Tag Archives: pemerintah

SNI Pada Video Game Akan Diterapkan Pemerintah

GAMEFINITY.ID, Jakarta – SNI Pada Video Game Akan Diterapkan Pemerintah. Indonesia menjadi negara salah satu pasar game yang sedang berkembang pesat. Kini Indonesia tengah menghadapi keputusan menarik dari pemerintah untuk menerapkan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) dalam industri video game. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri game lokal yang semakin berkembang.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang urgensi dan implikasi dari penerapan SNI pada video game serta dampaknya terhadap pengembang game lokal di Indonesia.

Baca juga:

Industri Game Lokal dan Tantangannya

Video Game
(Foto: Unsplash)

Industri game lokal di Indonesia telah menunjukkan potensi yang besar dalam menciptakan karya-karya berkualitas dan inovatif. Namun, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pengembang game lokal, terutama dalam hal permodalan. Banyak perusahaan rintisan atau startup lokal yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan modal untuk mengembangkan dan memproduksi game mereka. Hal ini menjadi salah satu hambatan utama dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan game lokal.

Dalam upaya untuk memperkuat industri game lokal, pemerintah Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) memperkenalkan SNI sebagai upaya standarisasi untuk video game. SNI ini didasarkan pada standar yang ada di Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO). Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa game lokal dapat bersaing dengan game internasional dan meningkatkan daya saing industri game Indonesia secara keseluruhan.

Penerapan SNI pada video game dapat memberikan beberapa keuntungan dan manfaat yang signifikan bagi industri game lokal. Pertama, dengan adanya standar yang jelas, pengembang game lokal akan memiliki panduan yang dapat meningkatkan kualitas dan keamanan game mereka. Standar ini dapat membantu membangun kepercayaan konsumen terhadap produk game lokal dan meningkatkan citra industri game Indonesia di mata internasional.

Selain itu, SNI juga dapat membantu pengembang game lokal dalam mengakses pembiayaan dan modal. Dengan adanya standar resmi, pengembang game lokal akan memiliki legitimasi yang lebih kuat dalam mencari dukungan keuangan, baik dari pemerintah, investor, maupun lembaga keuangan. Hal ini dapat membantu mengatasi tantangan permodalan yang sering dihadapi oleh industri game lokal.

“Kita dampingi mati-matian untuk mereka bisa memenuhi standar di awal, Insyaa Allah tidak ada kesulitan terkait dengan isu sertifikasi dan sebagainya,” kata Kepala BSN Kukuh S Achmad dalam konferensi pers Capaian 2021 dan Outlook 2022 BSN, dikutip dari Republika.co.id.

Baca juga:

Dampak SNI pada Industri Game Lokal dan Potensi Pengembangan

SNI pada Video Game
(Foto: Unsplash)

Penerapan SNI pada video game juga dapat berdampak positif pada industri game lokal secara keseluruhan. Dengan adanya standar yang jelas, pengembang game lokal akan mendorong peningkatan kualitas, inovasi, dan kreativitas dalam pembuatan game. Pengembang akan lebih fokus pada pengembangan konten yang berkualitas, menggali kekayaan budaya Indonesia, serta meningkatkan representasi yang lebih inklusif dalam game mereka.

Selain itu, SNI dapat membantu mengatasi tantangan permodalan yang sering dihadapi oleh pengembang game lokal. Dengan adanya legitimasi dan pengakuan dari standar nasional, peluang untuk mendapatkan dukungan dan pembiayaan dari berbagai pihak akan semakin terbuka. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri game lokal, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kontribusi ekonomi sektor game di Indonesia.

Demikian pembahasan Pemerintah Ingin Berikan SNI Pada Video Game. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Pemilik ISP Lokal AS Terima Kontrak Dana Umum dari Pemerintah

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Kecewa dengan biaya pemasangan fiber optik yang terlalu mahal, seorang Pria asal Amerika Serikat membangun Internet Service Provider (ISP) miliknya sendiri di kotanya. Ia bahkan berencana untuk mempercepat perluasan jaringan internet miliknya, setelah mendapatkan kontrak dana umum dari pemerintah.

Jared Mauch adalah seorang arsitek jaringan senior di Akamai Technologies, yang berhasil mendirikan provider internet miliknya sendiri, dengan melakukan instalasi kabel fiber optik secara mandiri di kotanya. Hal itu ia lakukan lantaran mahalnya tarif pemasangan kabel fiber optik yang ditawarkan oleh ISP lokal, dengan alasan bahwa kotanya masih tergolong sebagai wilayah pedesaan.

