Tag Archives: nintendo game

Review Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Apple Knight merupakan game Action-RPG Hack and Slash dengan gaya Retro, dan dibawakan dengan alur cerita yang sedikit pasaran namun tetap menarik untuk diikuti.

Apple Knight  pertama kali rilis pada November 2019 yang dikembangkan oleh Limitless. Apple Knight kini hadir untuk Platform Android, IOS dan Nintendo Switch.

Baca Juga : Review Bistro Heroes, Game Memasak Berkedok Action-RPG

Sinopsis Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

Mengisahkan tentang seorang pemuda yang pernah bermimpi bertemu dengan raja penyihir jahat. Raja penyihir yang telah menduduki tanah kelahiran si pemuda.

Tidak lama dirinya bertemu dengan Garaldin, seorang penyihir yang ramah. Garaldin akan berjanji untuk membantu pemuda dalam mengalahkan raja penyihir dan mengembalikan kedamainan dunia.

Petualangan pemuda dalam menyelamatkan tanah kelahiran dan dunia dari genggaman raja penyihir yang bengis akhirnya dimulai.

Gameplay (9/10)

Review Apple Knight
Gameplay – Review Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

Apple Knight merupakan game Action-Adventure bergaya Hack and Slash yang dapat dimainkan di Mobile. Apple Knight menjadi game RPG dengan pembawaan khas game Retro pada umumnya.

Apple Knight disajikan seperti game Arcade seperti Super Mario Bros dan memiliki mekanisme Stage Level layaknya game satu ini.

Game ini menghadirkan 2 mode permainan yaitu, Story dan Endless. Dalam mode Story, setidaknya ada lebih tingkat kesulitan permainan yang tiap tingkat berbeda memiliki kesulitan yang signifikan.

Pada awal story, setidaknya player diharuskan untuk menyelesaikan tutorial dan 10 level permainan yang telah disediakan. Ada satu tingkat kesulitan yang cukup menarik yaitu, Story.

Dalam Difficult Story, pemain akan diberi fitur Immortal oleh sistem dalam game sendiri. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemain yang ingin tetap enjoy dalam menikmati story dari Apple Knight.

Graphic Apple Knight (9/10)

Review Apple Knight
Graphic – Review Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

Apple Knight disajikan dengan visual bergaya Pixel art tanpa membuang unsur seni yang ada pada game Retro. Walaupun bergaya Pixel, Apple Night memiliki tingkat detail yang tinggi untuk ukuran objek dan karakter. Bahkan motion yang dihasilkan lebih halus dari kebanyakn game Pixel lainnya.

Game ini disajikan dengan Background yang terbilang cukup penuh atau full-screen, tanpa menyisakan ruang kosong sedikit pun.

Control (9/10)

Review Apple Knight
Control – Review Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

Apple Knigh menjadi salah satu game Action bergaya Pixel yang memberikan akses penuh kepada pemainnya untuk kustomisasi kontrol yang ada.

Ada dua jenis kontrol pada game yang dapat player coba yaitu, Radial, Radial Compact, Console, Console Compact, Square, dan Square Compact. Tipe kontrol tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Kontrol game dibedakan berdasarkan bentuk dan area sentuh kontrol sendiri, yang dimana untuk tipe Compact memiliki ukuran dan area sentuh kontrol yang lebih kecil.

Tipe Compact memiliki keuntungan yang dimana pemain dapat dengan puas lagi bebas melihat pertarungan karakter.

Selain itu, kontrol pada Apple Knight dapat di kustomisasi untuk ukuran tata letak kontrolnya sendri. Player dapat menyeseuaikan posisi kontrol sesuai selera masing-masing.

Addictive (10/10)

Review
Addictive – Review Apple Knight, Retro Game dengan Kustomisasi Melimpah

Mengingat bahwa Apple Knight merupakan game Hack and Slash, dapat dipastikan bahwa game ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, dan membutuhkan kemampuan mekanisme bermain player yang cukup baik.

