Tag Archives: mobile game

Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Among Us merupakan salah satu game Multiplayer Online bergenre Survival yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh InnerSloth, studio asal Amerika Serikat pada Juni 2018. Among Us dapat dimainkan pada Platform NDS, Android, PlayStation 4, Xbox One, Windows, IOS, dan lainnya. Setelah beberapa tahun dari perilisannya, banyak game yang mengambil unsur serupa dengan Among Us. Salah satu gamenya adalah Super Sus.

Super Sus adalah game Multiplayer Online Survival yang memiliki konsep serupa seperti Among Us dengan sedikit perbedaan yang sangat mencolok antara keduanya. Super Sus dikembangkan oleh PIProductions dan dirilis pada November 2021.

Baca Juga :Review Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Sinopsis Super Sus

Menceritakan tentang 9 orang yang berada di dalam kapal ruang angkasa dan didalam kapal ini terdapat setidaknya dua pengkhianat atau penipu yang bertujuan menghalangi seisi kapal saat dalam perjalanan.

Sama seperti Among Us, Player dituntut menyelesaikan tugas di dalam kapal sebelum para Impostor berhasil mengeksekusi penumpang lainnya, dan permainan akan dimenangkan oleh Impostor.

Gameplay (8/10)

Review Super Sus
Gameplay – Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

Super Sus memiliki mekanisme game yang sangat serupa dengan Among Us. Persamaan baik dari Konsep Survival, Map, Karakter, Misi dan masih banyak lainnya. Hanya saja, ada beberapa yang menjadi daya tarik dari Super Sus, yaitu sistem Ranking dan Top Player.

Super Sus memiliki lobby seperti pada game Battle Royale pada umumnya yang terdapat fitur seperti, Quick Match, Ranked Match, Profil, Reward, Item, Koleksi, Pass Bulanan, dan banyak lagi lainnya. Kalau dilihat-lihat, konsep lobby yang dibawakan serupa dengan lobby di Free Fire.

Super Sus memiliki beberapa tingkatan Rank seperti, Bronze, Silver, Gold, Platinum, Diamond, Guru, King, dan Mythical Glory. Selain menghadirkan Spacecrew dan Impostor, terdapat beberapa class yang diatur dalam 3 kelompok seperti Spacecrew, Impostor, dan Netral.

Graphic (9/10)

Review Super Sus
Graphic – Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

Untuk visual yang dibawakan oleh Super Sus lebih baik daripada game pelopor, Among Us. Game yang dibawakan dengan sudut pandang game Idle dan desain karakter yang terlihat lebih nyata dan serupa dengan pakaian luar angkasanya.

Super Sus memiliki satu daya tarik yang membuat dia terasa lebih baik dan bagus dari game serupa lainnya,yaitu Kill Effect. Kill Effect dapat kita lihat saat karakter yang kita gunakan di eliminasi oleh Impostor. Kill Effect ialah berupa Scene yang menampilkan bagaimana proses kita tereliminasi. Kill Effect memiliki banyak efek beragam seperti, dieliminasi dengan cara ditusuk, ditembak, dan banyak aksi dari Kill Effect lainnya yang bisa dimiliki.

Control (8/10)

Review Super Sus
Control – Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

Super Sus memiliki kontrol yang sangat sederhana. Kontrol yang terdiri atas kontrol Analog untuk bergerak dan kontrol untuk mengeksekusi perintah sesuai dengan Class yang kita dapatkan seperti, Enginer yang memiliki kontrol lebih seperti memperbaiki kerusakan dari jarak jauh dan bisa masuk kedalam ventilasi.

Addictive (6/10)

Review Super Sus
Addictive – Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

Untuk 6 jam pertama bermain, Super Sus memang terasa sangat menyenangkan. Tetapi jangan terlalu berharap untuk sebuah permainan dalam jangka panjang. Game ini sangat dapat membosankan ketika player bermain dalam jangka waktu tertentu demi mengejar kenaikan peringkat.

Sejujurnya, game seperti ini kurang cocok untuk dijadikan sebuah game kompetitif. Pada dasarnya, Among Us hadir sebagai permainan untuk mengisi waktu luang bukan untuk bersaing secara peringkat. Selain membosankan, game ini diperburuk oleh playernya yang mayoritas sangat keras kepala.

