GAMEFINIY.ID, Bandar Lampung – RhythmGame kini telah menjadi salah satu genre yang banyak peminat. Hampir tiap seri Rhythm mampu cross-platform. Beberapa game hanya dapat dimainkan di perangkat Mobile, Android. Kebanayakan hadir dalam platform konsol, nintendi, dan banyak lagi.
Deretan Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator
Beberapa rhythm game membutuhkan perangkat dengan spesifikasi yang lebih baik. Hal ini disebabkan dengan visual game idol ataupun rhyhm yang cenderung penuh dengan efek. Ada beberapa game konsol yang cocok dimainkan di perangkat pengguna emulator spesifikasi rendah. Apa saja itu? Simak dibawah ini.
Hatsune Miku merupakan salah satu vocaloid asal Jepang yang sangat ikonik dan terkenal diseluruh dunia. Vocaloid sendiri merupakan software atau perangkat lunak musik berupa nyanyian seorang gadis sekolahan, dan Hatsune Miku menjadi salah satunya.
Tidak lama setelah kehdaian dari Hatsune Miku sendiri, telah banyak game yang mengadaptasi dari Hatsune Miku sendiri dengan memasukkan unsur Rhythm dan beberapa musik vocaloid bawaan Hatsune Miku, salah satunya adalah Hatsune Miku: Project Diva.
Kali ini penulis akan merekomendasikan salah satu series di Hatsune Miku: Project Diva, yaitu Hatsune Miku: Project Diva Extend yang dapat pemain mainkan di PlayStation Portable ataupun emulator yang mendukung.
Hatsune mIku: Project Diva Extend dirilis pada November 2011 dengan Dingo Inc, Crypton Future Media, Sega sebagai developer dan Sega juga yang menjadi publisher. Game ini dapat dimainkan di PlayStation Portable, dan PlayStation 3.
K-On! After School Live
K-On! merupakan series dari animasi Jepang yang bergenre Music, dan Slice of Life. K-On! sendiri memiliki visual hingga alur cerita yang santai layaknya sebuah Slice of Life pada umumnya.
K-On! berkat kepopulerannya kini telah memiliki beberapa game yang salah satunya berjudul K-On! After School Live yang telah rilis cukup lama di tahun 2010-an.
Bukan hanya sebatas kepada gaya permainan rhythm-nya, namun tidak dapat disangkal juga kalau game ini menekankan pada konsep konser musik. Dalam K-On! After School Live sendiri memiliki gameplay yang cukup menarik dan lagu-lagu yang cukup variatif.
K-On! After School Live dirilis awal pada September 2010 dengan Sega sebagai publisher sekaligus pengembangnya. Game ini juga dapat dimainkan di PlayStation Portable dan PlayStation 3.
The iDOLM@STER Series
The iDOLM@STER merupkan salah satu franchise idol yang terkenal di era-era berjayanya gameboy dan arcade game. Menjadi salah satu yang terdekat dalam urusan gameplay dengan Syn Sophia yang juga merupakan pendahulu dari Aikatsu.
Memiliki fokus game yang ditekankan pada metode rhythm, dan fokus pada konser musiknya juga. Hadir dengan banyak karakter dan alur cerita yang beragam, dan banya kustomisasi yang cukup menarik perhatian para penikmat idol game.
The iDOLM@STER Shiny Festa akan menjadi fokus bahasan dari rekomendasi penulis kali ini. The IDOLM@STER Shiny Festa sendiri merupakan salah satu series yang fleksibel dan cross-platform. Memiliki visual yang bagus dan lagu-lagu yang cukup variatif.
The iDOLM@STER Shiny Festa dirilis pada Oktober 2012 oleh BNE Entertainment dan BANDAI NAMCO Studios yang turut mengembangkan game ini. Game ini dapat dimainkan di platform IOS,PlayStation 3, dan PlayStation Portable.
Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan vouchergame dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, PATI – Handheld Console telah menjadi salah satu konsol populer sejak peluncuran Nintendo Switch pada tahun 2017. Keunggulan portable yang ditawarkan menjadi aspek utama dari konsol ini. Terlebih baru-baru ini Valve juga meluncurkan handheld console Steam Deck pada tahun 2022. Dan sepertinya kedua perusahaan besar tersebut akan mendapatkan saingan baru dalam handheld console. Logitech dan Tencent baru saja mengumumkan kerja sama untuk menciptakan handled konsol.
