GAMEFINITY.ID, Purworejo – Saat ini, lampu RGB telah identik dengan hal yang perkaitan dengan PC maupun peripheral gaming. Bagi sebagian orang, tidak lengkap rasanya kalau PC gaming mereka tidak dipasangi lampu RGB. Memang, lampu RGB bisa memperindah PC, apalagi kalau RGB di semua perangkat bisa sinkron. Jika lampu RGB menjadi hal yang biasa di PC gaming, bagaimana jadinya kalau lampu RGB dipasang di PS5?
Terdengar aneh, namun nyatanya lampu RGB untuk PS5 sudah banyak beredar di pasaran. Salah satunya dari eXtremeRate yang sebelumnya juga sering meluncurkan aksesoris modding untuk konsol. Lampu RGB dari eXtremeRate ini sudah didesain khusus untuk digunakan di PS5, jadi kalian tinggal memasangnya saja.
Untuk pemasangannya sebenarnya cukup mudah, karena kalian hanya perlu membuka face plate saja. Nantinya, lampu RGB yang bertipe LED strip ini nantinya akan dipasang di samping ventilasi bagian depan. Lampu RGB ini akan menggunakan power dari PS5 sendiri melalui port USB di bagian belakang. Terdapat 7 warna dengan 29 mode yang mana bisa kalian atur melalui remote control yang juga telah disediakan.
Selain lampu RGB untuk konsol, eXtremeRate juga menyediakan LED kit untuk DualSense. Namun untuk yang satu ini pemasangannya cukup sulit karena harus membongkar DualSense sampai ke bagian dalam. Walau cukup sulit bagi pemula, dalam pemasangan LED kit untuk DualSense ini tidak ada proses penyolderan sama sekali. Kalian hanya perlu menghubungkan kabel flex saja.
Bagi kalian yang tertarik untuk menambahkan lampu RGB pada PS5 atau DualSense, kalian bisa membelinya di Amazon. Harganya memang sedikit mahal yaitu $39 atau sekitar 560 ribu Rupiah untuk yang lampu RGB PS5, Sedangkan LED kit DualSense dibanderol $30 atau sekitar 430 ribu Rupiah. Namun ingat, harga tersebut belum termasuk biaya pajak dan pengiriman, jadi bisa lebih mahal lagi.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Beberapa hari yang lalu, dua buah konsol PS5 dev kits lengkap dengan controller DualSense sempat muncul di eBay untuk dilelang. Namun, kemunculannya ini tidak bertahan lama karena dalam beberapa jam saja keduanya langsung dihapus.
Hal ini pertama kali ditemukan oleh pengguna Twitter bernama iDCx1337 yang berhasil mendapatkan foto dari kedua PS5 dev kits tersebut sebelum akhirnya dihapus. Konsol PS5 yang sempat muncul di eBay ini adalah PS5 seri DFI-D1000AA dev kit and DFI-T1000AA test kit.
Walaupun hanya muncul beberapa jam saja, dalam screenshot yang dibagikan menunjukkan bahwa PS5 dev kits tersebut harganya telah mencapai €2,850 atau sekitar 48 juta Rupiah setelah menerima 12 kali tawaran. Hingga saat ini tidak diketahui siapa yang melelang PS5 dev kits ini dan mengapa eBay menghapus lelang tersebut. Namun, sepertinya eBay menghapus lelang tersebut atas permintaan dari Sony.
PS5 seri DFI-T1000AA test kit yang muncul tersebut bentuknya sangat mirip dengan PS5 yang dijual dipasaran saat ini, hanya saja terdapat label bertuliskan “TEST” pada bagian belakang konsol. Lain halnya dengan seri DFI-D1000AA dev kit, wujud konsol yang satu ini sangatlah besar dengan bentuk yang yang menyerupai huruf V, berbeda jauh dengan PS5 sekarang ini. Bentuk yang seperti ini sebenarnya bertujuan untuk memudahkannya untuk ditumpuk ketika developer menjalankan beberapa stress test.