Music (8/10)

Review Super Sus
Music – Review Super Sus, Among Us Rasa Battle Royale

Tidak ada musik sepanjang jalannya permainan, yang ada hanyalah Sound Effect seperti, berlari, mengeksekusi, menyelsaikan misi, masuk ventilasi dan sebagainya. Benar-benar seperti game Battle Royale.

Super Sus hanya memiliki BGM pada lobby room, BGM yang hanya sebatas instrumental. Lagipula, tidak banyak yang diharapkan untuk musik dari game party seperti ini.

Kesimpulan

Super Sus menjadi titik terang untuk player yang sempat merasa bosan dengan mekanisme Among Us yang monoton. Super Sus juga menjadi salah satu game Party Kompetitif yang sebelumnya tidak ada pada game Party lainnya. Berikut Kelebihan dan kekurangan yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Game ini lebih kompleks daripada pelopornya, Among Us. Game yang memiliki berbagai macam Class yang dapat player coba dan kostum aksesoris yang dapat player gunakan.

Overall, game ini sangat bagus untuk penyuka game Party Survival yang sedikit ramah dengan Free Player.

Kekurangan

Game ini memberikan konsep Kompetitif yang terlalu menyulitkan. Bagaimana tidak, terdapat 8 Tingkatan Rank yang tiap tingkatannya memiliki 3 sub tingkat.

Dan para Random Player yang sebagian besar mereka merupakan orang yang keras kepala, terlebih hadirnya fitur Voice Chat saat diskusi yang lebih sering digunakan untuk Toxic daripada berdiskusi.

Untuk Super Sus, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 7,8.

Sekian Review singkat dari Super Sus yang dapat penulis sampaikan.

Simak review game dan informasi seputar game menarik lainnya hanya di Gamefinity.id!

Serial Animasi Engage Kiss Dapatkan Adaptasi Dari Square Enix

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Engage Kiss adalah salah satu serial animasi Jepang yang digarap oleh studio A-1 Pictures. Anime Engage Kiss akan dapatkan tayangan perdananya pada musim panas tahun ini ataupun pada Juli 2022 mendatang.

Engage Kiss berkisah tentang seorang pria muda bernama Shuu yang memiliki bisnis kecil di kota Veyron. Shuu menjalani kehidupan yang sedikit miris karena pengeluarannya yang sembrono. Bersama dengan Kisara dan Ayano yang merupakan seorang gadis dan mantan pacar dari Shuu. Dimulailah komedi romansa slapstick dari 3 orang dalam hubungan yang sedikit tidak biasa.

Baca Juga : Yostar Luncurkan Trailer Perdana Anime Dari Arknights : Reimei Zensou

Engage Kiss Dapatkan Adaptasi Game, Engage Kill

Pada Live Streaming 24 April 2022, Aniplex mengumumkan bahwa serial animasi Jepang, Engage Kiss yang digarap oleh studio A-1 Pictures akan mendapatkan game mobile-nya dengan Square Enix yang sedang mengembangkan game Engage Kill.

Engage Kill menjadi salah satu dari bagian Project Engage yang di sutradarai oleh Fumiaki Maruto. Fumiaki Maruto yang sebelumnya pernah menulis Visual Novel White Album 2, dan untuk pengerjaan desain karakter dilakukan oleh Tsunako yang juga ilustrator dari Date A Live.

Engage Kiss
Engage Kiss – Serial Animasi Engage Kiss Dapatkan Adaptasi Dari Square Enix

Project Engage juga mencakup dalam pengerjaan serial animasi Jepang dengan judul Engage Kiss yang akan tayang perdana pada Juli 2022. Engage Kiss yang berlatar belakang di kota Veyron, sebuah kota yang berada di pulau buatan, didirikan diluar ikatan negara manapun di daerah Samudra Pasifik dalam tujuan eksploitasi sumber daya alam lokal berupa Orgonium.

Orgonium menjadi salah satu sumber daya alam yang baru dan telah memicu pecahnya ‘Bencana D’, sebuah fenomena bencana yang dapat menarik iblis ke kota. Pada saat yang sama juga, sebuah organisasi militer dengan nama Private Military Company ditugaskan dalam menangani kasus ini.

Sayangnya, belum ada informasi terkait seputar Animasi ataupun game ini seperti, genre, pemeran, voice aktor hingga jadwal rilis. Belum ada informasi valid dari media manapun bahkan dari pihak produser dan pengembangnya sendiri.

