GAMEFINITY.ID, Bekasi – Film Suzume no Tojimari atau nama lainnya Suzume’s Door-Locking yang merupakan karya Makoto Shinkai ini telah menghasilkan 12,48 miliar yen atau setara dengan Rp1,4 triliun dan sudah menjual lebih dari 9,4 juta tiket.
Film ini menempati peringkat kedua di akhir pekan ke-10. Film Suzume no Tojimari juga melewati film Detective Conan dan film Evangelion di box office. Hingga saat ini film anime “Suzume no Tojimari” menjadi film terlaris yang ke-25 sepanjang masa di Jepang.
Hanya Demon Slayer, lima filmnya Ghibli, dua film terakhirnya Shikai sendiri, One Piece Film Red, dan Jujutsu Kaisen 0 yang mendapatkan lebih banyak di Jepang.
Release Suzume No Tojimari Melampaui Film Studio Ghibli
Film yang dirilis pada 11 November 2022 ini melampaui film The Wind Rises dari Studio Ghibli minggu lalu dan menjadi film anime terlaris ke-10 sepanjang masa di Jepang.
Saat minggu pembukaannya saja, film Suzume no Tojimari telah terjual 1,3 juta tiket dalam tiga hari pertama. Film ini sudah menjual tiket 38.7% lebih banyak. Tentu saja jumlahnya 47.4% lebih banyak dalam jangka waktu yang sama daripada Your Name yang diakui oleh Shinkai.
Dalam film Suzune no Tojimari, Makoto Shinkai bertindak sebagai sutradara dan juga penulis skenario yang juga dikreditkna dengan cerita aslinya. Lalu Masayoshi Tanaka menjadi desainer karakter,, sedangkan Kenichi Tsuchiya menjabat sebagai sutradara animasi. Takumi Tanji bertanggung jawa di bagian seni. Sementara Film Gelombang CoMix dalam mengelola produksi animasi.
Suzume no Tojimari merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel karya Makoto Shinkai yang dirilis pada Agustus 2022. Film dengan nama lain Suzume’s Door-Locking ini berfokus pada Suzume, gadis berusia 17 tahun dan bertemu seorang pemuda yang mencari sebuah pintu.
Suzume pun menemukan sebuah pintu aneh yang letaknya di antara reruntuhan, dan ia pun membukanya. Sayangnya, ketika pintu itu dibuka, banyak pintu-pintu lain mulai terbuka di sekitar Jepang dan menimbulkan banyak bencana di mana-mana. Suzume pun harus menutup semua pintu tersebut agar bisa menyelamatkan Jepang dari bahaya besar yang mengancam.
GAMEFINITY.ID, PATI – Tahun 2022 menjadi tahun yang cukup mengesankan. Selain menyajikan anime – anime dengan kualitas terbaik, tahun ini juga merupakan tahun kembalinya anime shounen populer. Setelah penantian lebih dari 10 tahun, anime Bleach akhirnya kembali melanjutkan petualangan penuh aksi malaikat maut Kurosaki Ichigo. Kembalinya sang malaikat maut ini mendapatkan banyak sanjungan baik dari penggemar lama hingga yang baru penonton seri Bleach.
Bleach: TYBW Akan Berlanjut di Part 2 July 2023
Memasuki arc terakhir Thousand Year Blood War, Bleach berhasil memberikan kualitas tontonan yang sangat memukau. Baik dari segi animasi hingga penceritaannya mendapatkan perningkatan yang sangat drastis dibanding seri sebelumnya. Di awal episode, kita telah disajikan aksi epic dari ichigo dan kawan-kawannya dalam membasmi hollow. Hingga tak terasa kita telah sampai di episode 13 dari anime Bleach: Thousand Year Blood War.
Setelah mengudara selama 4 bulan, anime Bleach: Thousand Year Blood War akan berhenti sementara di episode 13. Selepas penayangan episode 12 dan 13, Aniplex melalui channel youtube merilis trailer Bleach: Thousand Year Blood War Part 2: The Separation yang akan kembali tayang mulai juli 2023. Masih melanjutkan perang besar antara malaikat maut dengan quincy yang semakin memanas, bersiaplah untuk menyaksikan pertempuran – pertempuran epik dari kedua belah pihak.
