GAMEFINITY.ID, Bandung – Disney+ akhirnya mengumumkan tanggal tayang perdana Echo, serial spinoff Hawkeye. Serial superhero tersebut akan tayang pada 29 November 2023. Tidak hanya itu, Disney+ juga akan merilis semua episode dari serial itu sekaligus, menjadikannya serial Marvel Cinematic Universe (MCU) pertama yang mendapat binge release yang pertama kali dipopulerkan Netflix.
Echo, Serial Spinoff Hawkeye yang Berfokus pada Karakter Maya Lopez
Serial ini pertama kali diumumkan pada Maret 2021, kurang lebih delapan bulan sebelum Hawkeye tayang perdana. Echo berfokus pada Maya Lopez, sosok superhero Native American tuna rungu yang memiliki kemampuan meniru gaya bertarung musuhnya. Cerita dalam serial tersebut akan berlatar di kampung halamannya. Lopez berupaya untuk mencoba menghayati makna sebenarnya dari keluarga sekaligus mencari tahu tentang asal-usulnya sebagai Native American.
Alaqua Cox kembali memerankan Maya Lopez dari Hawkeye. Vincent D’Onofrio yang berperan sebagai Kingpin atau Wilson Fisk di serial tersebut juga akan kembali. Keduanya akan ditemani Zahn McClarnon sebagai William Lopez dan Charlie Cox sebagai Matt Murdock atau Daredevil. Hadirnya D’Onofrio dan Cox merupakan rencana agar Daredevil masuk ke dalam bagian MCU.
“Di Hawkeye, penggemar diperkenalkan dengan Maya Lopez, karakter yang diperankan Alaqua Cox, untuk pertama kalinya. Dia akan kembali untuk membalas dendam di Echo, sebuah drama miniseri dari tim penulis, sutradara, dan para pemeran pribumi,” ungkap Kevin Feige saat di upfront Disney pada 16 Mei.
Bukan per Minggu, Semua Episode Akan Rilis Sekaligus!
Pada upfront Disney, Loki Season 2 sudah mendapat tanggal tayang perdana 6 Oktober dan akan rilis setiap episode per minggunya. Echo akan tayang perdana pada 29 November di Disney+. Bedanya, Disney+ akan merilis semua episode dari Echo sekaligus saat itu.
Ini jadi kali pertama serial MCU tayang perdana dengan semua episode sekaligus. Padahal sebelummya, serial MCU biasanya rilis episode baru setiap minggu. Keputusan ini mengikuti strategi yang sudah menjadi ciri khas Netflix, binge strategy. Namun, strategi itu juga dikritik karena memicu hype turun dengan cepat.
Beberapa serial original Disney+ juga pernah tayang perdana dengan binge release. Contohnya, season kedua dari Doogie Kamealoha, M.D. dan The Proud Family: Louder and Prouder rilis semua episode sekaligus.
Echo akan tayang perdana dengan semua episode sekaligus pada 29 November 2023 eksklusif di Disney+. Bagi yang ingin kenal lebih dalam dengan Maya Lopez, kamu bisa catch up dengan menonton Hawkeye terlebih dahulu.
GAMEFINITY, Jakarta – Marvel Cinematic Universe (MCU) kembali menghadirkan film baru dengan judul Guardians of the Galaxy 3 yang disutradarai oleh James Gunn. Setelah sukses dengan dua film sebelumnya, para penggemar sangat menantikan kelanjutan kisah para Guardian di film ketiga ini. Bagaimana keseruan dan kesan yang dihasilkan dalam film tersebut? Berikut adalah ulasan tentang Guardians of the Galaxy 3.
Sinopsis Guardians of the Galaxy 3
Dalam film ini, Peter Quill alias Star-Lord (Chris Pratt) harus menghadapi kembali trauma masa lalunya ketika ia bertemu kembali dengan ayahnya, Ego (Kurt Russell). Namun, Peter akhirnya menyadari bahwa ia bukanlah putra Ego sejati, melainkan mantan anak angkat yang dibuang begitu saja. Bersama para Guardian lainnya seperti Gamora (Zoe Saldana), Drax (Dave Bautista), Rocket (Bradley Cooper), dan Groot (Vin Diesel), Peter harus mempertahankan galaksi dari ancaman baru yang datang.