Diharapkan Engage Kill menjadi salah satu game adaptasi yang dapat bersaing sehat di dunia game Mobile dan dapat memenuhi ekspetasi dari para player. Dan untuk serial animasi Engage Kiss juga di harap dapat menjadi salah satu serial yang memiliki nilai positif di mata penonton dan pemainnya.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity.id

Review Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Assassin’s Creed adalah salah satu game bergenre Stealth-Action Adventure yang dibuat oleh Patrice Desilets, Jade Raymond dan Corey May pada perilisan pertama di tahun 2007. Kemudian dikembangkan dan juga diterbitkan oleh Ubiosoft yang berbasis kepada Engine Anvil.

Game yang menuntut player untuk menyelesaikan alur cerita dan bergerak secara diam-diam ini menjadi salah satu game terbaik yang diterbitkan Ubisoft. Salah satu series yang menarik adalah Assassin’s Creed: Bloodlines.

Baca Juga : Review Epic Conquest Series, Salah Satu RPG Dalam Negeri

Sinopsis Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Bermula tidak jauh dari peristiwa di Series sebelumnya, Altair Ibn-La’Ahad Sang Main Character di series ini mengetahui rencana Templar yang tersisa untuk melarikan diri ke Siprus. Altair yang menyusup ke salah satu benteng di Acre untuk menghentikan pelarian para Templar namun gagal.

Walaupun Altair gagal dalam menghentikan kaburnya para Templar, dirinya terlibat pertarungan dengan Maria Thorpe dan menang. Maria yang mencoba untuk membalas dendam kematian mantan tuannya yang meninggal ditangan Altair.

Setelah pertarungan dengan Maria, Altair pergi menyewa kapal dan pergi menuju Siprus dengan Maria yang ikut bersamanya dibelakang.

Gameplay (7/10)

Review Assassin's Creed
Gameplay – Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Mungkin sudah banyak yang tahu bagaimana Gameplay dari Assassin’s Creed Series. Untuk Assassin’s Creed Series yang hadir di platform PSP, sudah lebih dari cukup untuk Storyline yang dibawakan seperti pada Assassin’s Creed pendahulunya. Di series ini player dapat lari dari penjaga, bersembunyi, bertarung, menyelesaikan Main Quest atau Side Quest dari para NPC yang ada. Seperti yang player ketahui bahwa sang karakter si Altair ini memiliki kemampuan bertarung diluar nalar, sehingga dapat melumpuhkan musuh dalam jumlah berapapun.

Graphic (8/10)

Review Assassin's Creed
Graphic – Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Untuk Visual pada Assassin’s Creed Bloodlines tidak dapat dibandingkan dengan series pada platform Playstation 3, tetapi Visual yang dibawakan sudah lebih dari cukup untuk Platform PSP. Hanya saja terkadang ada sedikit kecacatan pada karakter saat Dialog ataupun bertarung, namun lebih dari itu sudah cukup.

Pergerakan dari sang karakter sudah cukup lebih halus, tidak terasa kaku saat pertarungan ataupun pergerakan yang dilakukan seperti, melompat, berlari, berjalan, memanjat dan sebagainya. Dan terkadang ketika player melakukan eksekusi pada musuh akan ditampilkan dalam bentuk Cut Scene yang semakin membuat game ini terlihat keren.

Visual bangunan dan pencahayaan pada latar tempat juga sudah lumayan bagus, terlebih jika melihat pemandangan kota dari atas Mercusuar. Baik dari tekstur bangunan ataupun proporsi bangunan yang ada. Walau kehadiran Environment yang amat minim dari series sebelumnya. Kota pada series sebelumnya terlihat hidup, realistis dan tampak lebih besar kini terlihat lebih sempit dan sepi. Mungkin karena pada story diceritakan bahwa banyak para penduduk takut dan bersembunyi.

Control (9/10)

Review Assassin's Creed
Control – Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Memiliki kontrol yang tidak jauh berbeda dari pendahulunya. Ada kontrol untuk mengganti tipe senjata, kontrol eksekusi, Blend, bergerak, bertarung dan masih banyak lagi lainnya. Membuat player dari game sebelumnya dapat dengan mudah memainkan sang Altair dalam menyelesaikan Storyline.

Kebetulan, untuk pengguna Emulator dapat mengubah jenis kontrol dan perintahnya pada pengaturan Emulator. Hal ini berguna untuk mempermudah player dalam bermain Assassin’s creed series.

