Tag Archives: netease

Diablo Immortal Dihujat Karena Dianggap Hina Xi Jinping?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kontroversi Diablo Immortal tampaknya masih berlanjut. Sejak awal diumumkan saat Blizzcon 2018, game MMORPG besutan Blizzard itu mendapat berbagai hujatan, salah satunya anggapan lelucon April Mop out-of-season.

Belum lagi, user score untuk versi PC-nya masih menyentuh angka 0,3 di Metacritic, angka terendah sepanjang masa. Berbagai kritik terkait microtransaction dan loot box masih saja bertebaran di media sosial. Kali ini, satu lagi kontroversi datang dari China.

Diablo Immortal Ditunda di China Sampai Waktu yang Tidak Ditentukan

Sebelumnya, NetEase telah mengumumkan Diablo Immortal mengalami penundaan selama waktu yang tidak ditentukan. Seharusnya game yang ikut dibesutnya itu rilis pada 23 Juni, sama seperti negara Asia-Pasifik yang juga ditunda.

GameRant melaporkan alasan penundaan di China itu untuk mengatasi berbagai masalah teknis di dalam game. Diperkirakan NetEase dan Blizzard ingin memperbaiki bug yang telah menggerogoti Diablo Immortal, sama seperti versi global dan Asia-Pasifik.

Baca juga: Diablo Immortal Ditunda Lagi Di Asia-Pasifik

Akan tetapi, terdapat postingan di Reddit yang mungkin mengungkapkan alasan sebenarnya Diablo Immortal mengalami penundaan di China.

Kenapa Berkaitan Dengan Xi Jinping?

Diablo Immortal Weibo screenshot
Screenshot post Weibo Diablo Immortal “Why isn’t the bear going out of office yet?”

Laman Reddit tersebut mengungkap sebuah post di Weibo resmi Diablo Immortal yang dianggap “tidak bermoral”. Post itu bertuliskan, “Why isn’t the bear going out of office yet? (Kenapa si beruang belum juga keluar dari jabatannya?)”.

Warganet China langsung menafsirkan beruang sebagai Xi Jinping dalam post itu. Ditambah lagi, beruang digunakan juga untuk merendahkan, terutama dalam hal politik. Tidak pelak, warganet China beramai-ramai menghujat akun resmi Weibo Diablo Immortal itu.

Seorang penggemar Diablo dari China juga membagikan informasi di subreddit tersebut, “Seseorang yang bekerja di tim pemasaran Diablo Immortal (yang punya akses akun media sosialnya) melakukan sesuatu yang menyinggung. Sekarang, kami tidak tahu kenapa dia sampai lupa mengganti akunnya dengan sengaja.”

Media sosial di China seperti Weibo terkenal memiliki aturan ketat. Salah satunya, larangan untuk mengkritik kebijakan pemerintah, apalagi menghina anggota pemerintahan. Sebuah konsekuensi berupa ban dapat diterima oleh seorang pelaku. Terlebih, nasionalisme di China sangat kuat, terbukti dengan hujatan warganet di Weibo resmi Diablo Immortal. Ini juga berlaku untuk game yang menggambarkan kritik terhadap China dan Xi Jinping.

Xi Jinping Winnie the Pooh meme
Contoh meme perbandingan Xi Jinping dan Winnie the Pooh

Patut diketahui, pada 2018 terdapat sebuah meme populer yang menyatakan Xi Jinping mirip sekali dengan karakter beruang bernama Winnie the Pooh. Meme tersebut memicu ban seri film Winnie the Pooh dari Disney di China. Bahkan, serial animasi South Park pernah menyindir masalah ini pada salah satu episodenya, memicu ban di sana.

Terkena Ban di China?

Akun Weibo resmi Diablo Immortal sebelumnya terkena ban pada 22 Juni karena “pelanggaran hukum dan regulasi”. Kemungkinan, post tersebut menjadi pemicu ban akun resmi itu dari media sosial terbesar China itu.

Seorang penggemar yang sama juga menulis di post Reddit tersebut, “Itulah kenapa promosi DI [Diablo Immortal] terhenti di China, dan berdampak juga pada NetEase. Ada rumor NetEase tidak akan mendapat izin untuk merilis game itu selama tiga tahun mendatang, tapi masih belum tahu apa itu benar.”

Apakah ini akhir dari Diablo Immortal bahkan sebelum dirilis di China? Untuk sementara ini, belum ada pengumuman resmi apakah game MMORPG besutan Blizzard itu terkena ban di sana. Namun, jika sebuah game mendapat kontroversi seperti ini, kecil kemungkinannya akan rilis di negeri tirai bambu itu.

