GAMEFINITY.ID, PATI – Layanan subscription sepertinya telah menjadi opsi yang tepat bagi para gamer yang ingin memainkan banyak game dengan budget terbatas. Hanya dengan merogoh kocek yang tak begitu dalam, para gamer sudah mendapatkan banyak benefit dari subscription. Salah satu subscription yang bisa dibilang paling menggoga mungkin saja jatuh kepada Xbox Game Pass. Selain memberikan akses hampir ke semua game milik Microsoft, gamer juga dapat langsung memainkan game-game baru Microsoft di hari pertama perilisannya.
Xbox Game Pass Berikan Untuk Gede
Melihat benefit yang menggiurkan seperti itu, Xbox Games Pass berhasil membuat gamer-gamer di dunia berlangganan layanan ini. Yang mana memberikan Microsoft keuntungan besar hanya dari layanan subscription tersebut. Berdasarkan data yang diungkap oleh badan regulator Brazil, Microsoft telah menghasilkan sekitar 2,9 miliar dollar atau sekitar 44 triliun rupiah hanya dari Xbox Game Pass di tahun 2021. Sebagai tambahan keuntungan barusan tidak termasuk dari PC Game Pass.
Seperti yang telah dilaporkan oleh Tweaktown, Microsoft memberikan data tersebut kepada badan terkait di Brazil untuk persyaratan dalam usaha akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard. Xbox Game Pass sendiri menyumbang sekitar 18% dari total pendapatan tahunan Xbox. Sedangkan jika hanya dari game and service, hampir 30% pendapatan yang datang dari Xbox Game Pass.
Microsoft Mendominasi Pasar Konsol?
Dalam Tabel tersebut juga tertulis bahwa Nintendo Switch Online memperoleh pendapatan 932 juta dolar di tahun 2021, sementara EA Play dilaporkan menerima 356 juta dolar. Tidak ada laporan yang diberikan untuk layanan subscription dari Sony Playstation, baik itu PlayStation Now atau pun PlayStation Plus.
Informasi – informasi diatas dibutuhkan sebagai pertimbangan badan terkait dalam menyetujui akuisisi Activision Blizzard yang diusulkan oleh Microsoft. Keuntungan dari akuisisi ini akan menjadikan IP – IP milik Activision Blizzard menjadi eksklusif untuk Xbox. Yang mana akan menambah dominasi Xbox dalam berkompetisi di pasar konsol.
Meski begitu, para kompetitor nampaknya tidak begitu takut dengan langkah yang diambil oleh Microsoft. Ambil contoh Nintendo yang tidak begitu dekat dengan Activision Blizzard. Lalu untuk Sony Playstation sendiri, walaupun telah kehilangan Call of Duty, mereka masih memiliki game-game eksklusif yang tak kalah bagusnya. Jadi kompetisi antar perusahaan konsol ini bisa dibilang masih cukup ketat.
Informasi news, review, hingga guide game-game populer hanya di Gamefinity. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Malang – Cloud Gaming, mungkin bagi sebagian orang, kata-kata tersebut masih asing dalam pikiran mereka. Baru-baru ini ada salah satu layanan cloud gaming yang akan ditutup pada tahun depan, yaitu Google Stadia.
Dengan banyaknya tanggapan di post Google Stadia yang bertanya “Cloud gaming apa sih min?”, atau “Belum pernah denger min” maka kali ini kita akan membahas tentang apa itu cloud gaming.
Pengertian dari Cloud Gaming
Cloud gaming merupakan sebuah platform di mana pemainnya dapat memainkan sebuah game yang aset di dalamnya diambil dari sebuah cloud server. Hal ini berbeda dengan game biasanya yang menyimpan asetnya di dalam storage laptop.
Dalam cloud gaming sendiri pemain dapat memainkan game-nya dimanapun dan kapanpun tanpa perlu mengunduh game itu sendiri. Namun, karena aset dari game tersebut berada di server, maka pemain wajib memiliki jaringan yang bagus dan stabil untuk dapat memainkannya dengan lancar.