Broadband Berkecepatan Tinggi Di Pedesaan Amerika milik Mauch ini, dilaporkan telah menerima kontrak dana umum sebesar $2,6 juta, dari total $71 juta dolar yang digelontorkan oleh pemerintah AS, sebagai bagian dari Dana Pemulihan Fiskal dan Negara Bagian Coronavirus, dari Rencana Penyelamatan Amerika.

Untuk saat ini, ISP yang didirikan oleh Mauch telah memiliki sekitar 14 mil fiber optik, dengan 70 rumah pelanggan. Dengan adanya dana dari pemerintah, ISP baru ini dapat memperluas jaringan internetnya sejauh 38 mil, sehingga layanannya akan tersedia untuk ratusan pelanggan potensial lainnya.

Sebagai bagian dari pendanaan publik, Mauch secara kontraktual berkewajiban untuk memperluas jaringan fiber ISPnya, ke 417 properti di seluruh wilayah sekitar, dengan seluruh proyek akan selesai pada akhir tahun 2026. Meski demikian, Mauch telah memasang target untuk menyelesaikan setengah dari proyek tersebut pada tahun ini, sebelum memenuhi sisa kewajiban kontraktualnya pada tahun depan.

Ia juga percaya bahwa jaringan internetnya akan tersedia untuk 596 properti, 179 properti lebih banyak dari kontrak pemerintah yang diwajibkan oleh pemerintah.

Baca juga: Game Mobile Dominasi Pendapatan Activision Blizzard

jaringan ISP
Jared Mauch | Membangun Jaringan ISP Di Wilayah Pedesaan

Membangun Jaringan ISP Di Wilayah Pedesaan

Mengutip dari laman web Ars Technica, Mauch bercerita bahwa dirinya pernah menghubungi Comcast (ISP di AS) untuk memasang kabel fiber optik di area sekitar tempat tinggalnya. Namun kemudian, ia mengurungkan niatnya, setelah pihak Comcast menawarkan jasa pemasangan dengan harga yang cukup tinggi.

“Jika mereka (Comcast) memberi harga $ 10.000, saya akan menulis cek kepada mereka,” ujar Mauch kepada Ars Technica.

“Itu sangat tinggi pada $ 50.000 sehingga membuat saya mempertimbangkan apakah ini bermanfaat. Mengapa saya membayar mereka untuk memperluas jaringan mereka jika saya tidak mendapatkan apa-apa darinya?” tambahnya.

Sementara itu, ISP lain seperti AT&T, juga pernah menawarkan jasa pemasangan DSL kepada Mauch dengan kecepatan maksimum 1,5Mbps. Tawaran tersebut tentu saja tidak sesuai harapannya, ditambah dengan peraturan di AT&T yang tidak akan memasang koneksi internet berkecepatan tinggi di wilayah pedesaan.

Merasa tidak ada pilihan yang lebih baik, Mauch pun memutuskan untuk memasang jaringan fiber optik miliknya sendiri, dengan koneksi internet yang ia beli dari ISP besar seperti ACD.net dan 123Net.

Dan setelah beberapa tahun pembangunan, lahirlah Washtenaw Fiber Properties LLC yang pada awal 2021 telah terdaftar sebagai penyedia akses kompetitif, dengan pemerintah negara bagian Michigan.  Meskipun secara teknis merupakan perusahaan telepon, Mauch hanya menyediakan layanan Internet tanpa penawaran jaringan telepon maupun TV.

Sebagaimana yang tertera di situs web resminya, Washtenaw Fiber Properties menawarkan biaya langganan sebesar $65/bulan untuk internet 100Mbps dan $139/bulan untuk koneksi 1Gbps. Semuanya dapat digunakan tanpa batasan data maupun biaya tambahan.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Pengembangan Game Lokal Tidak Perlu Intervensi Pemerintah

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Akhir-akhir ini, banyak yang memperbincangkan tentang kebijakan PSE yang diberlakukan Kominfo beberapa hari yang lalu, dan salah satu bidang yang diperhatikan adalah game lokal. Seperti yang kita tahu sendiri, bahwa platform distribusi game telah diblokir oleh pemerintah. Sebut saja Steam milik Valve, Origin milik EA, dan EGS milik Epic Games, pada waktu artikel ini ditulis, pemblokiran terhadap Steam sudah dinormalkan.

Dalam jangka waktu yang sama, salah satu petinggi Kominfo mengatakan bahwa bila beberapa aplikasi yang telah diblokir tersebut tidak mendaftar, maka akan ada penggantinya yang dibuat oleh anak bangsa. Salah satu targetnya adalah membuat marketplace game khusus developer lokal. Apakah benar game di Indonesia memerlukan bantuan dan intervensi pemerintah untuk berkembang?

