Tag Archives: nintendo

Belum Rilis, Splatoon 3 Sudah Ban Cheater!

GAMEFINITY.ID, Bandung Splatoon 3 memang dijadwalkan rilis 9 September 2022 di Nintendo Switch. Ironisnya, masih ada beberapa pemain yang sudah berencana untuk menggunakan cheat selama gameplay. Bukan main, Nintendo rupanya sudah menerapkan aturan ban karena itu.

Nintendo Menerapkan Anti-Cheat di Splatoon 3

Tampaknya Nintendo benar-benar serius untuk membuat semua pemainnya merasa nyaman selama bermain game-nya. Seorang dataminer OatmealDome mendapati sebuah sistem anti-cheat sudah ada di dalam Splatoon 3. Sistem anti-cheat tersebut akan mendeteksi pemain yang berupaya untuk memainkan versi modded-nya.

Keputusan ini menyusul tindakan Nintendo yang sebelumnya menambah sistem anti-cheat di Splatoon 2 pada 2018. Hal ini sudah meliputi pemeriksaan integritas (integrity check) di mana sistem tersebut akan melacak pengguna yang menggunakan mod. Pengguna yang ketahuan menggunakannya di dalam game akan di-flag akunnya.

Baca juga: Splatoon 3 Siap Rilis September 2022!

Pemain yang Ketahuan Juga Kena Ban di Nintendo Switch Online?

Splatoon 3
Tampilan salah satu area di Splatoon 3

“Nintendo memulai menerapkan console ban (kemungkinan ban total dari Nintendo Switch Online?) pada pemain yang telah memodifikasi game tersebut,” tutur OatmealDome di Twitter.

Jika ucapannya benar, pemain yang telah ketahuan menggunakan mod tidak dapat lagi mengakses Nintendo Switch Online. Berarti, mereka tidak dapat menikmati mode multiplayer Splatoon 3.

OatMealDome juga menjelaskan terdapat sebuah patch yang telah disebarluaskan. Patch tersebut memungkinkan pemain dapat memasuki testing range lebih awal pada versi demo di event Splatfest. Patch tersebut kemungkinan telah memicu ban.

Ini adalah upaya Nintendo dalam membungkam leaks, hacker, dan mod. Tampaknya usaha ini akan berlanjut saat peluncuran resmi Splatoon 3 mendatang. Tampaknya para hacker dan cheater yang sudah ketahuan selama demo tidak dapat menikmati peluncuran resminya.

Ini membuktikan bahwa Nintendo tidak akan mengampuni sekecil apapun upaya cheat dan mod yang dilakukan pada semua game-nya.

Sejauh ini, respon terhadap Splatoon 3 dapat dikatakan cukup memuaskan. Contoh tanggapan datang dari Gamesradar, “Masih begitu awal untuk berkata Splatoon 3 menjanjikan, tetapi sejauh ini sungguh hebat. Perubahan kecil di Salmon Run, area multiplayer test, dan gear loadout akan sangat membantu untuk membuat pengalaman gameplay lebih mudah dimainkan.”

Splatoon 3 akan rilis resmi pada 9 September 2022. Demo gratisnya kini sudah tersedia.

Unboxing Kartu Remi Nintendo Yang Jadi Bencana

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Menemukan koleksi benda-benda klasik yang langka, adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi para kolektor. Terutama jika koleksi yang didapatkan, merupakan salah satu permainan kartu klasik, keluaran perusahaan permainan raksasa seperti Nintendo.

Sebelum dikenal sebagai produsen video game dan perangkat game konsol, Nintendo sebenarnya sudah terkenal sebagai produsen permainan kartu Hanafuda (kartu remi) buatan tangan asal Jepang. Jika kamu adalah penggemar berat Nintendo, kamu mungkin ingin memilikinya untuk dikoleksi. Dan salah satu orang yang berhasil mendapatkan koleksi kartu klasik Nintendo tersebut adalah Erik Voskuil. Pemilik dari blog Before Mario, yang juga penulis dari buku dengan judul yang sama.

Voskuil baru-baru ini mendapatkan dua paket kartu Hanafuda langka, yang di diproduksi oleh Nintendo pada tahun 1950-an. Paket kartu tersebut tampak dalam kondisi yang cukup baik, dengan gambaran markas Nintendo di sampulnya.