Contohnya, bila kalian pernah melihat orang bermain GTA V di Android, mereka biasanya menggunakan layanan cloud gaming. Para pemain tersebut dapat bermain GTA V di Android karena mereka menggunakan aset yang ada di cloud bukan di storage HP mereka.
Selain Google Stadia, contoh layanan cloud gaming lainnya adalah xCloud milik Xbox, GeForce Now milik Nvidia, PlayStation Now milik Sony, dan Amazon Luna. Ada juga beberapa layanan yang bukan berasal dari pengembang besar seperti Shadow, Vortex, dan Boosteroid.
Cloud gaming diawali oleh sebuah startup bernama G-cluster yang mulai memperkenalkan diri mereka pada acara E3 tahun 2000. Produk mereka akhirnya jadi dan dapat digunakan pada tahun 2003.
Mereka menawarkan layanan cloud gaming yang saat itu masih berbeda dengan yang saat ini kita gunakan. G-cluster masih membutuhkan berbagai alat perantara agar pemakainya dapat memainkan game di server mereka.
Pada tahun 2010, G-cluster merubah sistem dari layanan mereka menjadi lebih simpel dengan mengirim aset game dari cloud ke para pemain. Namun perubahan ini juga menandai perubahan haluan G-cluster dari layanan online gaming menjadi Internet Protocol Television.
Nantinya pada tahun 2009 dan 2010 terdapat dua penyedia layanan cloud gaming yaitu OnLive dan Gaikai. Kedua layanan tersebut memiliki dua haluan yang berbeda yang sekarang sama-sama digunakan konsepnya dalam layanan cloud gaming.
OnLive sendiri menyediakan layanan bermain game secara penuh via cloud gaming di tahun 2009. Mereka juga mendapat dukungan dari beberapa pengembang besar seperti Ubisoft dan 2K Games. Meski begitu, mereka mengalami masa sulit karena dukungan pengembang yang berkurang akibat layanan mereka yang menggunakan sistem subscription.
Sebaliknya, Gaikai adalah sebuah layanan cloud gaming yang rilis pada tahun 2010. Berbeda dengan OnLive, Gaikai sendiri lebih memasarkan produk mereka sebagai alat promosi game dengan merilis demo di layanan mereka. Nasib mereka pun juga berbeda terbalik, bisnis mereka sukses besar dan nantinya akan dibeli Sony bersamaan dengan OnLive sebagai cikal bakal PlayStation Now yang rilis di tahun 2014.
Setelah era tersebut munculah berbagai layanan cloud gaming seperti yang kita ketahui saat ini. Mulai dari Nvidia Now yang rilis di tahun 2014, Nintendo 3DS yang membawa Dragon Quest X dalam layanan cloud gaming di tahun 2014, masuknya startup ke pasar cloud gaming dengan produk Shadow di tahun 2017, dan akhirnya Google Stadia yang baru dirilis 2019 lalu.
Kelebihan dan Kelemahan
Tentu saja setiap hal memiliki klelebihan dan kelemahan masing-masing.
Cloud gaming sendiri memiliki kelebihan yaitu tidak memakan storage yang terlalu besar. Selain itu dengan cloud gaming minimal spesifikasi perangkat dapat diturunkan karena cloud gaming sendiri lebih bergantung pada kualitas internet daripada spesifikasi.
Untuk kelemahannya yang jelas adalah kalian harus memiliki koneksi internet yang stabil dan cukup kencang. Tanpa hal tersebut kalian dapat merasakan lag atau input delay saat bermain. Lalu, cloud gaming sendiri juga dipengaruhi oleh latency sehingga kalian harus cermat memilih server mana yang punya latency terendah untuk pengalaman main kalian.
Dan ada yang perlu diingat, bahwa cloud gaming membutuhkan data atau kuota yang besar sehingga tidak cocok bagi pengguna kuota atau wifi yang masih dibatasi FUP.
GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa waktu lalu FIFA 23 sempat medapatkan review bomb akibat buruknya performa dan konten-konten yang dihadirkan dalam game tersebut. Tak berhenti sampai situ, EA baru melakukan kekeliruan besar dalam merilis hero pack pada gameFIFA Ultimate Team 23.
