GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nintendo telah mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan turnamenSuper Smash Bros. Ultimate Challenge Cup Mei ini! Turnamen ini akan menjadi pertama setelah tertunda dari 2020 lalu.
Bagaimana Cara Ikut Super Smash Bros. Ultimate Challenge Cup 2022?
Turnamen ini akan diadakan pada 7 Mei mendatang pukul tiga sampai enam sore waktu Pasifik. Untuk mengikutinya, pemain harus membuka game Super Smash Bros. Ultimate selama turnamen berlangsung. Pilih mode Online, Smash, Official Tourney Qualifiers untuk mulai mengakses dan berpartisipasi dalam turnamen.
Siapa yang Bisa Ikut Super Smash Bros. Ultimate Challenge Cup 2022?
Sayangnya turnamen ini baru bisa diikuti oleh pemain asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Nintendo juga menetapkan minimal umur pemain 13 tahun untuk Amerika Serikat dan Kanada serta 18 tahun untuk Meksiko.
Turnamen ini memang terbuka untuk semua kalangan, mulai dari yang baru saja bermain hingga pemain profesional sekalipun. Jadi pemain dengan beragam tingkatan kemampuan bermain dapat berpartisipasi. Patut diingat, pemain profesional juga memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan turnamen.
Pemain yang menjadi peserta turnamen Super Smash Bros. Ultimate Challenge Cup berkesempatan untuk memenangkan berbagai hadiah. Di antaranya My Nintendo Gold Point yang bisa di-redeem di Nintendo eShop, case Nintendo Switch, dan sebuah grand prize trophy untuk pemenang.
Akan ada delapan orang pemenang. Hadiahnya disebutkan sebagai berikut:
Pemenang Grand Prize akan mendapat piala (trophy), jaket, ransel, case Nintendo Switch, dan 10.000 Nintendo Gold Point.
Tiga orang pemenang First Place akan mendapat masing-masing case Nintendo Switch dan 7.500 Nintendo Gold Point.
Empat orang pemenang Second Place akan mendapat masing-masing case Nintendo Switch dan 5.000 Nintendo Gold Point.
Selama mereka memiliki akun Nintendo, semua pemenang berhak menerima dan me-redeem My Nintendo Point yang mereka dapatkan.
Sementara itu, penggemar masih menunggu kabar apakah Super Smash Bros. akan masuk dalam turnamen EVO terbaru. Seri Super Smash Bros. sendiri sangat populer sampai menjadi salah satu game yang dipertandingkan di turnamen EVO sejak 2007.
Gamefinity mengucapakan kepada para pembaca Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Kalian tetap bisa top up buat games kesayangan kalian di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Handheld Console, salah satu teknologi yang memungkinkan seseorang untuk bermain game dengan praktis dan dapat dibawa dimana saja.
Sebuah teknologi revolusioner yang pada saat keemasannya menjadi salah satu hal yang diidam-idamkan oleh para gamers.
Namun, keberadaan Handheld Console saat ini dapat dikatakan memiliki saingan dalam urusan dapat memainkan game dimana saja.
Ya, keberadaan smartphone akhir-akhir ini dapat mempunyai posisi yang berpengaruh di industri game. Bahkan, beberapa developer pun akhirnya memutuskan turun di ranah mobile gaming.
Lalu, apa yang membuat persaingan ini dapat dikatakan adil dan tidak adil di waktu yang bersamaan?
Sejarah Handheld dan Mobile Gaming
Handheld
Disini saya tidak akan membahas terlalu dalam tentang sejarah handheld console. Saya sudah pernah membahas sejarah ditemukannya Handheld di artikel khusus.
Tujuan dari diciptakannya handheld console adalah dapat dibawa kemana saja. Ketika konsol biasa hanya dapat digunakan dengan TV atau layar.
Begitulah yang ditemukan oleh Gunpei Yokoi sebagai seorang karyawan Nintendo pada saat itu.
Perkembangan handheld hingga saat ini juga tidak lepas dari konsep yang digagas oleh Gunpei Yokoi tersebut. Bahkan, saat ini ada beberapa Hybrid Console yang dapat berfungsi sebagai konsol biasa dan handheld console.
Hanheld console sendiri mengalami kesuksesan atau masa emas pada tahun 1980-an ketika Game Boy hadir dan di tahun 2000-an saat masa Nintendo DS.
Smartphone yang kita kenal saat ini dengan layar touchscreen dan platform Android serta iOS sendiri mulai booming di awal tahun 2010-an. Memang pada saat awal ssmartphone hadir di pasaran, belum banyak yang tertarik dengan pasarnya.