Baru Dua Minggu, Diablo Immortal Raup 24 Juta Dolar!

GAMEFINITY.ID, BandungDiablo Immortal sudah tidak asing lagi dengan berbagai kontroversi. Pemain mengeluhkan sistem microtransaction-nya secara gamblang sebagai pay to win. Hal tersebut dibuktikan oleh streamer Twitch Quin69 yang menghabiskan 10000 NZD (New Zealand Dollar) hanya demi memperoleh item Legendary tanpa hasil. Lebih buruk lagi, YouTuber Josh Strife Hayes menemukan jebakan crest menyesatkan.

Baca juga: Gacha 90 Juta Tanpa Item Legenda Dalam Game Diablo Immortal

Saat berita ini ditulis, user score di Metacritic untuk Diablo Immortal versi iOS mencapai 0,4. Sebanyak 3067 dari total 3191 pengguna berkomentar negatif terhadap game buatan Blizzard dan NetEase itu, terutama sistem pay-to-win-nya.  Versi PC-nya lebih buruk lagi dengan user score 0,3 (2113 dari total 2171 pengguna berkomentar negatif), masih menjadikannya game dengan user score terendah sepanjang masa di Metacritic.

Berhasil Raup 24 Juta Dolar Dalam Dua Minggu Pertama

Diablo Immortal Microtransaction
Microtransaction di Diablo Immortal

Akan tetapi kritik dan kontroversi terkait microtransaction tidak berpengaruh banyak pada penghasilan Diablo Immortal. Buktinya, game mobile dari seri Diablo itu telah meraup keuntungan sebesar 24 juta US dolar dalam dua minggu pertamanya.

AppMagic telah mencatat 43 persen dari penghasilan Diablo Immortal berasal dari Amerika Serikat. Korea Selatan menjadi yang kedua dalam berkontribusi menggunakan microtransaction sebesar 23 persen. Disusul oleh Jepang (8 persen), Jerman (6 persen), dan Kanada (3 persen).

Keberhasilan menghasilkan uang sebesar ini menjadikan Diablo Immortal sebagai game mobile berpenghasilan terbanyak kedua dari Blizzard, hanya kalah dari Hearthstone.

Blizzard Menyatakan Diablo Immortal Sebagai Peluncuran Terbesar Sepanjang Franchise

Minggu pertama setelah perilisannya, Blizzard mengklaim melalui Twitter bahwa Diablo Immortal telah menjadi “peluncuran terbesar sepanjang sejarah franchise”. Mereka juga mengklaim game tersebut telah terinstal total lebih dari 10 juta kali semenjak peluncurannya. Hal ini karena faktanya Diablo Immortal merupakan game free-to-play, sementara Diablo III merupakan game dengan full price.

Peluncuran Di China Justru Tertunda

Meski Diablo Immortal lebih dulu sukses secara global, Netease telah memutuskan untuk menunda perilisannya di China baru-baru ini. Padahal, Diablo Immortal dijadwalkan rilis di sana pada 23 Juni, tanggal yang sama dengan negara Asia Pasifik lainnya (khususnya Asia Tenggara).

Hal ini menyusul akun Weibo resmi Diablo Immortal terkena ban pada Rabu lalu karena “pelanggaran hukum dan regulasi”. Ditambah lagi, diskusi tentang game tersebut juga menjadi topik terlarang di media sosial terbesar China itu. Karena kabar penundaan ini, saham NetEase mengalami anjlok lebih dari 9 persen.

NetEase telah menjanjikan sebuah “exclusive thank you package” khusus pemain di China yang berisi legendary equipment dan materials,

Sementara itu, Diablo IV akan menjadi game full-priced dengan sistem microtransaction berbeda dari Diablo Immortal. Game lain dari Blizzard yang akan datang, Overwatch 2, juga akan menyingkirkan loot box demi menghadirkan battle pass.

Diablo Immortal akan meluncur di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, pada 23 Juni. Untuk kabar terbaru dari Diablo Immortal dan game Activision Blizzard lainnya, pastikan untuk pantau terus di Gamefinity.

Game Baru yang Diumumkan di NetEase Connect 2022

GAMEFINITY.ID, Bandung – NetEase Games, salah satu pengembang game terbesar di dunia, baru-baru ini mengadakan acara NetEase Connect 2022. Acara yang berlangsung pada 20 Mei lalu itu mengungkap berbagai judul game baru yang dibesut oleh NetEase Games. Berikut merupakan rangkuman judul game baru yang diungkap di NetEase Connect 2022.