Dalam Guardians of the Galaxy 3, James Gunn sukses menghadirkan petualangan emosional dengan aksi spektakuler. Film ini menggabungkan humor, aksi, dan drama dengan sangat baik. Para penggemar akan disajikan dengan pengembangan karakter yang lebih dalam dari para Guardian. Selain itu, ada beberapa adegan yang menyentuh dan mampu membuat penonton terbawa suasana.
Namun, beberapa bagian dari cerita terasa cukup lambat dan kurang fokus. Selain itu, kehadiran beberapa karakter baru terasa kurang signifikan dan tidak terlalu diperkenalkan dengan baik. Meski begitu, Guardians of the Galaxy 3 tetap berhasil memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan.
Performa Pemeran Guardians of the Galaxy 3
Chris Pratt kembali menunjukkan kemampuan aktingnya sebagai Star-Lord. Ia berhasil membawa karakternya dengan baik dan menyajikan momen-momen yang memukau. Selain itu, Zoe Saldana dan Dave Bautista juga tampil memukau sebagai Gamora dan Drax. Sementara itu, Vin Diesel dan Bradley Cooper yang menjadi pengisi suara Groot dan Rocket juga berhasil memberikan sentuhan humor dan emosional pada karakter mereka.
Kesimpulan
Guardians of the Galaxy 3 adalah film yang wajib ditonton oleh para penggemar MCU. Meskipun memiliki kelemahan di beberapa bagian, film ini tetap berhasil menghibur penonton dengan aksi spektakuler dan petualangan emosional para Guardian. Dengan pengembangan karakter yang lebih dalam, penonton akan lebih merasa terikat dengan kisah yang disajikan.
Terakhir, James Gunn juga sukses menghadirkan adegan post-credit yang menggugah rasa penasaran para penggemar MCU tentang kelanjutan kisah para superhero.
GAMEFINITY, Jakarta – Perilisan film Guardians of The Galaxy 3 (GOTG Vol.3) tinggal menghitung hari. Film ini digarap kembali oleh sutradara terkenal, James Gunn. Beredar rumor bahwa film ini menjadi karya terakhirnya di Marvel Cinematic Universe (MCU), dan selanjutnya akan pindah ke DC Extended Universe (DCEU).
Seperti 2 film pendahulunya, film Guardians of the Galaxy terkenal dengan soundtrack yang memorable. Mulai dari Playlist Awesome Mix Vol.1 untuk film pertama dan Awesome Mix Vol. 2 untuk film kedua. Begitupun dengan film Guardians of the Galaxy 3, James Gunn membagikan cover art soundtrack untuk film GOTG Vol.3. Berikut adalah isi dari Playlist “Awesome Mix Volume 3”!
Jika dilihat dari daftar playlist di atas, sangat berbeda dengan soundtrack di 2 film sebelumnya yang bernuansa 70-an sampai 2000-an. Namun, ada dua musik yang sudah tidak asing lagi bagi penggemar film GOTG. Ada In the Meantime nya Spacehog dan Come and Get Your Love dari Redbone.
Sinopsis Guardians of The Galaxy Vol.3
Guardians of the Galaxy 3 akan menceritakan kisah Star-Lord (Peter Quill) yang masih merasa kehilangan Gamora. Tetapi ditengah kesedihannya, Star Lord harus mengumpulkan timnya untuk melindungi alam semesta.
Dan di saat yang sama, mereka juga harus melindungi diri mereka sendiri. Misi mereka tidak mudah, karena jika tidak mampu menyelesaikannya, maka itu akan menjadi akhir dari para Guardians yang kita kenal.
