Tag Archives: netflix

Ray Stevenson: Aktor Thor dan Star Wars Tutup Usia

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Pada hari Minggu (21/5), aktor Ray Stevenson meninggal dunia pada usia 58 tahun. Penyebab kematian aktor asal Irlandia ini belum diketahui. Stevenson meninggal hanya empat hari sebelum ulang tahunnya yang ke-59 pada tanggal 25 Mei.

Pada hari Senin (22/5), Variety mengonfirmasi kabar kematian Stevenson melalui perwakilan publisisnya. Awalnya, laporan dari media Italia menyebutkan bahwa Stevenson dilarikan ke rumah sakit setempat ketika berada di pulau Ischia.

Baca juga:

Perjalanan Karir Ray Stevenson

Ray Stevenson Star Wars
Ray Stevenson di film Star Wars (Foto: Lucasfilm)

Ray Stevenson adalah seorang aktor yang memulai karirnya di dunia televisi, dengan peran-peran seperti A Woman’s Guide to Adultery (1993) dan The Dwelling Place (1994). Dia kemudian debut di dunia film dengan The Theory of Fight pada tahun 1998.

Peran yang signifikan dalam film diperolehnya ketika ia membintangi King Arthur (2004) sebagai Dagonet, salah satu Ksatria Meja Bundar.

Stevenson kemudian menjadi pemeran Punisher dalam film Punisher: War Zone (2008), menjadi aktor ketiga yang memerankan karakter tersebut di layar lebar. Namun, ia tidak kembali memerankan Punisher ketika karakter tersebut muncul dalam serial Daredevil versi Netflix. Kemudian, Jon Bernthal mengambil peran tersebut dalam seri “Daredevil” dan “The Punisher” di Netflix.

Baca juga:

Ray di Marvel Cinematic Universe

Ray Stevenson
Volstagg mendiskusikan rencana pertempuran di film Thor (Foto: Fandom)

Selanjutnya, Stevenson terlibat dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) sebagai Volstagg, salah satu sahabat Thor yang diperankan oleh Chris Hemsworth. Ia tampil dalam film-film Thor (2011), Thor: The Dark World (2013), dan Thor: Ragnarok.

Salah satu film terakhir Ray Stevenson adalah RRR (2022), yang meraih nominasi Piala Oscar untuk kategori Best Original Song. Dalam film tersebut, ia memerankan Gubernur Scott Buxton selama penjajahan Inggris di India.

Stevenson juga memerankan mafia Ukraina, Isaak Sirko, dalam musim ke-7 dari serial “Dexter” milik Showtime. Ia juga berperan sebagai Blackbeard dalam serial bajak laut “Black Sails” yang ditayangkan di Starz, serta sebagai pelaut bernama Othere dalam musim ke-6 dari serial “Vikings”.

Selain itu, dalam penghargaan anumerta Stevenson, film-film seperti “1242: Gateway to the West” dan “Cassino in Ischia” juga akan dimasukkan.

Selain film-film tersebut, Stevenson juga memiliki peran dalam Kill the Irishman (2011), G.I.: Joe: Retaliation (2013), Divergent (2014), dan The Transporter: Refueled.

Selama karirnya, Stevenson juga terlibat dalam beberapa serial televisi, termasuk Rome (2005-2007), Reef Break (2019), Vikings (2020), serta menjadi pengisi suara karakter Gar Saxon dalam Star Wars Rebels (2016-2017) dan Star Wars: The Clone Wars (2020).

Demikian pembahasan Aktor Thor dan Star Wars Meninggal Dunia. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Netflix Investasikan Rp37,2 Triliun untuk Drama Korea

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Layanan streaming Netflix resmi mengumumkan akan menggelontorkan sebesar US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 37,2 triliun untuk konten-konten film maupun drama dari Korea Selatan.

Dikutip Al Jazeera, hal ini dilakukan Netflix karena popularitas budaya Korea Selatan baik itu dari k-drama maupun k-pop di dunia semakin meningkat tajam. Ted Sarandos selaku CEO Netflix mengemukakan bahwa investasi tersebut diyakini Netflix bahwa pencipta industri kreatif di Korea Selatan terus menerus menyediakan cerita-cerita nan berkesan dan hebat.

Baca juga: 

“Kami yakin jika industri kreatif Korea Selatan akan terus memberikan cerita-cerita yang hebat dan menakjubkan,” kata Sarandos.