Dalam trailer tersebut juga telah memberikan sedikit bocoran mengenai apa yang akan terjadi di Bleach: TYBW Part 2: The Separation, seperti bangkitnya bankai Hitsugaya hingga Uryuu Ishida yang akan berpihak ke sisi quincy.
Bleach: Thousand Year Blood War memang cukup berhasil untuk kembali menghidupkan salah satu anime shounen paling terkenal. Menjadi arc terakhir dari Bleach, Thousand Year Blood War berfokus mengenai perang besar antara malaikat maut dengan quincy. Di arc ini juga diungkap salah satu villain terkuat dalam anime Bleach yaitu Yhwach yang merupakan raja dari semua quincy.
Anime Bleach: Thousand Year Blood War dirumorkan akan tayang hingga 4 cour yang tampaknya akan mengadaptasi penuh cerita yang ada dalam manga. Tentunya di part 2 ini para fans akan disajikan pertarungan yang lebih intens nan brutal. Beberapa misteri dan plot twist juga mulai terungkap sedikit demi sedikit untuk mendorong cerita lebih menarik lagi.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton anime Bleach: Thousand Year Blood War? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, PATI – Popularitas group duo Yoasobi saat ini memang sedang berada dipuncak sejak beberapa tahun belakangan. Dari pecinta J-pop hingga mereka yang tidak begitu suka J-pop mulai mendengarkan lagu-lagu Yoasobi saat ini. Bisa dibilang Yoasobi telah berhasil menyentuh hati para penggemarnya yang datang dari berbagai kalangan pecinta musik. Nah, mari kita mengenal lebih dalam duo Yoasobi yang sedang naik daun.
Asal Usul Terbentuknya Yoasobi
Yoasobi adalah duo musik Jepang yang terdiri dari seorang produser dan penulis lagu Ayase bersama penyanyi perempuan Ikura. Mereka terkenal karena lagu-lagu pop yang menyentuh hati yang telah mereka rilis sejak debut mereka pada tahun 2019.
Awal terbentuknya duo Yoasobi bermula pada saat Ayase yang masih seorang produser musik vocaloid mendapatkan tawaran dari situs cerita online monogatary.com. Dalam kolaborasinya Ayase akan membuat lagu – lagu yang terinspirasi dari cerita yang ada di website monogatary.
Saat itu Ayase sedang mencari – cari vokalis untuk project-nya melalui media sosial. Dan bertemulah dia dengan suara dari seorang penyanyi sekaligus penulis lagu, Lila Ikuta yang mana sekarang menjadi partnernya di Yoasobi sebagai Ikura. Pada awalnya Ikura sendiri masih bingung dengan konsep yang ditawarkan oleh Ayase. Namun setelah dia mendengan karya – karya Ayase sebelumnya yang merupakan musik – musik Vocaloid, Ikura langsung menyadari bahwa mereka berdua memiliki selera musik yang sama.
Nama Yoasobi sendiri bisa diartikan secara kasar “Kehidupan Malam” yang mana memiliki makna bagaiman Ayase dan Ikura yang sebelumnya memiliki karir masing – masing di siang hari sebelum pada akhirnya bersatu menjadi group Yoasobi. Ayase yang awalnya merupakan produser musik – musik vocaloid seperti Hatsune Miku, dan Ikura yang seorang penyanyi sekaligus penulis lagu.
Novel Dan Cerpen Sebagai Sumber Lagu
Seperti yang dijelaskan, Yoasobi terbentuk karena kolaborasi Ayase dan Ikura dengan platform cerita online Monogatary. Maka dari itu hampir semua musik yang dirilis oleh superduo ini diadaptasi langsung dari cerita – cerita para penulis di monogatary.