Artikel ini telah diperbaharui pada Kamis, 4 Mei 2023.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Scarlett Johansson memastikan dirinya tidak akan kembali memerankan Black Widow di Marvel Cinematic Universe (MCU). Ia mengaku bahwa masa dirinya berperan di film Marvel sudah usai. Terakhir kali Johansson memerankan karakter superhero perempuan ikonik itu di film Black Widow yang rilis 2021.
Scarlett Johansson Akui sudah Selesai Memerankan Black Widow di MCU
Di sebuah episode podcast Gwyneth Paltrow, The Goop Podcast, Scarlett Johansson menceritakan pengalamannya saat berperan besar dalam MCU dan juga masa depan karakternya. Menariknya, Paltrow ikut berperan sebagai Pepper Potts di franchise tersebut mulai dari Iron Man (2008). Johansson baru muncul sebagai Black Widow di Iron Man 2 (2010).
“Aku sudah selesai. Bagian itu sudah selesai. Aku sudah melakukan apapun yang harus kulakukan. Juga, kembali dan memerankan karakter itu lagi dan lagi seperti itu, lebih dari satu dekade, menjadi pengalaman unik,” ungkap Johansson.
Seperti yang sudah diketahui, karakter Black Widow dimatikan pada Avengers: Endgame yang rilis 2019. Johansson kembali memerankan karakter itu di film Black Widow yang berlatar sebelum Endgame.
Sang aktris kemudian menuntut Disney, pemilik Marvel, ke jalur hukum karena pelanggaran kontrak. Ia mengatakan bahwa film Black Widow sudah dijanjikan akan tayang eksklusif di bioskop terlebih dahulu dan mengklaim kontraknya sudah dilanggar karena film itu rilis di Disney+. Pada akhirnya, kedua belah pihak mencapai kesepakatan pada akhir September 2021.
Gwyneth Paltrow Berminat Memerankan Kembali Pepper Potts
Dalam episode podcast yang sama, Gwyneth Paltrow mengakui dirinya masih berminat kembali memerankan Pepper Potts di MCU. Mungkin ini mengejutkan mengingat karakter Iron Man juga sudah dimatikan di Avengers: Endgame.
“Kurasa, kupikir. Aku tidak mati jadi mereka [Marvel] bisa bertanya padaku,” tanggap Paltrow sambil menjawab pertanyaan Johansson.
“Kurasa kamu akan kembali akhirnya,” balas Johansson.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Marvel Cinematic Universe atau lebih dikenal sebagai MCU menjadi pionir dalam membuat sebuah cinematic universe. Berkat hal ini, Marvel telah menetapkan standar baru dalam membuat film superhero. Phase 3 menjadi puncak dari franchise ini dengan Avengers: Endgame yang sekaligus menjadi akhir dari The Infinity Saga (Spider-Man: Far from Home menjadi penutup Phase 3).
Semenjak Phase 3 berakhir, banyak penggemar menilai MCU tidak lagi memiliki kualitas setara dengan ketiga phase sebelumnya, yaitu The Infinity Saga. Dapat dikatakan popularitas franchise Marvel ini tengah meredup semenjak dimulainya atau saat pertengahan Phase 4. Berikut adalah lima alasan Marvel Cinematic Universe meredup saat Phase 4.
Empat Superhero Lama Tidak Lagi Tampil Semenjak Avengers: Endgame
Seperti yang diketahui secara umum, Avengers: Endgame menjadi penutup The Infinity Saga. Avengers: Endgame tidak hanya memuaskan penggemar dan kritikus secara keseluruhan sebagai penutup saga pertama yang terdiri dari Phase 1-3, tetapi juga sempat menjadi film dengan penghasilan box office terbanyak sebelum disalip kembali oleh Avatar yang dirilis ulang di China pada 2021.
Setidaknya dua superhero lama diceritakan telah mati setelah Avengers: Endgame, yaitu Iron Man dan Black Widow. Steve Rogers diceritakan kembali tinggal di masa lalu bersama Peggy Carter setelah mengalahkan Thanos bersama The Avengers, menyebabkan dirinya menua. Rogers kemudian pensiun sebagai Captain America. T’Challa atau Black Panther juga tidak lagi tampil setelah Endgame semenjak pemerannya, Chadwick Boseman, meninggal dunia.