Salah Rilis Hero Pack FIFA Ultimate Team 23
Sebagai game live service, FIFA Ultimate Team 23 harus selalu bisa memberikan konten-konten baru kepada para pemainnya. Terlebih konten-konten baru seperti ini merupkan pemasukan utama suatu game live service. Namun, siapa sangka akibat kesalahan dalam memberikan update, EA terpaksa memberikan keuntungan besar kepada para pemain secara cuma-cuma. Hero pack FIFA 23 yang secara keliru dirilis oleh EA telah membuat pemain memperoleh jutaan koin dalam game FIFA Ultimate Team 23.
Menurut VGC, hero pack yang tersedia secara singkat tersebut menawarkan kepada pemain beberapa hero langka FIFA Ultimate Team. Alasan kenapa pemain mendapatkan untung yang besar karena beberapa di antara item tersebut bernilai hingga jutaan koin.
Menanggapi kesalahan tersebut, EA dengan tanggap langsung menarik kembali hero pack setelah 25 menit dirilis. Meski begitu ini tidak mengubah kenyataan banyak pemain yang mendapatkan jutaan koin dari hasil penjualan hero pack FIFA Ultimate Team 23.
Hero-hero yang hadir dalam hero pack FIFA Ultimate Team merupakan hero yang sangat langka yang sulit didapatkan dari hero pack biasanya. Hero card FUT berisikan pemain-pemain yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi klub atau menjadi pemain favorit, seperti mantan gelandang Manchester United Park Ji-Sung.
Ada Untung, Ada Rugi
Karena kelangkaan item yang luar biasa, menyebabkan hero-hero ini sangat mahal di market transfer virtual FIFA 23 Ultimate Team. Sebagai contoh Yaya Toure yang dijual seharga 1,9 juta koin FUT. Karena kekeliruan EA dalam merilis paket ini, market FUT dibanjiri dengan pasokan item yang sangat besar. Akibatnya beberapa item mengalami penurunan harga dengan cepat. Bahkan parahnya ada item yang turun hingga 1 juta koin FUT.
Masih belum ada tanggapan resmi dari EA mengenai kesalahan tersebut. Namun, kerusakan harga di market ini akan bersifat permanen. Beruntunglah para pemain yang berhasil membeli hero pack sesaat sebelum hero pack tersebut dihapus.
Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Rune Factory Series merupakan salah satu game besutan Marvelous. Rune Factory sendiri merupakan Spin-Off dari Harvest Moon. Rune Factory pertama kali dirilis pada Agustus 2006 oleh Marvelous. Game ini kini dapat dimainkan di Windows, Nintendo DS, Nintendo Switch, Nintendo 3DS, PlayStation 3, PlayStation 4, Wii, dan XBOX One.
Sinopsis Rune Factory Series, Spin-Off Harvest Moon dari Marvelous
Rune Factory 3 membawakan alur cerita yang bermula dari suatu hari dimana jatuhnya seorang anak half–human dari atas langit atau langit dan apapun itu. Jatuh didepan pekarangan toko bunga milik seorang gadis bernama Shara. Shara kemudain membantu sang anak itu untuk terus hidup dan bahkan memberikannya tempat tinggal di kota Sharancee.
Pada kesempatannya tersebut, Micah ingin membalas perbuatan baik Shara dan turut serta mengusut masalah yang sedang dialami Sharancee Town.
Rune Factory Series memiliki mekanisme gameplay seperti game simulasi SliceofLife. Rune Factory ini mirip seperti Harvest Moon, mengingat terinspirasi dari Harvest Moon. Hal ini didasarkan atas judul serta penerbitnya, Marvelous yang merupakan penerbit dari Harvest Moon.
Rune Factory Series memiliki beberapa judul atau seri yang telah hadir cukup lama. Beberapa seri dari Rune Factory seperti Rune Factory: A Fantasy Harvest Moon, Rune Factory 2, Rune Factory 3, dan banyak lagi.