Game Lokal Digital Happiness | Yahoo
Digital Happiness, Salah Satu Developer Game Asal Indonesia yang Sukses dengan DreadOut | Yahoo

Tidak lama kemudian, terdapat sebuah postingan Facebook yang juga membahas masalah yang sama. Sang author post tersebut mengatakan bahwa langkah yang diambil Kominfo merupakan hal yang benar, karena dapat menghilangkan pengaruh game luar di pasar lokal.

Membuat Platform Marketplace Sendiri untuk Game Lokal adalah Ide Buruk

Ketika mendengar rencana pemerintah untuk membuat marketplace khusus game lokal, seketika menjadi ide buruk. Mengapa hal tersebut merupakan ide buruk? Sederhana saja, karena tidak adanya persaingan. Hal yang membuat sebuah developer berkembang dalam membuat game adalah persaingan di pasar. Sebut saja persaingan PES milik Konami dengan FIFA milik EA dan CoD milik Activision dengan Medal of Honor serta Battlefield.

Dengan adanya persaingan dengan pasar luar, diharapkan developer Indonesia mampu memperbaiki diri mereka sendiri dengan standar yang semakin tinggi. Dapat dibayangkan bila saingannya hanyalah sesama game lokal, kemungkinan besar hasilnya tidak dapat besaing di pasar luar dengan standar yang lebih tinggi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu dan effort yang dibutuhkan untuk membuat marketplace seperti Steam. Steam sendiri perlu sekitar belasan tahun agar dikenal seperti saat ini. Epic Game Store dapat dikenal karena mereka yang selalu berbagi game gratis, tentu saja dengan modal yang tidak sedikit. Berkaca dari kedua platform tersebut dan kondisi saat ini, hampir mustahil dapat membuat sebuah platform yang besar tanpa effort dan biaya yang besar, kecuali EA saat membentuk Origin, EA tetaplah EA, mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau.

Baca Juga: Apa yang Dibutuhkan oleh Developer Indonesia untuk Bersaing?

Dukungan Dana untuk Game Lokal? Lebih Baik untuk Sektor Lain

Banyak yang beranggapan bahwa memberikan suntikan dana untuk para developer lokal merupakan hal bagus. Dengan begitu mereka dapat memiliki budget lebih dalam mengembangkan game, tapi tidak semudah itu. Sampai saat ini Indonesia mampu mengeluarkan berbagai game di level indie. Game seperti Coffee Talk dan DreadOut merupakan 2 contoh yang terkenal.

Namun, bila dilihat dari cara pemerintah memperhatikan industri game, mereka beranggapan bahwa game indie sudah cukup untuk bersaing di pasar yang lebih tinggi. Pemerintah memberi bantuan kepada startup lokal termasuk para pengembang game lewat BIP berupa uang sebesar Rp. 200 Juta. Tentu saja budget Rp. 200 Juta adalah nominal yang kecil untuk game indie.

Sebagai gambaran budget untuk pengembangan AA game -tingkat selanjutnya dari game indie, game AA dapat menghabiskan budget Rp. 55 Milyar (development budget dari It Takes Two, salah satu AA game). Bahkan, game AAA seperti Metal Gear Solid V mempunyai budget di angka Rp. 1,2 Triliun.

Dengan budget di angka tersebut barulah pengembangan game dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Namun, lebih baik pemerintah menganggarkan dana sebesar itu ke aspek lain karena masih banyak sektor yang perlu ditingkatkan sebagai negara berkembang. Meski jumlah bantuannya terkesan kurang, usaha kecil pemerintah ini dapat diapresiasi.

Lagipula pengembangan game AA dan AAA dapat dibilang tidak worth it bila hasilnya bukanlah game free-to-play. Apalagi karena target pasarnya di Indonesia.

Baca Juga: Dampak Kebijakan PSE Pada Game Di Indonesia

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dilakukan, tapi yang paling penting adalah biarkanlah kultur game tersebut berkembang secara natural. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan industri game yang pesat, tinggal menunggu waktu sampai ada salah satu developer game di Indonesia dikenal di kancah internasional. Asalkan tidak ada kebijakan yang seolah-olah menghalangi hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung.

Developer game indie dapat berkembang dengan cara yang sewajarnya. Ketika developer dapat membuat game yang menarik di level indie dan dapat memukau para developer besar, mereka akan dikontrak dan diberi suntikan dana oleh perusahaan tersebut.

Sebagai contoh adalah Turtle Rock Studio yang dikontrak Valve setelah mengembangkan Counter Strike: Condition Zero atau, Mojang yang memulai karirnya dengan Minecraft yang kemudian dibeli sahamnya oleh Xbox Game Studios.