Contoh paling terkenal adalah Yoru ni Kakeru yang merupakan adaptasi dari cerita karya Mayo Hoshino yang berjudul “Thanatos no yuuwaku”. Meski memiliki irama musik yang asik, ternyata ada cerita kelam dibalik setiap lirik lagu Yoru ni Kakeru. Thanatos no Yuuwaku atau diartikan Godaan Thanatos menceritakan tentang sepasang kekasih yang berulang kali mencoba untuk bunuh diri.
Menurut Ayase apabila dia menulis lagu yang suram untuk mengekspresikan cerita yang suram hanya akan menjadi karya yang biasa saja. Maka dari itu Yoru ni Kakeru dibuat sebaliknya untuk membuatnya lebih menarik dan menonjol. Alhasil lagu ini berhasil trending dan viral di mana – mana hingga saat ini.
Berhasil Meraih Berbagai Penghargaan di Awal Debut
Perilisan lagu pertama mereka berjudul Yoru ni Kakeru berhasil meledak di internet pada tahun 2019. Popularitas lagu ini pun semakin meningkat ketika dirilisnya versi The Home Take di Youtube pada tahun 2020. Dalam lima bulan dirilis, Yoru ni Kakeru berhasil memuncaki tangga lagu Billboard Japan Hot 100 selama tiga minggu berturut – turut. Single ini juga dinobatkan oleh MTV Video Music Award Japan 2020 dan Space Shower Music Awards 2021 sebagai Song of the Year.
Pretasi duo group ini tentunya tidak sampai situ saja. Pada tahun 2021 MTV Video Music Award Japan 2021 kembali memberikan penghargaan terbesar mereka kepada Yoasobi sebagai Artist of The Year. Penghargaan ini juga kembali mereka raih di ajang penghargaan SPACE SHOWER MUSIC AWARDS 2022 yang baru saja diadakan beberapa waktu lalu.
Ikut Terlibat Dalam Pembuatan Anime
Tak hanya fokus pada industri musik, Yoasobi juga sering terlibat dalam pembuatan Anime. Pada tahun 2021 kemarin Yoasobi berkesempatan untuk menangani theme song dari anime populer Beastars Season 2. Yoasobi mengisi opening song dengan judul Kaibutsu (Monster) sekaligus ending song yang berjudul Yasashii Suisei (Gentle Comet). Kedua lagu ini masing-masing didasari pada kisah novel Jibun no Mune ni Jibun no Mimi o Oshi Atete (I Press My Own Ear to My Chest), dan Shishiza Ryūseigun no Mama ni (A Leonid, Always) karya Paru Itagaki.
Lagu terbaru, Yoasobi kembali hadir untuk mengisi soundtrack anime mecha populer Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury. Dalam anime ini Yoasobi membawakan lagu berjudul The Blessing yang terinspirasi dari novel karangan Ichiro Okouchi berjudul Yurikago no Hoshi (Cradle Star).
Dalam festival musik Head in The Cloud Jakarta, Yoasobi hadir sebagai bintang tamu untuk memeriahkan acara tersebut. Ini sekaligus menjadi penampilan perdananya di Indonesia mapun di luar negeri. Setelah sukses tampil di HITC Jakarta, Yoasobi menuliskan tweet ucapan terima kasih sekaligus memberikan tease mengenai konser solo mereka. Dalam tweet tersebut Yoasobi seolah telah merencanakan Indonesia sebagai destinasi konser solo mereka nantinya.
Beberapa waktu lalu Yoasobi baru saja memberikan informasi mengenai tour arena pertama mereka yang akan diadakan tahun 2023. Tour ini akan dimulai pada 5 April 2023 di Nippon Gaishi Hall dan berakhir di 4 Juni 2023 di Saitama Super Arena. Dalam tour ini Akan ada total 12 pertujukan di enam lokasi berbeda nantinya.
Jangan lupa untuk kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – LicoBiTs, TIS Creation dan Broccoli kembali mengumumkan game keluaran terbarunya. Menjadi salah satu game otome yang kesekian kalinya. LicoBiTs saat ini sedang memproduksi game otome sejenis yang belum berjudul. Untuk sutradaranya dikepalai oleh Akira Takamura, RiRi sebagai ilustrator, dan Kazura Ringo sebagai penulis skenario yang sebelumnya pernah menulis Hakuoki dan Piofiore Series.