Konsol dev kits sendiri adalah hardware khusus yang dibuat oleh produsen konsol seperti PlayStation, Xbox, dan Nintendo untuk didistribusikan ke developer game agar mereka dapat mengembangkan dan menguji game mereka. Untuk mendapatkan dev kits ini, developer game harus membayarnya, namun produsen konsol juga terkadang meminjamkan unit dev kits ini secara gratis.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Game My Time at Portia versi mobile akhirnya rilis tepat dua bulan setelah pertama kali diumumkan akan hadir di mobile pada Juni yang lalu. Kehadiran game sim RPG adventure yang satu ini di platform mobile tentunya sangat menarik mengingat game ini merupakan salah satu game paling populer di Steam serta telah terjual lebih dari dua juta copy di seluruh dunia.
My Time at Portia merupakan sim RPG adventure layaknya Harvest Moon, Stardew Valley namun dengan setting era post-apocalyptic. Bisa dibilang ini merupakan Harvest Moon versi modern dimana kalian ditugaskan untuk memperbaiki workshop warisan dari kakek kalian serta membantu penduduk membangun kembali kota Portia.
Selain mendirikan workshop, kalian juga bisa berternak hewan, bertani, crafting item, bersosialisasi dengan para penduduk bahkan menikah. Kalian juga dapat bertarung melawan monster dan memecahkan misteri tersembunyi di kota Portia.
Versi mobile dari My Time at Portia mendapatkan fitur upgrade dan konten khusus dari versi PC dengan optimalisasi untuk perangkat mobile. Misalnya, user interface yang lebih simple, hadirnya fitur shortcut, item tracking, task tracking dan auto way-finding. Hal ini membuat game dapat berjalan maksimal dan nyaman di perangkat mobile namun tetap menghadirkan gameplay yang sama dengan versi PC maupun konsol.
Untuk memainkan game ini di Android, kalian setidaknya membutuhkan perangkat Android dengan RAM 3 GB atau lebih serta OS Android 9. Sedangkan untuk iOS, kalian memerlukan iPhone 7 ke atas, iPad Pro 3 ke atas, iPad mini 5 ke atas, iPad Air 3 ke atas, atau iPad 2019 ke atas.
Saat ini game My Time at Portia telah tersedia di Play Store maupun App Store dengan diskon spesial menjadi 89 ribu Rupiah untuk versi Android dan 99 ribu Rupiah untuk iOS (harga normal 129 ribu Rupiah). Kalian yang mendownload game ini juga akan mendapatkan item berupa “housewarming gifts” dalam waktu terbatas.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Setelah kulkas Xbox yang sempat viral beberapa bulan yang lalu, kini ada hal aneh lagi yang berhubungan dengan Xbox. Bukan sebuah game atau konsol baru dari Xbox, namun ini adalah sebuah donat. Ya, mungkin ini yang dinamakan donat next-gen.
Krispy Kreme UK, perusahaan pembuat donat di Inggris telah bekerja sama dengan Xbox untuk menghadirkan sebuah donut Xbox. Kerja sama antara kedua perusahaan ini adalah dalam rangka merayakan aniversary Xbox yang ke-20.
Dinamakan “The Nexus Level Doughnut“, donat ini hadir dengan logo Xbox yang membentang di permukaan atas donat. Menurut Krispy Kreme UK, donat ini dibuat dengan “adonan lembut yang kaya akan brownies lengket dengan lapisan gula yang membentuk logo Xbox”.
“Game dan donat telah menjadi dua cara hebat untuk menghubungkan orang-orang dan membawa kegembiraan selama setahun terakhir, rasanya alami untuk menyatukan rasa dan kegembiraan game dalam bentuk yang dapat dimakan,” kata Rachel Chapman, marketing manager dari Krispy Kreme.
Krispy Kreme mengumumkan donat ini melalui akun Twitternya kemarin. Untuk membuatnya semakin identik dengan Xbox, Krispy Kreme bahkan membuat trailer parodi dari donat ini yang mana sangat mirip dengan trailer reveal Xbox One X beberapa tahun yang lalu.