Dukungan pemerintah selain dalam bentuk dana, dapat juga dalam bentuk seperti memperkenalkan produk game Indonesia ke mancanegara. Seperti melakukan negosiasi kerjasama dengan negara yang punya kultur game kuat, seperti Jepang dan AS. Kerjasama tersebut berupa pemberian investasi untuk game lokal dalam bentuk human resources dan anggaran. Dengan adanya kerjasama ini tentu saja akan dapat meningkatkan kualitas developer Indonesia kedepannya.

Nah, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam misi mebawa game lokal ke kancah internasional. Selain itu dengan kamu melakukan top up dan voucher games kesayangan kalian itu juga termasuk daam mendukung para developer games. Kalian dapat menikmati kemudahan top up dan membeli voucher games dengan murah dan proses mudah hanya di Gamefinity.id

 

Pemerintah China Melarang Anak-anak Gift Ke Streamer

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Pemerintah China dilaporkan telah memperbarui peraturan tata kelola platform live streaming untuk anak dibawah umur. Perintah baru ini nanti, ditujukan untuk membatasi aktivitas anak-anak dalam mengakses hingga berpartisipasi dalam layanan streaming yang ada di Negeri Tirai Bambu itu.

Dikutip dari laman web Reuters, Pemerintah China pada Sabtu lalu memerintahkan para penyedia jasa layanan streaming lokal untuk meningkatkan tata kelola live streaming melalui siaran radio dan televisi.

Dalam regulasi baru itu, para penyedia jasa layanan streaming lokal seperti Bilibili, Huya & Douyu milk Tencent, serta Douyin (Tik Tok versi China), diperintahkan untuk meniadakan fitur dukungan berupa pemberian uang tip bagi penonton berusia dibawah 18 tahun. Selain itu, para penyedia layanan streaming juga diperintahkan untuk memperketat penghentian acara di platform mereka setelah jam 10 malam.

Platform perlu meningkatkan kontrol untuk menghentikan pengguna di bawah umur dari memberi tip kepada livestreamer atau menjadi livestreamer sendiri tanpa persetujuan wali…” Tulis Reuters.

“Mereka (penyedia layanan Live streaming) juga perlu memperkuat manajemen jam sibuk untuk pertunjukan semacam itu (live streaming) dan pertunjukan harus ‘dimatikan secara paksa’ pada pukul 10 malam waktu lokal untuk pengguna (dengan) fungsi “mode remaja” (pada) kontrol orang tua (di perangkat) mereka,”

Baca juga: LoL Wild Rift Diserang Netizen Dengan Review Negatif

Sebuah warnet di China slalu ramai dikunjungi anak-anak
Pengetatan Industri Video Game Oleh Pemerintah China

Pengetatan Industri Video Game Oleh Pemerintah China

Dalam satu tahun terakhir, Pemerintah China memang sedang gencar melakukan aksi pembatasan akses konten virtual untuk kalangan anak dibawah umur. Hal ini dilakukan karena banyak orang tua di sana yang mengatakan bahwa masalah kecanduan game di kalangan remaja dan anak-anak telah sangat memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Bahkan efek tersebut juga mempengaruhi kondisi fisik, mental, hingga menyebabkan serangkaian masalah sosial.

Meski terdengar positif, efek pengetatan ini sangat terasa dampaknya terhadap sektor industri video game di China. Dimana pada tahun lalu, tercatat sekitar 14.000 studio game terpaksa harus tutup, akibat adanya pembekuan persetujuan untuk video game domestik oleh pemerintah China.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity. Tetap menjadi gamer yang sultan dengan top up mudah dan murah di gamefinity.id

Kok Cuma Segini? Ini Dia Spesifikasi Laptop dari Kemendikbudristek

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa Pemerintah melalui Kemendikbud dan Kemenristek akan mengalokasikan 240 ribu laptop untuk para pelajar.

Kini kejelasan mengenai bagaimana program tersebut beserta spesifikasi laptop yang dianggarkan untuk pelajar mulai menemui titik terang.

Karo Perencanaan Kemendikbudristek, M Samsuri angkat bicara mengenai program laptop untuk pelajar ini. Lewat wawancaranya dengan Detik ia menjelaskan spesifikasi laptop yang dianggarkan oleh Pemerintah ini. Direncanakan tiap laptop dianggarkan seharga sekitar 10 juta rupiah.

Samsuri juga menjelaskan bahwa harga 10 juta bukanlah patokan, namun hanya sebagai budget maksimal dalam pembelian laptop tersebut.

