Tag Archives: Game

Babylon’s Fall Tutup! CEO Platinum Minta Maaf

GAMEFINITY.ID, PATI – Kabar mengenai penutupan salah satu game MMO milik Square Enix, Babylon’s Fall telah diumumkan beberapa waktu lalu. Sebelum berita penutupan tersebut, game Babylon’s Fall memang sudah mengalami banyak masalah. Mulai dari jumlah pemain yang sangat sedikit, bahkan pernah sampai dititik dimana tidak ada pemain aktif di game. Hingga berujung pada penutupan server di bulan februari tahun depan. Melihat kejadian tersebut, CEO Platinum Games selaku developer meminta maaf karena mengecewakan para pemain Babylon’s Fall.

Pemintaan Maaf atas Penutupan Babylon’s Fall

Babylon’s Fall pertama kali diluncurkan pada maret tahun 2022. Belum genap menyentuh umur satu tahun, game besutan dari Square Enix ini terpaksa ditutup pada februari 2023 mendatang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh VGC, Atsushi Inaba selaku CEO PlatinumGames secara terbuka meminta maaf atas penutupan Babylon’s Fall yang menimbulkan banyak kekecewaan dikalangan para fans.

Babylon's Fall
Source: PlantinumGames

“Kekecewaan apa pun yang mungkin kami timbulkan untuk para fans kami adalah sesuatu yang sangat kami sesali sebagai pengembang. Memberikan perasaan apa pun selain kesenangan dan kenyamanan dalam karya kami kepada para pemain adalah sesuatu yang sama sekali tidak kami inginkan sebagai pengembang,” katanya.

Tidak Menyerah Dalam Membangun Game Live Service

Inaba mengatakan tidak dapat menjelaskan secara rinci alasan penutupan game Babylon’s Fall. Beliau menyarankan untuk bertanya secara langsung kepada Square Enix mengenai hal tersebut. Namun, Beliau mengklaim bahwa Platinum telah mendapatkan pelajaran dari pengalaman ini dan tetap tidak menyerah dalam membangun game live service mereka di masa depan. Bahkan saat ini PlatinumGames menyatakan bahwa sedang sibuk mengerjakan game live service selanjutnya dengan codename Project G.G.

PlatinumGames menyiratkan bahwa membagi beban kerja dalam membangun game live service dengan perusahaan eksternal, seperti yang mereka lakukan dengan Square Enix, bukanlah sesuatu yang baik.

“Ada banyak hal yang kami pelajari dari pengalaman ini, dan itu sama sekali tidak mengubah rencana atau pandangan kami di masa depan terkait membangun game live service. Permainan live service jelas merupakan sesuatu yang ingin kami lakukan dan upayakan untuk terus maju, ” Ucap CEO Developer Bayonetta tersebut.

Saat ini PlatinumGames sedang disibukkan dengan persiapan perilisan Bayonetta 3 yang akan rilis di Nintendo Switch pada akhir Oktober nanti. Mari berharap semoga PlatinumGames dapat berhasil membangun game live service yang lebih baik.  Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Call Of Duty: Advanced Warfare Dapatkan Sequel?

GAMEFINITY.ID, PATI – Menunggu Call of Duty : Modern Warfare 2 rilis, salah satu leaker ternama memberikan bocoran seri selanjutnya dari Call of Duty. Daripada mempertahankan tema perang dunia, seri Call of Duty justru akan berganti ke medan perang yang lebih futuristik. Sledgehammer Games saat ini dikabarkan sedang mengerjakan sekuel dari Call of Duty: Advanced Warfare. Sekuel ini kabarnya akan rilis pada tahun 2025.

Call of Duty Kembali ke Era Terburuk?

Bocoran ini datang dari leaker Ralph Valve yang sebelumnya sudah berkali – kali membocorkan informasi mengenai seri Call of Duty. Sebagai franchise tahunan, Call of Duty telah mencoba berbagai tema selama bertahun-tahun, dari Perang Dunia II, berlanjut ke Perang Dingin pada seri Black Ops. Namun, dibalik tema historical tersebut Call of Duty pernah mengambil latar waktu jauh ke masa depan yang menimbulkan banyak kontroversi dari penggemar. Terutama seri Infinite Warfare 2016, yang sampai menampilkan peperangan luar angkasa dan juga sci-fi.