Donat “The Nexus Level” ini akan tersedia di toko dan website Krispy Kreme di Inggris dan Irlandia mulai 2 Agustus hingga 22 Agustus mendatang. Donat Xbox ini dipatok dengan harga £2,10 atau sekitar 42 ribu Rupiah per biji. Sebagai promosi, setiap pembelian 12 donat, pelanggan akan mendapatkan voucher satu bulan Xbox Game Pass Ultimate dan undian berhadiah konsol Xbox Series S.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Valve baru saja mengumumkan Steam Deck, sebuah pc gaming portable yang yang bentuknya mirip Nintendo Switch. Sebelumnya, rumor mengenai perangkat handheld gaming dari Valve memang telah merebak pada Mei yang lalu, dan akhirnya hari ini Valve benar-benar menghadirkannya.
Introducing Steam Deck: powerful, portable PC gaming starting at $399. Designed by Valve, powered by Steam. Shipping December 2021.
Steam Deck sendiri akan menjalankan game-game dari Steam. Yep, kalian tinggal login akun Steam kalian ke Steam Deck dan game-game yang telah kalian beli sebelumnya di PC bisa kalian mainkan disini.
Tampilan & Spesifikasi dari Steam Deck
Bentuk dari Steam Deck sekilas memang terlihat mirip dengan Nintendo Switch hanya saja hadir dengan dua analog dan touchpad yang sejajar. Tombol ABXY dan D-Pad hadir di pojok atas bersebelahan dengan analognya. Di atas terdapat tombol bumper dan trigger dan di bagian belakang terdepat 4 tombol makro yang dapat dikustomisasi.
Steam Deck menghadirkan layar touchscreen berukuran 7 inch dengan resolusi 1280×800 16:10 dan refresh rate 60 hz. Selain itu, Steam Deck juga memiliki fitur gyroscope, haptic feedback, sebuah headphone jack, speaker stereo dan mikrofon.
Untuk hardwarenya, Steam Deck ditenagai custom AMD Zen 2 4 core, 8 thread dengan GPU RDNA 2 yang memiliki 8 compute unit (CU) dengan maksimal daya komputasi 1.6 TFlops. Sedangkan untuk RAM, Steam Deck hadir dengan RAM 16 GB LPDDR5. Dengan ini, performa Steam Deck diklaim dapat untuk menjalankan game AAA terbaru dengan lancar.
Steam Deck hadir dengan tiga varian storage dengan varian terendah 64 GB yang masih menggunakan eMMC. Sedangkan untuk varian 256 GB dan 512 GB telah menggunakan SSD NVMe. Namun, Steam Deck masih menghadirkan slot microSD untuk memperluas penyimpanan.
Dibekali baterai 40 watt-hour, Steam Deck diklaim dapat bertahan 2-8 jam. Batery life nya sangat bergantung dari seberapa intensif game memakan resource yang ada. Sebagai contoh, untuk pemakaian ringan seperti browsing dan bermain game 2D, Steam Deck dapat memaksimalkan batery life-nya hingga 8 jam. Namun untuk memainkan game-game AAA berat mungkin hanya akan bertahan 2-3 jam saja.
Valve juga akan menghadirkan dock terpisah yang dapat digunakan untuk menyambungkannya ke layar eksternal. Namun, kalian tidak harus menggunakan dock ini untuk menyambungkannya ke layar eksternal. Steam Deck sendiri mempunyai port USB-C yang memungkinkan kalian untuk meyambungkannya ke layar eksternal dengan resolusi hingga 8K 60 Hz atau 4K 120 Hz.
Di sisi software, Steam Deck menjalankan sistem operasi Steam OS yang telah didesign khusus untuk perangkat handheld. Walaupun Steam OS berbasis Linux, Valve telah menyematkan sebuah compatibility layer bernama Proton, yang memungkinkan game Windows bisa berjalan di Linux tanpa harus diporting oleh developer.
Karena pada dasarnya Steam Dock ini adalah sebuah PC berbasis Linux, kalian bisa menghubungkan peripheral seperti mouse, keyboard, controller atau apapun selama masih menggunakan port USB ataupun bluetooth. Selain itu, kalian juga bisa menggunakannya dengan monitor sebagai mini PC selayaknya PC biasa untuk menjalankan software apapun yang ada di PC berbasis Linux.