“Saya tidak dapat melebih-lebihkan betapa senangnya saya menemukan kartu Nintendo berusia tujuh puluh tahun ini, menampilkan Kyoto pada 1950-an. Selama bertahun-tahun saya mengumpulkan, ini adalah satu-satunya salinan yang saya temukan. Selain itu, mereka masih disegel! Yang menimbulkan pertanyaan… untuk membuka atau tidak?!” Cuit akun Twitter @beforemario.

Baca juga: Proyek Game Untamed Isles Hiatus Akibat Crypto Crash

Kartu Remi Buatan Nintendo
Via: Before Mario | Kondisi Kartu Yang Diluar Dugaan

Kondisi Kartu Yang Diluar Dugaan

Sebagaimana terlihat dalam foto yang dibagikan oleh Voskuil, dua paket kartu tersebut tampak berada dalam kondisi yang cukup baik, untuk sebuah koleksi kartu berusia 70 tahunan. Akan tetapi, setelah paket kartu dibuka, ia tidak mendapati “tumpukan kartu” seperti yang diharapkan. Melainkan, sebuah “blok kartu” yang melekat satu sama lain.

“… ketika saya dengan hati-hati melepaskan bagian dari bungkusnya, saya dengan cepat menemukan bahwa semua kartu telah sepenuhnya menyatu.” Tulis Voskuil di laman blog miliknya.

“Mereka tetap ditekan bersama untuk waktu yang lama, kemungkinan dalam kondisi panas dan lembab, sehingga tinta pada semua kartu memiliki  membuat mereka saling menempel sepenuhnya.” Tambahnya.

Kondisi kartu yang saling menempel rapat selama bertahun-tahun, serta tinta pada setiap kartu yang kemungkinan menghangat, mungkin adalah penyebab dari menempelnya kartu-kartu tersebut. Belum lagi dengan kondisi kartu yang tidak dilapisi plastik, seperti kebanyakan permainan kartu modern.

“Tumpukan kartu individu telah berubah menjadi satu bata padat. Cetakan foto pada kartu, yang mengandung tinta dalam jumlah yang relatif besar, mungkin juga berkontribusi pada hal ini.”

“Juga baik untuk dicatat bahwa kartu-kartu ini mendahului kartu ‘semua plastik’.  Ini terbuat dari kertas, dan lebih rapuh dari kartu plastik.”

Meski telah menerima saran untuk menyelamatkan koleksi kartu klasik miliknya, Voskuil meyakini bahwa kondisi kartu tersebut sudah tidak tertolong lagi. Dan dia berharap untuk menemukan paket lain untuk dibuka di masa mendatang.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Syn Sophia, Pengembang Virtual Wrestling Pertama di Dunia

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Syn Sophia, Inc. atau dalam bahasa Jepang-nya Kabushiki Gaisha Shin Sofia merupakan studio pengembangan indie video game yang berlokasi di Kichijoji, Tokyo, Jepang. Syn Sophia didirikan pada 19 Juni 1995, dan menjadi terkenal berkat video game gulat yang cukup populer.

Syn Sophia merupakan salah satu studio pengembang indie video game yang sering berganti-ganti nama, sebelumnya Syn Sophia bernama AKI Corporation dan The Man Breeze.

Studio ini menjadi salah satu studio yang terkenal dan mengenalkan video game gulat virtual pertama yang populer di akhir 1990 dan awal pertengahan tahun 2000-an, yang berawal dari rilisnya Virtual Pro-Wrestling di tahun 1996. Menjadi judul pertama dalam seri Virtual Pro Wrestling.

Baca Juga : SONY, Sang Pemenang Perang Besar Dunia Konsol

Karir Emas di Dunia Gulat Virtual

Pada awalnya, Syn Sophia yang masih bernama The Man Breeze merilis game gulat virtual di tahun 1996. Pengambilan ikut serta perusahaan di World Championship Wrestling terbukti sukses diakhir tahun 1990-an dengan keberhasilan merilis beberapa game, puncaknya pada WCW/nWo Revenge untuk Nintendo 64.

Syn Sophia
WCW/nWo Revenge – Syn Sophia, Developer Virtual Pro Wrestling Pertama di Dunia

Hal ini mengakibatkan Word Wrestling Federation memutus hubungan kontrak 12 tahun dengan Acclaim Entertainment dan bermitra kepada THQ/AKI pada 1999. Hal ini menjadi awalan yang manis dan berakhir dengan rilisnya WWF No Mercy.