Otome sendiri adalah sebuah klasifikasi permainan dari Jepang yang berarti permainan gadis. Otome adalah sebuah video game berbasis story yang menargetkan pasar wanita. Secara umum, memiliki mekanisme gameplay seperti galge romance yang berpusat kepada maincharacter seorang wanita atau sebuah permainan yang didominasi oleh pria tampan.
Otome sendiri berawal dari pengakuan yang diakui sebagai Angelique, dan dirilis pada 1994 oleh Koei di Jepang untuk Super Famicom, dan juga di kerjakan oleh tim yang berisikan perempuan. Berawal menargetkan perempuan pra-remaja dan remaja, namun siapa sangka jika target populernya berada dikalangan remaja atau lebih tua di usia 20-an.
Beberapa game otome yang sempat terkenal adalah seperti McKenzie & Co pada 1995 dari American Laser Games dan Girl’s Club (1992) dari Philips Interactive merupakan game simulasi untuk anak perempuan yang dikembangkan dan juga dirilis di Amerika Serikat.
Untuk game otome Jepang pertama kali hadir dalam bahasa global adalah visualnovel Yo-Jin-Bo pada 2006 untuk PC. sejak itu, telah banyak game otome yang dikemas dengan gaya galge dan visualnovel, salah satunya seperti Hakuoki Series untuk PSP dan Nintendo 3DS.
Beberapa otome terkenal seperti Alice in The Country Hearts, Amnesia, Arabian Lost Series, Brother Conflict, Tokimeki Memorial, Uta no Prince-sama, dan masih banyak lagi.
Kebanyakan game otome dari Broccoli yang secara konsisten telah merilis beberapa karya otome hit atau game ryhthm tap-tap seperti Uta no Prince-sama dan Jack Jeane. Kemudian Tiz Creation yang saat ini juga sedang membentangkan dan melebarkan cakupannya dengan melibatkan para kreator yang sebelumnya sempat terlibat dalam pengembangan game serupa dan Joseimuke.
Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan vouchergame dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Berbicara mengenai peran sebuah negara dalam industri game, tentu saja Jepang menjadi salah satu yang paling berpengaruh dan terkenal. Saking terkenalnya, Jepang menjadi kiblat game di benua Asia, setidaknya hingga berbagai game free-to-play asal Tiongkok mulai menyerang pasar.
Meski sudah melewati masa emasnya di tahun 1980 hingga 1990-an, Jepang saat ini masih menjadi rumah dari industri game di Asia. Mulai dari konsol, game, pengembang, hingga beberapa tradisi yang masih ada hingga saat ini.
Sejarah Awal Kontribusi Jepang dalam Industri Video Game
Jepang dan game memulai hubungannya di tahun 1966 dengan Sega yang merilis sebuah game berjudul Periscope. Game tersebut merupakan sebuah game simulasi yang mengsimulasikan kapal selam. Pada tahun 1969, Sega memperkenalkan teknologi rear image projection dan salah satu game yang menggunakannya adalah Duck Hunt milik Nintendo.
Dekade 1970-an dan 1980-an merupakan perkembangan pesat Jepang dalam produksi game arkade milik mereka. Sega merilis game arkade Pong milik mereka di AS untuk pertama kalinya pada 1972.
Namun, langkah terbesar bagi industri game di Jepang adalah saat kesuksesan Space Invader di pasaran pada tahun 1978. Selain menjadi langkah awal Jepang di industri game, Space Invader juga menjadi tonggak awal dari masa keemasan game arkade di tahun 1980-an tidak hanya di Jepang, namun juga di berbagai belahan dunia.
Setelah kesuksesan Space Invader, banyak game Jepang lainnya yang juga mengalami kesuksesan dan menjadi terkenal. Sebut saja Galaxian, Pacman, dan Bosconian yang juga hadir sebagai game arkade. Dengan terkenalnya berbagai game tersebut, nilai industri game di dunia mencapai angka US$8 Milyar (setara US$23,8 Milyar di tahun 2021).