Kerjasama Logitech dan Tencent
Logitech dan Tencent mengumumkan kerjasama dalam mengembangkan handheld console berbasis cloud game yang direncanakan akan diluncurkan tahun ini. Konsol baru ini akan menggabungkan keahlian Logitech G dalam menangani hardware serta Tencent Games dengan software service. Selain itu, Logitech bekerja sama dengan Xbox Cloud Gaming dan Nvidia GeForce Now untuk menambah dukungan dalam hal cloud gaming. Berbagai layanan cloud gaming diharapkan dapat mendukung handheld console milik Logitech dan Tencent.
“Popularitas Logitech G dalam pasar hardware PC dan konsol menjadikannya rekan yang ideal dalam membantu kami mewujudkan visi untuk menghadirkan pengalaman bermain game yang lebih baik bagi para gamer di seluruh dunia,” ujar Daniel Wu selaku general manager Tencent Games Smart Solution Innovation Lab.
“Hari ini menandai dimulainya langkah baru bagi perusahaan kami untuk lebih mendorong limit perangkat game.” General Manager Logitech G Ujesh Desai menambahkan: “Sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam pengembangan, penerbitan, dan operasi game, Tencent Games telah menjadi yang terdepan dari segi inovasi, dan itulah sebabnya kami bermitra dengan mereka.”
Cloud gaming akhir-akhir ini semakin berkembang seiring kemajuan teknologi, dan konsol baru ini mampu memperkenalkan cloud gaming kepada pemain, terutama di kawasan Asia, salah satu pasar utama Tencent. Jika dikembangkan hingga potensi tertingginya, konsol baru ini dapat membuat cloud gaming sebagai opsi yang layak bagi pemain yang mungkin skeptis terhadap teknologi tersebut.
Sayangnya, tampaknya konsol baru Logitech dan Tencent tidak mendukung game asli selain melalui cloud gaming. Beberapa pemain saat ini sepertinya masih belum begitu percaya dengan cloud gaming. Kendala seperti internet stabil dan lain hal masih menjadi momok besar untuk cloud gaming saat ini. Semoga dengan hadirnya konsol Logitech dan Tencent membuat masa depan cloud gaming semakin ideal dan aksesible.
Nantikan informasi terbaru dari dunia gameing gears dan teknologi game hanya di Gamefinity. Dukung juga para developer game kesayangan kalian dengan top up dan membeli voucher game kesayangan kalian dengan harga murah dan proses yang mudah di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Indie game dan PS VITA, dua hal yang tidak dapat dipisahkan sejak zaman dahulu. Berawal dari masa PlayStation yang merilis konsol handheld yaitu PlayStation VITA, indie game mulai banyak bermunculan.
HIngga pada era PS VITA, indie game merupakan penyokong utama dari konsol tersebut dikarenakan kurangnya peminat dari para pengembang besar. Kira-kira apa yang menjadikan Indie Game sering dikaitkan dengan konsol handheld?
Apa itu Indie Game?
Sebelum masuk ke pembahasan utama, mari kita bahas secara singkat mengenai indie game. Indie game merupakan sebuah game yang dikembangkan dengan mandiri, baik dari sisi finansial maupun pengembangannya.
Biasanya indie game memiliki budget dan tim yang terbatas dibandingkan dengan AA atau AAA game. Bahkan, beberapa game seperti Banished dikerjakan hanya oleh satu orang saja.
Perkembangan indie game dimulai pada awal tahun 2000-an. Pada masa itu, maraknya online marketplaced dan digital distribution membuat indie game mendapatkan tempat. Tanpa kedua hal tersebut, membuat sebuah game dengan dana terbatas ialah hal yang sulit.
Karakteristik game-nya pun juga cukup beragam. Mulai dari inovasi baru yang ada dalam industri game, hingga berbagai gaya art yang dibuat berbeda dari biasanya. Contohnya Undertale, game tersebut mempunyai inovasi gameplay dan mengusung grafis yang berbeda dari berbagai game di zamannya.
Percaya atau tidak, game indie sempat “memperpanjang” sebuah nyawa dari sebuah konsol handheld. Konsol handheld tersebut merupakan PS VITA.