Meski sama-sama mengambil tema di masa depan, Advanced Warfare 2014 memiliki pendekatan yang tak terlalu jauh. Sebagai contoh dalam game ini pemain mengenakan “exoskeletons” yang memberikan kemampuan layaknya manusia super, seperti double jump. Seri ini jugalah yang mengenalkan meme “press F to pay respects” yang selalu muncul di momen-momen duka.

Mana Yang Benar?

Berdasarkan laporan dari Ralph Valve, Sledgehammer awalnya ingin melanjutkan seri Vanguard dengan tema Perang Dunia 2. Namun sayangnya entri tersebut gagal secara penjualan.  Membuang harapan mereka dalam membuat sequel Vanguard. Karena itulah Sledgehammer terpaksa kembali menciptakan seri baru lagi untuk Call of Duty yang dipercaya lebih siap secara konsep dibanding Vanguard.

Namun, CharlieIntel justru mendengar informasi yang bertentangan dengan Ralph Valve. Akun tersebut memposting di Twitter-nya bahwa saat ini tidak ada game Advanced Warfare 2 yang sedang dalam pengembangan. Ditambah masih belum begitu jelas apa yang sedang dikerjakan Sledgehammer. Entah siapa yang yang benar, masih ada waktu yang begitu lama hingga 2025 untuk mengembangkan seri Call of Duty terbaru.

Mari kita fokus menyambut perilas Call of Duty: Modern Warfare 2. Yang mana seri sebelumnya berhasil menjadi seri Call of Duty terbaik sepanjang masa. Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Fandom Akuisisi Beberapa Media Hingga Perusahaan Game

GAMEFINITY.ID, PATI – Bagi kalian yang sering mencari-cari informasi mengenai game, film, atau hiburan lainnya pasti tidak asing lagi dengan website yang bernama Fandom. Hampir semua hal yang berkaitan dengan industri hiburan dapat kalian temukan di Fandom. Baru-baru ini, Fandom memberitahukan bahwa mereka baru saja membeli beberapa brand-brand ternama.

Akuisisi Perusahaan Game, Film, dan TV Series

Fandom, platform fans terbesar di dunia, pada 3 Oktober 2022 mengumumkan telah mengakuisisi beberapa brand hiburan dan juga media game dibawah nauangan Red Ventures. Beberapa brand tersebut mencakup GameSpot, Metacritic, TV Guide, GameFAQs, Giant Bomb, Cord Cutters News, dan Comic Vine. Nama – nama tersebut merupakan platform besar yang sudah berdiri cukup lama.

Dengan 300 juta pengguna aktif, 250 ribu wiki communities, dan 40 juta halaman dengan jenis konten yang beragam mulai dari game, film, hingga hiburan lainnya, Fandom terus berusaha demi menjadi pilihan pertama para fans dan juga komunitas di seluruh dunia. Sayangnya detail mengenai keuangan yang dikeluarkan untuk akuisisi brand-brand tersebut tidak diungkapkan.

fandom

Kesepakatan ini menandai langkah lanjutan dalam proses perngembangan Fandom demi meluaskan ekspansinya di seluruh ekosistem fans. Ini bukanlah kali pertama Fandom mengakuisisi platform game maupun hiburan. Sudah ada beberapa media yang terlebih dulu diakuisisi oleh Fandom belakangan ini.

Pada tahun 2018, Fandom mengakuisisi ScreenJunkies untuk meningkatkan sektor hiburan dan liputan berita. Dilanjut dengan mengakuisisi Curse Media pada tahun 2019 yang menyatukan game wiki terbesar dunia dengan penyedia tools games. Pada tahun 2021, Fandom mengakuisisi Fanatical, salah satu toko digital video game terkenal. Dan dengan akuisisi ini, Fandom akan memperluas keunggulannya sebagai platform fans nomor satu di dunia, yang sekaligus beroperasi di sektor pop culture dan perdagangan.

Baca Juga : Eks Pegawai Tuduh Nintendo Atas Pemecatannya

Mengenal Apa itu Fandom

Fandom pada dasarnya merupakan platform tempat dimana para penggemar menemuka, membaca, dan menulis segala informasi mengenai dunia hiburan dan game. Hingga saat ini Fandom telah memiliki lebih dari 350 juta pengunjung tiap bulan dan menampung lebih dari 250.000 wiki. Fandom adalah sumber untuk informasi mendalam tentang budaya pop, game, TV, dan film nomor satu di dunia. Tempat para fans mempelajari dan mengembangkan fandom favorit mereka.