Hadir dengan mekanisme dan konsep seperti Harvest Moon, hanya saja Rune Factory Series ini adalah Harvest Moon yang berlatar didunia fantasi. Pada kali penulis akan membahas Rune Factory 3: A Fantasy Harvest Moon yang merupakan seri ketiga dan dapat dimainkan di Nintendo DS.
Pada Rune Factory 3, pemain dapat bertani/berkebun, bersosialisai, bertarung, hingga menikah dan memiliki anak, setidaknya pada seri ini pemain dapat memiliki maksimal 3 anak. Hal yang membuat Rune Factory memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan Harvest Moon terletak pada sistem Battle yang diusung oleh Rune Factory, serta merta sistem statistik karakter layaknya game Action–RPG.
Rune Factory 3 hadir dengan cukup kompleks, mengingat pada seri pertamanya yang terbilang punya alur yang sedikit singkat karena hanya tersedia beberapa karakter penduduk saja. Rune Factory setidaknya memiliki karakter penduduk yang cukup banyak dan hampir 80% karakter wanita disini dapat dinikahi.
Jika di Harvest Moon, karakter NPC atau penduduk terkesan pasif, tapi tidak dengan Rune Factory 3. Terkadang pemain akan melihat penduduk yang berlarian kesana kemari serta terkadang membawa item ditangannya. Karena Rune Factory 3 berlatar didunia fantasi, jadi tidak heran jika ada karakter setengah monster, bahkan karakter sendiri adalah setengah monster.
Graphic (9/10)
Rune Factory 3 setidaknya hadir dengan visual yang lebih baik dari seri pendahulunya. Memiliki visual yang cukup menarik dengan sentuhan vibes dan pewarnaan yang juga menarik. Setidaknya Rune Factory series sendiri memiliki tingkat detail latar bahkan environment yang sangat baik.
Selain itu juga, Rune Factory 3 tampil dengan sudut pandang 3/4 views dengan jangkauan pandangan yang cukup baik. Penggambaran karakter yang terbilang cukup baik juga, walau hadir dengan gaya semi-pixel.
Control (9/10)
Memiliki kontrol yang mungkin cukup membingungkan untuk pertama kali memainkannya, terlebih jika bermain menggunakan emulator di PC. Walaupun begitu, Rune Factory 3 tetap membawa mekanisme kontrol yang tidak jauh berbeda dengan Harvest Moon.
Pemain dapat menggunakan D-Pad untuk menggerakan karakter dan kontrol sebelah kanan yang memiliki fungsi utama dalam kegiatan sehari-hari. Intinya tidak jauh berbeda dengan Harvest Moon.
Addictive (9/10)
Rune Factory series sendiri terkenal akan alur cerita yang dibawakan dengan cukup baik. Walau kebanyakan alur cerita di beberapa series-nya merupakan hasil milking dari series sebelumnya, tetapi alur cerita tersebut dikemas dengan cukup baik dan terasa fresh.
Rune Factory 3 sendiri menjadi salah satu series dari Rune Factory yang punya alur dan konsep yang cukup kompleks, hal ini didasarkan dari banyaknya karakter serta cut-scene tiap karakter itu. Rune Factory 3 mengusung cerita dimana ada seorang half-human yang jatuh dari langit, sebut saja Micah.
Music (8/10)
Rune Factory Series sendiri hadir dengan konsp musik atau suara yang cukup unik dan terbilang jarang, teidak terkecuali dengan Rune Factory 3. Memiliki konsep musik yang cukup lengkap dan jadi satu kesatuan dalam Rune Factory.
Memiliki latar musik yang keren dengan nuansa dunia fantasi abad pertengahan. Turut hadirkan soundeffect yang keren dan menacing, bahkan ketika tidak bertarung sekalipun.
Selain itu, game ini menghadirkan voiceaction ketika pemain sedang berdialog dengan NPC. Walau voice-nya terkesan cringe dan aneh, namun ini jadi nilai lebih juga untuk Rune Factory.