Kehilangan pasarnya di kalangan para pengembang kelas atas, PS VITA sendiri dapat hidup karena beberapa indie game berkualitas pada konsol tersebut. Salah satu contohnya adalah Hotline Miami.
Hotline Miami merupakan sebuah indie game besutan Dennaton Game yang rilis di PS VITA. Meskipun merupakan sebuah indie game, Hotline Miami dapat menjadi salah satu game yang dapat mengangkat PS VITA berkat gameplay-nya yang menantang.
Berbagai game lainnya seperti Axiom Verge dan Shovel Knight juga menjadi beberapa judul penyelamat. Game yang disebutkan sebelumnya memiliki ciri-ciri khas yang sama, yaitu “susah”. Alasannya karena memang beberapa game tersebut ditujukan untuk gamer hardocre yang suka tantangan dibandingkan pemain kasual yang punya tempatnya sendiri yaitu Nintendo 3DS.
Kalau Bukan yang Besar, Nanti Diambil yang Kecil
Kalimat tersebut sangat menggambarkan pasar konsol handheld pada zamannya. Penyebab PS VITA menjadi ladang indie game adalah keluarnya berbagai pengembang besar dari pasar konsol handheld.
Lalu apa yang membuat para pengembang keluar dari persaingan? Jawabannya adalah bisnis.
Membuat sebuah game khususnya oleh para pengembang besar membutuhkan modal dan karyawan yang juga banyak. Hal tersebut tidaklah sebanding untuk membuat sebuah game konsol handheld. Mereka pasti akan mengincar pasar konsol seperti PS3 dan Xbox yang punya pasar lebih luas.
Sementara itu di sisi lain, konsol handheld milik Nintendo sendiri rata-rata game-nya dibuat oleh pengembang dalam. Jadi, mereka membuat game sendiri untuk dipasarkan dalam konsolnya. Namun, hal itu berubah saat Switch rilis, konsol tersebut menampung banyak indie game seperti Hollow Knight dan Hades.
Untuk keseruan game konsol seperti Nintendo Wii, Playstation Vita dan lainnya kalian bisa terus pantengin Gamefinity. Selain itu kalian akan menikmati main Nintendo Wii dengan menjadi membership kan? Gamefinity menyediakan membership yang murah dengan proses yang mudah.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Nintendo 3Ds, merupakan sebuah konsol handheld besutan Nintendo yang ditujukan untuk menjadi penerus dari Nintendo DS. Memiliki banyak fitur baru yang dihadirkan, Nintendo 3DS menjadi sebuah konsol handheld yang dapat dikatakan sukses bila kita melihat penjualannya yang melebihi PS VITA.
Namun, hadir pada generasi ke-8 konsol game, merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi 3DS. Pasalnya kemunculan 3DS sendiri memiliki kondisi dan situasi yang jauh berbeda saat perilisannya dari kondisi saat masa perilisan NDS. Selain memiliki saingan yaitu PS VITA yang memiliki mesin gahar pada waktu itu, 3DS juga harus bersaing dengan pasar game mobile yang pada saat itu sedang naik daun.
Sejarah Nintendo 3DS
Memulai eksperimen tentang teknologi stereoscopic 3D video game padatahun 1980-an dengan Famicom 3D yang beberapa game sudah menggunakan teknologi tersebut, Nintendo hanya menemui kegagalan pada konsol setelahnya. Dimulai dari Virtual Boy yang mengusung konsep 3D namun gagal di pasaran. Lalu ada juga Nintendo Gamecube dan Game Boy Advance SP yang rencananya dibekali teknologi tersebut, namun sayangnya semua berakhir dengan kegagalan.
Dimulai dari rumor yang beredar pada tahun 2009 tentang penerus dari Nintendo DS yang ada dalam tahap pengembangan. Pada Oktober 2009, tabloid Bright Side memunculkan rumor bahwa GPU Tegra milik Nvidia telah dipilih oleh Nintendo untuk penerus Nintendo DS. Tahun berikutnya, pada 16 Februari 2010, majalah Computer dan Video Games mengatakan bahwa beberapa pengembang asal Jepang sudah meminta SDK (software development kit) untuk penerus Nintendo DS.