Fun Fact: Terdapat sebuah teori urban legend bahwa kelangkaan uang 100 Yen di tahun 1980-an disebabkan oleh suksesnya berbagai game arkade. Karena kejadian tersebut, produksi uang koin pecahan 100 Yen terpaksa ditingkatkan.
Kontribusi Jepang dalam Industri Game dari Tahun 1980 sampai Milenium Baru
Awal dekade 1980 menjadi tahun rilisnya konsol handheld pertama yang diproduksi oleh Nintendo, yaitu Game & Watch yang didesain oleh Gunpei Yokoi. Berbicara mengenai konsol, Nintendo juga lah yang mencetuskan ide untuk membuat konsol rumahan berbasis kartrid, yaitu Famicom atau Family Computer. Konsol tersebut mampu menjalankan game arkade seperti Donkey Kong.
Pada tahun 1988 Nintendo menyempurnakan Famicom miliknya dengan merilis Nintendo Entertainment System atau NES. NES lah yang membawa Nintendo melewati Toyota sebagai perusahaan terbesar di Jepang pada tahun 1990.
Banyak yang mengira NES akan menjadi sebuah konsol angin-anginan karena terjadinya fenomena video game crash di tahun 1983 yang membuat industri game turun nilainya. Namun, prediksi tersebut terbukti salah karena faktanya, NES terjual sebanyak 60 juta unit di seluruh dunia. Larisnya NES didukung oleh berbagai game legendaris seperti Super Mario Bros, Metroid, dan Legend of Zelda.
Selain Nintendo, Sony adalah perusahaan lainnya yang bergelut dalam pasar konsol rumahan. Pada awalnya Sony bekerja sama dengan Nintendo untuk merilis PlayStation. Namun, mereka berhenti bekerjasama dan membuat konsol PlayStation milik mereka sendiri yang berbasis CD.
Konsol milik merekalah yang justru laris di pasaran. Selain teknologi yang lebih maju, kesuksesan PlayStation juga dibantu beberapa game terkenal dan fitur lainnya. Hingga saat ini, kedua perusahaan tersebut, Nintendo dan Sony, masih merilis konsol milik mereka masing-masing. Walau begitu juga ada perusahaan seperti Sega dan Atari yang mundur dari pasar konsol.
Negeri Sakura di Industri Game Modern
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Sony dan Nintendo masih melanjutkan pembuatan konsol mereka. Hingga saat ini, mereka berdualah yang menguasai pasar konsol dengan hanya satu kompetitor setara, yaitu Xbox milik Microsoft. Bahkan, PlayStation2 masih memegang rekor sebagai konsol terlaris di dunia dan mengalahkan Xbox di tanah kelahirannya, AS.
Selain dalam pasar konsol, Jepang juga berkontribusi dalam pengembangan video game itu sendiri. Jika kalian pernah bermain game, tentunya kalian pernah bermain game asal Jepang yang ikonik dan terkenal.
Kalau kalian kira game tersebut adalah game “gacha waifu” seperti saat ini, maka kalian salah besar. Karena sebenarnya, developer asal Jepang di zaman dulu menggunakan media game sebagai media untuk menunjukkan performa terbaik mereka. Pengembang seperti Nintendo, Sega, Capcom, Konami, Square Enix, dan yang lain memiliki game ikoniknya masing-masing
Kita ambil contoh game sejuta umat di konsol seri PlayStation, Resident Evil milik Capcom. Seri tersebut mencapai puncak kejayaannya saat RE4 rilis. Dengan grafis yang terkesan “wow” di zamannya, mekanisme menantang, dan penokohan yang pas, hal-hal tersebut menjadikan RE4 menjadi salah satu game terbaik sepanjang sejarah.
Konami, perusahaan yang saat ini menjadi sebuah lelucon dalam industri game juga memiliki berbagai game ikoniknya di masa lalu. Contohnya adalah Winning Eleven yang masih berlanjut dengan nama Pro Evolution Soccer dan berganti lagi menjadi eFootball. PES hingga saat ini menjadi salah satu dari hanya dua game sepakbola terkenal yang dipublikasi selain FIFA milik EA.