Kelebihan
Memiliki visual dengan detail yang cukup baik dan memukau. Rune Factory 3 juag terkesan ringan jika ingin memainkan di emulator, apabila tidak memiliki konsol Nintendo DS.
Tampil dengan alur cerita yang kompleks dan sangat menunjukan arti dari game RPG itu sendiri. Karakter yang melimpah, serta event yang terbilang cukup menjengkelkan karena terkadang tidak dapat di skip.
Kekurangan
Sedikit kekurangan Rune Factory 3 yang dapat penulis sampaikan kali ini. Pada segi voice karakternya, terbilang cukup mengganggu dan aneh untuk beberapa pemain. Namun hal ini mungkin ditujukan agar pemain dapat mengetahui bagaimana voice dari seseorang yang berkarakter seperti ini, misalnya Raven yang merupakan gadis pendiam, dengan nada suara yang cukup ketus.
Untuk Rune Factory Series, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9.
Sekian Review Rune Factory Series yang dapat penulis sampaikan.
Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan vouchergame dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – God of War: Chain of Olympusmerupakan salah satu Action Adventure dengan paduan Hack and Slash yang ikonik dikalangan para fansbase PlayStation. God of War: Chain of Olympus dirilis pada Maret 2008 oleh Sony Computer Entertainment. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable dan PlayStation 3.
Sinopsis God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena
Berawal dari Kratos yang mempertahankan sebuah kota dari serbuan pasukan Persia dan seekor hewan seperti ular raksasa yang dikenal dengan Basilisk.
Setelahnya Kratos mendapatkan tugas dari para dewa Olympus. Tugas ersebut antara lain seperti membantu Helios, menangkap Atlas, hingga menghabisi Persefone. Dirinya lelah dengan semua itu, merasa dirinya hanya dimafaatkan oleh para petinggi Olympus .
Dengan izin Athena, Kratos dipersilahkan untuk membalaskan dendamnya terhadap Ares yang telah membuat dirinya menghabisi keluarganya sendiri. Ares adalah dewa yang memberikan Blade of Chaos kepada Kratos yang berakhir dengan terbantainya keluarga Kratos yang menjadi korban.
God of War: Chain of Olympus merupakan gameAction–Adventure bergaya HackandSlash yang menarik untuk dimainkan. Memiliki mekanisme dan gameplay yang serupa untuk God of War 3 Generasi PlayStation.
Memiliki gameplay dan POV yang sama dengan God of War: Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II. Hanya dibedakan dari alur cerita yang memiliki jarak beberapa tahun dari seri sebelumnya.
Hadir dengan sudut pandang yang terkadang berubah menyesuaikan dengan tempat, tetapi masih mempertahankan POV dari pemain yang dapat melihat Kratos secara full dengan gerakan bertarung bersama Blade of Chaos pemberian Ares.
Graphic (9/10)
Hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda untuk series God of War: Chain of Olympus, Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II yang hampir tidak ada perbedaanya dalam urusan visual.
Hadirkan texture monster yang lebih kompleks daripada series Ghost of Sparta, hal inilah menjadi nilai tambah untuk God of War: Chain of Olympus.
Control (9/10)
God of War: Chain of Olympus tidaklah berbeda dengan Ghost of Sparta dalam urusan mekanisme, gameplay, bahkan kontrol yang diberikan. Bahkan tidak ada hal yang berubah dari mekanisme kontrol untuk waktu lama, terbukti dengan samanya mekanisme God of War series pertama hingga series yang hadir ditahun 2010 kebawah.
Setidaknya menghadirkan kontrol eksekusi dalam bergerak dan menyerang yang terpadu dalam grup kontrol yang sama. Kontrol kotak yang merupakan jenis kontrol serang tipe LightAttack, untuk Segitiga merupakan jenis kontrol penyerang juga yang merupakan tipe HeavyAttack. X dan Bulat berfungsi sebagai melompat dan eksekusi lainnya secara berurutan.
Adapula kontrol L dan R yang memiliki fungsi lebih kompleks, lebih lagi jika dipadukan dengan kontrol serangan yang mampu hasilkan serangan beruntun dan damage yang lebih besar.