Harry Potter: Magic Awakened

NetEase Harry Potter: Magic Awakened

Harry Potter: Magic Awakened merupakan game immersive collectible card game RPG berlatarkan di dunia Harry Potter. Pemain akan menjadi penyihir yang baru saja diterima di Hogwarts. Di sana, mereka akan bertemu karakter dari Harry Potter, belajar mantra, dan berduel melawan pemain lainnya. Harry Potter: Magic Awakened akan hadir secara global di PC dan mobile tahun ini.

Dead by Daylight Mobile

NetEase Dead by Daylight Mobile

Ternyata NetEase Games juga membesut Dead by Daylight Mobile setelah sukses dengan Identity V. Versi mobile dari Dead by Daylight itu telah resmi dirilis di Asia Tenggara dan Jepang. Pihak NetEase akan mengadakan beta test untuk negara Barat kelak dan akan terus bekerja sama dengan Behaviour Interactive dalam menghadirkan konten.

Baca juga: Dead by Daylight Hadirkan Crossover Attack on Titan

Once Be Human

NetEase Once Be Human

Pertama kali diperkenalkan di NetEase Connect 2022, Once Be Human dideskripsikan sebagai survival game aneh baru. Game ini berseting 40 tahun setelah runtuhnya peradaban manusia. Dalam dunia game ini, sebuah pintu perak misterius terbuka dan membawa Stardust yang mencemari dunia dan memicu munculnya gerombolan monster. Sekelompok manusia berkekuatan spesial yang dijuluki Beyonders menjadi harapan terakhir untuk menyelamatkan peradaban. Game ini menuntut pemain untuk mengumpulkan sumber daya dan bertarung melawan berbagai bahaya yang ada.

Once Be Human masih dalam pengembangan dan belum memiliki tanggal rilis resminya.

Naraka: Bladepoint

NetEase Naraka: Bladepoint

Naraka: Bladepoint merupakan game PvP battle royale mythical action. NetEase telah menunjukkan cuplikan gameplay versi mobile-nya dalam NetEase Connect 2022. Tidak hanya itu, hero baru, Takeda Nobutada, juga terungkap. Versi PC-nya sebelumnya telah sukses terjual sebanyak 6 juta unit dalam tiga bulan pertama perilisannya. NetEase hanya mengumumkan perilisan versi mobile Naraka: Bladepoint sangat dekat.

Tank Company

NetEase Tank Company

Pertama kali dirilis di China, Tank Company diumumkan akan rilis secara global. Game 15v15 itu mengharuskan pemain mengendarai tank untuk membunuh lawan sambil menggunakan strategi dan kombinasi tank yang ada. Game yang dibandingkan dengan World of Tanks itu belum memiliki tanggal rilis secara global.

Mission Zero

NetEase Mission Zero

Mission Zero merupakan game stealth kompetitif 2v4. Pemain akan berperan sebagai invader atau chaser. Empat orang invader bertugas untuk menyamar, berbaur dengan situasi, dan bekerja sama untuk mendapat sebuah informasi rahasia. Keempat invader ini harus segera menyelesaikan misi sebelum dua chaser menangkap mereka. Mission Zero akan tersedia di PC dan mobile.

ZOZ: Final Hour

NetEase ZOZ: Final Hour

ZOZ: Final Hour merupakan game third person shooter dengan sebuah twist. Pemain dan 14 rekannya memasuki kota San Yager yang sudah penuh dengan zombie untuk mengumpulkan blood crystals. Twist-nya adalah salah satu dari rekan satu tim pemain dapat berkhianat kapan saja, alhasil, bukan hanya zombie yang menjadi ancaman utama. Jika pemain mati selama match berlangsung, mereka dapat kembali sebagai zombie lengkap dengan skill baru dan respawn tanpa batas.

Berbagai Update Terbaru untuk Game NetEase Lainnya

NetEase juga mengumumkan berbagai update untuk judul game lamanya. Mulai dari LifeAfter dan Vikingard yang akan mendapat expansion baru. Infinite Lagrange akan mendapat update Legacy Concept. Lord of the Rings: Rise to War akan menghadirkan berbagai event baru. Terakhir, Identity V yang akan berkolaborasi dengan steampunk artist Mitsuji Kamata.

Dengan berbagai judul game baru dan update untuk game yang sudah rilis dari NetEase, pemain tentunya bersemangat untuk menantikannya. Game NetEase manakah yang membuat pemain tertarik? Untuk lebih lengkapnya, kunjungi situs resmi NetEase Connect 2022.

