produser seri Resident Evil memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Capcom Masih Berikan Sedikit Harapan Untuk Code: Veronica

Selepas Capcom selesai dalam membuat ulang Resident Evil 3, para fans berspekulasi bahwa next remake project adalah Code: Veronica. Mengingat saat itu Code: Veronica dirilis diantara Resident Evil 3 dan 4. Sayangnya, ini tidak terjadi, karena remake Resident Evil 4 resmi diumumkan pada Juni 2022. Meski begitu, beberapa penggemar setia Resident Evil masih berharap bahwa Code: Veronica akan mendapatkan remake.

Dikutip dari situs Noisy Pixel, Yoshiaki Hirabayashi mengatakan bahwa saat ini belum ada rencana jelas untuk project remake Resident Evil Code: Veronica. Namun, bukan berarti peluang tersebut tidak ada sama sekali. Beliau menyatakan bahwa kemungkinan tersebut masih tetap ada, tetapi tidak dalam waktu dekat ini.

Komentar dari Yoshiaki Hirabayashi tersebut seolah Capcom masih belum selesai dalam me-remake seri klasik Resident Evil. Jika dilihat rasanya tidak mungkin jika Resident Evil 5 dan 6 yang akan mendapatkan remake. Justru game seperti Code: Veronica atau Resident Evil: Outbreak yang lebih layak untuk dibuatkan remake.

Tentang Resident Evil Code: Veronica

Resident Evil: Code Veronica pertama kali dirilis untuk konsol Dreamcast pada tahun 2000 yang kemudian medapatkan porting ke perangkat game lain seperti PS2, Gamecube, hingga Xbox. Secara timeline cerita, Resident Evil Code: Veronica terjadi di antara Resident Evil 2 dan 3. Jadi bisa dibilang Capcom telah mengabaikan seri ini dalam project remake mereka.

Menceritakan Claire Redfield bersama saudara laki-lakinya Chris Redfield dalam berjuang bertahan hidup dari wabah zombie di sebuah pulau terpencil di Antartika. Code: Veronica bisa dibilang merupakan judul terakhir Resident Evil yang mengusung tema survival horror murni, sebelum Resident Evil 4 membawa franchise ini ke arah yang lebih berorientasi pada action.

Awalnya Code Veronica dimaksudkan untuk menjadi sekuel penuh dari Resident Evil 2. Namun setelah kesepakatan dengan Sony Capcom mengganti nama spin-off Resident Evil yang dibintangi Jill Valentine sebagai Resident Evil 3: Nemesis. Menjadikan Code: Veronica sebagai seri spin-off menggantikan Resident Evil 3: Nemesis.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan Resident Evil Code: Veronica? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Emulator dan Kontroversi yang Muncul di Sekitarnya

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Emulator merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi sebagai program yang dapat menjalankan file game dari sebuah konsol tertentu. Biasanya emulator identik dengan PC dan smartphone, namun penggunaan emulator di saat ini telah menjamur juga ke ranah handheld console seperti Steam Deck.

Keberadaan emulator sendiri sering diperdebatkan oleh para gamers maupun pengembang game. Mereka terbagi menjadi ke dalam dua kubu. Kubu pertama menganggap bahwa emulator merupakan software ilegal yang dapat merusak keberadaan konsol.

Emulator in-image | APK Pure
Salah Satu Contoh Emulator, PPSSPP | APK Pure

Kubu kedua punya argumen lain bahwa emulator merupakan produk legal, alibi mereka adalah bahwa emulator dapat menjadi sarana pengawetan sebuah game bila konsolnya sudah jarang ditemui. Lalu, apakah sebenarnya emulator ilegal atau legal? Mari kita bahas!

Keberadaan Emulator di Industri Game

Seperti yang kita tahu, emulator di industri game biasanya dibuat oleh pihak ketiga selain dari pembuat konsol tersebut. Hal inilah yang sering dijadikan alasan bahwa keberadaan emulator merupakan sebuah hal ilegal.

Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar. Penentuan antara legal atau tidaknya berada di kode program yang dipakai pada sebuah emulator. Beberapa produk emulator merupakan produk open-source yang membuat kodenya sendiri. Dalam kasus ini pihak pembuat emulator dapat dinyatakan legal karena mereka menjual produk mereka sendiri.

Beda cerita bila ternyata ada program emulator yang menyalin kode program asli dari sebuah konsol. Pada kasus ini, emulator dapat dinyatakan ilegal karena pemggunakan properti intelektual orang lain. Kalian patut berhati-hati dengan emulator closed-source karena bisa saja mereka hanya modal menyalin dari yang aslinya.