Addictive (7/10)

Review Assassin's Creed
Addictive – Assassin’s Creed: Bloodlines, Assassin’s Mobile Series

Untuk permainan pada 4 jam pertama akan terasa menyenangkan, karena player dapat berlari, melompat antar bangunan, menyelesaikan misi, mengeksekusi penduduk ataupun Penjaga.

Game ini akan sedikit terasa membosankan jika dimainkan dalam jangka waktu 4 jam lebih. Untuk penikmat story ataupun yang memainkan game ini pada series sebelumnya akan terasa menyenangkan terkecuali untuk mereka yang hanya ingin bermain dan bertarung tanpa memedulikan bagaimana misi dan jalan cerita game ini.

Music (8/10)

Tidak banyak musik yang hadir pada Assassin’s Creed Bloodlines. Game ini hanya menyajikan lantunan dan dentuman Background Music dan Sound Effect yang ada. Selain dari itu, kebanyakan stage dilalui dengan suasana sepi.

Benar, tidak ada musik berbentuk vokal digame ini. Game ini hanya ada musik instrumen yang lebih tepat disebut BGM yang menegangkan dan Sound Effect ketika bertarung. Setelah pertarungan berakhir, game akan berjalan dengan suasana yang sunyi, susana yang menjadi ciri khas dari Assassin’s Creed Series.

Kesimpulan

Assassin’s Creed Bloodlines menjadi salah satu series game yang cukup Playable. Game yang kebanyakan hanya untuk konsol, tapi sekarang bisa dimainkan di Mobile dengan menggunakan bantuan dari Emulator. Game ini sangat worth it untuk kalian yang senang dengan game Stealth Action. Berikut sedikit Kelebihan dan Kekurangan yang dapat pemain sampaikan.

Kelebihan

Assassin’s Creed Bloodlines menjadi salah satu series yang dapat dimainkan oleh semua kalangan gamers Stealth Action. Series yang ramah bagi pemilik Device yang berspesifikasi minim dan game ini juga dapat dimainkan di Emulator dengan lancar.

Game ini cukup menarik untuk mereka para penikmat Storyline. Menjadi game penghubung antara Assassin’s Creed Series 1 dan 2.

Kekurangan

Assassin’s Creed Bloodlines tidak memiliki tingkat Replayability yang tinggi, sangat tidak cocok dimainkan berulang dan sangat amat membosankan.

Minimnya fitur pada series ini membuat game ini sangat terasa Repetitif dan membosankan. Dan juga AI dari para penjaga yang sedikit kurang jelas dan seolah tidak peduli akan kehadiran mayat disekitarnya, menjadikan game ini terlalu mudah.

Untuk Assassin’s Creed: Bloodlines, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 7,8.

Sekian Review Assassin’s Creed Bloodlines yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi seputar game menarik lainnya hanya di Gamefinity.id

Just Cause Mobile Rilis Early Access di 4 Negara

GAMEFINITY.ID, BANDUNGJust Cause Mobile versi Early Access baru saja dirilis di empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Pemain yang menetap di keempat negara ini berkesempatan untuk mencicipi game ini sebelum rilis resmi tahun ini. Sayangnya, pemain di Indonesia harus menunggu lebih lama lagi untuk mulai mencoba game ini.

Pertama kali diumumkan dalam ajang The Game Awards 2020, game besutan Square Enix itu sebelumnya dijadwalkan rilis pada 2021. Sayangnya, karena pandemi COVID-19, jadwal rilis Just Cause Mobile menjadi tahun ini.

Just Cause Mobile merupakan game top down shoot ‘em up. Tidak seperti versi konsol dan PC terdahulunya yang mengambil sudut pandang orang ketiga, versi mobile ini mengambil sudut pandang kamera dari atas. Tidak perlu khawatir, game ini mempertahankan ciri khas seri Just Cause.

Game ini juga dikembangkan menggunakan Unreal Engine 4, maka sudah tidak perlu diragukan lagi game ini akan menampilkan visual 3D yang mengagumkan.

Mode yang ada di Just Cause Mobile

Gameplay Just Cause Mobile
Contoh gameplay Just Cause Mobile

Menurut Twitter resminya, versi baru dari game ini menampilkan mode Triple-Threat Multiplayer Action yang merupakan mode PvP 30 pemain dan mode clan battle untuk menjalankan misi co-op 4 pemain. Selain itu, masih ada mode story campaign bagi pemain yang ingin menikmati ceritanya.