Perubahan Nama Beserta Produk Syn Sophia

Perusahaan sebelumnya yang merilis banyak game bertema gulat mengganti namanya pada 1 April 2007 menjadi Syn Sophia, Inc. Menjadi awal rilisnya genre game yang cukup jauh berbeda dari genre sebelumnya, Syn Sophia mengembangkan game pertama dengan nama Ganbaru Watashi no Kakei Diary untuk Nintendo DS di tahun 2007.

Syn Sophia
Ganbaru Watashi no Kakei Diary – Syn Sophia, Developer Virtual Pro Wrestling Pertama di Dunia

Namun, mereka masih menggunakan nama sebelum Syn Sophia di beberapa game mendatang hingga 2008 dengan merilis Style Savvy untuk Nintendo DS, dan Ready 2 Rumble: Revolution yang dikembangkan dengan atas nama AKI Corporation USA.

Produk Cross-Genre Atas Nama Syn Sophia

Sebelum Syn Sophia berganti nama dari AKI dan The Man Breeze, studio ini terfokus pada permainan gulat virtual yang salah satunya seperti Def Jam Series dan Virtual Pro-Wrestling. Namun setelah berganti nama menjadi Syn Sophia, studio ini berfokus pada game dengan tema yang cenderung Girly dan game yang interaktif seperti Ganbaru Watashi no Kakei Diary di 2007.

Hal ini menjadi langkah awal Syn Sophia yang berkecimpung di dunia video game idol, serta memulai debutnya bersama dengan Takara Tomy. Salah satu karya hasil debut bersama Takara Tomy dalam seri idol ada pada game, Pretty Rhythm Series.

Syn Sophia
Pretty Rhythm – Syn Sophia, Developer Virtual Pro Wrestling Pertama di Dunia

Salah satu seri dari Pretty Rhythm pertama Syn Sophia dan Takara Tomy yang berjudul, Pretty Rhythm: Dear My Future yang dirilis pada 2012 bersamaan dengan Style Savvy: Trendsetter untuk Nintendo.

Selain pada perilisan game idol, Syn Sophia juga sempat mengembangkan game bertema action dengan judul Dragon Quest: The Adventure of Dai-Xross Blade di 2020 untuk platform Arcade.

Syn Sophia mengembangkan beberapa game idol dalam kurun waktu yang cukup lama, dengan permulaan pada tahun 2007 hingga 2021. Kebanyakan game idol ini merupakan entri pada seri Pretty Rhythm dan  hanya bergerak pada bidang platform sebatas Nintendo, Arcade, dan PlayStation yang walau hanya ada beberapa saja.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Nintendo Tunda Sementara Produksi Unit Barunya

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Ada kabar kurang mengenakan dari Nintendo, harap bersabar bagi yang sudah menunggu unit terbaru yang bakal dirilis kedepannya. Dilaporkan kalau Nintendo saat ini sedang mengalami krisis pada komponen perangkatnya. Tidak hanya pada Nintendo saja, Playstation dan Xbox juga mengalami hal serupa. Sejenak mengingat beberapa waktu lalu TCL memprediksi kalau Playstation dan Xbox akan mendapatkan seri terbarunya pada 2023. Akan tetapi pihak Sony belum mengonfirmasi kapan resmi dirilisnya dikarenakan adanya kelangkaan pada komponen dan defisit pada penjualan beberapa waktu yang lalu.

Baca juga: Playstation 5 Pro Rilis 2023?

Mengalami Kelangkaan, Terpaksa Unit Terbaru Nintendo Ditunda Sampai Setahun Mendatang

Twitter Takashi Mochizuki
pernyataan dari bapak Takashi Mochizuki mengenai penundaan perilisan unitnya ( twitter )

Takashi Mochizuki, dalam keterangan pada Nikkei.com ia menegaskan hingga tahun 2023 mendatang kalau seri terbaru dari Nintendo untuk sementara ini ditunda terlebih dahulu dikarenakan  adanya kelangkaan pada komponen semikonduktor. Sayangnya berita masih belum jelas apakah memang pernyataan dari Nikkei itu sendiri atau murni dari  Presiden Direktur Nintendo itu sendiri. Pada bulan April hingga Juni 2022 Nintendo melaporkan adanya penurunan pendapatan sebesar 15 persen. Kerugian tersebut diperparah dengan masih merebaknya pandemi Corona di Jepang. Akibatnya terjadi masalah dalam penyaluran material bahan untuk dipasok ke bagian produksi perangkat selama tiga tahun terakhir.

