GAMEFINITY.ID, Bandung – Harmony: The Fall of Reverie, game terbaru dari Don’t Nod, pengembang di balik Life is Strange, akhirnya mendapat tanggal rilis. Game narrative adventure itu akan rilis Juni ini di PC, Nintendo Switch, PlayStation 5, dan Xbox Series X|S. Bagi yang tidak sabar ingin mencobanya, sebuah demo kini sudah tersedia.
Harmony: The Fall of Reverie, Game Narrative Adventure dari Kreator Life is Strange
Melalui press release-nya, Don’t Nod menyebut Harmony: The Fall of Reverie sebagai pengalaman naratif seminal terbarunya. Dalam game tersebut, pemain berperan sebagai Polly, seorang perempuan yang telah kembali ke kampung halaman untuk mencari sang ibu. Saat perjalanannya, ia tiba-tiba masuk ke dunia lain bernama Reverie. Di sana, ia menjadi Harmony.
Polly diberikan misi untuk mengembalikan keseimbangan antara dunia nyata dan Reverie dengan memilih salah satu dari enam Aspiration. Keenam Aspiration itu adalah Glory, Bliss, Power, Chaos, Bond, dan Truth. Aspiration itu dapat menginspirasi kemanusiaan dengan membuat keputusan berdasarkan sistem Augural, dengan setiap pilihan memicu konsekuensi masing-masing.
Don’t Nod mendeskripsikan Harmony: The Fall of Reverie memiliki arahan art yang menawan beserta deretan karakter berlatar belakang beragam. Ditambah, musiknya menggambarkan atmosfer yang menakjubkan berkat Lena Raine, komposer Celeste.
Bagi yang ingin segera mencoba game ini, demo sudah tersedia eksklusif di Steam mulai 4 Mei. Tersedianya demo ini merupakan bagian dari LudoNarraCon yang digelar hingga 8 Mei. Playable demo ini hanya terdiri dari act pertama yang memperkenalkan jalan cerita game beserta karakter dan latar tempatnya.
“Kami dengan bangga dapat berpartisipasi di LudoNarraCon tahun ini, sebuah event besar bagi pengembang dan penerbit game narrative, dan untuk memperkenalkan pemain pada dunia Harmony: The Fall of Reverie. Kami menantikan feedback pertama demo ini dan dunia yang kami buat,” tutur Cyrille Combes selaku produser eksekutif.
Jika tidak dapat menikmati demo-nya, terlebih untuk pengguna selain PC, tim pengembang juga melakukan live stream demo tersebut di laman Steam.
Harmony: The Fall of Reverie akan rilis di PC (melalui Steam) dan Nintendo Switch pada 8 Juni 2023. Sementara itu, versi PlayStation 5 dan Xbox Series X|S akan tersedia mulai 22 Juni.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Telltale Games mengumumkan mereka memilih untuk menunda perilisan The Wolf Among Us 2 dari tahun 2023 hingga 2024. Pihaknya beralasan untuk menghindari crunch dan memperlancar transisi dari Unreal Engine 4 ke Unreal Engine 5.
The Wolf Among Us 2 merupakan sekuel dari The Wolf Among Us yang rilis pada 2013. Keduanya adalah game adaptasi dari seri komik Fables karya Bill Willingham. Sekuel tersebut pertama kali diumumkan pada 2017 sebelum Telltale Games terpaksa tutup tahun berikutnya. Proyek itu kemudian diumumkan ulang pada tahun 2019 setelah Telltale Games dihidupkan kembali di bawah manajemen baru.
Versi terbaru tersebut kini ikut dikembangkan oleh AdHoc Studios, studio game yang didirikan Nick Herman selaku sutradara The Wolf Among Us dan beranggotakan lebih dari 50 persen mantan karyawan Telltale Games.
Telltale Games Pilih Tunda Perilisan The Wolf Among Us 2
CEO Telltale Games Jamie Ottilie berbicara pada IGN tentang keputusan untuk menunda perilisan game besutannya itu. Ia mengaku pemicu utamanya demi menghindari crunch atau merilis game yang belum selesai.
“Membuat game sudah sulit dan butuh waktu untuk menjadikannya tepat. Dan tidak bermanfaat jika kami merilis dalam bentuk tidak selesai,” ungkap Oitilie.