Ia mengumumkan keputusannya ini usai Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol berkunjung ke Amerika Serikat selama enam hari. Yoon memberi pujian karena itu bisa menjadi peuang besar bagi para kreator di Korea Selatan dan juga Netflix.

Film dan Musik Korea Selatan Populer di Dunia

Investasi Netflix
kdrama dan kpop

Seperti yang juta ketahui bahwa film dan musik asal Korea Selatan yakni k-drama, k-film, dan k-pop sukses meraih popularitas tinggi secara mengglobal. Film Parasite saja sukses membawa pulang empat Piala Oscar pada 2020 lalu. Lalu BTS dan Blackpink yang mewakili k-pop juga sukses dikenal masyarakat dunia.

Lalu Squid Game yang diproduksi Netflix pada tahun 2021 lalu juga mengukuhkan posisi sebagai serial yang paling banyak ditonton sepanjang masa. Jumlahnya mencapai lebih dari 1,6 miliar kali.

Kemudian belakangan ini, The Glory dan Physical: 100 juga menempati posisi pertama sebagai serial terpopuler di Netflix. Sebagai catatan Netflix, seitar enam dari sepuluh penonton Netflix menyaksikan dan menikmati program-program produksi Korea Selatan sepanjang tahun 2022.

Baca juga: 

“Kecintaan akan program dan acara Korea Selatan menimbulkan minat yang sangat luas. Itu semua berkat cerita hebat dan menarik dari para kreator berbakat Korea Selatan,” kata Sarandos.

Berdasarkan data Pemerintah Korea Selatan, jumlah ekspor budaya Korea Selatan yakni musik, film, drama hingga video game menjulang tinggi. Bahkan sempat mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021 lalu. Angka tersebut mencapai US$12,4 miliar atau setara dengan Rp185 triliun.

Squid Game Reality Show Tayang Perdana November Ini!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Squid Game: The Challenge akhirnya mendapat jadwal tayang perdana setelah lama ditunggu. Reality show berdasarkan serial original Netflix terpopuler sepanjang masa itu mulai tayang pada November 2023, walau belum ada tanggal secara pasti. Netflix sudah menyebut serial originalnya ini sebagai reality show kompetisi terbesar sepanjang masa.

Squid Game: The Challenge, Reality Show Berdasarkan Serial Netflix Terpopuler Sepanjang masa

Melalui laman resminya, Netflix mengatakan reality show ini mengambil konsep yang sama dari Squid Game. Bedanya, tidak ada unsur hidup dan mati, melainkan hanya bertahan dan eliminasi. Meski begitu, tantangan dari kompetisi memang terbilang besar.

Squid Game reality show
Squid Game: The Challenge libatkan 456 peserta yang memperebutkan hadiah US$4,56 juta

Squid Game: The Challenge akan menampilkan 456 kontestan yang bersaing untuk memperebutkan hadiah US$4,56 juta. Jumlah itu disebut sebagai hadiah uang tunai terbesar dalam sejarah reality show. Semua perserta harus berkompetisi dalam menghadapi berbagai permainan anak-anak yang memiliki tingkat kesulitan lebih sulit. Tidak hanya semua permainan dari Squid Game, tetapi juga beberapa permainan baru yang belum pernah terlihat. Di sini, keahlian kontestan diuji agar dapat lolos dari eliminasi dengan menerapkan berbagai strategi.

Squid Game: The Challenge diproduksi oleh Studio Lambert, sebuah production house milik All3Media. Production house tersebut sebelumnya sudah memproduksi reality show original Netflix, The Circle.

Baca juga:

Sempat Tersandung Kontroversi

Awal tahun ini, reality show ini sempat tersandung kontroversi saat proses produksinya di London. Terdapat laporan bahwa kontestan dipaksa menghabiskan berjam-jam di tengah-tengah suhu dingin selama 9 jam. Lebih buruknya, mereka harus bangun saat pukul 3:30 pagi waktu setempat. Kedua hal itu membuat semua peserta mengalami kedinginan, tidak dapat bergerak saat berkompetisi.

Terdapat pula laporan bahwa setidaknya 10 kontestan jatuh pingsan, beberapa kontestan lainnya mengalami luka setelah proses syuting dimulai. Beberapa dari peserta menyebut pengalaman syuting itu sebagai tidak manusiawi.

Netflix dan Studio Lambert menganggapi laporan tersebut. Keduanya memastikan mereka sudah melakukan persiapan agar proses syuting berjalan lancar dan sangat peduli dengan keselamatan peserta serta kru.