“Spesifikasinya sudah diatur sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 5 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021,”

“Soal harga nggak bisa dipukul rata Rp 10 juta tadi. Nanti bagaimana masing-masing daerah bernegosiasi karena prosesnya akuntabel dan transparan sesuai prosedur LKPP. Tiap vendor terdaftar dalam e-katalog,” kata Samsuri

Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 5 Tahun 2021 juga dijelaskan minimum spesifikasi dari laptop tersebut. Ini dia spesifikasi lengkap minimal yang diatur oleh Kemendikbudristek.

Prosesor Core 2, Frekuensi > 1,1 GHz, Cache 1 M
RAM 4GB DDR4
GPU High Definition (HD) Integrated
Hard drive 32 GB
Monitor 11 inch
USB Port USB 3.0
Networking WLAN adapter (IEEE 802.11ac/b/g/n)
Audio Integrated
Daya/power Maksimum 50 watt
Operating system Chrome OS
Device management Ready to activated Chrome Education upgrade
Garansi 1 tahun

Melihat dari minimal spesifikasi tersebut rasanya sangat kurang untuk ukuran laptop dengan anggaran 10 juta rupiah. Meskipun anggaran 10 juta tersebut tidak hanya laptop saja tetapi juga beberapa peripheral seperti router, connector, printer dan scanner, dan lain-lain.

Tentunya hal ini mengundang berbagai reaksi dari para netizen. Menurut mereka sangat tidak cocok laptop 10 juta dengan minimum spesifikasi yang diatur oleh Kemendikbudristek tersebut.

Menurut berbagai netizen spesifikasi tersebut sewajarnya dihargai sekitar 3-4 juta Rupiah termasuk dengan seluruh aksesoris dan peripheral seperti yang telah dijelaskan diatas.

Kita tentunya berharap spesifikasi dari laptop yang dianggarkan oleh Pemerintah jauh lebih baik daripada yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 5 Tahun 2021.

Tencent Luncurkan Fitur Untuk Batasi Waktu Bermain Anak di Bawah Umur

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Developer game raksasa asal Tiongkok, Tencent Games telah meluncurkan salah satu fitur yang berguna untuk membatasi waktu bermain game yang berlebihan di kalangan anak-anak dan remaja di bawah umur.

Fitur pembatasan waktu milik Tencent telah dirilis sejak hari Selasa, 6 Juli 2021 untuk wilayah negara Tiongkok.

Program ini memanfaatkan fitur Facial Recognition atau verifikasi wajah yang terdapat pada Smartphone untuk mengenali wajah dan umur pemain.

Sistem verifikasi wajah tersebut terhubung dengan data dari sistem keamanan publik pusat. Kemudian secara otomatis pemain yang ketahuan sebagai anak dibawah umur atau menolak verifikasi wajah akan dikeluarkan dari game.

Fitur ini diharapkan akan membantu memantau pemain dan mendeteksi individu yang menghabiskan banyak waktu online terutama di malam hari.

“Kami akan melakukan pemeriksaan wajah untuk akun yang terdaftar dengan nama asli dan yang telah bermain selama jangka waktu tertentu di malam hari,”

“Siapa pun yang menolak atau gagal dalam verifikasi wajah akan diperlakukan sebagai anak di bawah umur. Dan sebagaimana dituliskan dalam pengawasan anti-kecanduan sistem kesehatan game Tencent, pemain tersebut akan keluar dari game secara otomatis,” ujar Tencent pada postingannya di Weixin QQ.

Sebagai langkah awal Tencent akan meluncurkan fitur penyaringan wajah untuk 60 game populer, termasuk “Honor of Kings” dan “Game for Peace”. Tencent akan terus menambah daftar game miliknya untuk kedepannya.

Program ini merupakan salah satu wujud kerjasama Tencent dengan Pemerintah Tiongkok dalam mengatasi masalah waktu bermain anak-anak dan remaja dibawah umur.

Sebelumnya di tahun 2019 Pemerintah Tiongkok sempat mengeluarkan undang-undang yang membatasi kebebasan anak dibawah umur dalam bermain game.

Undang-undang tersebut mewajibkan pemain game untuk melakukan pendaftaran dengan nama asli, melarang anak-anak bermain antara pukul 10 malam dan 8 pagi, dan membatasi pembelian di dalam game.

Pemerintah dan pihak berwenang Tiongkok memang terpaksa harus turun tangan setelah meningkatnya kasus anak-anak terkait game online.

Mulai dari remaja yang mencuri uang untuk Top Up akun game mereka hingga menghabiskan banyak waktu di kafe internet.

Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran para orang tua dan Pemerintah Tiongkok atas kesejahteraan fisik dan mental para gamer muda.