Nintendo pada akhirnya mengumumkan secara resmi tentang keberadaan Nintendo 3DS sebagai penerus dari Nintendo DS pada 23 Maret 2010. Tentu saja berita ini mengejutkan media yang pada saat itu Nintendo DSi XL baru saja diumumkan. Gambar pertama kali dari Nintendo 3DS muncul pada berkas dari Mitsumi Electric untuk FCC (Federal Communication Commision).
Konsol 3DS pertama kali dikenalkan pada acara E3 di tahun 2010. Beberapa game yang diumumkan pada saat event tersebut sangatlah beragam dari berbagai pengembang. Square Enix hadir dengan Kingdom Hearts dan Final Fantasy, Konami hadir dengan Metal Gear Solid 3: Snake Eater 3D, Capcom hadir dengan Resident Evil Revelations, Ubisoft hadir dengan Assassin’s Creed: Lost Legacy, dan masih banyak lagi.
Pada 29 September 2010, Nintendo mengumumkan perilisan Nintendo 3DS di regional Jepang akan hadir pada 26 Februari 2011. Nintendo pada saat itu juga mengumumkan beberapa fitur baru 3DS, pilihan warna yaitu Aqua Blue dan Cosmos Black, serta harganya ¥25,000 untuk regional Jepang.
Setelahnya pada tanggal 19 Januari 2011, Nintendo melakukan dua press release di Amsterdam dan New York. Mereka mengumumkan bahwa Nintendo 3DS akan hadir pada 27 Maret 2011 untuk daerah Amerika serta 25 Maret 2011 untuk daerah Eropa dengan penentuan harga yang diatur oleh retailer.
Peluncuran Nintendo 3DS di Jepang dibanderol dengan harga ¥25,000 yang rilis pada 26 Februari 2011, lalu disusul perilisan di Amerika dengan harga US$249.99, 27 Maret 2011 di Eropa dengan harga yang beragam, serta 31 Maret 2011 di Australia dan Selandia Baru dengan harga A$349.99.
Namun, pada 28 Juli 2011, Nintendo memotong harga 3DS hampir sepertiganya. Untuk “mengganti rugi” beberapa pelanggan yang membeli 3DS sebelum pemotongan harga, Nintendo memberikan beberapa game NES dan GBA gratis dengan syarat pengguna harus login ke Nintendo e-Shop sebelum 21 Agustus 2011.
Penjualan 3DS sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah kesuksesan. Angka penjualannya sendiri telah mencapai angka 3,61 juta unit di seluruh dunia pada akhir Maret 2011. Angka tersebut naik beberapa kali lipat menjadi 15,03 juta unit pada akhir tahun 2011. Total, 75,77 juta unit telah terjual per 31 Maret 2020.
Tergerus oleh Zaman
Meskipun penjualannya dapat dikatakan sebagai sebuah kesuksesan dengan angka lebih dari 70 juta unit terjual, nyatanya Nintendo masih gagal dalam melanjutkan kesuksesan besar dari NDS. Pada 2009 sendiri, Nintendo dilaporkan telah menguasai lebih dari 60% pada pasar konsol handheld dan juga berhasil menjual NDS di angka lebih dari 150 juta unit. Hal ini membawa NDS sebagai konsol terlaris peringkat kedua di dunia, hanya berbeda tipis dengan PS2 yang merupakan home console.
Seperti halnya yang terjadi pada PS VITA, 3DS juga harus berhadapan dengan adanya pasar mobile gaming yang pada saat itu sedang naik daun. Hal ini yang menjadi salah satu alasan 3DS tidak sesukses pendahulunya yaitu NDS.
Perbedaan kondisi pasar merupakan salah satu alasannya. Pada masa NDS rilis yang dibarengi dengan PSP, jarangnya perangkat yang dapat menjalankan media dengan mudahnya saat dibawa kemanapun merupakan sebuah alasan mengapa konsol handheld pada saat itu laris manis. Berbeda di dekade 2010-an, perkembangan smarthpone yang dapat mencakupi kebutuhan sehari-hari hingga dapat memenuhi kebutuhan bermain game seseorang.
Perbedaannya dengan PS VITA ialah beberapa versi pembaruan dari 3DS yang dapat meraih kesuksesan. Nintendo 2DS, 3DS Xl, 2DS XL, dan 3DS LL, semuanya mendapatkan tanggapan yang baik dari pelanggan. Berbeda dengan PS VITA yang versi pembaruannya justru memiliki tanggapan yang mayoritas negatif dari konsumen dan tidak membantu pemasaran dari konsolnya.
