Tag Archives: Game

Pengembangan Game Lokal Tidak Perlu Intervensi Pemerintah

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Akhir-akhir ini, banyak yang memperbincangkan tentang kebijakan PSE yang diberlakukan Kominfo beberapa hari yang lalu, dan salah satu bidang yang diperhatikan adalah game lokal. Seperti yang kita tahu sendiri, bahwa platform distribusi game telah diblokir oleh pemerintah. Sebut saja Steam milik Valve, Origin milik EA, dan EGS milik Epic Games, pada waktu artikel ini ditulis, pemblokiran terhadap Steam sudah dinormalkan.

Dalam jangka waktu yang sama, salah satu petinggi Kominfo mengatakan bahwa bila beberapa aplikasi yang telah diblokir tersebut tidak mendaftar, maka akan ada penggantinya yang dibuat oleh anak bangsa. Salah satu targetnya adalah membuat marketplace game khusus developer lokal. Apakah benar game di Indonesia memerlukan bantuan dan intervensi pemerintah untuk berkembang?

Game Lokal Digital Happiness | Yahoo
Digital Happiness, Salah Satu Developer Game Asal Indonesia yang Sukses dengan DreadOut | Yahoo

Tidak lama kemudian, terdapat sebuah postingan Facebook yang juga membahas masalah yang sama. Sang author post tersebut mengatakan bahwa langkah yang diambil Kominfo merupakan hal yang benar, karena dapat menghilangkan pengaruh game luar di pasar lokal.

Membuat Platform Marketplace Sendiri untuk Game Lokal adalah Ide Buruk

Ketika mendengar rencana pemerintah untuk membuat marketplace khusus game lokal, seketika menjadi ide buruk. Mengapa hal tersebut merupakan ide buruk? Sederhana saja, karena tidak adanya persaingan. Hal yang membuat sebuah developer berkembang dalam membuat game adalah persaingan di pasar. Sebut saja persaingan PES milik Konami dengan FIFA milik EA dan CoD milik Activision dengan Medal of Honor serta Battlefield.

Dengan adanya persaingan dengan pasar luar, diharapkan developer Indonesia mampu memperbaiki diri mereka sendiri dengan standar yang semakin tinggi. Dapat dibayangkan bila saingannya hanyalah sesama game lokal, kemungkinan besar hasilnya tidak dapat besaing di pasar luar dengan standar yang lebih tinggi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu dan effort yang dibutuhkan untuk membuat marketplace seperti Steam. Steam sendiri perlu sekitar belasan tahun agar dikenal seperti saat ini. Epic Game Store dapat dikenal karena mereka yang selalu berbagi game gratis, tentu saja dengan modal yang tidak sedikit. Berkaca dari kedua platform tersebut dan kondisi saat ini, hampir mustahil dapat membuat sebuah platform yang besar tanpa effort dan biaya yang besar, kecuali EA saat membentuk Origin, EA tetaplah EA, mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau.

Baca Juga: Apa yang Dibutuhkan oleh Developer Indonesia untuk Bersaing?

Dukungan Dana untuk Game Lokal? Lebih Baik untuk Sektor Lain

Banyak yang beranggapan bahwa memberikan suntikan dana untuk para developer lokal merupakan hal bagus. Dengan begitu mereka dapat memiliki budget lebih dalam mengembangkan game, tapi tidak semudah itu. Sampai saat ini Indonesia mampu mengeluarkan berbagai game di level indie. Game seperti Coffee Talk dan DreadOut merupakan 2 contoh yang terkenal.

Namun, bila dilihat dari cara pemerintah memperhatikan industri game, mereka beranggapan bahwa game indie sudah cukup untuk bersaing di pasar yang lebih tinggi. Pemerintah memberi bantuan kepada startup lokal termasuk para pengembang game lewat BIP berupa uang sebesar Rp. 200 Juta. Tentu saja budget Rp. 200 Juta adalah nominal yang kecil untuk game indie.

Sebagai gambaran budget untuk pengembangan AA game -tingkat selanjutnya dari game indie, game AA dapat menghabiskan budget Rp. 55 Milyar (development budget dari It Takes Two, salah satu AA game). Bahkan, game AAA seperti Metal Gear Solid V mempunyai budget di angka Rp. 1,2 Triliun.