Tencent Blokir Akses Game Luar Negeri di China

GAMEFINITY.ID, BANDUNG – Kabar buruk lagi-lagi datang untuk pemain game di China! Perusahaan raksasa Tencent telah mengumumkan bahwa mereka akan memblokir akses game internasional.

Keputusan ini diambil setelah Administrasi Pers dan Publikasi Nasional (NPPA) China mencabut pembekuan izin game dan menyetujui judul-judul baru.

Baca juga: Industri Game China Kembali Bangkit Setelah Pembekuan

Tencent Memutuskan Untuk Mematuhi Kebijakan Pemerintah?

Dilansir dari Reuters, Tencent akan memperbaharui aplikasi game speed booster-nya untuk mobile dan PC pada 31 Mei mendatang. Diharapkan, versi baru aplikasi ini akan memblokir game luar negeri yang tidak berizin di China. Dipercaya bahwa Tencent membuat perubahan besar pada bisnisnya agar mematuhi kebijakan pemerintah.

Gedung pusat Tencent
Source: Reuters

China terkenal memiliki aturan sangat ketat untuk berbagai media yang akan masuk ke negaranya. Sejak pertengahan 2021, pemerintah China menetapkan berbagai larangan topik yang direpresentasi berbagai media, termasuk unsur antisosial, antipatriotik dan LGBT.  Pemain juga tidak diperbolehkan bermain di server internasional sebuah game, termasuk berinteraksi dengan pemain asing.

Secara teknis, penyedia internet di China hanya memperlambat kecepatan internet untuk mengakses game asing tersebut. Ironisnya, aplikasi game speed booster Tencent juga memanfaatkan penggunanya untuk memainkan berbagai game asing tidak berizin resmi, seperti Grand Theft Auto dan Animal Crossing.

Patut diketahui, aplikasi game speed booster milik Tencent diluncurkan pada 2018 lalu. Aplikasi tersebut dapat membantu penggunanya menambah kecepatan internet selama bermain.

Tentu saja, masyarakat China dilaporkan tidak terkejut akan keputusan Tencent. Tidak sedikit pula yang menyatakan keberatan di media sosial Weibo. Salah satu warganet menulis bahwa menjadi seorang gamer di China sudah semakin sulit.

Kebijakan pemerintah China terhadap industri game tampaknya masih dipersulit dengan berbagai aturan. Salah satunya melarang sepenuhnya konsumsi game untuk anak-anak. Presiden Xi Jinping masih menganggap ketagihan game sebagai masalah sosial negara. Terlebih, bermain game juga menjadi salah satu hobi terpopuler di sana.

Sejauh ini, Tencent menolak berkomentar tentang keputusan ini. Sementara itu, belum ada keputusan serupa dari perusahaan game lain seperti NetEase.

Project M Game Baru Buatan NetEase, Plagiat Valorant Mobile?

GAMEFINITY. ID, CIREBON – Valorant, salah satu game yang populer tak hanya di Indonesia namun juga dunia. Game first person tactical shorter dari Riot Games yang unik karena terasa menggabungkan gameplay dari dua tipe game berbeda.

Dimana kalian bisa merasakan gameplay taktis dari game Couter Strike: Global Offensive (CS:GO), dan setiap karakter atau biasa disebut agent di Valorant memiliki skill yang berbeda-beda seperti di game Overwatch.

Setelah kesuksesanya dengan game moba League of Legend yang kini telah tuju Mobile dengan nama League of Legend: Wildrift, kini kepopuleran Valorant pun dimanfaatkan Riot Games untuk melebarkan sayapnya kembali ke pasar Mobile. Namun hingga detik ini kabar dari Valorant Mobile masih belum muncul keberadaanya sejak interview Riot Games dengan Polygon.

Project M Game Baru Buatan NetEase Plagiat Valorant?

Namun, siapa sangka bahwa game Valorant Mobile yang masih status dikembangkan tersebut justru malah di plagiat oleh NetEase sang rival bisnis Tencent selaku perusahaan yang menaungi Riot Games.

Gameplay Project M

Baru-baru ini NetEase mengumumkan game terbaru dengan berjudul Project M yang kini masih beta test. Dalam Gameplay, desain, map, karakternya sama persis dengan Valorant.

Game Project M buatan NetEase yang dibantu dengan Battle Fun sebagai developernya. Membuka beta tes yang bisa kalian download lewat Play Store namun hanya untuk 1ribu orang sayangnya dalam beta tes game ini cuman tersedia di negara Philipina.