Ditengah Penurunan Presentase, Switch Capai Penjualan sebanyak 111 Unit

Nintendo Switch

Pada kuartal pertama tahun Fiskal 2023 ini, yaitu dibulan April sampai dengan Juni 2022 Nintendo melaporkan penjualan unitnya yang mencakup Switch biasa, OLED dan Lite  mencapai 111 juta. Sayangnya presentase penjualannya mulai mengalami penurunan sebanyak 23 persen secara garis besar. Masing – masing unit biasa menurun hingga 60 persen sementara seri lite sebanyak 48 persen. Nintendo tidak memberikan secara pasti berapa presentase dari seri OLED, yang kemungkinan dikarenakan masih sejenis dengan seri biasanya.

Penurunan presentase juga terjadi pada bagian software, dilaporkan mengalami penurunan sebanyak 8,6 persen per kuartalnya menjadi 41,4 juta unit yang sebelumnya berjumlah 45,29 juta unit.

Ternyata dampak pandemi ini berpengaruh cukup besar ya pada dunia games? Jadi buat yang udah menunggu rilisnya Playstation 5 Pro dan Nintendo Switch Pro harus menunggu beberapa tahun lagi saat kondisi stabil.

Nintendo PlayStation: Kerjasama yang Berujung Rivalitas

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Nintendo PlayStation, mendengar kedua kata tersebut digabungkan sudah terasa aneh. Dua kubu yang saat ini bersaing untuk mendominasi pasar konsol pernah bekerjasama dalam pembuatan sebuah konsol. Kalau dipikir-pikir memang hal tersebut hampir tidak mungkin terjadi, namun pada kenyataannya, hal tersebut nyata adanya.

Prototip Nintendo PlayStation | Wikipedia
Prototip dari Nintendo PlayStation | Wikipedia

Super Nintendo Entertainment System CD-ROM” atau juga disebut “Super Family Computer CD-ROM” merupakan nama rencana asli dari konsol ini.

Sebenarnya SNES CD-ROM ini mempunyai potensi yang sangat besar di pasaran. Namun, adanya beberapa hal membuat kerjasama tersebut malah menghasilkan duo maut penguasa pasar konsol rumahan.

Sejarah Awal Kerjasama Nintendo PlayStation

Kisah ini dimulai dari berminatnya bapak PlayStation, yaitu Ken Kutaragi untuk terjun ke dalam dunia game setelah melihat putrinya bermain Famicom atau NES di rumah.

Singkat cerita, Ken Kutaragi yang waktu itu sudah bekerja di Sony berhasil menggaet Nintendo untuk bekerjasama dengan mereka. Kontrak tersebut ditandatangani pada 1988 dan sejak tahun itu pula Nintendo PlayStation dikembangkan.

Alasan Nintendo menyetujui hal tersebut adalah pengembangan dari konsol mereka yang pada waktu itu masih menggunakan kartrid. Sementara itu Sony menawarkan produk prototip konsol Nintendo yang dapat menggunakan CD-ROM untuk bermain game SNES.

Lalu apa kelebihan CD-ROM sehingga Nintendo berminat? Banyak, mulai dari lebih banyak data yang dapat dimuat, proses pemuatan data dan berkas yang lebih cepat, serta lebih multifungsi dibandingkan kartrid. Pembuktiannya adalah nanti ketika Sony PlayStation sepenuhnya rilis, namun itu dapat dibahas nanti.

Awal dari Perpecahan dalam Pengembangan Nintendo PlayStation

Dalam kontrak yang telah ditandatangani, disebutkan bahwa teknologi Super Disc dalam Nintendo PlayStation akan dimiliki oleh Sony sepenuhnya. Hal ini membuat Nintendo hampir tidak punya pengaruh sama sekali dalam pengembangan perangkat lunak dan hasilnya.