Dengan budget di angka tersebut barulah pengembangan game dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Namun, lebih baik pemerintah menganggarkan dana sebesar itu ke aspek lain karena masih banyak sektor yang perlu ditingkatkan sebagai negara berkembang. Meski jumlah bantuannya terkesan kurang, usaha kecil pemerintah ini dapat diapresiasi.

Lagipula pengembangan game AA dan AAA dapat dibilang tidak worth it bila hasilnya bukanlah game free-to-play. Apalagi karena target pasarnya di Indonesia.

Baca Juga: Dampak Kebijakan PSE Pada Game Di Indonesia

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dilakukan, tapi yang paling penting adalah biarkanlah kultur game tersebut berkembang secara natural. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan industri game yang pesat, tinggal menunggu waktu sampai ada salah satu developer game di Indonesia dikenal di kancah internasional. Asalkan tidak ada kebijakan yang seolah-olah menghalangi hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung.

Developer game indie dapat berkembang dengan cara yang sewajarnya. Ketika developer dapat membuat game yang menarik di level indie dan dapat memukau para developer besar, mereka akan dikontrak dan diberi suntikan dana oleh perusahaan tersebut.

Sebagai contoh adalah Turtle Rock Studio yang dikontrak Valve setelah mengembangkan Counter Strike: Condition Zero atau, Mojang yang memulai karirnya dengan Minecraft yang kemudian dibeli sahamnya oleh Xbox Game Studios.

Dukungan pemerintah selain dalam bentuk dana, dapat juga dalam bentuk seperti memperkenalkan produk game Indonesia ke mancanegara. Seperti melakukan negosiasi kerjasama dengan negara yang punya kultur game kuat, seperti Jepang dan AS. Kerjasama tersebut berupa pemberian investasi untuk game lokal dalam bentuk human resources dan anggaran. Dengan adanya kerjasama ini tentu saja akan dapat meningkatkan kualitas developer Indonesia kedepannya.

Nah, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam misi mebawa game lokal ke kancah internasional. Selain itu dengan kamu melakukan top up dan voucher games kesayangan kalian itu juga termasuk daam mendukung para developer games. Kalian dapat menikmati kemudahan top up dan membeli voucher games dengan murah dan proses mudah hanya di Gamefinity.id

 

Steam Deck Segara Hadir Di Asia! Indonesia Kebagian?

GAMEFINITY.ID, PATI – Konsol handheld terbaru dari Valve yaitu Steam Deck telah berhasil mencuri hati para gamer sejak perilas pertamanya. Pasalnya konsol ini hampir dapat menjalankan semua game steam saat ini. Membuat impian para gamer memainkan game steam dimana saja menjadi kenyataan. Meski Steam Deck berhasil meraih popularitasnya, konsol ini masih belum tersebar secara meluas. Kabar baik, Valve telah mengumumkan bahwa Steam Deck akan segera hadir di Asia akhir tahun ini dan sudah mulai membuka pre-order.

Valve Bawa Steam Deck Ke Asia

Steam Deck
Steam Deck akan segera hadir di Asia | Source: Steam Deck

Valve bekerja sama dengan Komodo sebagai reseller resmi Steam Deck untuk region Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong. Komodo menyediakan variasi Steam Deck mulai dari 64GB, 256GB, dan 512GB. Begitu pelanggan melakukan pre-order, mereka akan mendapatkan estimasi kasar tentang kapan Steam Deck mereka akan dikirim.

Steam juga mengantisipasi keterbatasan stock untuk setiap region. Yang mana stock untuk setiap region akan memiliki stock Steam Deck berbeda – beda. Jadi para gamer di wilayah tertentu tidak perlu khawatir akan kehabisan barang yang dikarenakan telah dihabiskan oleh wilayah lain.

Valve menuliskan dalam sebuah postingan di blognya, “Kami sangat bersemangat untuk menghadirkan Steam Deck tersedia di lebih banyak wilayah di seluruh dunia, dan berharap gamer di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong akan menyukai Steam Deck dari kami,”.

Baca Juga : Tesla Bakal Tambah Game Dari Steam?

Indonesia kebagian?