Baca Juga: AoV Hero Guide: Yue, Sang Ratu dari para Hero Harass

Legalitas dari Cara Mendapatkan Emulator

Biasanya, bila sebuah emulator sudah dalam bentuk legal, maka konsumennya yang malah melakukan tindakan ilegal. Beberapa emulator seperti emulator GBA My Boy GBA Emulator dan emulator PS1 ePSXe merupakan aplikasi berbayar. Daripada membayar dan membeli aplikasinya, kebanyakan dari kita (berdasarkan pengalaman pribadi, hampir semua) akan mengunduh aplikasi tersebut secara bajakan di internet.

Dalam kasus ini, yang melakukan tindakan ilegal bukanlah sang pengembang emulator, melainkan sang konsumen yang membajak aplikasi yang mereka miliki.

Selalu gunakan aplikasi asli untuk mendukung para pengembang emulator yang biasanya merupakan perusahaan indie. Ada beberapa contoh yang gratis seperti PPSSPP, namun biasanya pada memilih untuk membajak PPSSPP Gold. Padahal, kedua versi tersebut sama dan sudah dijelaskan orang penciptanya, bahwa versi Gold hanyalah untuk donatur saja tanpa membedakannya dengan versi biasa.

Game yang Dimainkan

Nah, biasanya kebanyakan dari kita melakukan ilegal pada momen ini. Ketika emulator sudah legal dan cara mendapatkannya legal pula, maka cara mendapatkan game-nya yang terkadang salah kaprah.

Baca Juga: Alasan Game Sport Berlisensi Perlu Dijual Setiap Tahunnya

Biasanya para pemain akan mengunduh file game tersebut dari internet dan inilah yang menjadi sebuah permasalahan. Pada dasarnya, file game berbentuk iso atau lainnya yang bertebaran di internet dapat dikatakan sebagai distribusi game dalam bentuk ilegal. Nah, bila kalian memainkannya, maka meskipun emulatornya legal, tetap kegiatan yang dilakukan adalah ilegal karena membajak game dari pengembangnya.

Lalu, bagaimana cara mendapatkan legalnya? Cara paling mudah adalah dengan melakukan burn disc terhadap kaset. Cara tersebut biasanya dilakukan untuk game konsol seperti PS2 dan PS3 yang didistribusikan secara resmi. Ingat, meskipun sudah memiliki CD-nya, para pemain hanya dapat melakukan burn dan digunakan untuk dirinya sendiri, dilarang untuk didistribusikan ke orang lain.

Untuk yang tidak memiliki versi CD atau kartrid, biasanya terdapat file yang didapatkan setelah dibeli dan disimpan di storage. Hal ini berlaku untuk game-game handheld console seperti PSP dan Switch.

Berkenalan dengan Game Age Rating System di Seluruh Dunia

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Age rating system dalam sebuah game seringkali hanya menjadi sebuah hiasan yang ada pada box, CD, atau halaman Steam. Namun, age rating nyatanya merupakan hal penting yang selalu diacuhkan oleh sebagian besar orang. Hal ini membuat mereka menyalahkan game tersebut bila ada sesuatu yang tidak diinginkan.

Age rating system untuk sebuah game memiliki berbagai macam versi di berbagai belahan dunia. Berbagai sistem tersebut nantinya akan berlaku untuk sebuah negara atau juga dapat berlaku secara internasional.

Namun, sebelum itu mari kita bahas apa itu age rating system untuk sebuah game.

Apa itu Age Rating System?

Age rating system sendiri merupakan sebuah sistem yang mengatur tingkat censorship untuk sebuah game. Pengaturan tersebut bertujuan agar sebuah game tidak salah target pemasaran serta tidak menyebarkan sebuah hal yang seharusnya tidak dikonsumsi untuk usia dibawahnya.

Meskipun terdengar penting, nyatanya sebuah penelitian menunjukkan bahwa 90% orang tua di dunia tidak pernah mengecek age rating dalam game yang dimainkan oleh anaknya. Hal ini seringkali menyebabkan terjadinya tuduhan bahwa game merupakan biang kerok dari aksi kekerasan dan aksi imoral lainnya.