Pemain dapat membuat dan mendesain sendiri karakter baru sebagai avatar mereka selama bermain. Jauh berbeda daripada seri Just Cause pendahulunya yang menampilkan Rico Rodriguez sebagai tokoh utama.

Tidak hanya itu, game tersebut juga menampilkan fitur grapple, wingsuit, parachute, dan vehicles. Keempat item tersebut dapat digunakan selama battle. Ditambah lagi, tersedia fitur Voice Chat agar pengalaman bermain semakin memuaskan dengan menerapkan berbagai strategi.

Pemain tidak perlu khawatir karena Just Cause Mobile merupakan game free-to-play untuk iOS dan Android, tetapi tetap ada in-app purchase seperti biasa.

Untuk sementara, belum diketahui kapan tepatnya Just Cause Mobile dirilis secara resmi. Bagi pemain yang sedang berada di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand, game ini bisa diunduh di Apple App Store atau Google Play.

Baca juga: Review Outriders, Game Shooter dengan Plot Cerita Yang Mempesona

Axe of Valhalla. Game MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

GAMEFINITY.ID, Bandar LampungAxe of Valhalla adalah Game MMORPG yang berlatar pada zaman Eropa lama atau berpacu pada mitologi Nordik.

Axe of Valhalla merupakan salah satu game MMORPG Survival besutan Kefir yang dirilis pada Mei 2019, yang sebelumnya Kefir juga pernah merilis game serupa bertema Apocalypse yang rilis pada 2017.

Baca Juga : Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Sinopsis Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Pada awal permainan, kita berada ditengah hutan musim dingin. Terdampar, sendiri, dingin, hanya itu yang dapat digambarkan dari kondisi pertama sang karakter yang akan kita mainkan.

Player dituntut untuk bertahan hidup di era Viking yang amat identik dengan perang dan musim dingin.

Gameplay (10/10)

Game MMORPG
Gameplay – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Sama seperti game MMORPG Survival lainnya, player diharuskan mencari resource yang tersedia dibeberapa titik pada map. Resource yang utama seperti Kayu, Batu, dan Makanan.

Player juga dapat membuat markas dengan resource yang telah dikumpulkan tadi, dapat juga membuat beberapa item create yang berfungsi untuk membuat produk atau barang tertentu.

Axe of Valhalla memeiliki beberapa Class menarik yang tiap Classnya mempunyai skill unik yang berbeda-beda seperti, Berserk, Curer, Rogue dan masih banyak lagi.

Graphic (10/10)

Game MMORPG
Graphic – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Kebanyakan game MMORPG Survival menggunakan Sudut pandang Isometrik dan tampilan visual yang tampak Realistis, tetapi masih ramah untuk Device kelas menengah kebawah.

Perpaduan pencahayaan, gesture hingga visual yang lebih menonjolkan latar tempat pada musim dinginnya di era Viking ini semakin memberikan nilai tambah dan membuat nyaman para pemain untuk berlama-lama dalam menjelajahi dunia Viking.

Control (10/10)

Game MMORPG
Control – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Untuk kontrolnya sendiri, game ini memiliki beberapa kontrol inti yang berfungsi dalam mengendalikan dan mengeksekusi karakter seperti, menebang, menambang, bertarung dan sebagainya.

Axe of Valhalla memilki fungsi kontrol bergerak dengan menggunakan analog yang berada pada bagian kiri layar, dan map pada posisi yang berlawanan.

Interface kontrol yang simple dan sangat Playable, menjadikan Axe of Valhalla salah satu game MMORPG yang dapat dimainkan kapan saja.

Addictive (9/10)

Game MMORPG
Addictive – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

MMORPG selalu mengusung mekanisme Grinding didalamnya, Axe of Valhalla juga begitu. Grinding dilakukan untuk membangun markas, membuat item-item menarik, dan hingga menyelesaikan Quest tertentu yang membutuhkan Resource.

Tapi tenang, walau Axe of Valhalla sedikit mengusung sistem Pay-to-Win didalamnya namun player masih bisa mendapatkan item yang diinginkan dengan sedikit usaha ekstra.