Berbicara dengan inovasi, kesempurnaan, dan detail kecil, kita tidak dapat melupakan sang legenda Hideo Kojima. Seri Metal Gear Solid miliknya selalu mengalami kesuksesan. Nilai jual utamanya adalah teknologi yang digunakan yang selalu selangkah lebih maju. Hal tersebut bisa datang dari detil kecil di sebuah game ataupun grafis yang lebih memukau.
Dan untuk yang lain sebut saja Sega dengan Sonic miliknya yang sudah terkenal bahkan dijadikan animasi dan film. Square Enix tidak lupa, dengan seri Final Fantasy milik mereka yang sukses, awalnya sebagai proyek terakhir sebelum bangkrut malah keterusan.
Penutup
Sebenarnya masih banyak yang dapat dibahas, namun bila dibahas semua maka artikel ini tidak tahu akan berakhir kapan dan pembaca mungkin akan cepat bosan. Intinya, kontribusi Jepang di industri game sudah berlangsung sejak lama. Mulai dari zaman arkade hingga zaman modern.
Hingga saat ini masih banyak game asal Jepang yang legendaris. Selain yang telah disebutkan di atas masih ada berbagai game fighting seperti KoF dan Tekken. Lalu ada juga game hack and slash semacam Devil May Cry yang juga sukses di pasaran.
GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Visual Novel merupakan Semi-Fiction Interactive Digital yang sering dikaitkan dan digunakan dalam video game. Game yang dimana berupa gabungan antara teks narasi yang interaktif dan ilustrasi statis atau animasi.
Beberapa Visual Novel bahkan seluruhnya berasal dari Jepang. Sebuah game yang kebanyakan jarang hadir di konsol, tetapi pada beberapa perilisan kedua hadir dengan porting untuk beberapa platform.
Visual Novel Rekomendasi yang Mendapatkan Adaptasi Anime
Jepang sendiri merupakan salah satu negara yang mempunyai kultur menarik, salah satunya adalah Anime. Bahkan sebagian besar anime merupakan adaptasi dari seri visual novel dengan judul yang sama. Berikut beberapa Visual Novel yang mendapatkan adaptasi anime yang dapat kamu mainkan.
Steins;Gate
Steins;Gate merupakan salah satu Visual Novel yang telah di adaptasi menjadi anime dengan judul yang sama, yaitu Steins;Gate. Steins;Gate menjadi Visual Novel bertema Sci-Fiction pada tahun 2009 yang dikembangkan oleh 5pb dan Nitroplus. Dapat dimainkan di platform Playstation 4, Android, Playstation Portabel, Playstation 3, Playstation Vita, Xbox 360, IOS, dan Windows.
Sebuah Visual Novel yang menceritakan akan pembahasan teori waktu, dengan tema utama yaitu perjalanan waktu. Steins;Gate mengisahkan perjalanan seorang pemuda Chuunibyou bernama Okabe Rintarou.
Okabe Rintarou sendiri ialah seorang pemuda Chuunibyou yang merupakan salah satu anggota laboratorium Future Gadget. Tidak sangka, bahwa dirinya adalah seorang Reading Steiner. Reading Steiner merupakan sebuah kemampuan yang memungkinkanpenggunanya untuk dapat berpindah antar garis dunia serta mempertahankan ingatan di garis dunia sebelumnya.
Visual Novel yang cukup menarik dan memiliki rating yang cukup tinggi di situs MyAnimeList untuk adaptasi anime-nya. Seperti Visual Novel umumnya, pemain akan memerankan Okabe sebagai karakter utama untuk mengupas misteri dunia dengan metode bermain yang interaktif.
Clannad
Clannad juga merupakan salah satu Visual Novel Jepang yang dikembangkan oleh Key. Rilis pada April 2004 untuk Windows, dan tidak lama di porting ke beberapa platform berbeda, seperti Playstation 2-4, Playstation Portabel, Playstation Vita, dan Nintendo Switch.