Fandom juga memiliki Divisi Gaming yang berfokus dalam mengelola penjualan video game online melalui Fanatical. Selain itu ada juga Fandom Productions yang memiliki peran meningkatkan pengalaman penggemar melalui liputan berita maupun konten-konten lain yang dikuratori brand-brand besar dan tepercaya seperti Gamespot, TV Guide dan Metacritic.

Bagaimana menurut kalian? Apa kalian merupakan pengunjung aktif Fandom? Informasi news, review, hingga guide game-game populer hanya di Gamefinity. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.id

Mantan Pengembang Dota Allstars Umumkan Judul Game MOBA Baru

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Mantan pengembang DotA Allstars dan League of Legends, Guinsoo, mengumumkan proyek game MOBA baru. Melalui akun Twitter miliknya, ia menyebut bahwa game akan menjadi sebuah game “fast-paced action MOBA”.

Guinsoo adalah sosok yang pernah menjadi pusat perkembangan besar di dunia MOBA. Dia adalah pencipta asli DotA Allstars, mod Warcraft III: The Frozen Throne yang sangat populer, dan akhirnya tumbuh menjadi permainan dengan genre sendiri, serta menjadi dasar untuk game Dota 2.

Dan kali ini, Guinsoo dilaporkan telah kembali ke industri game MOBA, dengan proyek game baru bernama “FANGS”, yang dikembangkan oleh studio game Hidden Leaf Games. Sebuah studio game baru yang dipimpin oleh para pengembang veteran, yang telah mengerjakan beberapa judul game multiplayer besar. Seperti League of Legends, VALORANT, PlayerUnknown’s Battlegrounds, DotA Allstars, TeamFight Tactics, dan masih banyak lagi.

“Akhirnya akun twitterku kembali!  Saya bersenang-senang mengerjakan @PlayFANGS, MOBA aksi serba cepat.  Beri kami pengikut untuk bergabung dalam pengujian.  Kami akan senang mendengar tanggapan Anda :)” Tulis Guinsoo di akun Twitter miliknya. (@GuinsooDev)

Pada awalnya, FANGS direncanakan untuk menjadi game MOBA 3v3, dengan total penggalangan dana yang mencapai US$3,2 juta pada tahun 2021. Namun pada akhirnya, FANGS diubah menjadi sebuah game 4v4, dengan putaran berbasis sesi di arena, playable characters yang beragam, dan permainan real-time strategis.

Meski tampak seperti kebanyakan game MOBA akhir-akhir ini, Hidden Leaf Games memiliki tujuan untuk memecahkan beberapa masalah utama yang dirasa mengganggu dalam genre ini. Mulai dari waktu matchmaking dan sesi bermain yang lama, kurangnya permainan cross-platform, dan sedikit insentif untuk bermain bersama teman.

Baca juga: Aloy Versi Wayang Kulit Di Malaysia, Kolaborasi Seniman Lokal

game buatan player DOTA
FANGS | Mantan Pengembang Dota Allstars dan League of Legends

Mantan Pengembang Dota Allstars dan League of Legends

Guinsoo merupakan salah seorang modder sekaligus pengembang video game, yang telah kontribusi besar dalam genre game MOBA. Ia adalah pencetus formula “resep” dalam game DotA, sebuah fitur yang memungkinkan pemain untuk menggabungkan item-item kecil, dan diubah menjadi item baru yang lebih kuat. Guinsoo juga dikenal sebagai pencipta karakter bos Roshan, yang diberi nama sesuai dengan nama bola bowling miliknya.

Pada tahun 2005, Guinsoo menyerahkan pengembangan DotA Allstars ke IceFrog, yang kemudian membuat versi mod DotA yang paling ikonik dan menjadi pengembang utama untuk Dota 2.

Guinsoo sendiri memilih untuk menjadi salah satu pengembang utama di Riot Games untuk League of Legends, dan berkontribusi pada desain game dari 27 Champions, termasuk Ashe, Evelynn, Master Yi, Nunu & Willump, Soraka, Teemo, Tryndamere, Twisted Fate, dan Warwick.