Game ini sedikit dirasa sulit untuk mode Story-Casual sekalipun. Hal ini menjadi daya tarik dari Apple Knight yang tidak membuang ciri khas dari game Retro.

Music (9/10)

Apple Knigh hadir dengan latar musik yang sering terdengar pada game bergenre Action-RPG dengan kesan abad pertengahan. Abad pertengahan dunia fantasy yang identik dengan naga dan makhluk mitologi lainnya.

Background Music yang terkesan sangat bersemangat tetapi tidak menghilangkan efek menegangkan dari musiknya sendiri.

Selain Background Music, Apple Knight tetap menghadirkan Sound Effect dengan cukupp jelas. Sound Effect yang cukup variatif dan dapat disesuaikan sendiri. Sound Effect tersebut antara lain meliputi, suara serangan yang iap musuh berbeda, dan beberapa Sound Effect umum seperti step, jump, dan banyak lagi.

Kesimpulan

Apple Knight menjadi salah satu game Retro dengnan gaya Hack and Slash yang cocok dimainkan segala kalangan terlebih lagi untuk mereka penikmat game Retro. Berikut kelebihan dan kekurangan Apple Knight yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Apple Knight memiliki mekanisme gameplay Hack and Slash yang mampu membuat pemainnya terlena dalam dunia taktik dan dodge. Mengingat bahwa Apple Knight merupakan game RPG, dapat dipastikan game ini memiliki fitur kustomisasi karakter yang cukup berguna.

Selain itu, Apple Knight terbilang cukup ringan untuk game Mobile. Tidak membutuhkan perangkat dengan spesifikasi tinggi untuk memainkan Apple Knight dengan cukup baik. Apple Knight menjadi salah satu game yang ramah kentang.

Kekurangan dari Apple Knight

Sedikit kekurangan yang umum ada pada game Retro lainnya yaitu, tiingkat kesulitan yang cukup tinggi. Apple Knight yang mengusung gaya Hack and Slash memiliki 4 tingkat kesulitan yang berbeda. Salah satu difficulty-nya ialah Casual.

Jangan terlalu anggap remeh Casual. Casual hanya menjadi simbol saja, tetapi tidak menggambarkan gameplay casual sekalipun. Tingkat kesulitan ini hanya memiliki perbedaan pada pembawaan karakternya saja. Perbedaan  pembawaan karakter pada awal permainan seperti Casual dan Hard.

Untuk Apple Knight, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Apple Knight yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Vampire’s Fall Origins adalah game RPG dengan gaya Turn-Based yang dihadirkan oleh studio Early Morning Studio. Game ini dirilis pada September 2018 dan dapat dimainkan di beberapa Platform seperti, Nintendo Switch, Android, Xbox One, IOS, Windows, dan banyak lagi.

Baca Juga : Review Night of Full Moon, RPG-Card dengan Latar Menarik

Sinopsis Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Dahulu kala di  dunia fantasy, ada kerajaan yang memimpin dunia tersebut.kerajaan yang beberapa tahun telah mengalami kekosongan pemimpin, pemerintahan, desa, dan kota yang akhirnya membebaskan diri dari mahkota kerajaan ini untuk memenuhi kebutuhan individu mereka.

Bertahun-tahun lamanya, wilayah tersebut berlalu dalam tidur nyenyak, sepi, dan tenang. Hal ini menyebabkan munculnya bisikan kegelapan dengan sangat mudah dan membangkitkan kelompok penyihir yang menyebar keseluruh dunia.

Penduduk desa yang telah lama tertidur membutuhkan pasukan karena takut akan berita kebangkitan tersebut. Orang-orang desa memutuskan untuk bergabung dalam pasukan, dan salah satu pasukan itu adalah dirimu.

Gameplay (9/10)

Review Vampire's Fall Origins
Gameplay – Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Vampire’s Fall Origins umumnya memiliki mekanisme gameplay yang sama seperti game RPG lainnya. Game ini mengusung genre Adventure dan Turn-Based untuk gaya bertarung yang dibawakan.