Meskipun tergerus zaman dan persaingan, tidak dapat dipungkiri bahwa Nintendo 3DS masih membawa Nintendo menjadi raja konsol handheld hingga saat ini. Nintendo pun akhirnya juga belajar dari kondisi pasar yang ada dan menciptakan Nintendo Switch sebagai konsol hybrid yang dapat menjadi konsol handheld dan home console dalam satu perangkat.
Beberapa game terkenal yang ada pada Nintendo 3DS adalah Animal Crossing: New Leaf, Fire Emblem: Awakening, The Legend of Zelda: A Link Between World, The Legend of Zelda: Ocarina of Time 3D, Xenoblades Chronicle 3D, dan masih banyak lagi.
GAMEFINITY.ID, Yogyakarta – Nintendo memang selalu menghadirkan console terbaik untuk para pecinta game RPG. Meskipun secara spesifikasi Nintendo Switch bukanlah tandingan dari PS4 maupun Xbox One, nyatanya console handheld ini mempunyai penggemar setianya tersendiri. Hal ini dikarenakan game-game Nintendo yang cenderung lebih santai, apalagi bisa dimainkan dimana saja karena Nintendo Switch adalah console Handheld.
Berikut ini kita akan memberikan daftar hidden gem RPG terbaik yang bisa kalian mainkan di Nintendo Switch, versi Gamefinity ID. Game yang akan kita masukkan kedalam daftar kali ini adalah game-game RPG underrated yang mempunyai kualitas yang bagus. Jadi, game seperti Zelda: Breath of The Wild, Shin Megami Tensei 5, dll tidak akan masuk ke list kali ini.
Atelier Ryza: Ever Darkness & the Secret Hideout
Atelier Ryza: Ever Darkness & the Secret Hideout adalah game yang dirilis oleh “Koei Techmo” pada 26 September 2019. Game ini menceritakan tentang Reisalin Stout atau Ryza, seorang gadis muda yang bosan dengan kehidupan terisolasinya di sebuah pulau terpencil dan ingin pergi berpetualang. Game Atelier Ryza mempunyai formula JRPG yang cukup khas dengan mekanisme crafting Alkimianya. Singkatnya, alih-alih hanya membuat makanan, ramuan, dan bahan sekali pakai lainnya, kita dapat menggunakan kreasi alkimia buatan kita sesuka hati untuk dipakai dalam battle.
Atelier Ryza: Ever Darkness & the Secret Hideout dapat kalian beli di Nintendo Store dengan harga $29,99 atau 435 ribu rupiah.
Neo: The World Ends With You
Setelah 14 tahun tidak ada entri baru, Game The World Ends With You buatan “Square Enix” akhirnya mendapatkan sekuel baru yang berjudul Neo: The World Ends With You. Game ini menceritakan tentang sebuah permainan yang bernama Reaper’s Game yang bertempat di Shibuya, Jepang. Rindo sebagai protagonis utama dalam game ini akan bertahan selama 7 hari dalam Reaper’s Game untuk menyelesaikan tantangan dari Reaper dan melawan monster yang disebut Noise. Sebagai tambahan, Seri The World Ends With You ini cukup dikenal karena musiknya yang khas dengan tema ala-ala EDM.
Sama seperti Atelier Ryza, game ini dapat kalian beli di Nintendo Store dengan harga $29,99.
Setelah kesuksesan Death end re;Quest yang pertama, “Compile Heart” selaku pengembang dari game ini merilis sekuel dari Death end re;Quest pada 13 Februari 2020 lalu. Sekuel yang kedua ini berlatar di kota Le Choara, Eropa Timur, dimana karakter utama kita yang Bernama Mai Toyama mendaftar di sebuah panti asuhan khusus perempuan untuk mencari saudara perempuannya yang hilang. Game ini mempunyai pembawaan cerita dengan style ala game visual novel, dengan battle mekanik Turn-Base RPG yang cukup sulit dan membuat frustasi. Singkatnya, game ini mempunyai kemiripan dengan game-gameHardcore-Turn Base RPG seperti Etrian Oddysey yang lebih fokus kepada eksplorasi dungeonnya.