Dia juga pencipta item dengan namanya, Rageblade Guinsoo, yang masih ada di LoL dan Wild Rift.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Tips Build Cyno Dewa Anubis Genshin Impact

GAMEFINITY.ID, PATIPatch 3.1 Genshin Impact telah keluar, menghadirkan beberapa event sekaligus map baru yang siap untuk dieksplorasi. Selain event dan juga map, karakter baru juga turut hadir di patch 3.1 ini. Genshin Impact sebelumnya telah memberikan tease karakter baru yang akan hadir di patch 3.1. Dan sekarang salah satu dari karakter tersebut telah rilis dan dapat dimainkan yaitu Cyno. Nah, disini kami akan memberikan beberapa guide dalam mem-build Cyno Sang Dewa Anubis dari Sumeru.

Cyno memiliki playstyle yang hampir mirip dengan beberapa karakter seperti Itto, Xiao, dan juga Razor. Yang mana karakter – karakter tersebut sangat bergantung sekali dengan elemental burst. Berbeda dengan Itto dan Xiao yang cukup kesulitan memperoleh elemen particle, Cyno yang merupakan karakter electro memiliki banyak resource dalam menghasilkan elemen particle. Membuat Cyno dapat menjaga uptime burst-nya.

Skill, Burst Dan Passive Cyno

Elemental skill Secret Rite: Chasmic Soulfarer Cyno memiliki dua jenis. Elemental skill pertama yaitu menerjang kedepan dan memberikan electro damage. Sedangkan ketika dalam kondisi elemental burst, elemental skill Cyno akan berubah menjadi AOE damage sekaligus menambah durasi dari elemental burst. Saat mode ini, cooldown elemental skill milik Cyno juga akan berkurang yang sebelumnya 7,5 detik menjadi 3 detik.

Untuk elemental burst Sacred Rite: Wolf’s Swiftness , Cyno akan memasuki mode Pactsworn Pathclearer. Dalam mode ini semua serangan Cyno akan dikonversi menjadi electro damage. Susunan basic attack Cyno akan berubah selama dalam mode burst sekaligus meningkatkan damage dari normal attack tersebut. Cyno juga mendapatkan beberapa buff seperti ekstra elemental mastery sebesar 100 hingga kebal terhadap reaksi electro-charge.

Passive pertama Cyno bernama Featherfall Judgment akan aktif saat dia berada dalam mode burst. Passive ini ditandai dengan adanya gambar mata yang akan muncul dalam interval waktu tertentu. Saat gambar mata ini muncul dan Cyno mengaktifkan elemental skill maka damage elemental skill tersebut akan naik dan juga akan ada tambahan 3 shockwave dari elemental skillnya.

Passive kedua, Authority Over The Nine Bows akan memberikan Cyno kenaikkan damage berdasarkan dari elemental mastery miliknya. Jadi tidak ada salahnya untuk menaikkan elemental mastery milik Cyno.

Rekomendasi Weapon

Weapon yang paling cocok untuk Cyno tentu saja weapon signature-nya sendiri yaitu Staff of The Scarlet Sand. Weapon ini didesain secara khusus untuk menaikkan damage Cyno berdasarkan skill dan passive-nya. Staff of the Scarlet Sand memiliki substat crit rate yang sangat cocok untuk Cyno sebagai DPS. Meski weapon ini memiliki base atk yang cukup rendah jika dibanding weapon bintang 5 lainnya. Namun, weapon ini memiliki passive yang akan menaikkan attack Cyno berdasarkan elemental mastery, yang mana sangat bersinergi dengan passive Cyno yang fokus pada elemental mastery.

Cyno

Meski Staff of the Scarlet Sands merupakan weapon terbaik untuk Cyno, bukan berarti Cyno akan memiliki peforma yang kurang meski tidak menggunakan weapon ini. Beberapa alternatif lain seperti Primodial Jade Winged-Spear dan Staff of Homa masih mampu bersaing ketat dengan Staff of the Scarlet Sands. Weapon lain seperti Vortex Vanquisher, Calamity Queller, dan Skyward Spine masih bisa dipakai meski kurang begitu optimal.

cyno

Buat kalian kaum free-to-play atau low spender yang masih belum memiliki polearm bintang 5, tenang saja. Cyno masih tetap ganas meski menggunakan weapon bintang 4, bahkan cukup mengejutkan ada weapon bintang 3 yang sangat cocok sekali untuk Cyno.