Berbagai hal yang masuk ke dalam sensor age rating dapat berupa konten visual dalam game seperti seperti penembakan senjata, penusukan senjata tajam, pemukulan, bullying, aktivitas seksual, ketelanjangan, dll. Namun, ada juga censorship yang mengatur tentang microtransaction dalam sebuah game khususnya pada game freemium yang dapat dimainkan oleh semua orang.

Baca Juga: Event Champions Baru Apex Legends Mobile Sudah Dimulai

Age Rating System di Penjuru Dunia

Age rating system paling terkenal dan digunakan secara luas adalah PEGI, ESRB, dan IARC.

Age Rating PEGI | PEGI
Age Rating PEGI | PEGI

PEGI, bagi kalian yang suka menonton sebuah trailer game kemungkinan akan bertemu dengan narator yang membacakan rating PEGI game tersebut.

PEGI merupakan sebuah singkatan dari “Pan European Game Information” yang merupakan sebuah age rating system dari dan berlaku di Eropa. PEGI sendiri penggunaannya telah dianggap luas karena banyak negara yang membuat rating mereka sendiri berdasarkan tingkatan PEGI.

PEGI memiliki 5 tingkatan rating, yaitu PEGI 3, 7, 12, 16, dan 18. Semua rating PEGI memiliki arti bahwa pemain wajib berusia minimal sesuai angka yang disebutkan.

Age Rating ESRB | ESRB
Age Rating ESRB | ESRB

Lanjut, kita punya ESRB yang juga sudah terkenal. ESRB memiliki kepanjangan “Entertainment Software Rating Board” yang berlaku di Kanada dan AS. Sedikit berbeda dengan PEGI, ESRB punya 5 tingkatan yang beberapa tidak terikat umur. Lima tingkat tersebut adalah E (Everyone), E+10 (Everyone 10+), T (Teen), M (Mature 17+), dan A (Adult 18+).

Selain di Amerika Utara ESRB juga dapat ditemukan di Malaysia, Singapura, UEA, dan Arab Saudi di game tertentu.

Selain itu, berbagai negara memiliki age rating system mereka masing-masing. Contohnya seperti Jerman dengan USK, Jepang dengan tiga lisensi CERO, EOCS, dan JRC, Iran dengan ESRA, dan masih banyak lagi.

Age Rating IARC | IARC
Age Rating IARC | IARC

Biasanya, bila sebuah negara tidak memiliki age rating sendiri, mereka akan punya pilihan untuk ikut sensor internasional yaitu IARC (International Age Rating Coalition) yang sama persis dengan tingkat sensor PEGI.

Bagaimana dengan Indonesia?

Age Rating IGRS | Kemkominfo
Age Rating IGRS | Kemkominfo

Sebenarnya, Indonesia sudah memiliki age rating system sendiri sejak 2016. Pada tahun itu, Kemkominfo merilis IGRS atau Indonesia Game Rating System sebagai age rating untuk game yang rilis di Indonesia. Namun, aturan tersebut tidak mutlak karena beberapa game yang didistribusikan di Indonesia masih menganut PEGI dan/atau IARC sebagai acuan.

Ada 5 tingkat sensor pada IGRS, tingkat tersebut yaitu:

SU (Semua Umur): Aman dimainkan oleh seluruh usia.

IGRS 3+: Game tidak mengandung unsur kekerasan, pemakaian obat-obatan, simulasi judi, dan interaksi online.

IGRS  7+: Ketentuan sama dengan IGRS 3+

IGRS 13+: Konten yang dilarang hanya ditunjukkan sebagian, seperti simulasi judi, bahasa kasar, cartoon violence (kekerasan seperti dalam kartun), konten horor, dan adanya interaksi online.

Baca Juga: AoV Hero Guide: Yue, Sang Ratu dari para Hero Harass

IGRS 18+: Konten yang dilarang ditunjukkan sepenuhnya, seperti penggunaan narkoba dan minuman alkohol oleh sang karakter, kekerasan realistis (darah, mutilasi, dan sadis), lelucon orang dewasa, simulasi judi, konten horor, dan adanya interaksi online.

Beberapa contoh game yang sudah menggunakan IGRS adalah game di PlayStation milik Sony seperti Minecraft dan Death Stranding yang berlabel produk resmi Indonesia.