Death end re;Quest 2 tersedia di Nintendo Store dengan harga $49,99 atau 725 ribu rupiah.
Game “The Lost Child”
Jika kalian penggemar seri Shin Megami Tensei dan mencari game dengan tema yang hampir serupa, maka The Lost Child adalah game yang tepat. Game ini mempunyai mekanisme dungeon crawling yang mirip seperti Shin Megami Tensei 4, dengan kamera first personnya. Dalam game ini, kita juga bisa merekrut monster yang kita temui untuk ikut bertarung Bersama. The Lost Child sendiri bercerita tentang seorang wartawan yang sedang menyelidiki kasus aneh yang melibatkan fenomena supranatural, plot cukup sangat familiar untuk kita para penggemar seri SMT.
Game The Lost Child dapat kalian beli di Nintendo Store dengan harga $10 atau 140 ribu saja.
Game “Octopath Traveler”
Meskipun cukup populer, rasanya sangat sulit untuk tidak memasukkan Octopath Traveler kedalam list kali ini. Game ini mempunyai visual 2,5 D yang sangat memanjakan mata untuk para gamer baru dan membuat nostalgia untuk para gamer veteran. Octopath Traveler sendiri mempunyai cerita dari 8 perspektif yang berbeda sesuai dengan jumlah karakter utamanya. Pertama, kita akan memilih satu dari delapan karakter tersebut. Untuk membuka cerita karakter lainnya, kita perlu untuk menemukan karakter tersebut dalam game dan mengajaknya bergabung dalam party kita.
Game ini mampu menggabung elemen nostalgia para pecinta RPG klasik dengan cerita yang juga unik. Octopath Traveler sendiri tersedia di Nintendo Store dengan harga $59,99 atau 870 ribu rupiah.
Itulah daftar hidden gem RPG terbaik yang bisa kalian coba, versi Gamefinity ID. Jika kalian mempunyai rekomendasi game lain, jangan sungkan untuk berbagi daftar game menarik versi kalian lewat fanspage atau komunitasfacebook dari Gamefinity ID.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – PlayStation VITA atau lebih dikenal dengan nama PS VITA merupakan sebuah konsol handheld yang rilis sebagai penerus PSP di masa generasi kedelapan konsol game. Nama PS VITA mungkin masih berasa asing yang dibandingkan dengan nama PSP. Meskipun digadang-gadang dapat menjadi perubah pasar konsol handheld di eranya, namun nyatanya adalah kenyataan pahit yang diterima oleh Sony sendiri.
Dapat dikatakan, PS VITA merupakan salah satu kegagalan SONY yang berasal dari segi marketing yang dilakukannya. Keadaan PS VITA sendiri pada saat itu dapat dianalogikan seperti “ditusuk dari dalam dan luar di waktu yang bersamaan”.
Di generasi sebelumnya, PSP memiliki rival yang kuat yaitu NDS yang menjadi konsol handheld paling laris sepanjang sejarah. Kali ini, saingan PS VITA lebih kuat dan lebih ganas dengan potensi yang tidak terbatas, yaitu maraknya pasar mobile gaming serta hadirnya penerus NDS, yaitu 3DS, hingga di akhir masa produksinya, Nintendo Switch dirilis.
PS VITA History
Berawal dari rumor yang dikemukakan oleh Eurogamer di bulan Juli tahun 2009 yang berisi bahwa penerus dari PSP telah direncanakan oleh Sony, keberadaan PS VITA yang saat itu belum dinamai demikian sudah muncul di ranah publik. Pada saat itu juga, Eurogamer memberikan laporan terkait penerus dari PSP yang akan menggunakan processor PowerVR SGX543MP, sebuah processor yang juga digunakan dalam mesin Xbox.
Pertengahan tahun 2010, rumor kembali berkembang terkait penerus PSP yang sudah hadir saat rapat internal eksklusif Sony. Sesaat setelahnya, prototip dari PS VITA dikirimkan kepada para developer untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan. Rumor tersebut semakin mencuat karena informasi tersebut dikonfirmasi oleh Shaun Himmerick, executive producer dari Mortal Kombat dan Patrick Soderlund, vice president dari Electronic Arts.
