GAMEFINITY.ID, Salatiga – Pengaruh video game terhadap kesehatan mental memang sudah menjadi perbincangan hangat dalam ranah psikologi. Dan kini, peneliti menemukan bahwa video game kompetitif dapat mengganggu kesehatan mental para pemain.
Game kompetitif seperti Dota 2, Mobile Legends, LOL, CS:GO dianggap jauh lebih berbahaya dibandingkan game-game kasual single player. Meskipun lebih berbahaya, ironisnya game-game kompetitif jauh lebih digandrungi dibandingkan game kasual.
Sebenarnya video game apapun pada dasarnya tidak jahat. Mereka tidak selalu menyebabkan kecemasan atau depresi. Namun gangguan kesehatan mental seringkali datang dari pemain yang kurang mampu menyikapi secara positif ketika bermain video game khususnya game kompetitif.
Lalu apa saja dampak negatif dari bermain game kompetitif dan bagaimana cara menanggulanginya? Mari kita simak baik-baik.
Alexithymia, Gangguan Identifikasi Emosi Manusia
Jika seseorang menekan emosinya untuk jangka waktu yang lama, mereka mengembangkan kondisi yang disebut Alexithymia. Alexithymia adalah ketidakmampuan untuk menentukan keadaan emosi batin seseorang. Mayoritas gamer kompetitif menderita Alexithymia, karena cara video game kompetitif menekan emosi kita dan memengaruhi kesehatan mental kita.
Semua gamers pasti setuju apabila ketika bermain game kompetitif, kekalahan adalah sesuatu yang terasa tidak enak, apapun alasannya. Kita sudah menghabiskan waktu, tenaga, pikiran untuk memenangkan game namun sayangnya hal tersebut terbuang sia-sia.
Kebanyakan para pemain game kompetitif tidak dapat menyikapi kekalahan tersebut dengan baik. Mereka menekan perasaan negatif atas kekalahan terus menerus dan pada akhirnya perasaan tersebut meledak dan tidak terkendali.
Apabila ledakan perasaan tersebut semakin parah, para gamers tersebut akan membatasi kapasitas emosional mereka. Akibatnya, mereka akan sulit dalam mengidentifikasi emosi dan menyampaikan emosional mereka secara tidak tepat. Inilah yang dinamakan Alexithymia.
Beberapa gejala-gejala awal Alexithymia yang diakibatkan oleh video game kompetitif yaitu terbiasa berbicara kasar, sering menyalahkan orang lain, dan tidak dapat menerima keadaan.
Depresi Karena Ranking
“Ah noob banget sih lu masa’ rank lu masih rendah segitu”, “Gak mau ah gw main ama lu, rank lu masih segini sih”.
Pasti sering sekali kita mendengar ucapan semacam itu dalam lingkungan game kompetitif. Dalam bermain game kompetitif, ranking menjadi tolak ukur kemampuan dalam bermain game. Semakin tinggi rank seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuannya.
Sistem rank ini secara tidak langsung memunculkan sistem kasta dalam komunitas game kompetitif. Banyak sekali kasus dimana pemain dengan rank tinggi merasa lebih superior terhadap pemain dengan rank rendah.
Akibatnya pemain dengan rank yang rendah merasa tertekan dan depresi atas perilaku diskriminatif tersebut. Pemain tersebut akan menciptakan pola yang tidak sehat dalam bermain kompetitif game agar tidak diejek oleh pemain dengan rank tinggi.
Obsesi dan Fanatisme yang Tidak Sehat
Para penggila game kompetitif memang kebanyakan memiliki obsesi dan fanatisme yang tidak sehat terhadap game yang mereka mainkan. Tak jarang apabila kita menengok forum-forum online game kompetitif, para fanatik sering memuja game yang mereka mainkan layaknya dewa.
Persaingan antar game kompetitif seperti Mobile Legends dengan Arena of Valor, PUBGM dengan Free Fire juga dapat merembet ke para pemain mereka. Sehingga tak jarang terjadi perdebatan sengit antar fanatis tentang game mana yang lebih superior.
Para fanatis tersebut akan mencari lawan debat dan mencoba menjatuhkan game rival dan meninggikan game mereka setinggi langit. Bahkan ada beberapa kasus dimana pertikaian tersebut berujung pada berbagai tindakan kriminal seperti penganiayaan, pencemaran nama baik, dan lain-lain.
Mengatasi Gangguan Mental Akibat Game Kompetitif
Apabila kalian merasakan gejala-gejala negatif akibat game kompetitif tersebut, kalian dapat melakukan hal ini untuk mencegah gejala negatif tersebut semakin parah.
- Kurangi waktu bermain game kompetitif.
- Ubah mindset kalian dalam bermain game kompetitif dari “mencari kemenangan” menjadi “mencari kesenangan”
- Lakukan aktivitas positif di dunia nyata seperti berjalan-jalan menghirup udara segar, olahraga, dan lain-lain.
- Mencoba bermain game casual yang lebih santai dan mudah dinikmati.
- Coba bersosialisasi dengan orang lain secara nyata.
- Anggap segala sesuatu yang terjadi di dalam game sebagai sesuatu yang tidak nyata dan hanya fiktif semata.
Yup itu tadi beberapa gangguan kesehatan mental akibat game kompetitif. Sebagai gamers tentunya kita berharap dijauhkan dari berbagai macam masalah mental yang ditimbulkan oleh game kompetitif. Dan terakhir, penulis ingin berpesan kepada para gamers agar tetap bermain game secara sehat dan berpikir positif terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam game.