Tag Archives: peretas

Lakukan Peretasan, Owner T-Mobile Terancam 165 Tahun Penjara

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Mantan Owner T-Mobile Store di Amerika Serikat, resmi dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan setempat, atas aksi peretasan ratusan ribu smartphone yang telah dilakukan olehnya bersama komplotannya. Dirinya bahkan terancam hukuman  hingga 165 tahun penjara, atas perannya sebagai dalang dari aksi penipuan, pencucian uang, hingga pencurian identitas dari para karyawan dan pelanggan.

Mengutip dari laman web The Verge, Argishti Khudaverdyan merupakan mantan Owner dari T-mobile Store cabang Los Angeles, yang juga merupakan dalang dibalik peretasan ratusan ribu Smartphone di Amerika Serikat. Khudaverdyan sendiri tercatat telah meraup keuntungan hingga US$25 juta atau sekitar Rp373 Miliar, dari hasil peretasan Smartphone milik karyawan, hingga bypass handphone curian.

Selama bertahun-tahun, Khudaverdyan dilaporkan telah menggunakan beberapa cara untuk memperoleh kredensial milik para karyawan T-Mobile. Ia bahkan melakukan aktivitas phishing, rekayasa sosial, hingga meminta departemen TI operator untuk mengatur ulang kata sandi, agar mendapatkan akses ke perangkat milik para karyawannya.

Departemen Kehakiman AS bahkan menyebutkan, bahwa Khudaverdyan berhasil mengakses lebih dari 50 kredensial milik karyawan, dan menggunakannya untuk membuka kunci ponsel dari ‘Sprint, AT&T, dan operator lainnya.’

“Semua mengatakan, Khudaverdyan dan yang lainnya berkompromi dan mencuri lebih dari 50 kredensial karyawan T-Mobile yang berbeda dari karyawan di seluruh Amerika Serikat, dan mereka membuka kunci dan membuka blokir ratusan ribu ponsel selama bertahun-tahun skema tersebut.” dalam rilis pers dari Departemen Kehakiman.

“Khudaverdyan (telah) memperoleh lebih dari $25 juta untuk kegiatan kriminal ini. Dia menggunakan hasil ilegal ini untuk membayar, antara lain, real estate di Burbank dan Northridge.”

Baca juga: Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

Mantan Owner T-Mobile Peretasan
T-mobile Store | Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Pelaku Peretasan Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Bisnis peretasan yang dilakukan oleh Khudaverdyan dan komplotannya, telah membuka kunci dari ratusan ribu ponsel di Amerika serikat, termasuk iPhone. Berdasarkan laporan dari penyidik federal, skema peretasan ini juga menerima layanan “buka blokir” ponsel yang dilaporkan hilang atau dicuri, dan telah beroperasi sejak tahun 2014 hingga tahun 2019.

“Dari Agustus 2014 hingga Juni 2019, Khudaverdyan secara curang membuka kunci dan membuka blokir ponsel di jaringan T-Mobile, serta jaringan Sprint, AT&T, dan operator lainnya. (Komplotan ini) Menghapus kunci (ponsel, sehingga) memungkinkan ponsel untuk dijual di pasar gelap dan memungkinkan pelanggan T-Mobile untuk berhenti menggunakan layanan T-Mobile dan dengan demikian menghilangkan pendapatan T-Mobile yang dihasilkan dari kontrak layanan pelanggan dan rencana angsuran peralatan.” dalam rilis pers Departemen Kehakiman AS.

“Khudaverdyan mengiklankan layanan pembukaan kunci penipuannya melalui broker, permintaan email, dan situs web seperti unlocks247.com. Dia secara salah mengklaim bahwa pembukaan kunci palsu yang dia berikan adalah pembukaan kunci T-Mobile ‘resmi’.”

Akibat aksi kriminal yang dilakukan olehnya, Khudaverdyan akan menghadapi setidaknya hukuman dua tahun penjara atas pencurian identitas yang sangat parah, serta ancaman hingga 165 tahun penjara untuk tuduhan terkait penipuan kawat, pencucian uang, serta mengakses komputer tanpa izin.  Sidang vonis sendiri akan dimulai pada 17 Oktober mendatang.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Lazarus Dikaitkan Atas Pembobolan $625 Juta Aset Kripto Axie Infinity

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sekelompok Peretas Asal Korea Utara Dituduh Telah Membobol $625 Juta Aset Milik Axie Infinity.

Penyelidikan mengenai pembobolan jembatan Ronin yang digunakan oleh Axie Infinity, kini telah melibatkan pihak FBI, serta Departemen Keuangan Amerika Serikat. Dan berdasarkan penyelidikan mereka, pencurian aset crypto ini telah mengarah ke kelompok kejahatan cyber yang berlokasi di Korea Utara.

Dilansir dari situs Coinbase, Ronin Network mengatakan dalam postingan blog resmi mereka bahwa FBI telah mengaitkan Lazarus dengan pelanggaran validator. Sementara Pemerintah AS, khususnya Departemen Keuangan, telah memberikan sanksi kepada alamat penerima dana curian tersebut.

“Kami masih dalam proses menambahkan langkah-langkah keamanan tambahan sebelum menyebarkan kembali Jembatan Ronin untuk mengurangi risiko di masa depan,” tulis Ronin.

Sebelumnya pada 23 Maret, Jaringan Jembatan Ronin Axie Infinity dilaporkan telah mengalami peretasan. Akibat pembobolan ini, aset kripto yang mencapa lebih dari $600 juta USD dilaporkan raib, dan memaksa Sky Mavis untuk menghentikan aktivitas di jaringan Ronin mereka.

Ronin Sidechain

Ronin Sidechain

Ronin sendiri merupakan sidechain yang terhubung ke blockchain Ethereum utama, sidechain ini dimanfaatkan oleh pengembang dari game play-to-earn Axie Infinity, Sky Mavis, untuk mendukung transaksi yang lebih cepat dan murah.

Dengan nominal pembobolan yang mencapai 173.600 ETH dan 25,5 juta USDC, atau senilai $625 juta pada saat itu. Menjadikan pembobolan ini sebagai pembobolan aset terbesar dalam sejarah crypto.

Baca juga: Niantic Umumkan Game AR Baru Berjudul Peridot

Dalam sebuah postingan blog, Sky Mavis menulis, “Keamanan tetap menjadi prioritas utama kami, dan kami berharap dapat berbagi pembelajaran kami dengan komunitas kami dan ekosistem yang lebih luas. Kami berterima kasih atas kesabaran Anda,”.

Sky Mavis juga menyatakan bahwa mereka akan mengunggah rincian lebih lanjut, mengenai langkah-langkah keamanan yang akan diterapkan untuk Jaringan Ronin. Mereka juga akan membagikan rencana perusahaan untuk kedepannya pada akhir April nanti.

Untuk saat ini, Sky Mavis sedang melakukan perbaikan pada protokol keamanan, dan akan menambahkan Jembatan Ronin yang jauh lebih aman sebelum digunakan kembali.

Tentang Lazarus

Dikutip dari laman web Reuters, Lazarus merupakan kelompok kejahatan cyber yang telah aktif sejak tahun 2009, dan dikenal telah menargetkan beberapa perusahaan dan bank besar. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa kelompok peretas Lazarus ini dikendalikan oleh Biro Umum Pengintaian, biro intelijen utama di Korea Utara.

Kelompok ini juga diduga terlibat dalam serangan ransomware “WannaCry” (2017), peretasan bank dan rekening nasabah Bank Bangladesh (2016), juga serangan cyber terhadap Sony Pictures Entertainment pada tahun 2014.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/