Sony pada akhirnya mengumumkan keberadaan konsol handheld penerus PSP yang pada saat itu diberi nama “Next Generation Portable” atau disingkat NGP. Mereka mengklaim bahwa grafis yang ditawarkan oleh NGP ini akan hampir setara dengan PS3. Mereka juga mengumumkan bahwa NGP akan hadir dengan touchscreen agar para gamer mobile lebih terbiasa dengan kontrolnya, layar yang sudah menggunakan OLED, serta kembalinya sistem kartrid memori.
Di event E3 2011, 6 Juni 2011, Sony baru mengumumkan nama resmi dari NGP, yaitu PS VITA yang berasal dari bahasa latin yang berarti kehidupan. Jadwal rilis PS VITA mengalami pengunduran dikarenakan gempa dan tsunami yang melanda Jepang di tahun 2011. Meski begitu, Sony tetap menjanjikan bahwa perilisan PS VITA di Jepang akan hadir di akhir 2011 dan mulai dari awal 2012 untuk seluruh dunia.
Tanggal rilis resmi pada akhirnya diumumkan oleh Sony dan akan jatuh pada tanggal 17 Desember 2011 untuk kawasan Jepang dan 22 Februari 2022 untuk kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa edisi terbatas dari PS VITA bahkan sudah hadir pada 15 Desember 2012, seminggu sebelum tanggal rilis resmi. Edisi terbatas tersebut merupakan bundle dari game Little Deviant beserta carry case edisi terbatas serta kartrid memori 4GB.
Penjualan PS VITA di Jepang berawal dari 300.000 unit terjual di minggu pertama, lalu turun drastis di angka 50.000 di minggu kedua, dan stabil di angka 12.000 unit terjual setiap minggu setelahnya. Hal yang sama juga terjadi di kawasan AS dimana PS VITA dapat terjual 200.000 unit di bulan pertama lalu turun drastis menjadi 50.000 unit terjual di bulan kedua.
Harga PS VITA sendiri saat perilisannya adalah $249 untuk versi Wi-fi only, dan $299 untuk versi 3G + Wifi. Namun, harga tersebut hanya bertahan satu tahun mengingat pasar yang tidak mendukung PS VITA. Harga tersebut turun menjadi $199 pada Agustus 2013.
Kondisi Pasar yang Tidak Mendukung
Keberadaan PS VITA sendiri pada saat perilisannya tidak mengarah untuk mendukung konsol tersebut. Meskipun memiliki mesin dengan performa unggulan dan kuat, PS VITA sendiri harus menghadapi gempuran dari rivalnya, 3DS yang membawa nama baik NDS sebagai konsol yang “lebih ramah” dimainkan oleh berbagai usia.
Hal ini diperburuk dengan muncul dan menguatnya pasar mobile gaming yang memiliki kemudahan akses lebih baik dan lebih multifungsi dari konsol handheld. Hal ini juga diakui oleh seorang mantan petinggi Sony, bahwa pasar PS VITA dihancurkan oleh keberadaan mobile gaming yang membuat keberadaan dari konsol handheld semakin menghilang.
Sony sendiri dapat dikatakan juga melakukan blunder yang parah dalam pembagian pasar konsol mereka dan PS VITA menjadi korban dari blunder tersebut. PS4 konsol generasi kedelapan milik Sony nantinya hadir dan akan jauh lebih sukses dari PS VITA. Meskipun memiliki perbedaan pasar, namun keberadaan PS4 membuat Sony banting setir dalam memberikan alasan hadirnya PS VITA.
Saat perilisan sendiri PS VITA ditujukan menjadi sebuah konsol handheld yang meneruskan PSP di pasarnya. Namun, saat PS4 rilis keberadaan PS VITA berubah menjadi sebuah alat pendukung dari PS4 dengan kemampuan remote play miliknya. Hadirnya PS VITA TV, sebuah alat agar PS VITA dapat dimainkan dengan layar TV, menjadi puncak dari ketidakjelasan Sony dalam membagi pasar PS VITA.
Game Terlalu Bagus yang Menjadi “Senjata Makan Tuan”
Saat perilisannya, PS VITA menjadi salah satu game yang menjanjikan dengan kapabilitasnya untuk mendukung grafis yang lebih baik dari konsol handheld lainnya. Nyatanya, hal ini adalah sebuah “senjata makan tuan” yang berikan mirisnya oleh Sony sendiri.