Game ini memungkinkan pemain untuk mengkustomisasi karakter secara fisik hingga jenis Class yang cukup Variatif. Setiap Class atau Human Lineage memiliki buff yang berbeda-beda. Setidaknya terdapat 4 Lineage yang dapat player pilih diawal seperti, Nosferatu, Magistrav, Ranjeni, dan Equides.

Vampire’s Fall Origins menceritakan tentang salah seorang manusia dari sebuah desa tua yang diberi nama Walter Town. Manusia ini akan berperan sebagai kelompok yang mempertahankan desa guna menahan serangan penyihir Selatan.

Graphic (9/10)

Review Vampire's Fall Origins
Gameplay – Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Vampire’s Fall Origins mengusung gaya bermain Top-View Persfektive atau Eye Bird. Untuk gaya kamera, game ini cenderung lebih menekankan ke sudut Isometrik 3/4. Sudut 3/4 yang dapat player lihat dari karakter dan bangunan yang terlihat 3D, tetapi masih di usung dengan gaya 2D.

Game ini menyajikan visual yang cukup kelam, gelap, dan pekat keabu-abuan, seolah latar pada game ini hanya terjadi pada malam hari saja. Game ini menampilkan detail yang cukup rapih dan menarik untuk tipe Isometrik.

Control (9/10)

Review Vampire's Fall Origins
Control – Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Vampire’s Fall Origins sebagai game RPG, cukup simpel dalam urusan kontrol yang dibawakan. Tidak seperti kebanyakan RPG lainnya yang penuh dengan kontrol aksi maupun menyerang.

Game ini hanya memberikan kontrol analog saja untuk bergerak, selebihnya hanya ada tombol tap untuk membuka map, menu, tas, dan sebagainya.

Walaupun mengusung Analog Only, Vampire’s Fall Origins memberikan beberapa kontrol tap untuk eksekusi ketika dalam pertarungan Turn-Based. Lebih dari cukup untuk game yang menekankan pemirsa kepada cerita yang dibabawakan.

Addictive (8/10)

Review Vampire's Fall Origins
Addictive – Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Vampire’s Fall Origins membawakan gaya bermain Turn-Based yang di mana player dapat menantang atau menyelesaikan misi tertentu. Misi yang mengharuskan player untuk bertarung.

Player dapat bertarung untuk menyelesaikan Main Quest tertentu, dan player juga dapat menyelesaikan Side Quest untuk menambahkan reward tambahan guna membeli peralatan dan sebagainya.

Game ini terbilang cukup sulit, baik dari gameplay maupun grinding yang dibawakan. Beberapa pertarungan tidak bisa diselesaikan hanya dengan bermodalkan statistik pertarungan sebelumnya. Hal ini menuntut player untuk grinding terus-terusan.

Sistem grinding dan Micro-transaction yang cukup menyebalkan. Baik Micro-transaction dalam bentuk uang nyata ataupun mata uang game. Player dapat membeli item ataupun senjata yang dimana harganya cukup mahal untuk ukuran level pada game tersebut.

Music (10/10)

Review Vampire's Fall Origins
Music – Review Vampire’s Fall Origins, Open World yang Ramah Kentang

Mengingat bahwa game ini bercerita tentang dunia kegelapan pada abad pertengahan, jadi tidak mengherankan jika dibawakan dengan Background Music yang cukup terasa deep dan horor.

Instrumen yang diberikan cukup menenangkan dan tetap untuk mempertahankan unsur horor dalam game ini, walaupun game ini bukanlah game horor.

Selain Background Music, game ini membawakan Sound Effect yang cock. Sound Effect yang tidak lebih besar dari music yang dibawakan.

Background Music pada lobby juga lebih menekankan kepada horor dan nuansa jeritan maupun lolongan manusia. Intinya, BGM pada lobby game lebih terasa horor daripada yang lain.