Battle Royale Baru, Super People Buka Tahap Early Access

GAMEFINITY.ID, PATIGenre Battle Royale nampaknya sudah begitu meredup jika dibanding beberapa tahun belakang. Sekilas genre ini cukup menarik, dimana pemain akan diturunkan di suatu arena tanpa berbekal satu buah senjata. Pemain diharuskan untuk mencari senjata dan juga menghabisi semua musuh hingga tersisa dia sendiri sebagai pemenang. Namun kenyataannya tidak seindah itu. Beberapa player beranggapan bahwa game battle royale tak lebih dari walking simulator. Anggapan skeptis itulah yang akan ditepis oleh Wonder People dengan game Super People.

Early Access dengan Bermacam Hadiah

Developer asal Korea Selatan, Wonder People, merayakan early access game battle royale Super People dengan serangkaian acara yang akan memberi pemian sekumpulan hadiah menarik yang terinspirasi dari streamer-streamer besar di dunia. Untuk menambah kenyamanan dalam bermain, Super People telah memberikan pembaruan grafis yang memanfaatkan NVIDIA Reflex untuk meningkat kualitas grafis  yang semakin indah.

Beberapa update juga ditambahkan seperti class baru, skin gratis, dan turnamen dengan hadiah yang fantastis. Class baru yang diperkenalkan di early access ini diberi nama The Demolisher. The Demolisher adalah prajurit yang kuat dengan kemampuan yang dilengkapi dengan peluncur granat di bahunya. Selain itu class ini juga memiliki sejenis mobil mini yang dapat diledakkan dari jarak jauh.

Super People
Beberapa Skin yang diambil dari Streamer Terkenal | Source: Wonder People

Selama satu bulan periode early access, pemain yang mencapai level 20 akan mendapatkan skin gratis yang modelnya didasari dari para streamer terkenal seperti Shroud, iitzTimmy, dan chocoTaco. Untuk naik level ke level 20, pemain harus menyelesaikan beberapa misi mingguan yang berjumlah 9 misi selama tiga minggu.

Baca Juga : Masih Beta! Call of Duty: Modern Warfare 2 Dipenuhi Cheater

Turnamen Super People

Wonder People juga mengadakan turnamen untuk para pemainnya dengan hadiah yang sangat besar. Mereka juga telah meningkatkan elemen-elemen kompetitif berdasarkan masukan dari para streamer dan player selama closed beta. Pemain yang telah mencapai level 10 atau lebih dapat bergabung dengan turnamen dan menangkan total hadiah hingga satu juta dolar, dengan maksimum 100.000 dolar per-turnamen. Bukan hanya uang tunai, para peserta turnamen juga bisa mendapatkan Diamonds yang merupakan in-game currency dalam Super People.

Buat kalian yang tertarik untuk memainkan game battle royale Super People, kalian dapat langsung mengunduh game-nya melalui Steam secara gratis. Kalian juga bisa mendapatkan informasi-informasi lengkap mengenai Super People melaui website resminya.

Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Konami Akhirnya Ungkap Game Baru Silent Hill

GAMEFINITY.ID, PATI – Seolah terubung dengan benang tak terlihat, semua kabar mengenai kebangkitan game horror Silent Hill mulai terlihat jelas. Setelah dihujani berita-berita seputar Silent Hill sebelumnya, Konami akhirnya dengan berani mengungkap bahwa mereka memang sedang mengerjakan game hasil buah tangan Hideo Kojima ini. Informasi lengkap mengenai project ini akan Konami bagikan melalui acara livestream pada hari Rabu, 19 Oktober 2022.

Silent Hill Baru Telah Terkonfirmasi

Sebuah postingan twitter dari akun Silent Hill Official mengabarkan akan ada acara yang mengungkap mengenai update Silent Hill pada tanggal 19 Oktober nanti. Jika kita melihat kebelakang, telah banyak petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh tim pengembang Silent Hill. Seolah ingin memberikan kejutan para fans, mereka memberikan informasi sedikit demi sedikit. Hingga puncaknya, Konami memberikan konfirmasi penuh yang akan mereka bagikan melalui acara livestream.

Dimulai dari pernyataan sang komposer Silent Hill, Akira Yamaoka pada suatu acara interview yang dilaksanakan pada tahun 2021. Melalui jawaban pada wawancara tersebut Yamaoka memberikan petunjuk bahwa seri Silent Hill akan kembali muncul.

Merespon pengumuman dari Konami, Yamaoka memposting berita tersebut di akun Instagram-nya. Membuat banyak orang percaya bahwa dia akan kembali memegang jabatan sebagai komposer untuk game Silent Hill yang akan datang. Pada tahun 2021 Yamaoka sempat terlibat dalam produksi game The Medium bersama Bloober Team. Dia juga mengatakan “Itu yang Kalian harapkan untuk didengar” seolah memberikan petunjuk tentang project game Dia selanjutnya.