Music (10/10)

Game MMORPG
Music – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Axe of Valhalla memberikan alunan musik instrumental bernuansa zaman Viking yang didominasi dengan alat musik tiup dan tekan. Setiap sisi permainan memiliki lantunan musik instrumental sendiri seperti di Main Menu ataupun world map.

Bahkan di setiap lokasi yang adapun memiliki ciri khas music instrumental masing-masing. Kebanyakan music instrumental dipengaruhi oleh tingkat kesulitan di suatu lokasi yang akan dimasuki. Semakin sulit tingkatan lokasi, semakin dalam dan gelap instrumen yang dilantunkan.

Kesimpulan

Axe of Valhalla sangat cocok dimainkan oleh penikmat game MMORPG Survival. Seperti yang kebanyakan dilihat, bahwa game Survival selalu bertemakan Apocalypse atau Pandemi disuatu wilayah.

Axe of Valhalla memberikan kesan yang berbeda saat memainkannya, baik dari latar maupun pengalaman bermain yang kita dapat.

Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan dari Axe of Valhalla yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Memiliki mekanisme yang lebih kompleks daripada game Survival lainnya. Terlebih Axe of Valhalla mengusung cerita yang berlatar di era Nordik. Menjadikan Axe of Valhalla sebuah alternatif game MMORPG Survival yang dapat dimainkan di Mobile.

Kekurangan

Walaupun Axe of Valhalla memiliki mekanisme game yang lebih kompleks dari game pendahulunya, amat disayangkan game ini masih terasa sulit dalam urusan Grinding. Bagaimana tidak, diperlukan usaha yang amat keras untuk tingkatkan Rune dan Skill tiap Class di Axe of Valhalla.

Sekian Review Singkat Axe of Valhalla yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik seputar game lainnya hanya di Gamefinity.id

Handheld Console vs Smartphone

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Handheld Console, salah satu teknologi yang memungkinkan seseorang untuk bermain game dengan praktis dan dapat dibawa dimana saja.

Sebuah teknologi revolusioner yang pada saat keemasannya menjadi salah satu hal yang diidam-idamkan oleh para gamers.

Namun, keberadaan Handheld Console saat ini dapat dikatakan memiliki saingan dalam urusan dapat memainkan game dimana saja.

Ya, keberadaan smartphone akhir-akhir ini dapat mempunyai posisi yang berpengaruh di industri game. Bahkan, beberapa developer pun akhirnya memutuskan turun di ranah mobile gaming.

Lalu, apa yang membuat persaingan ini dapat dikatakan adil dan tidak adil di waktu yang bersamaan?

Sejarah Handheld dan Mobile Gaming

Handheld

Handheld vs Smarthpone Steam Deck | PCWorld
Gambar dari Steam Deck | PCWorld

Disini saya tidak akan membahas terlalu dalam tentang sejarah handheld console. Saya sudah pernah membahas sejarah ditemukannya Handheld di artikel khusus.

Tujuan dari diciptakannya handheld console adalah dapat dibawa kemana saja. Ketika konsol biasa hanya dapat digunakan dengan TV atau layar.

Begitulah yang ditemukan oleh Gunpei Yokoi sebagai seorang karyawan Nintendo pada saat itu.

Perkembangan handheld hingga saat ini juga tidak lepas dari konsep yang digagas oleh Gunpei Yokoi tersebut. Bahkan, saat ini ada beberapa Hybrid Console yang dapat berfungsi sebagai konsol biasa dan handheld console.

Hanheld console sendiri mengalami kesuksesan atau masa emas pada tahun 1980-an ketika Game Boy hadir dan di tahun 2000-an saat masa Nintendo DS.

Baca Juga: Nintendo dan Revolusi Handheld Console

Mobile Gaming di Smartphone

Handheld vs Smartphone Nubia Red Magic | DroidLime
Gambar dari Nubia Red Magic 6 | DroidLime

Smartphone yang kita kenal saat ini dengan layar touch screen dan platform Android serta iOS sendiri mulai booming di awal tahun 2010-an. Memang pada saat awal ssmartphone hadir di pasaran, belum banyak yang tertarik dengan pasarnya.

Angry Birds merupakan salah satu game yang mulai masuk ke pasar mobile mulai dari awal. Angry Birds sendiri dinilai juga berpengaruh besar terhadap keberadaan in-app purchase saat ini.