Kesimpulan

Vampire’s Fall Origins merupakan Adventure-RPG yang dapat dimainkan dikala senggang dan cukup membuat player berfikir keras. Game ini juga dibawakan dengan alur cerita yang menarik. Berikut kelebihan dan kekurangan Vampire’s Fall Origins yang dapat penulis sampaikan

Kelebihan

Vampire’s Fall: Origins menjadi salah satu game RPG Turn-Based yang bersifat open world. Menampilkan map yang cukup luas dan didukung dengan story yang cukup kompleks.

Selain itu, game ini memberikan visual yang bagus dan pergerakan yang halus. Mengingat bahwa game ini berukuran kecil dan ringan, bahkan tidak memerlukan perangkat berspesifikasi tinggi untuk memainkan.

Kekurangan

Di balik kelebihan yang luar biasa, Vampire’s Fall Origins memiliki kelemahan yang tidak bisa diabaikan. Sistem battle yang monoton yang mampu membuat pemain merasa bosan dengan battle yang ada.

Selain itu, sistem Micro-Transaction In game yang cukup menyebalkan dan tidak fair. Mengingat bahwa ini game RPG, jadi tidak heran jika mengusung sistem transaksi seperti ini.

Untuk Vampire’s Fall Origins, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9.

Sekian Review Vampire’s Fall Origins yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Splatoon 3 Siap Rilis September 2022!

GAMEFINITY.ID, BANDUNG – Nintendo akhirnya mengumumkan Splatoon 3 akan dirilis pada 9 September 2022! Sebelumnya, sekuel dari Splatoon 2 ini telah diumumkan tahun lalu.

Tidak hanya itu, Nintendo juga merilis video gameplay Splatoon 3. Video berikut menampilkan gameplay mode 4v4 Turf War di map terbaru, Eeltail Alley.

Masih Menampilkan Gameplay Khas di Splatoon 3

Seperti dua game pendahulunya, Splatoon 3 menawarkan gameplay third person shooter yang unik. Tidak hanya menembak lawan, tetapi pemain juga dituntut untuk menutupi lantai map sebanyak mungkin menggunakan cat warna timnya sampai waktu habis. Splatoon 3 bisa menjadi alternatif bagi pemain yang bosan dengan game shooter lain, terutama yang menonjolkan darah dan kekerasan.

Diharapkan Splatoon 3 akan menampilkan senjata baru, ability baru, dan karakter baru. Sekali lagi, pemain akan mengendalikan karakter Inkling atau Octoling favorit mereka untuk bersaing. Patut diingat, karakter Octoling akan tampil secara default di Splatoon 3.

Splatoon 3

Selain mode multiplayer, Splatoon 3 akan menghadirkan mode horde berjudul Salmon Run. Dalam mode Salmon Run, pemain dituntut untuk menghadapi segerombolan Salmonoid demi mendapat Power Egg dan Golden Egg.

Tidak hanya itu, Splatoon 3 juga akan menampilkan mode campaign untuk satu pemain, berjudul “Return of the Mammalians”. Dalam mode campaign atau Hero mode, pemain akan mengendalikan karakter Agent 3 dalam melawan para Octarian dan menemukan rahasia dari tempat misterius bernama Alterna dan juga makhluk Fuzzy Ooze.

Octo Expansion DLC untuk Splatoon 2 Akan Tersedia Gratis!

Sambil menunggu Splatoon 3, Nintendo juga mengumuman DLC Octo Expansion untuk Splatoon 2 juga akan tersedia gratis. Syaratnya pemain hanya diwajibkan berlangganan Nintendo Switch Online Expansion Pass. Pemain bisa mengendalikan Octoling favorit mereka dalam permainan dan juga menghadapi 80 misi tambahan.

Baca juga: Xenoblade Chronicles 3 Siap Rilis Bulan Juli Ini

Bagi yang ingin mencoba Splatoon 3 saat rilis nanti, pre-order versi digitalnya sudah tersedia di Nintendo Store dengan harga US$59,99. Splatoon 3 juga diharapkan menjadi salah satu game terbesar buatan Nintendo tahun ini. Siapa yang tidak sabar untuk mencobanya?