Steam dan Komodo juga berencana untuk mendirikan booth stand di Tokyo Game Show tahun ini sehingga para gamer bisa mendapatkan beberapa unit Steam Deck tepat waktu sekaligus dapat memeriksa barang secara langsung. Sayangnya hingga saat ini masih belum ada informasi mengenai ketersediaan konsol terbaru dari Valve ini di region lain di Asia. Sepertinya para gamer Indonesia harus bersabar sedikit lebih lama untuk mendapatkan Steam Deck dengan harga normal.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mencoba konsol terbaru dari Valve ini?

Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Baru-baru ini, sang CEO dari Electronic Arts, Andrew Wilson, dilaporkan tengah meyakinkan para investor dengan mengatakan ‘bahwa game single-player masih menjadi bagian utama dari output perusahaan”. Statement tersebut sontak menjadi perhatian dikalangan komunitas gamer, karena publisher raksasa itu pernah dianggap mengejek genre game single-player di Twitter.

Mengutip dari laman web IGN, saat panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan pada hari Selasa (Waktu Amerika Serikat), CEO Electronic Arts, Andrew Wilson, menyatakan bahwa game single-player “sangat, sangat penting” untuk masa depan perusahaan. Meskipun, dalam prakteknya, genre single-player hanya bisa menghasilkan sekitar 30 persen pendapatan, dari total bisnis perusahaan.

“Para pemain kami, secara seimbang, mereka memiliki motivasi inti ini — inspirasi, pelarian, koneksi sosial, kompetisi, peningkatan diri, kreasi — hal-hal inilah yang menyatukan kami sebagai pemain game,” ucap Wilson, dalam transkrip panggilan melalui SeekingAlpha

“Saat kami memikirkan game single-player, kami pikir ini adalah bagian yang sangat, sangat penting dari keseluruhan portofolio yang kami berikan untuk memenuhi motivasi inti tersebut.” Imbuhnya.

Baca juga: Sultan Diablo Immortal Ingin Refunds Karena Sulit Matchmaking

EA Single Player
EA | Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Ucapan Wilson memang terdengar meyakinkan, namun statement-nya dengan cepat dilemahkan oleh pernyataan dari sang Direktur Keuangan (CFO) EA, Chris Suh. Yang menyebut bahwa bisnis layanan langsung (Live Service) seperti game multiplayer online, akan lebih menguntungkan, dengan setidaknya meraup lebih dari 70 persen keuntungan dari total bisnis perusahaan.

“Jika kita memikirkan dampak model dan dampak keuangannya, saya pikir hal pertama yang harus selalu diingat adalah bahwa layanan langsung masih mencakup, dalam basis 12 bulan, (atau sekitar) lebih dari 70 persen (pendapatan) bisnis kami.”

“Dan itu telah terbukti, sangat andal, aliran pendapatan yang sangat berulang, dan itu masih akan menjadi pendorong utama dalam P&L (Profit and Loss / laba rugi) jangka panjang kami (EA).”

Suh kemudian menjelaskan lebih lanjut, dengan menyatakan bahwa layanan langsung bisa menjadi bisnis jangka panjang, yang lebih stabil bagi perusahaan.

“Pertumbuhan jangka panjang kami akan terus berinvestasi dalam kinerja yang berkelanjutan dan stabil dari bisnis layanan langsung kami dan akan ada beberapa put and take di sepanjang jalan.”

Sebelumnya, pada awal bulan Juli lalu, akun Twitter resmi Electronic Arts sempat mengunggah cuitan yang dinilai mengejek para pemain game single-player. Dan setelah diselidiki, akun Twitter resmi EA ternyata dipegang oleh pihak ketiga yang tidak bekerja dengan EA. Bahkan, si pengunggah cuitan tidak mengetahui adanya respon negatif yang diakibatkan oleh cuitannya.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

SONY, Sang Pemenang Perang Besar Dunia Konsol

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Sony Group Corporation, Sony Corporation, atau SONY yang dikenal secara umum merupakan perusahaan besar multinasional Jepang. Sony Corp yang berpusat di Jepang atau tepatnya di Konan, Minato, Kota Tokyo, Jepang.

Sebuah perusahaan besar yang bergerak dan beroperasi sebagai salah satu produsen atau pemasok produk elektronik konsumsi, perusahaan konsol video game, dan penerbit game terbesar yang ada di dunia. Jadi tidak heran mengapa Sony masuk dalam deretan perusahaan teknologi terbesar di dunia, dari dulu hingga sekarang.