Baca juga:

Squid Game: The Challenge akan tayang perdana November ini eksklusif di Netflix dengan 10 episode. Sementara itu, season kedua dari Squid Game dikabarkan akan memulai proses produksi pada musim panas ini.

Black Knight Netflix Dituduh Plagiat Death Stranding!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Black Knight menjadi K-drama original Netflix terbaru yang sudah rilis pada 12 Mei 2023. Drama yang diangkat dari webtoon berjudul sama oleh Lee Yun-kyun itu juga menjadi comeback Kim Woo-bin. Sayangnya, baru-baru ini terdapat tuduhan bahwa K-drama itu merupakan plagiat dari game Death Stranding.

K-drama original Netflix itu menceritakan sebuah masa depan dystopia di mana polusi semakin parah. Saat itu, sekelompok kurir elit dengan gelar Knight yang mengantar oksigen segar menjadi andalan agar dapat bertahan hidup. Drama ini turut dibintangi oleh Song Seung-heon, Kang You-seok, dan Esom.

Black Knight Dituduh Mirip Death Stranding?

Black Knight Death Stranding protagonist
Black Knight disebut plagiat Death Stranding

Netizen mulai menilai Black Knight memiliki kemiripan dengan Death Stranding dari trailer­nya. Bahkan, setelah penayangan perdananya di Netflix, tuduhan netizen semakin menguat.

Mereka menganggap terdapat kesamaan antara Death Stranding dan Black Knight. Di antaranya, karakter utama mengantarkan paket untuk bertahan hidup dan juga latar dystopia yang mirip. Tidak heran mereka masih bersikukuh bahwa K-drama itu merupakan plagiat dari Death Stranding.

Baca juga:

Netflix dan Produser Beri Respon Menohok!

Pihak produser dan Netflix ikut memberi respon terhadap tuduhan plagiat tersebut. Mereka menekankan K-drama produksi mereka itu merupakan adaptasi dari webtoon yang pertama kali muncul tiga tahun sebelum Death Stranding.

Faktanya, webtoon yang menjadi bahan adaptasi serial drama itu pertama kali debut pada tahun 2016. Death Stranding justru pertama kali rilis pada 2019. Ini menjadi salah satu bantahan keras bahwa Black Knight itu merupakan hasil plagiat dari game besutan Kojima Productions itu.

Baca juga:

Sementara itu, Black Knight berhasil mencatat 31,22 juta jam tayang selama tiga hari setelah perilisannya. Ini menjadikannya K-drama itu menjadi nomor satu di chart kategori non-English secara global.

Walau populer, belum diketahui apakah tuduhan ini akan berdampak panjang pada Black Knight. Pada saat yang sama, K-drama ini disambut positif oleh penggemar berkat cerita distopianya yang menarik.

Semua episode dari Black Knight kini sudah dapat disaksikan eksklusif di Netflix.

Mengapa One Piece Tidak Menggunakan Aktor Jepang?

One Piece telah menjadi salah satu manga dan anime yang paling populer di dunia, dengan jutaan penggemar di seluruh penjuru. Dengan kesuksesan tersebut, tidak mengherankan bahwa seri ini juga akan diadaptasi ke dalam bentuk live action. Namun, ada satu keputusan kontroversial yang diambil oleh Netflix, yaitu memilih aktor-aktor dari negara yang berbeda-beda untuk memerankan karakter-karakter utama dalam adaptasi ini.

Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa Netflix tidak memilih aktor dan aktris Jepang untuk memerankan tokoh-tokoh utama One Piece. Sebagai sebuah karya budaya Jepang yang sangat ikonik, banyak penggemar yang mengharapkan agar adaptasi live action ini tetap setia pada asal usulnya dan menggunakan talenta lokal.

Baca juga: 

Jika One Piece Hidup di Dunia Nyata

One Piece Live Action
Anime One Piece

Namun, ada beberapa alasan yang mungkin menjadi pertimbangan dalam keputusan ini. Eiichiro Oda, selaku pengarang komik One Piece sudah pernah membayangkan jika karakter One Piece hidup di dunia nyata. Karakter-karakter di dalamnya juga berasal dari lintas negara yang berbeda. Berikut adalah karakter One Piece beserta kewarganegaraannya:

1. Luffy dari Brazil
2. Zoro dari Jepang
3. Nami dari Swedia
4. Usopp dari Afrika
5. Sanji dari Perancis
6. Chopper dari Kanada
7. Robin dari Rusia
8. Franky dari Amerika Serikat
9. Brook dari Australia

Bayangan Oda tentang ini disampaikan pada kolom SBS (Shitsumon o Boshū Suru), dalam versi Indonesia yang berarti “Silahkan bertanya Sepuasnya”. Beliau menyampaikan hal tersebut pada saat Jinbe belum bergabung dengan Kru Bajak Laut Topi Jerami.