List Game Lawas dengan Kualitas Bukan pada Zamannya

GAMEFINITY.ID, KOTA BATU – Sejarah game memang sudah panjang. Mulai dari era awal game yang hanya bermodalkan garis dan lingkaran, hingga saat ini game baru yang berlomba-lomba untuk menghasilkan game dengan kualitas grafis serealistis mungkin. Ya, industri game sudah berkembang sejak lama. Mulai dari hanya sebuah permainan pengisi waktu luang, hingga sekarang menjadi sebuah jenis profesi yang digeluti dan menghasilkan uang.

Namun jangan salah, beberapa game lawas memiliki kualitas yang lebih baik dari game-game terkini. Hal ini dapat kita lihat dengan beberapa game lawas yang memiliki salah satu aspek dengan kualitas yang jauh dari game pada zamannya. Oke, berikut adalah list-nya.

1. Donkey Kong Country

Dirilis untuk platform SNES pada 1994, Donkey Kong Country menjadi game yang memulai list kali ini. Ya, game ini terkenal cukup revolusioner mengingat grafis yang dibawakannya pad 1994. Game ini membawa grafis 3D yang halus pada era dimana game masih belum bisa menampilkan grafis 3D dengan gerakan yang halus. Donkey Kong Country menjadi pelopor penggunaan 3D di dalam game yang baik dan tidak tergantikan meskipun PS1 hadir pada saat itu.

2. Far Cry 2

Far Cry 2 merupakan game besutan Ubisoft pada tahun 2008 sebelum menjadi perusahaan yang gila akan uang. Game ini dirancang dengan tingkat detail yang sangat tinggi. Salah satu yang dibanggakan oleh Ubisoft adalah DuniaEngine yang dipakai dalam game ini. Dengan engine tersebut Ubisoft membanggakan detail api pada game tersebut yang dapat menyebar dan padam dengan animasi realistis. Hal tersebut juga didukung dengan berbagai elemen relistis dalam game ini seperti senjata yang dapat macet dan rusak, healing animation, serta adanya berbagai obyek yang bersifat destructible. Bahkan detail pada game ini dapat menyaingi bahkan mengalahkan detail milik penerusnya yaitu Far Cry 5.

3. Crysis

Game satu ini merupakan salah satu game fenomenal pada zamannya. Bagaimana tidak, untuk memainkan game ini kalian harus memiliki spesifikasi PC yang sangat tinggi pada saat itu. Rata-rata PC pada tahun 2007 hanya dapat menjalankan game ini pada setting grafis low. Game ini memiliki ciri khas grafis yang berat dan realistis. Hal tersebut membuat game ini tidak seperti game buatan tahun 2007. Oh ya, Far Cry 2 yang disebutkan tadi juga merupakan sebuah proyek untuk bersaing dengan game ini.

Game ini mengunakan CryEngine besutan Crytek GmbH yang juga merupakan engine dari game Far Cry yang pertama sebelum diambil alih oleh Ubisoft.

4. F.E.A.R.

F.E.A.R. merupakan game dengan A.I. terbaik pada saat perilisannya bahkan mungkin hingga sekarang. Bila dilihat dari segi grafis dan animasi, game yang rilis pada 2005 ini tidaklah memiliki hal yang spesial. Namun, A.I. atau Artificial Intelligent milik NPC pada game ini terlampau cerdas. Ketika seorang pemain mati dan mengulang sebuah stage, pemain tersebut tidak akan dapat mengulangi strategi yang direncanakannya kembali. Hal ini terjadi karena A.I. pada NPC yang berperan menjadi musuh ini juga mempelajari gerak-gerik dari para pemain tersebut. Hingga saat ini A.I. pada game ini masih terkenal akan kecerdasannya.

Tentu masih banyak game revolusioner yang dapat dimasukkan ke dalam list ini. Sebut saja ada seri GTA SA yang terkenal, Harvest Moon yang menjadi cikal bakal dari game farming simResident Evil Outbreak yang menjadi cikal bakal munculnya Online Co-op Multiplayer Survival, dan masih banyak lagi.