Sony Corp berdiri pada 7 Mei 1946 yang berpusat di Nihonbashi, Chuo, Tokyo, Jepang. Perusahaan yang didirikan oleh 2 orang founder yaitu, Masaru Ibuka dan Akio Morita.

Seperti yang dijelaskan di atas, Sony sendiri bergerak di bidang teknologi yang menghasilkan produk mencakup perangkat keras kompuer, barang elektronik, film, musik, robot, video game, dan banyak lagi.

Baca Juga : Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Nintendo vs SEGA, Berakhir dengan SONY Sebagai Pemenang Mutlak

Sony Corp
Nintendo vs SEGA – SONY, Sang Pemenang Perang Besar Dunia Konsol

Sony Corporation atau Sony Group Corporation berdiri pada pertengahan tahun 1946 dan didirikan oleh Masaru Ibuka yang kemudian Akio Morita turut membangun Sony.

Tidak lama beberapa tahun dari berdirinya Sony, kurang lebih 14 tahun setelah Sony berdiri. Selang 14 tahun Sony berdiri, tidak lama muncul pesaing berat dari Sony, yaitu SEGA.

SEGA sendiri merupakan perusahaan yang serupa dengan Sony, tetapi fokus bergerak pada bidang industri video game dan perangkat kerasnya. SEGA sendiri masih merupakan perusahaan teknologi yang berasal dari Jepang.

SEGA berdiri pada 3 Juni 1960 dibawah naungan perusahaan Sega Interactive Co., Ltd. Didirikan oleh Martin Bromley dan Richard Stewart, yang kemudian Haruki Satomi menjadi ketua dan CEO perusahaan game satu ini.

SEGA sebagai produsen teknologi yang bergerak di industri yang mirip dengan Sony, telah banyak mengeluarkan produk-produknya seperti video game, konsol, dan perangkat game pendukung lainnya. Salah satu yang terkenal ialah Coin Game, atau biasa dikenal dengan mesin game arcade.

Sony dan Sega menjadi dua perusahaan dengan tingkat rivalitas yang cukup sengit. Rivalitas yang berakhir dengan kemenangan mutlak atas Sony sebagai perusahaan produsen teknologi terbesar di dunia.

Sony memenangkan perhelatan hebat dalam melawan rival nya, Sega. Perhelatan yang dikenal dengan sebutan The Console Wars. Tentunya ada alasan sendiri kenapa perhelatan itu bisa terjadi, dan mengapa Sony bisa memenangkan perhelatan tersebut.

The Console Wars, Blunder yang Memenangkan Sony dengan Mutlak

The Console Wars bermula pada pertengahan era 80 hingga 90-an yang melibatkan dua merek dagang Jepang yang tentunya sama-sama bergerak di bidang yang serupa, yaitu Sega dan Nintendo. Sejak era konsol game yang ditenagai dengan prosesor 8-bit hingga 32-bit, dan salah satu produk yang terkenal dengan di tenagai prosesor ini seperti Mesin Retro Arcade Mini.

Sikut menyikut terjadi antara dua perusahaan ini, Sega dan Nintendo dalam urusan pengembangan inovasi dan pemasaran produknya. Hal lucu terjadi disini, setidaknya sampai pihak Nintendo melakukan kesalahan yang cukup fatal.

Nintendo yang sebelumnya berjanji akan membuat konsol bersama dengan Sony, ternyata menyalahi perjanjian yang mereka buat sendiri dan berakhir dengan kejutan dari Sony sendiri yang langsung merilis Playstation pada tahun 1994.

Sony Corp
Playstation – SONY, Sang Pemenang  Perang Besar Dunia Konsol

Setelah Sony merilis konsol pertamanya, seketika Sony memenangkan perang konsol dua dekade yang sebelumnya Sega dan Nintendo yang jadi pusat perang. Salah satu konsol yang turut masuk dan terlibat dalam The Console Wars adalah Sega Saturn.

Sebelumnya, Sega telah merilis konsol video game bertenaga yang disebut dengan Sega Saturn. Sega Saturn yang dari jauh hari digadang-gadang akan mendominasi pasar dan perang konsol tersebut.