Clannad sendiri menjadi salah satu dari sekian banyak Visual Novel yang mendapatkan adaptasi anime-nya dengan judul yang sama. Sebelumnya juga, Clannad telah mendapatkan versi bahasa Inggris yang hadir untuk Windows pada 2015 yang diterbitkan oleh Sekai Project di Steam.
Bercerita tentang pemuda bernama Tomoya Okazaki, diceritakan berdasarkan kehidupan dari remaja hingga dewasa. Pada saat masih berstatus siswa sekolah menengah, ia bertemu dengan 5 orang gadis yang dimana mereka memiliki masalah individu, dan Tomoya mencoba untuk membantunya.
Termasuk sebagai Visual Novel yang memiliki plot bercabang, yang dimana tiap plot maupun alur didasarkan dengan pilihan interaktif pada tiap karakter. Clannad menjadi cukup menarik sebagai Visual Novel yang dapat dimainkan antar platform.
Clannad menjadi Visual Novel yang menduduki peringkat teratas game PC terlaris di Jepang saat rilis awal, dan tidak lama masuk dalam 50 besar dalam rentang nasional untuk beberapa kali.
Fate Series
Fate Series merupakan Visual Novel yang memiliki banyak series dengan judul utama yang serupa. Salah satu dari series Visual Novel yang menarik adalah Fate/Stay Night.
Fate/Stay Night merupakan Visual Novel yang dikembangkan oleh Type-Moon, dan rilis sebagai game dewasa pada Januari 2004 untuk versi Windows.
Fate/Stay Night hadir di Playstation2 pada 2007 dan hadir di Windows yang mencakup 3 judul atau trilogi yang berbeda, yaitu Fate, Unlimited Blade Works, dan Heaven,s Feel. Untuk series Realta Nua mendapatkan porting untuk Playstation Vita, IOS, dan juga Android.
Fate Series berpusat pada seorang penyihir muda yang bernama Shirou Emiya. Shirou Emiya yang juga ikut terlibat dalam pertempuran antar Servant. Sebuah pertempuran yang memperebutkan Holy Grail, dan kini pertempuran itu dikenal dengan Holy Grail War atau Perang Cawan Suci.
Grisaia Series
Kembali dengan Visual Novel dewasa Jepang yang berjudul The Fruit of Grisaia atau dengan nama Jepang, Grisaia no Kajitsu. Sebuah Visual Novel bawaan Frontwing, yang Akio Watanabe dan Fumio sebagai desainer karakter. Fruit of Grisaia dirilis pada Februari 2011 untuk Windows, dan tidak lama di porting ke Playstation Portable dan Playstation Vita.
Grisaia Series mendapatkan beberapa adaptasi anime-nya, yaitu Grisaia no Kajitsu, Grisaia no Meikyuu, Grisaia no Rakuen, Grisaia Phantom Trigger The Animation, dan Grisaia Phantom Trigger The Animation – Stargazer.
Grisaia Series, terkhusus Grisaia no Kajitsu, Grisaia no Rakuen, dan Grisaia no Meikyuu yang menceritakan tentang pemuda bernama Yuuji Kazami yang bersekolah di akademi Mihama. Akademi Mihama yang berisis hanya lima siswa perempuan yang tidak lama datanglah Kazami sebagai siswa laki-laki di sana.
Sekolah itu berisi siswa-siswa yang memiliki keadaan yang membuat mereka berada di sekolah tersebut, tidak terkecuali dengan Yuuji Kazami. Pada awalanya Yuuji Kazami tidak ingin terlibat dengan mereka, dikarenakan ingin kehidupan yang normal. Bagaimana juga, dirinya berakhir dengan keadaan untuk ikut terlibat atas masalah yang mereka miliki berdasar kemauan Yuuji sendiri.
Itulah beberapa deretan Visual Novel yang telah mendapatkan adaptasi untuk anime-nya, baik secara keseluruhan atau hanya sebagai ajang promosi game.
Update informasi menarik lainnya seputar rekomendasi dan saran game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.