Konami Telah Berikan Beberapa Petunjuk

Kabar mengenai pengembangan game baru Silent Hill semakin jelas dengan terbentuknya kerjasama antara Konami dan Bloober Team selaku developer The Medium. Menanggapi berita tersebut, para fans mulai berspekulasi bahwa Konami akhirnya ingin mengembalikan kejayaan salah satu game horror mereka. Saat itu CEO dari Bloober Team yaitu Piotr Babieno mengatakan mereka sedang mengembangkan game horror bersama dengan publisher besar yang sudah jelas adalah Konami.

Menurut director movie Silent Hill, Christophe Gans, saat ini Konami sedang mengembangkan beberapa game horror baru. Beberapa laporan mengabarkan project yang diduga kuat sedang dikembangkan adalah remake Silent Hill 2. Selain itu, laporan lain mengatakan bahwa game Silent Hill bergaya episodik juga sedang dalam pengembangan.

Berawal dari rumor – rumor hingga pernyataan resmi dari tim developer, pada akhirnya para fans mendapatkan kepastian mengenai seri horror klasik Silent Hill. Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Silent Hill? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Ditinggal Director, Splinter Cell Remake Terancam Batal?

GAMEFINITY.ID, PATI – Jika dibanding dengan game stealth lain milik Ubisoft seperti Assassin’s Creed dan juga Watch Dog, Splinter Cell sepertinya kurang mendapatkan perhatian dari gamer masa kini. Hal inilah yang memotivasi Ubisoft untuk me-remake salah satu action stealth tertua miliknya. Namun ditengah masa pengembangan, director dari Splinter Cell remake mengumumkan meninggalkan Ubisoft. Apa ini akhir dari Splinter Cell remake?

Splinter Cell Remake Kehilangan Director

David Grivel, director dari Splinter Cell remake yang akan datang, dikabarkan telah meninggalkan Ubisoft setelah 11 tahun. Informasi ini didapatkan melalui postingan akun Linkedin David Grivel. Dalam postingan tersebut, David Grivel mengungkapkan kesenangannya dalam bekerja bersama Ubisoft selama lebih dari 11 tahun. Beliau juga menuliskan bahwa dia akan memulai petualangan baru. Yang mana bisa dispekulasikan bahwa David Grivel masih akan bergelut di industri game.

Terakhir, David Grivel mengucapkan terima kasih yang tulus sekaligus selamat jalan kepada semua orang yang pernah bekerja dengannya selama berada di Ubisoft. Ucapan perpisahan tersebut Dia tegaskan bukan “kata perpisahan” karena dia percaya tetap akan bertemu rekan-rekan terdahulu di industri ini nanti di masa depan.

Grivel telah banyak terlibat dalam pengembangan game-game besar Ubisoft. Beliau diketahui ikut andil dalam pengembangan Ghost Recon Future Soldier di Ubisoft Paris. David Grivel juga pernah dipindahtugaskan ke Ubisoft Toronto untuk mengerjakan Splinter Cell Blacklist, Assassin’s Creed Unity, Far Cry 4, 5 dan 6. Dan yang terbaru Grivel juga menjabat sebagai director di game Splinter Cell remake yang akan datang.

Baca Juga : Ubisoft Batalkan Ghost Recon Frontline Dan Tiga Game Lain

Ubisoft Sudah Siap Akan Hal Ini

Ubisoft secara resmi mengkonfirmasi pada Desember 2021 bahwa mereka sedang mengerjakan remake dari Splinter Cell. Stealth action game yang pertama kali rilis eksklusif pada tahun 2002 di Xbox.

Remake Splinter Cell ini akan kembali dibangun menggunakan game engine Snowdrop. Game engine yang juga digunakan pada The Division, Avatar: Frontiers of Pandora dan game Star Wars Ubisoft yang akan datang. Ubisoft menjelaskan bahwa engine ini mampu menghadirkan visual dan gameplay generasi baru, serta pencahayaan dinamis dan bayangan yang realistis.

Kabar mengenai mundurnya David Grivel sebagai director Splinter Cell remake sebenarnya sudah terendus pada awal tahun 2022. Saat itu Ubisoft Toronto sedang membuka lowongan penulis naskah untuk memperbarui cerita game asli Splinter Cell akan mampu diterima oleh audiens masa kini.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mencoba seri Splinter Cell dari Ubisoft? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id