Pada saat itu presiden Nintendo, Hiroshi Yamauchi, menganggap bahwa langkah Sony sudah keterlaluan.  Ia langsung menghubungi menantunya, Minoru Arakawa, yang menjabat sebagai Presiden Nintendo Amerika dan seorang eksekutif bernama Howard Lincoln. Hiroshi meminta kedua orang tersebut untuk pergi ke Belanda dan bernegosiasi dengan Philips untuk menyediakan add-on CD-ROM untuk SNES.

Tujuan utama dari Nintendo adalah untuk mengeluarkan Sony dari proyek ini dan menggantinya dengan Philips yang pada saat itu merupakan salah satu rival Sony dalam pengembangan CD-ROM.

Singkat cerita negosiasi Nintendo-Philips berhasil mencapai kesepakatan.

Pada Juni 1991, Sony mengumumkan bahwa mereka akan segera merilis konsol SNES yang sudah mendukung port CD-ROM pada acara Consumer Electronic Show. Namun, keesokan harinya setelah acara tersebut, Nintendo mengumumkan bahwa mereka telah bekerjasama dengan Philips untuk pengembangan port CD-ROM pada SNES.

Baca Juga: Review Just Cause 2: Map Cantik di Game Lawas

Fun fact: Ada juga yang mengatakan bahwa keretakan hubungan Sony-Nintendo disebabkan oleh perbedaan arah pengembangan. Sony ingin konsol yang dibuatnya ini menjadi sebuah gaming beast yang mengusung konsep 3D yang revolusioner. Sementara itu Nintendo ingin konsolnya lebih family friendly dan tidak mengusung konsep 3D. Hingga saat ini kedua arah pengembangan tersebut masih terasa di konsol masing-masing kubu.

Aftermath

Setelah pengumuman tersebut, Sony tentu saja kecewa dengan keputusan Nintendo yang malah bekerjasama dengan Philips. Akhirnya Sony menghentikan pengembangan konsol Nintendo PlayStation pada 1992 dan memilih fokus untuk mengembangkan konsol sendiri dengan judul Sony PlayStation.

Hasilnya merupakan sebuah sejarah. Nintendo pada akhirnya kedatangan rival baru yaitu PlayStation untuk menghadapi Nintendo64. Namun, pada saat itu, PlayStation sebagai konsol debutant dapat menguasai pasar dan mengalahkan Nintendo64.

Hasil dari pengkhianatan Nintendo berbuah manis bagi Sony, karena sejak saat itu nama PlayStation menjadi terkenal dan bertahan hingga saat ini. Sementara itu Nintendo harus puas dengan dominasi konsol handheld miliknya dan mengakui kekalahannya di bidang konsol rumahan.

Baca Juga: Jepang dan Kontribusinya dalam Industri Game

Oh ya, mau tahu hasil dari kerjasama Nintendo-Philips? Singkatnya, kerjasama tersebut tidak menghasilkan perangkat add-on yang diminta oleh Nintendo. Setidaknya, Philips berhasil membuat port game Nintendo ke CD-i multimedia device milik mereka.

Namun pada akhirnya Nintendo membatalkan pengembangan add-on CD-ROM untuk SNES itu karena SEGA-CD yang merupakan add-on CD-ROM untuk Sega Genesis tidak diterima dengan baik oleh pelanggan.

Pada tahun 1996, Nintendo merilis Nintendo64 yang masih menggunakan kartrid untuk bersaing dengan Sony PlayStation yang sudah menggunakan C

SONY, Sang Pemenang Perang Besar Dunia Konsol

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Sony Group Corporation, Sony Corporation, atau SONY yang dikenal secara umum merupakan perusahaan besar multinasional Jepang. Sony Corp yang berpusat di Jepang atau tepatnya di Konan, Minato, Kota Tokyo, Jepang.

Sebuah perusahaan besar yang bergerak dan beroperasi sebagai salah satu produsen atau pemasok produk elektronik konsumsi, perusahaan konsol video game, dan penerbit game terbesar yang ada di dunia. Jadi tidak heran mengapa Sony masuk dalam deretan perusahaan teknologi terbesar di dunia, dari dulu hingga sekarang.

Sony Corp berdiri pada 7 Mei 1946 yang berpusat di Nihonbashi, Chuo, Tokyo, Jepang. Perusahaan yang didirikan oleh 2 orang founder yaitu, Masaru Ibuka dan Akio Morita.