Weapon F2P Untuk Cyno

Rekomendasi weapon bintang 4 pertama yaitu Deathmatch. Bisa dibilang polearm satu ini merupakan polearm terbaik bagi karakter DPS. Substat crit rate yang dimiliki memudahkan kita dalam mem-build karakter yang mana sangat susah sekali dalam mengatur rasio antara crit rate dan juga crit damage hanya melalui artifact saja. Passive-nya yang memberikan bonus attack juga terbilang cukup besar.

Cyno

Polearm bintang 4 lain yang sangat cocok untuk Cyno dan dapat diperoleh oleh semua player tanpa perlu mengeluarkan uang yaitu Missive Windspear. Weapon ini dapat kalian peroleh dengan menyelesaikan event Senandung Nyanyian Gelas. Memiliki substat atk% memberikan Cyno attack lebih tinggi. Passive Missive Windspear menaikkan attack dan juga elemental mastery secara bersamaan yang mana sangat dibutuhkan oleh Cyno.

Cyno

Kitain Cross Spear dan juga Moonpiecer juga terbilang cukup mumpuni ditangan Cyno. Memberikan bonus elemental mastery pada substatnya dapat menaikkan attack Cyno secara signifikan. Passive Kitain Cross Spear memberikan solusi bagi kalian yang merasa memiliki isu energy recharge. Sedangkan Moonpiecer dapat menaikkan attack ketika melakukan reaksi elemen.

cyno

Blackliff Pole menjadi pilihan terbaik apabila kalian merasa kekurangan crit damage atau kesusahan dalam menyeimbangkan antara crit rate dan crit damage. Namun kekurangan dari weapon ini adalah base attack yang rendah jika dibanding dengan weapon bintang 4 lainnya dan juga syarat passive yang kurang cocok ketika bertarung 1 lawan 1.

Dan alternatif terakhir yang sangat ramah bagi kaum free-to-play namun tetap mampu memberikan damage yang konsisten adalah White Tassel. Weapon bintang 3 dengan substat crit rate ini ternyata cukup sinergi dengan Cyno. Passivenya yang memberikan boost hingga 48% normal damage di refinement 5 cocok sekali dengan playstyle Cyno yang mengutamakan normal attack.

Rekomendasi Artifact Cyno

Setelah menemukan polearm yang cocok untuk Cyno, sekarang kita akan membahas artifact apa yang dapat menambah keganasan dari sang dewa Anubis ini. Role nya sebagai main DPS memberikan Cyno banyak alternatif kombinasi artifact. Berikut beberapa artifact yang bisa kalian pakai untuk menaikkan damage output dari Cyno.

Cyno

4 piece Thundering Fury

Artifact ini memberikan bonus electro damage pada 2 piece-nya. Pada 4 piece nya akan memberikan peningkatan pada segala macam reaksi element electro sekaligus memberikan pengungarang cooldown pada elemental skill. Dengan begini intensitas elemental skill yang dapat diberikan Cyno saat dalam kondisi burst akan meningkat yang mana akan memberikan ekstra element particle untuk menjaga uptime burst-nya.

4 piece Gilded Dreams

Artifact baru ini memberikan bonus elemental mastery pada 2 piece-nya. Di 4 piece-nya, Cyno akan mendapatkan 100 elemental mastery dan 14% attack dengan asumsi pada party terdapat 2 karakter electro dan juga 2 karakter elemen lain. Artefak ini sangat cocok jika kalian memiliki playstyle yang berfokus pada elemental reaction.

4 piece Gladiator’s Finale

Beruntung nomal attack Cyno saat dalam kondisi burst masih terhitung sebagai normal attack. Sehingga artifact gladiator’s finale masih sangat pantas dipakai yang mana memberikan bonus 18% attack sekaligus menaikkan normal attack hinga 35%.

4 piece Thundersoother

Artifact ini ditujukan bagi kalian yang tidak ingin diribetkan oleh elemental reaction. Memberikan boost 35% damage kepada musuh yang terkena electro merupakan boost yang sangat besar. Set ini sangat cocok bagi kalian yang ingin menjadikan Cyno sebagai Hypercarry dalam party.