Absennya keempat karakter ikonik sangat terasa bagi penggemar. Meski Black Widow sempat tampil di filmnya sendiri yang rilis 2021, film tersebut berlatar pada masa lalu. Hal ini menjadi salah satu faktor penggemar mulai meninggalkan MCU.
Terlalu Banyak Proyek Marvel Cinematic Universe, Baik Film dan Serial TV
Phase 4 menjadi awal baru bagi Marvel Cinematic Universe. Tidak hanya deretan film, Marvel Studios juga mengumumkan berbagai proyek serial televisi yang akan terhubung. Keputusan ini sebagai bagian dari upaya Disney untuk memanfaatkan layanan streaming Disney+ yang meluncur pada akhir 2019. Phase 4 juga menjadi awal dari The Multiverse Saga yang akan berakhir di Phase 6.
Namun, banyaknya proyek MCU dinilai sebagai bumerang. Pasalnya, tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan begitu banyak film dan serial televisi yang harus disaksikan jika ingin terus mengikuti Marvel Cinematic Universe. Tidak heran banyak yang mulai meninggalkan MCU karena lelah dan kebingungan saat menonton setiap film dan serial televisi dari Phase 4.
Beberapa Film Marvel Cinematic Universe Phase 4 Dapat Sambutan Kurang Memuaskan secara Komentar
Mayoritas film dari Phase 1-3 atau The Infinity Saga umumnya konsisten mendapat sambutan memuaskan dari kritikus dan penonton. Meski begitu, Thor: The Dark World menjadi contoh film yang dinilai pas-pasan bagi kritikus. Secara keseluruhan, The Infinity Saga dianggap menjadi momen MCU terbaik sekaligus standar bagi Marvel Studios untuk meneruskannya dengan Phase 4.
Walau dua film pembuka Phase 4, Black Widow dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tetap mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penonton, namun Marvel Studios tampaknya tidak dapat mempertahankan momentum itu. Hal tersebut terlihat dari Eternals yang mendapat komentar negatif dari kritikus. Doctor Strange and the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder setidaknya masih mendapat komentar positif, namun tidak sekuat dari berbagai film MCU sebelumnya. Setidaknya, Black Panther: Wakanda Forever mendapat sambutan hangat dari kritikus dan dinilai akhir yang memuaskan untuk Phase 4 bagi penggemar.
Sementara itu, semua serial televisi MCU Phase 4, dari WandaVision hingga She-Hulk: Attorney at Law mendapat sambutan relatif memuaskan dari kritikus.
Salah satu keluhan terbesar adalah berkurangnya kualitas CGI di beberapa proyek Phase 4. Hal ini sangat terlihat di Thor: Love and Thunder dan She-Hulk: Attorney at Law dengan adegan ber-CGI yang dinilai buruk.
CBR melaporkan terdapat laporan Marvel memiliki ekspektasi tidak realistis tentang CGI, terutama dalam memperlakukan VFX artist. Mereka dipercaya memberi tenggat waktu begitu ketat dan tidak masuk akal. Alhasil, ini berdampak pada kualitas CGI dalam proyek MCU Phase 4.
CGI bukan satu-satunya keluhan terbesar, tetapi juga adegan pertarungannya. Padahal hampir setiap adegan pertarungan di MCU menjadi ikonik dan dinilai mendebarkan penonton. Namun, Phase 4 memiliki adegan pertarungan yang tidak begitu menantang dan juga membosankan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat banyak film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe dimulai dari Iron Man pada 2008. Sebelum Phase 4, banyak penggemar yang rela menonton semua filmnya sebelum sebuah film terbaru rilis. Namun, karena begitu banyak konten berupa film dan serial televisi, hal ini justru dapat menjenuhkan.