Seperti yang dijelaskan di atas, Sony sendiri bergerak di bidang teknologi yang menghasilkan produk mencakup perangkat keras kompuer, barang elektronik, film, musik, robot, video game, dan banyak lagi.

Baca Juga : Game Playstation 2 Porting yang Lancar di PC Low Spesifikasi

Nintendo vs SEGA, Berakhir dengan SONY Sebagai Pemenang Mutlak

Sony Corp
Nintendo vs SEGA – SONY, Sang Pemenang Perang Besar Dunia Konsol

Sony Corporation atau Sony Group Corporation berdiri pada pertengahan tahun 1946 dan didirikan oleh Masaru Ibuka yang kemudian Akio Morita turut membangun Sony.

Tidak lama beberapa tahun dari berdirinya Sony, kurang lebih 14 tahun setelah Sony berdiri. Selang 14 tahun Sony berdiri, tidak lama muncul pesaing berat dari Sony, yaitu SEGA.

SEGA sendiri merupakan perusahaan yang serupa dengan Sony, tetapi fokus bergerak pada bidang industri video game dan perangkat kerasnya. SEGA sendiri masih merupakan perusahaan teknologi yang berasal dari Jepang.

SEGA berdiri pada 3 Juni 1960 dibawah naungan perusahaan Sega Interactive Co., Ltd. Didirikan oleh Martin Bromley dan Richard Stewart, yang kemudian Haruki Satomi menjadi ketua dan CEO perusahaan game satu ini.

SEGA sebagai produsen teknologi yang bergerak di industri yang mirip dengan Sony, telah banyak mengeluarkan produk-produknya seperti video game, konsol, dan perangkat game pendukung lainnya. Salah satu yang terkenal ialah Coin Game, atau biasa dikenal dengan mesin game arcade.

Sony dan Sega menjadi dua perusahaan dengan tingkat rivalitas yang cukup sengit. Rivalitas yang berakhir dengan kemenangan mutlak atas Sony sebagai perusahaan produsen teknologi terbesar di dunia.

Sony memenangkan perhelatan hebat dalam melawan rival nya, Sega. Perhelatan yang dikenal dengan sebutan The Console Wars. Tentunya ada alasan sendiri kenapa perhelatan itu bisa terjadi, dan mengapa Sony bisa memenangkan perhelatan tersebut.

The Console Wars, Blunder yang Memenangkan Sony dengan Mutlak

The Console Wars bermula pada pertengahan era 80 hingga 90-an yang melibatkan dua merek dagang Jepang yang tentunya sama-sama bergerak di bidang yang serupa, yaitu Sega dan Nintendo. Sejak era konsol game yang ditenagai dengan prosesor 8-bit hingga 32-bit, dan salah satu produk yang terkenal dengan di tenagai prosesor ini seperti Mesin Retro Arcade Mini.

Sikut menyikut terjadi antara dua perusahaan ini, Sega dan Nintendo dalam urusan pengembangan inovasi dan pemasaran produknya. Hal lucu terjadi disini, setidaknya sampai pihak Nintendo melakukan kesalahan yang cukup fatal.

Nintendo yang sebelumnya berjanji akan membuat konsol bersama dengan Sony, ternyata menyalahi perjanjian yang mereka buat sendiri dan berakhir dengan kejutan dari Sony sendiri yang langsung merilis Playstation pada tahun 1994.

Sony Corp
Playstation – SONY, Sang Pemenang  Perang Besar Dunia Konsol

Setelah Sony merilis konsol pertamanya, seketika Sony memenangkan perang konsol dua dekade yang sebelumnya Sega dan Nintendo yang jadi pusat perang. Salah satu konsol yang turut masuk dan terlibat dalam The Console Wars adalah Sega Saturn.

Sebelumnya, Sega telah merilis konsol video game bertenaga yang disebut dengan Sega Saturn. Sega Saturn yang dari jauh hari digadang-gadang akan mendominasi pasar dan perang konsol tersebut.

Seketika Sony melepas kartu AS miliknya, Playstation dan secara langsung memenangkan pertempuran itu. Hal ini memberikan efek rusak bagi masa depan Sega dan Sega Saturn secara cukup menyakitkan. Nintendo melakukan kesalahan fatal dan Sega terkena dampak dari persaingan antara Nintendo dan Sony.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.