Seketika Sony melepas kartu AS miliknya, Playstation dan secara langsung memenangkan pertempuran itu. Hal ini memberikan efek rusak bagi masa depan Sega dan Sega Saturn secara cukup menyakitkan. Nintendo melakukan kesalahan fatal dan Sega terkena dampak dari persaingan antara Nintendo dan Sony.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Playstation 2 merupakan salah satu bagian dari generasi konsol Playstation Series. Sebuah konsol Playstation pada Maret 2000 di Jepang, Oktober 2000 di Amerika Utara, November 2000 di Eropa, dan Akhir November 2000 di Australia.

Playstation 2 dibesut dan dikembangkan oleh perusahaan game asal Jepang bernama Sony Computer Entertainment. Merupakan penerus Playstation 1 dan menjadi konsol generasi keenam yang bersaing ketak dengan Sega’s Dreamcast, Nintendo GameCube, dan XBOX Microsoft.

Baca Juga : Review Win 98 Simulator, Emulator OS Peringan Program Bawaan

Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Playstation 2 sendiri menghadirkan beragam game yang menarik dan pastinya menyenangkan. Banyak pemain sekarang yang memilih untuk mengoleksi series Playstation daripada harus memainkannya di perangkat mereka yang sekarang.

Tapi tahukah? Beberapa game Playstation 2 dapat dimainkan di PC atau operasi sistem Windows tanpa harus menggunakan emulator. Karenanya game-game tersebut telah mendapatkan porting agar dapat dimainkan di PC. Berikut beberapa game yang dapat dimainkan di PC Kentanng tanpa emulator.

Grand Theft Auto Series

Playstation 2 Porting
Grand Theft Auto San Andreas – Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Grand Theft Auto menjadi salah satu game Playstation 2 yang mendapatkan porting untuk beberapa seriesnya di PC. Game bawaan Rockstar Games ini menjadi salah satu game Open World yang telah mendunia berkat series di Playstation 2 dengan judul, Grand Theft Auto: San Andreas.

Grand Theft Auto: San Andreas adalah game dari series Grand Theft Auto atau yang biasa dikenal dengan GTA yang dapat ditemui di Playstation 2 dalam wujud lawasnya.

Grand Theft Auto: San Andreas dirilis pada Oktober 2004 oleh Rockstar North dan dipublikasikan oleh Rockstar Games untuk Playstation 2. Series ini rilis selang 2 tahun dari Grand Theft Auto: Vice City terbit. Tidak lama kemudian dirilis pada Windows di Juni 2005, dan berangsur untuk MAC OS X di November 2010.

Game yang menceritakan tentang seorang mantan gangster bernama Carl Johnson yang kembali kerumah setelah pembunuhan ibunya dan di tarik kembali menjadi member geng yang bentrok dengan otoritas korup dan villain yang kuat.

Bully

Playstation 2 Porting
Bully Scholarship Edition – Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Kembali lagi dengan game terbitan Rockstar Games, Bully atau Bully Scholarship Edition. Sedikit yang membedakan antara Grand Theft Auto dengan Bully perihal penerbitan. Grand Theft Auto dikembangkan oleh Rockstar North, sedangkan Bully dikembangkan oleh Rockstar Vancouver dengan Rockstar Games sebagai induk utama perusahaan ini.

Bully menjadi salah satu game Rockstar Games yang turut dapatkan porting untuk lintas platform lainnya. Salah satu platform tersebut adalah Windows. Untuk versi Windows sendiri yang mendapatkan hasil remastered dengan  judul Bully: Scholarship Edition. Untuk series Scholarship, pemain dapat memainkannya di operasi sistem Windows tanpa perlu emulator.

Bully dirilis pada Oktober 2006 oleh Rockstar Games yang sebelumya digarap oleh Rockstar Vancouver. Menjadi salah satu game Action Adventure yang bertema latar, waktu, suasana sekolah besar. Untuk series Scholarship Edition dapatkan perilisan pada Oktober 2008.

Bully bercerita tentang seorang siswa nakal yang telah banyak pindah sekolah sana sini bernama James Hopkins dengan alias Jimmy yang berakhir di sekolah cukp bergengsi berkat anak-anak nakal lainnya, Bullworth Academy.