Membuat sebuah game dengan kualitas AAA yang mendukung grafis paling tinggi di PS VITA bukan sebuah hal yang murah. Para pengembang besar seperti enggan untuk bertaruh uang yang besar dengan game andalan mereka dalam konsol handheld seperti ini. Karena sejatinya, dari zaman pendahulunya di pasar konsol handheld, game handheld sendiri merupakan versi “lebih murah” dari game aslinya. Hal ini terbukti dengan lebih banyaknya game kualitas AA yang hadir pada konsol ini.
Banyaknya developer besar yang keluar dari persaingan PS VITA dan lebih memilih untuk bersaing dengan konsol seperti PS4 milik Sony, membuat PS VITA sendiri kekurangan game dengan nama tenar. Hal tersebut juga menjadi salah satu pendukung gagalnya penjualan PS VITA sendiri.
Di daerah luar Jepang, keberadaan game yang ada pada PS VITA sendiri sangat bergantung dari developerindie yang memiliki budget terbatas. Game seperti Hotline Miami mencapai kesuksesan pada pasar game PS VITA. Seperti memperburuk keadaan, game seri Monster Hunter yang terkenal di PSP, pada saat itu mengeluarkan serial terbarunya di konsol rival PS VITA yaitu Nintendo 3DS secara eksklusif.
Berbeda dengan keadaan di luar, keberadaan PS VITA di Jepang sendiri masih dapat diangkat karena developer game besar asal Jepang seperti Bandai Namco, Falcom, dan Koei Tecmo masih mendukung game di konsol ini. Game seperti Persona 4 Golden, Atelier series, dan Danganronpa telah menyelamatkan kondisi pasar PS VITA di Jepang. Bahkan, keberadaan game tersebut juga “sedikit” melegakan bagi pasar game PS VITA di luar Jepang setelah versi globalnya muncul.
Dukungan Sony untuk PS VITA berakhir pada tahun 2019 untuk global dan tahun 2020 untuk regional Jepang. Pada akhirnya, PS VITA sendiri harus mengakui superioritas dari perkembangan mobile gaming yang menawarkan game dengan kualitas setara yang dibanderol dengan harga lebih rendah. Rilisnya Nintendo Switch juga menjadi salah satu alasan mengapa Sony harus segera menutup dukungan untuk PS VITA.
SCH-2000 merupakan sebuah tipe lainnya dari SCH-1000 yang merupakan PS VITA dari awal perilisannya. SCH-2000 memiliki ukuran dan berat lebih kecil dibanding versi sebelumnya serta layar yang kembali menggunakan LCD. Keberadaan SCH-2000 sendiri sama sekali tidak membantu menaikkan penjualan PS VITA.
Pada tahun 2021, Christian Phillips, seorang mantan senior director Sony, mengakui bahwa mereka terlalu meremehkan keberadaan pasar mobile gaming. Mereka sudah diperingatkan oleh ahli teknologi yang bekerja di Sony bahwa potensi smartphone yang menjadi platform mobile gaming dapat mengungguli kekuatan komputasi konsol di tahun 2010-2011. Namun, mereka tetap merilisnya saat pasar mobile gaming sedang ada dalam masa berkembang pesatnya dan berakhir dengan keagagalan. Total hanya 10-15 juta unit terjual, jauh lebih kecil dari angka penjualan PSP.
Kesimpulan
PS VITA merupakan usaha Sony untuk melanjutkan tradisi PSP sebagai konsol handheld yang mampu bersaing di pasar. Hal tersebut berakhir tragis meskipun PS VITA sendiri memiliki mesin konsol handheld yang jauh mengungguli kompetitornya. Hal ini diperparah dengan kondisi pasar yang lebih mengarah ke pasar mobile gaming.
Kurangnya dukungan dari pengembang eksternal dan internal, adalah hal yang memperparah kondisi pasar PS VITA. Ditambah lagi Sony menerapkan kebijakan usaha yang malah memperburuk kondisi dari pemasaran PS VITA.
Dapat disimpulkan, bahwa PS VITA merupakan “Kegagalan yang Menawan”. Kegagalan Sony dalam memasarkan konsol ini yang dibarengi dengan spesifikasi menawan nan gahar yang berhasil diciptakan oleh Sony sendiri.