Ottilie juga menjelaskan Telltale Games versi baru itu telah kesulitan selama pandemi COVID-19. Saat pengumuman ulang The Wolf Among Us 2 di The Game Awards 2019, game tersebut masih dalam tahap pra-produksi.
Ia melanjutkan produksi game itu masih berjalan lancar, tetapi Telltale memilih untuk mengganti game engine dari Unreal Engine 4 ke Unreal Engine 5 baru-baru ini. Ottilie berkata bahwa Unreal 5 memiliki banyak fitur menarik yang bermanfaat. Namun, ia mengaku harus mengulangi progress kembali dari awal.
Ottilie ikut mengaku terdapat dua pilihan untuk merilis game itu pada 2023, entah itu merilisnya dalam bentuk belum selesai atau mengikuti budaya crunch. Crunch adalah kultur lembur yang kerap diterapkan oleh banyak studio game akhir-akhir ini, memicu penambahan jam kerja karyawan yang sedang mengerjakan sebuah game.
“Saya sudah lakukan crunch dan tidak ingin menerapkannya lagi, dan tidak adil untuk memintanya,” ungkap Ottilie.
The Wolf Among Us 2 bakal rilis secara episodik seperti pendahulunya. Namun, tidak seperti game Telltale sebelumnya, semua episode akan diselesaikan sekaligus. Berarti, jika episode pertama rilis, semua episode sudah selesai diproduksi. Sementara itu, Telltale Games juga sedang mengembangkan The Expanse: A Telltale Series bersama Deck Nine Games.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Alba: A Wildlife Adventure merupakan game open world adventure yang dapat mengedukasi sekaligus menjadi media healing pemainnya. Game ini dikembangkan oleh Ustwo Games dan pertama kali dirilis di PC dan Apple Arcade pada 11 Desember 2020. Alba: A Wildlife Adventure menjadi game yang cocok untuk dimainkan anak-anak.
Sinopsis Alba: A Wildlife Adventure, Game yang Mengedukasi Sekaligus Healing
Berlatar di Secarral, sebuah kota di pulau di Spanyol. Alba Singh, tokoh utamanya, mengunjungi kakek dan neneknya untuk berlibur selama satu minggu. Ia dan temannya, Ines, kemudian membentuk sebuah organisasi restorasi lingkungan setelah menyelamatkan lumba-luma yang terdampar.
Namun, sang walikota mengumumkan sebuah hotel mewah akan dibangun. Lokasi pembangunan tersebut berada di cagar alam lokal yang telah mengalami kebakaran. Ingin menghentikan pembangunan hotel itu, Alba dan Ines memutuskan untuk membuat petisi dan meminta tanda tangan warga lokal.
Sambil mengumpulkan tanda tangan untuk petisi itu, Alba juga harus membantu membersihkan pulau dari sampah dan menyelamatkan satwa. Tidak hanya itu, ia juga harus memotret setiap satwa sebagai tugasnya untuk meningkatkan kesadaran warga akan kelestarian hewan dan lingkungan.
Gameplay Alba: A Wildlife Adventure (9/10)
Alba: A Wildlife Adventure memiliki gameplay yang sangat menyenangkan sekaligus ramah anak. Tujuan utama pemain adalah mengumpulkan tanda tangan warga lokal sambil menyelesaikan berbagai misi. Terdapat berbagai misi yang sebenarnya sederhana namun masih menantang.
Salah satu misi yang paling penting adalah saat Alba menggunakan ponselnya untuk memotret satwa lokal, mulai dari yang tergolong common hingga sangat rare. Beberapa binatang, bahkan yang common sekalipun, membutuhkan ketelitian saat mencarinya, apalagi ini membutuhkan pemain mengitari setiap tempat di kota.
Game ini dapat diselesaikan dengan waktu yang relatif singkat, kurang lebih 2-3 jam. Ini mungkin tidak akan memuaskan bagi beberapa pemain yang ingin bermain dengan waktu yang lama. Kabar baiknya, jika belum sempat menyelesaikan semua misi setelah ceritanya tamat, pemain dapat bermain kembali demi melakukannya.
Yang terpenting lagi, Alba: A Wildlife Adventure didesain sebagai media edukasi agar pemainnya dapat lebih aware terhadap lingkungan hidup. Tidak hanya mengetahui keberagaman satwa yang bisa ditemukan di dunia nyata, tetapi setiap tindakan yang dilakukan Alba juga dapat diterapkan.