Angry Birds merupakan salah satu game yang mulai masuk ke pasar mobile mulai dari awal. Angry Birds sendiri dinilai juga berpengaruh besar terhadap keberadaan in-app purchase saat ini.
Di tahun 2012, lahirlah sebuah game legendaris yang hingga saat ini, komunitas dan game-nya masih berjalan dengan lancar dan baik, Clash of Clans.
Tahun yang sama, terdapat juga salah satu game legendaris, Subway Surfer yang rilis sebagai game endless run yang pada tahun sebelumnya rilis terlebih dahulu Temple Run.
Sejak saat itu, pasar mobile gaming mulai dikenal oleh dunia hingga menjadi seperti yang saat ini.
Handheld dan Smartphone dan Sebuah Ketidakadilan
Handheld console dan smartphone menawarkan hal yang sama, yaitu dapat memainkan sebuah game dimanapun dan kapanpun asal ada baterainya.
Namun, perbandingan ini sesuai dengan yang saya katakan sebelumnya, dapat dikatakan sebagai adil tak adil.
Alasannya adalah kedua device tersebut memiliki tujuan yang berbeda.
Tujuan awal dari handheld adalah bagaimana seseorang dapat memainkan game dimanapun dan kapanpun.
Sementara, smartphone digunakan sebagai alat yang membantu hal sehari-hari dalam menjaga komunikasi antara satu sama lain dari jarak jauh. Namun, fungsinya saja yang melebar.
Meskipun ada beberapa smartphone yang memang dirilis untuk bermain game seperti Nubia Red Magic, Black Shark, dan RoG Phone. Tetap saja, hal tersebut tidak dapat merubah tujuan awal smartphone.
Ketika ketidakadilan perbandingan sudah dibahas, lalu apa yang menjadikan smartphone dapat dibandingkan dengan handheld pada saat ini?
Kita mulai dari keadaan pasar. Pada tahun 2021 kemarin, berdasarkan data pada website Venturebeat, game pada mobile gaming menguasai pasar sebanyak 52% (gabungan smartphone dan tablet) sementara konsol hanya memiliki 28% pasar (bukan hanya handheld, namun juga konsol biasa).
Berterimakasihlah dengan game mobile yang ramai diperbincangkan seperti Free Fire dan Mobile Legends serta game seperti King of Glory di Cina. Pasar game mobile berkembang pesat.
Ditambah lagi faktor orang-orang yang lebih banyak mempunyai smartphone daripada handheld console. Karena smartphone sendiri dapat berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti mobile banking dan ojek online.
Apalagi dengan perkembangan teknologi pada smartphone yang menurut pendapat saya “menggila”. Setiap tahun pasti ada perkembangan signifikan dari spesifikasi smartphone.
Yang bahkan pada saat ini juga telah ada smartphone yang dikhususkan untuk bermain game seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Hal ini tentu saja membuat pasar smartphone lebih melebarkan sayapnya.
Berbanding terbalik dengan mobile gaming, handheld console sendiri memiliki perkembangan yang relatif lebih lambat.
Namun, yang terbaru seperti Steam Deck, sekalinya rilis rasanya seperti di luar kata masuk akal. Meski terlihat remeh dan masih perlu penegmbangan lanjutan, performa yang ditawarkan oleh Steam Deck bukanlah main-main.
Steam Deck sendiri mampu menjalankan The Witcher III di setting grafis yang tinggi dengan sangat lancar.
Dan juga jangan lupakan Nintendo Switch yang dapat menjalankan game yang tidak dapat dimainkan di smartphone karena keterbatasan spesifikasi.
Ya, perkembangan handheld console bila dibandingkan per generasi juga sebenarnya sangat cepat.
Kesimpulan
Dari yang saya katakan di atas, saya dapat menyimpulkan seperti berikut.
Smartphone dan Handheld Console sama-sama memiliki potensi yang besar, smartphone didukung oleh luasnya pasar sementara handheld console didukung oleh performa yang lebih tinggi dengan pasar yang berbeda.
Meskipun smartphone memiliki tujuan awal yang berbeda, nyatanya saat ini dapat bersaing di ranah game dunia dengan dominasi game online miliknya.
Sementara handheld console yang terkesan mulai hilang, sebenarnya memiliki potensi kuat di masa depan dengan kelebihannya. Performa tinggi yang ditingkatkan setiap generasi, dan juga yang memang didedikasikannya device ini sebagai alat untuk bermain game menjadi senjatanya.