Kami tidak berpikir orang harus dikunci ke arah tertentu atau perangkat lunak tertentu yang dapat mereka instal, ”kata Lawrence Yang, desainer dari Valve. “Jika Anda membeli Steam Deck, itu adalah PC. Anda dapat menginstal apa pun yang Anda inginkan di dalamnya, Anda dapat memasang periferal apa pun yang Anda inginkan. Mungkin cara yang lebih baik untuk memikirkannya adalah bahwa ini adalah PC kecil dengan pengontrol terpasang sebagai lawan dari konsol game.
Dilansir dari IGN, kalian yang mau pun bahkan bisa mengganti Steam OS dengan Windows dan menginstal Epic Games Store ataupun Microsoft Store untuk Xbox Game Pass. Tapi kemungkinan hal ini bisa menurunkan performa gamingnya karena Steam OS yang ada memang telah dioptimalkan untuk Steam Deck.
Harga dan Ketersediaan
Steam Deck sendiri akan tersedia mulai Desember 2021 di beberapa wilayah seperti Amerika Serikat, Kanada dan Eropa. Untuk wilayah lainnya akan menyusul pada tahun 2022 mendatang. Untuk harganya, varian 64 GB akan dijual $399 atau sekitar 5,8 juta Rupiah. Sedangkan untuk varian 256 GB dijual $529 atau sekitar 7,6 juta Rupiah dan varian 512 GB dijual $649 atau sekitar 9,4 juta Rupiah
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Sebuah startup bernama UPspec Gaming menghadirkan sebuah aksesoris berupa layar monitor yang akan membuat konsol Xbox Series S menjadi konsol portabel mirip laptop.
Startup tersebut menyebutnya “xScreen”. Dengan aksesoris ini, kalian dapat membawa Xbox Series S kemana-mana layaknya laptop gaming. Kalian hanya perlu menghubungkannya ke listrik saat menggunakannya.
xScreen ini memiliki layar yang berukuran 11,6 inci dengan panel IPS LCD, resolusi 1080p dan refresh rate 60Hz. Aksesoris ini terhubung dengan Xbox Series S melalui port HDMI dan USB di belakang konsol. Selain itu, xScreen memiliki built-in speaker, jadi kalian tidak harus menggunakan headset saat memakai layar monitor ini.
Menariknya, xScreen tidak memerlukan kabel tambahan untuk menghubungkannya dengan Xbox Series S. Layar monitor ini mengambil daya langsung dari konsol dan port HDMI-nya juga langsung terhubung tanpa kabel.
Selain itu, xScreen memiliki pengait antara layar dan konsol yang memungkinkan Xbox Series S bisa tetap terhubung ke layar monitor ini sepanjang waktu. Form factor yang mirip dengan laptop tentunya membuat monitor ini dapat dilipat secara fit dengan Xbox Series S.
Menurut UPspec, xScreen hanya memiliki berat 695 g yang tergolong ringan untuk sebuah monitor. Xbox Series S sendiri memiliki berat 1,93 kg. Jadi saat keduanya dipasangkan, berat seluruhnya hanya sekitar 2,63 kg. Ini membuatnya masih dapat dimasukkan kedalam tas laptop ukuran 15 inch.
Untuk saat ini, xScreen hadir dalam bentuk crowdfunding di Kickstarter. Karena antusias yang sangat tinggi, crowdfunding tersebut langsung sepenuhnya terdanai hanya dalam waktu 20 menit setelah dibuka. Hingga saat artikel ini ditulis, crowdfunding di Kickstarternya telah mandapatkan dana sekitar $49.000.
Untuk mendapatkan xScreen ini, kalian perlu mendanai minimal $186 atau sekitar 2,7 juta Rupiah. Biaya pengiriman dibebankan secara terpisah dan estimasi pengirimannya sekitar Januari 2022. Crowdfunding di Kickstarter akan ditutup pada 6 Agustus mendatang, jadi untuk kalian yang tertarik bisa langsung ikut mendanainya.