Menjalankan setiap misi dalam game ini juga tidak ada batas waktu yang signifikan. Pemain dapat bersantai dalam memainkannya seleluasa mungkin. Sebagai game healing, Alba: A Wildlife Adventure relatif tidak menjenuhkan, justru membuat seakan sedang ikut berlibur.
Control (8/10)
Sebagai game open world adventure, kontrol Alba: A Wildlife Adventure terbilang standar. Pemain dapat mengendalikan Alba menggunakan keyboard dengan perpindahan kamera menggunakan mouse. Terdapat juga tombol angka 1-4 untuk membuka daftar misi, kamera ponsel, peta, dan jurnal satwa. Sayangnya, kontrolnya tidak dapat dikustomisasi, meski sensitivitas dapat diatur.
Graphics (9/10)
Berbicara tentang grafik, visual Alba: A Wildlife Adventure mengandalkan gaya kartun 3D. Mungkin grafiknya tidak akan begitu memukau pemainnya, tetapi Ustwo Games berhasil membuat visual dari game ini menjadi menarik.
Desain setiap karakter relatif sederhana tetapi memiliki daya tarik tersendiri. Animasi pergerakan karakternya pun terasa mengalir. Setiap detail pada tempat dan juga setiap satwa pun diperhatikan. Bahkan, Ustwo Games berhasil menggambarkan setiap satwa seperti yang terlihat di dunia nyata semaksimal mungkin.
Music (9/10)
Musik pada Alba: A Wildlife Adventure cenderung santai, sangat cocok untuk game adventure seperti ini. Mulai dari ambient seperti embusan angin dan kumpulan suara camar di pantai saja sudah cukup membuat game ini membuat pemainnya merasa sedang berada dalam posisi Alba.
Musik latar hanya digunakan saat momen-momen terpenting dalam cerita, itupun sudah menjadi poin plus untuk game ini. Secara keseluruhan, musik dalam game ini terasa seperti healing dari distraksi agar fokus dalam bermain.
Addictive (9/10)
Berkat visualnya yang memiliki daya tarik dan juga elemen edukasi pada ceritanya, game ini dapat menjadi media healing yang sayang untuk dilewatkan. Setiap tantangan yang ditawarkan game ini terlihat sederhana, namun tetap menantang bagi anak-anak dan dewasa. Game ini membuat ketagihan saat pemainnya penasaran dengan ceritanya dan ingin berusaha menyelesaikan semua misi.
Alba: A Wildlife Adventure menjadi game yang dapat dijadikan media edukasi. Jadi, pesan moral dalam game ini tetap tersampaikan tanpa harus membuatnya membosankan. Game ini juga dapat dimainkan saat santai sekaligus menjadi media healing dari rasa penat. Namun, waktu penyelesaian yang cukup singkat mungkin menjadi sesuatu yang sangat disayangkan.
Untuk Alba: A Wildlife Adventure, penulis memberi total score 8.8.
Alba: A Wildlife Adventure tersedia di PC, Apple Arcade, Nintendo Switch, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Pentiment merupakan game narrative adventure RPG berlatarkan zaman medieval dengan art yang menawan. Game ini pertama kali rilis pada 15 November 2022 oleh Obsidian Entertainment dan Xbox Game Studios. Game ini telah berhasil menuai pujian karena penggambaran zaman medieval yang otentik dari cerita dan art-nya.
Sinopsis Pentiment, Game Naratif Medieval Penuh Intrik dan Art Menawan
Berawal dari seorang seniman dan pelancong Andreas Maler yang menumpang di Tassing, sebuah kota kecil di Bavaria pada abad ke-16. Ia magang di Kiersau Abbey dan bertugas untuk membuat naskah dan ilustrasi sesuai permintaan klien. Begitu magangnya selesai, ia bisa kembali ke kampung halaman, menikah, dan memulai kariernya sebagai sebagai seorang seniman.
Masalah pun dimulai saat sebuah kasus pembunuhan terjadi di Tassing. Sejak saat itu, Andreas berkomitmen untuk mencari seorang pelaku dan memecahkan misteri tersebut. Namun, ia justru terjebak di tengah-tengah konspirasi mendalam yang berperan besar dalam misteri tersebut. Setiap keputusan yang dibuatnya, termasuk menyimpulkan identitas sang pelaku, akan berdampak besar pada hubungannya dengan penduduk.