Need for Speed: Most Wanted

Playstation 2 Porting
Need for Speed Most Wanted Black Edition – Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Menjadi satu dari banyaknya game balapan yang porting untuk Windows, dan cukup populer dalam jajaran game balapan. Siapa lagi kalau bukan Need for Speed Series. Penulis akan membahas salah satu dari series Need for Speed yang dapatkan porting di Windows yaitu Need for Speed: Most Wanted Black Edition.

Mengapa penulis mengambil yang series Black Edition? Mengapa tidak yang biasa saja? Karena Need for Speed: Most Wanted Black Edition merupakan series yang paing kompatibel dan lancar di perangkat kentang seperti Intel Dual Core.

Need for Speed: Most Wanted Black Edition dirilis untuk merayakan ulang tahun ke-10 Need for Speed Series yang juga bersamaan dengan rilisnya Most Wanted Series. Black Edition dirilis pada 2005 oleh EA Canada dan EA Black sebagai penerbit, kemudian ditebritkan oleh Electronic Arts.

Itulah beberapa game Playstation 2 yang dapatkan Porting untuk Windows. Pilihan diatas merupakan rekomendasi dari penulis langsung dan mampu berjalan di perangkat berspesifikasi rendah seperti Windows 7 Ultimate 64-bit dan Pentium Dual-Core dengan dukungan RAM 2GB

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Call of Duty Dituduh Melakukan Plagiarisme

GAMEFINITY.ID, PATI – Plagiarisme memang bukan suatu tindakan yang baik. Selain mencuri ide dan karya orang lain, plagiarisme juga dapat membuat pemilik karya original merasa terpukul. Melihat karya yang dibuat dengan sungguh – sungguh diambil begitu saja oleh orang lain. Baru-baru ini Activision dilaporkan telah melakukan plagiarisme salah satu skin yang ada di Call of Duty: Vanguard.

Update Terbaru Call of Duty: Vanguard

Update terbaru Call of Duty: Vanguard mendatangkan Terminator T-800 Arnold Schwarzenegger dan T-1000 Robert Patrick. Selain itu di Seasons 4 ini mereka juga menghadirkan skin anjing Samoyed yang lucu nan menggemaskan untuk operator Kim Tae Young.

Call of Duty
Update Season 4 Call of Duty: Vanguard

Tuduhan Plagiarisme

Namun tak disangka skin anjing samoyed yang imut tersebut dilaporkan merupakan hasil dari plagiarisasi dari karya seorang artist independen dua tahun lalu. Menyusul tuduhan tersebut, Raven Software selaku developer Call of Duty: Warzone telah menghapus gambar yang merujuk pada skin Loyal Samoyed di situs web mereka. Kalian bisa lihat versi lama dari website Raven Software yang menyertakan skin Samoyed, dan telah diganti seperti ini.

Concept Artist Sail Lin mengunggah karya seni karakter, “Samoye Medical,” ke situs web ArtStation pada Desember 2019. Pada hari Jumat, artis tersebut melalui Twitter, mengatakan bahwa Activision dan Raven Software telah menjiplak karya tersebut tanpa menghubunginya.

“Walaupun saya juga pemain COD, saya sangat kecewa melihat karya saya dijiplak oleh perusahaan besar seperti Activision dengan cara seperti ini,” tulis artist tersebut. “Saya telah menghubungi Activision untuk penjelasan dan/atau kompensasi, dan mudah-mudahan situasinya segera diselesaikan. Sebagai seniman independen, saya hanya bisa melakukan seperti ini, dan saya harus berbicara hal ini untuk menghentikan agar tidak terjadi lagi di masa depan.”

Sail Lin menjelaskan kesamaan yang jelas antara karya seni Samoye Medical dan model skin Loyal Samoyed melalui tweet-nya. Masih belum jelas bagaimana Raven Software dan Activision menanggapi tuduhan tersebut.

Tuduhan plagiarisme di industri game bukanlah hal yang baru lagi. Ambil contoh yang belum lama ini yaitu tuduhan riot games kepada mobile legends yang sampai saat ini masih dalam proses pengadilan.

Bagaimana menurut kalian? Apakah skin Samoyed Loyal benar merupakan hasil plagiarisme?