Komposisi Team

Karena Cyno memiliki passive yang memberikan bonus attack berdasarkan elemental mastery, maka party yang paling direkomendasikan yaitu party yang berfokus pada elemental reaction. Aggravete dan Hyperbloom bisa dibilang elemental reaction yang sangat direkomendasikan untuk playstyle Cyno saat ini. Kurang lebih seperti ini rekomendasi party untuk tim Cyno kalian.

Aggravate

Cyno

Dengan komposisi party ini Cyno dapat memperoleh ekstra element particle melalui karakter electro lain sekaligus dari electro resonance. Kehadiran dendro karakter dibutuhkan untuk menciptakan elemental reaction aggravete. Dan untuk posisi terakhir dapat diisi bebas sesuai dengan playstyle seperti dendro karakter lain untuk dendro resonance, Anemo karakter untuk crowd control, shielder atau helaer.

Hyperbloom

cyno

Komposisi party ini tidak jauh berbeda dengan Aggravete party. Cyno bersama dengan karakter electro lain untuk menjaga uptime burst Cyno, bersama dengan Dendro karakter dan juga Hydro karakter yang nanti akan befokus dalam menciptakan reaksi bloom. 

Kesimpulan

Cyno merupakan karakter yang sangat mudah sekali untuk dipakai. Kalian tidak perlu memikirkan rotasi – rotasi sulit. Yang perlu kalian lakukan hanyalah menjaga uptime burst Cyno karena sumber damage paling besar dia hanya dari burst. Dari segi komposisi party memang tidak begitu bervariasi, namun hal ini akan dapat diatasi seiring hoyoverse merilis karakter – karakter baru kedepannya.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk gacha Cyno Sang Dewa Anubis dari Sumeru? Informasi news, review , hingga guide game – game populer hanya di Gamefinity. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.id

Hideo Kojima Pernah Menggarap Game Lanjutan Death Strandings Untuk Stadia

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah pengumuman jadwal penutupan Stadia, kini muncul kabar pembatalan proyek game lanjutan eksklusif dari Death Stranding. Game ini sendiri dikatakan sebagai proyek kolaborasi antara Hideo Kojima dan Google, yang rencananya akan rilis eksklusif di Stadia, dengan konsep “game horor episodik” single-player.

Pertama kali diumumkan pada tahun 2019, Google tampak penuh percaya diri  dengan visi besar dari teknologi cloud streaming. Dengan ide-ide baru seperti Stream Connect, Google akhirnya membentuk Stadia Games & Entertainment, yang dipimpin oleh veteran industri video game, Jade Raymond (Assassin’s Creed & Watch Dogs), untuk menciptakan pengalaman yang hanya mungkin terjadi di Stadia.

Namun, sekitar satu tahun kemudian, platform Cloud Gaming besutan Google itu dilaporkan telah kehilangan ratusan ribu target pengguna mereka, dan Google mulai meruntuhkan divisi Stadia Games and Entertainment.

Google sendiri sebenarnya telah bekerjasama dengan beberapa pengembang terkenal di industri video game, untuk membuat beberapa judul eksklusif di Stadia. Dan salah satunya adalah pengembang dari seri game Metal Gear dan Death Stranding, Hideo Kojima.

Baca juga: Twitter Hadirkan Reels Video Imersif Ala TikTok

Google Stadia | Proyek Game Single-Player Yang Dibatalkan

Proyek Game Single-Player Yang Dibatalkan

Mengutip dari laman web 9to5google, Google dilaporkan pernah membuat kerjasama dengan Hideo Kojima untuk menggarap proyek game lanjutan eksklusif dari Death Stranding. Akan tetapi, proyek itu akhirnya dibatalkan karena game tersebut mengusung sistem permainan single-player. Dimana Google percaya bahwa tidak ada lagi pasar untuk pengalaman permainan solo.

Kabarnya, game tersebut telah mendapatkan persetujuan awal dari Google dan telah memulai tahap awal pengembangan. Namun, tak lama setelah mockup pertama pada pertengahan 2020, Google membatalkan proyek tersebut sepenuhnya.

Game kolaborasi dengan Kojima Productions itu diklaim akan menjadi sebuah “game horor episodik,” dengan Hideo Kojima yang bersemangat untuk memanfaatkan potensi cloud gaming.  Tapi pada akhirnya, dikatakan bahwa Manajer Umum Stadia, Phil Harrison, telah membuat panggilan terakhir kepada Kojima Productions untuk membatalkan proyek game mereka.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/