Gameplay Pentiment (9/10)
Cerita game ini terbagi menjadi tiga act, masing-masing memiliki misteri yang harus dipecahkan, khususnya pembunuhan. Pemain akan berperan sebagai Andreas yang harus menemukan masing-masing pelaku.
Saat berinteraksi dengan penduduk, terutama yang menjadi tersangka, pemain sering dihadapkan dengan pilihan dialog untuk menganggapi mereka. Beberapa momen tertentu menjadi hal penting untuk membuat keputusan yang akan sangat berdampak.
Begitu juga dengan menentukan pelaku di balik pembunuhan tersebut. Sebenarnya tidak ada sebuah golden route di antara pilihan setiap tersangka. Meski begitu, tersangka yang dipilih menjadi pelaku berdampak besar pada hubungan Andreas dengan penduduk pada act berikutnya.
Kustomisasi karakter Andreas sebatas menentukan latar belakangnya, baik berupa minat studi dan juga kepribadiannya. Ini dapat memicu pilihan dialog yang ia ingin utarakan sesuai dengan latar belakang tersebut.
Satu kekurangan dari Pentiment hanyalah terkadang ceritanya terasa lambat. Terlihat dari beberapa adegan percakapan yang cukup panjang sampai pemain tidak sabar untuk segera skip dan membaca cepat.
Sementara itu, game ini juga ramah PC berspek rendah (meski minimal RAM masih 4 GB). Saat memainkannya di PC kentang, sama sekali tidak ada lag ataupun crash. Pentiment menjadi game yang tergolong ringan jika dibandingkan dengan game AAA lainnya.
Control (9/10)
Mengingat Pentiment merupakan narrative adventure, pemain hanya mengendalikan Andreas saat mengeksplorasi kota dan berinteraksi dengan penduduknya. Pemain mendapat dua pilihan kontrol, yaitu mouse dan keyboard.
Pemain dapat melakukan point and click saat mengendalikan Andreas dan juga berinteraksi dengan penduduk. Jika menggunakan keyboard, kontrol navigasi standar juga digunakan.
Graphics (10/10)
Grafik dalam game ini mengandalkan ilustrasi bergaya medieval seperti sedang membaca sebuah buku cerita. Animasi yang ditampilkan saat karakter bergerak juga terlihat sangat mengalir.
Karena hal ini, visual yang ditampilkan dalam Pentiment terlihat sangat menawan dan memanjakan mata. Tidak hanya selama gameplay, menu dalam game (bukan main menu atau pause) juga disajikan dalam bentuk visual halaman buku, di mana pemain dapat melihat peta, jurnal dan glossary tentang medieval. Font-nya pun menggunakan tulisan bergaya Eropa abad ke-16 untuk menambah feel-nya.
Music (10/10)
Musik yang disajikan juga menjadi keuntungan di Pentiment. Game ini memainkan musik latar saat situasi adegan yang cocok. Baik ambient atau lagu yang mendampingi sebuah adegan tertentu, musik dalam game ini membuat pemainnya terasa hanyut di dalam ceritanya selama gameplay.
Addictive (10/10)
Sebagai game narrative adventure, Pentiment memiliki tingkat addictive tinggi. Selain dari visual dan musiknya yang enak dinikmati, cerita di dalamnya juga membuat penasaran pemain hingga tidak sabaran. Terlebih, game ini memiliki replayability yang tinggi. Pemain dapat memainkannya kembali setelah pertama kali menamatkannya. Dengan ini, mereka dapat melihat adegan setelah memilih pilihan yang mereka tidak pilih saat momen penting.
Ditambah lagi, penggambaran cerita berlatarkan medieval terlihat sangat otentik dan terasa menghanyutkan. Terlihat dari credits terpampang beberapa judul jurnal ilmiah tercantum. Ini membuktikan pihak pengembang serius dalam melakukan riset demi membuat game ini.
Pentiment menjadi game narrative adventure yang wajib dicoba. Obsidian Entertainment berhasil membuatnya menjadi game yang hampir sempurna. Terlihat dari art yang menawan, cerita misteri yang penuh intrik, musik yang menghanyutkan, dan yang terpenting penggambaran zaman medieval yang terasa seperti nyata.
Untuk Pentiment, total score yang dapat penulis berikan adalah 9,6.
Pentiment bisa dimainkan di PC, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Khusus pelanggan Game Pass, game ini juga bisa dimainkan gratis.
Update informasi menarik lainnya seputar anime, game, pop culture serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.