Di tahun 2012, lahirlah sebuah game legendaris yang hingga saat ini, komunitas dan game-nya masih berjalan dengan lancar dan baik, Clash of Clans.

Tahun yang sama, terdapat juga salah satu game legendaris, Subway Surfer yang rilis sebagai game endless run yang pada tahun sebelumnya rilis terlebih dahulu Temple Run.

Sejak saat itu, pasar mobile gaming mulai dikenal oleh dunia hingga menjadi seperti yang saat ini.

Handheld dan Smartphone dan Sebuah Ketidakadilan

Handheld console dan smartphone menawarkan hal yang sama, yaitu dapat memainkan sebuah game dimanapun dan kapanpun asal ada baterainya.

Namun, perbandingan ini sesuai dengan yang saya katakan sebelumnya, dapat dikatakan sebagai adil tak adil.

Alasannya adalah kedua device tersebut memiliki tujuan yang berbeda.

Tujuan awal dari handheld adalah bagaimana seseorang dapat memainkan game dimanapun dan kapanpun.

Sementara, smartphone digunakan sebagai alat yang membantu hal sehari-hari dalam menjaga komunikasi antara satu sama lain dari jarak jauh. Namun, fungsinya saja yang melebar.

Meskipun ada beberapa smartphone yang memang dirilis untuk bermain game seperti Nubia Red Magic, Black Shark, dan RoG Phone. Tetap saja, hal tersebut tidak dapat merubah tujuan awal smartphone.

Baca Juga: PlayStation Kembali Gelar Ramadan Deals! Game PS4 dan PS5 Diskon Hingga 44%

Sebuah Persaingan

Ketika ketidakadilan perbandingan sudah dibahas, lalu apa yang menjadikan smartphone dapat dibandingkan dengan handheld pada saat ini?

Kita mulai dari keadaan pasar. Pada tahun 2021 kemarin, berdasarkan data pada website Venturebeat, game pada mobile gaming menguasai pasar sebanyak 52% (gabungan smartphone dan tablet) sementara konsol hanya memiliki 28% pasar (bukan hanya handheld, namun juga konsol biasa).

Berterimakasihlah dengan game mobile yang ramai diperbincangkan seperti Free Fire dan Mobile Legends serta game seperti King of Glory di Cina. Pasar game mobile berkembang pesat.

Ditambah lagi faktor orang-orang yang lebih banyak mempunyai smartphone daripada handheld console. Karena smartphone sendiri dapat berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti mobile banking dan ojek online.

Apalagi dengan perkembangan teknologi pada smartphone yang menurut pendapat saya “menggila”. Setiap tahun pasti ada perkembangan signifikan dari spesifikasi smartphone.

Yang bahkan pada saat ini juga telah ada smartphone yang dikhususkan untuk bermain game seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Hal ini tentu saja membuat pasar smartphone lebih melebarkan sayapnya.

Berbanding terbalik dengan mobile gaming, handheld console sendiri memiliki perkembangan yang relatif lebih lambat.

Namun, yang terbaru seperti Steam Deck, sekalinya rilis rasanya seperti di luar kata masuk akal. Meski terlihat remeh dan masih perlu penegmbangan lanjutan, performa yang ditawarkan oleh Steam Deck bukanlah main-main.

Steam Deck sendiri mampu menjalankan The Witcher III di setting grafis yang tinggi dengan sangat lancar.

Dan juga jangan lupakan Nintendo Switch yang dapat menjalankan game yang tidak dapat dimainkan di smartphone karena keterbatasan spesifikasi.

Ya, perkembangan handheld console bila dibandingkan per generasi juga sebenarnya sangat cepat.

Kesimpulan

Dari yang saya katakan di atas, saya dapat menyimpulkan seperti berikut.

Smartphone dan Handheld Console sama-sama memiliki potensi yang besar, smartphone didukung oleh luasnya pasar sementara handheld console didukung oleh performa yang lebih tinggi dengan pasar yang berbeda.

Meskipun smartphone memiliki tujuan awal yang berbeda, nyatanya saat ini dapat bersaing di ranah game dunia dengan dominasi game online miliknya.

Sementara handheld console yang terkesan mulai hilang, sebenarnya memiliki potensi kuat di masa depan dengan kelebihannya. Performa tinggi yang ditingkatkan setiap generasi, dan juga yang memang didedikasikannya device ini sebagai alat untuk bermain game menjadi senjatanya.