Baca juga: 

Selanjutnya, keputusan untuk menggunakan aktor-aktor internasional juga bisa menjadi strategi untuk menjangkau audiens yang lebih luas secara global. One Piece adalah fenomena global, dan dengan menghadirkan aktor-aktor dari berbagai negara, adaptasi live action ini dapat menarik minat penggemar di seluruh dunia, bukan hanya di Jepang. Hal ini juga dapat memperluas basis penggemar seri ini dan memperkenalkan One Piece kepada khalayak yang lebih luas.

Meskipun keputusan ini mungkin mengecewakan bagi beberapa penggemar yang berharap melihat aktor-aktor Jepang memerankan karakter-karakter One Piece, alasan-alasan di atas memberikan pemahaman mengapa Netflix memilih jalur ini. Harapannya adalah dengan memilih aktor dan aktris dari berbagai negara, adaptasi live action One Piece akan memberikan pengalaman yang menarik dan menghibur bagi penggemar lama dan baru, serta menjaga esensi dan semangat kisah aslinya.

Demikian pembahasan Mengapa One Piece Tidak Menggunakan Aktor Jepang? Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

One Piece Live-Action Tidak akan Tayang Hingga Author Puas

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Pertengahan tahun 2023 akun Twitter resmi untuk franchise One Piece telah memberikan harapan kepada penggemar untuk adaptasi live-action yang akan datang dengan pesan dari penulisnya, Eiichiro Oda .

Catatan, yang ada di tanda tangan seri dengan coretan kecil dari Oda sendiri, mengatakan seluruh tim bersemangat untuk seri yang dijadwalkan pemutarannya perdana tahun 2023 yang ternyata tidak akan diluncurkan sampai author merasa puas.

Baca Juga : 

One Piece Live-Action Tidak akan Tayang Hingga Author Puas

Oda ungkapkan jika pihak Netflix atau Tomorrow Studios telah memahami setiap karakter, namun tetap saja pada dasarnya mereka berasal dari budaya yang berbeda. Oda jelaskan juga jika dalam hal hiburan, mereka memiliki kode, keterampilan, dan tujuan yang berbeda.

Author juga turut mempertimbangkan umurnya. Dimana hal ini menjadi kesempatan terakhir untuk One Piece hadir di seluruh dunia. Hal ini juga menjadi alasan Oda untuk menerima tawaran adaptasi liveaction pada 2016 lalu.

One Piece Live Action

Netflix juga sejauh ini telah mencurahkan biaya yang cukup banyak untuk live action kali ini. Di umumkan juga bahwa pemutaran  perdana akan dijadwalkan pada tahun 2023, namun pemutaran tidak akan terjadi sampai pihak mereka termasuk Oda puas.

Sinopsis

Gol D. Roger dikenal juga sebagai Raja Bajak Laut, menjadi makhluk terkuat dan paling terkenal yang mengarungi Grand Line. Penangkapan dan eksekusi Roger oleh Pemerintah Dunia membawa perubahan di seluruh dunia.

Kata-kata terakhir sebelum kematiannya ungkapkan mengenai keberadaan harta karun terbesar di dunia, One Piece. Pengungkapan inilah yang memicu Era Hebat Bajak Laut, orang-orang yang bermimpi menemukan One Piece, dan menjanjikan kekayaan dan ketenaran yang tak terbatas, sangat mungkin puncak kejayaan dan gelar Raja Bajak Laut.

Baca juga: 

Monkey D. Luff merupakan seorang bocah lelaki berusia 17 tahun yang menentang definisi standar tentang bajak laut. Alih-alih persona populer bajak laut ompong, keras, jahat yang menjarah desa untuk bersenang-senang, alasan Luffy untuk menjadi bajak laut adalah mengenai One Piece juga. Ada juga ide petualangan yang mengasyikkan membawanya ke orang-orang yang menarik dan pada akhirnya kepada yang dijanjikan.

Mengikuti jejak pahlawan masa kecilnya, Luffy dan timnya melakukan perjalanan melintasi Grand Line, bertualang gila, mengungkap misteri gelap, dan melawan musuh yang kuat, semuanya untuk mencapai tujuan yang paling didambakan One Piece.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.