Saat ini, penggemar film biasa sangat sulit untuk catch up dengan film terbaru MCU. Mereka menilai sangat sulit untuk binge-watch semua film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe. Untuk menonton serial televisinya, mereka wajib berlangganan Disney+. Belum lagi terdapat detail penting di setiap proyeknya yang mungkin akan membingungkan penggemar saat menonton film terbaru MCU.
Marvel Cinematic Universe kini memasuki Phase 5 dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumaania. Sayangnya, film terbaru Ant-Man itu justru mendapat komentar tidak memuaskan oleh kritikus yang mengkritik ceritanya. Alhasil, Ant-Man and the Wasp: Quantumania mendapat skor 47 persen di Rotten Tomatoes. Ini menjadi awal yang tidak sesuai harapan bagi Marvel dan juga penggemarnya.
Marvel sendiri sudah memastikan mereka akan mengurangi proyek serial televisi untuk Phase 5. Secret Invasion menjadi serial televisi terbaru bagi MCU yang akan rilis 21 Juni 2023 dan akan menghadirkan kembali Nick Fury. Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi film selanjutnya yang akan rilis 5 Mei 2023. Penggemar tentu berharap Marvel Cinematic Universe dapat kembali seperti saat masa kejayaannya saat Phase 3.
GAMEFINITY.ID, PATI – Sebelum Marvel Cinematic Universe sesukses sekarang, sulit bagi mereka untuk menghadirkan tokoh – tokoh superhero marvel ke film mereka. Hal ini dikarenakan Disney sebagai induk perusahaan dari MCU tidak memiliki semua lisensi karakter – karakter komik Marvel. Kini mereka telah secara penuh memegang semua karakter komik Marvel sehingga bisa masuk ke dalam proyek sinema mereka. Tentunya para fans memiliki beberapa karakter yang paling ditunggu di MCU. Salah satu karakter yang paling ditunggu kehadirannya yaitu sang Anti-Hero The Punisher.
Jon Bernthal Kembali Sebagai The Punisher
Berdasarkan laporan dari The Hollywood Reporter Jon Bernthal akan kembali memerankan tokoh Anti-Hero paling terkenal The Punisher di serial Daredevil: Born Again. Bernthal pertama kali memerankan sosok ayah yang berubah menjadi Vigilante di Daredevil versi Netflix. Memulai debut sebagai The Punisher selama dua musim sejak 2016, Bernthal akhirnya mendapatkan serial solonya di Netflix The Punisher hingga dua musim di tahun 2017.
Mendengar kabar tersebut tentunya membuat para fans kegirangan. Pasalnya The Punisher versi Jon Bernthal terbilang cukup mencerminkan sosok The Punisher yang ada di komik. Hal ini juga diperkuat dengan suksesnya serial The Punisher di Netflix yang dapat bertahan hingga 2 musim.
Serial Daredevil: Born Again akan menjadi momen kembalinya Bernthal sebagai The Punisher sejak 2019 di musim kedua The Punisher Netflix. Hubungan antara The Punisher dan Daredevil telah tergambarkan sejak musim kedua Daredevil versi Netflix. Kini dua rival ini akan kembali dalam serial reboot milik Marvel Cinematic Universe yaitu Daredevil: Born Again.
Berbicara soal reboot, serial Daredevil: Born Again sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan reboot. Marvel telah mengkonfirmasi jika serial ini masih memiliki hubungan dengan serial Daredevil di Netflix. Jadi para fans dapat mengharapkan beberapa tokoh – tokoh kembali di serial tersebut salah satunya adalah The Punisher yang diperankan oleh Jon Bernthal.
Kehadiran The Punisher versi Jon Bernthal akan membawakan warna baru untuk dunia Marvel Cinematic Universe. Kini MCU akan memiliki sosok pahlawan yang berkebalikan dengan pahlawan – pahlawan yang telah ada di Marvel Cinematic Universe.
Daredevil: Born Again akan mulai tayang di musim semi tahun 2024 melalui layanan streaming Disney+. Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mengikuti serial Daredevil? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id