Seperti kombinasi R+ Kotak merupakan tipe serangan LightAttack yang dipercepat secara berkelanjutan dengan peningkatan damage yang bertingkat, sedangkan kombinasi R + Segitiga sendiri tidak jauh dengan sebelumnya.
Addictive (10/10)
God of War sendiri hadir dengan perilisannya yang secara berurutan dan kebanyakan merupakan cerita canon dari seri sebelum atau sesudahnya, bahkan Chain of Olympus sekalipun. Banyak hal yang dapat meningkatkan daya tahan pemain dalam memainkan game ini. Salah satu yang dapat meningkatkan aspek tersebut adalah difficulty yang cukup menarik.
Setidaknya ada sedikit perbedaan dalam urusan difficulty antara God of War: Ghost of Sparta dengan God of War: Chain of Olympus. Chain of Olympus menghadirkan setidaknya 4 difficulty seperti Mortal, Hero, Spartan, dan yang tersulit adalah God.
Selain difficulty-nya, God of War sendiri memiliki alur cerita yang menarik dan cukup banyak dipenuhi plot yang terkadang tidak sempat terpikirkan oleh pemain.
Music (10/10)
Hadir dengan latar musik yang ikonik dari masa ke masa. Hampir tidak ada perubahan sama sekali untuk urusan aspek musik pada seri God of War. Genderang perang yang bertabuh dan lantunan latar musik yang turut hadir dengan nada yang tinggi, selain itu juga hadir dengan nuansa maupun vibes yang mencekam. Sangat sinkron dengan latar, suasana, bahkan genre game satu ini.
Kelebihan
Memiliki alur cerita yang berkesinambungan antara satu series dengan series lainnya. Menjadi salah satu game yang penuh plot dan sentuhan emosional ditiap scene, walau kebanyakan isinya scene yang cukup brutal.
Kekurangan
Sedikit kekurangan yang dapat ditutupi dengan beberapa hal. Untuk di beberapa perangkat tertentu yang berbeda, dan apabila pemain memainkan God of War: Chain of Olympus menggunakan emulator, baik di Mobile ataupun Windows memungkinkan akan alami buffered yang terkadang tidak stabil dan beberapa missscene yang hilang tiba-tiba.
Terkadang hal ini menjadi salah satu efekk krusial yang dipukul rata untuk beberapa device tertentu, baik di Mobile ataupun PC. Antara kurang mumpuninya perangkat ataupun disk-nya yang emang begitu.
Untuk God of War: Chain of Olympus, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,4.
Sekian Review God of War: Chain of Olympus yang dapat penulis sampaikan.
Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan vouchergame dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, PATI – Cheat dan game sepertinya memang sulit sekali untuk dipisahkan. Kehadiran cheat dalam suatu game biasanya bertujuan untuk memudahkan permainan atau pun membuat game jauh lebih menarik dengan cheat – cheat anehnya. Namun hal-hal itu tidak berlaku di game-game kompetitif. Dalam game kompetitif, cheat justru menjadi bencana bagi para player. Game yang harusnya berjalan secara adil antar pemain malah dikacaukan dengan datangnya cheat yang membuat permainan tidak menyenangkan lagi. Seperti yang baru-baru ini terjadi di open beta Call of Duty: Modern Warfare 2.
Sudah Menjadi Hal Umum Di Game Call of Duty
Call of Duty: Modern Warfare 2 telah membuka tahap open beta. Tak butuh waktu lama, game ini pun langsung dibanjiri cheater dan juga hacker. Cheat seperti aimbot dan wallhack menjadi jenis cheat yang sering kali ditemui. Masalah seperti ini memang bukanlah hal yang aneh. Jika kita melihat kebelakang, seri sebelumnya seperti Black Ops Cold War dan Vanguard memiliki masalah serupa di mode multiplayer-nya. Bahkan baru awal pergantian season, Call of Duty Warzone telah dipenuhi oleh cheater.
Meskipun cheater telah menjadi masalah yang sudah umum di dalam game Call of Duty baru-baru ini, banyak player masih berharap masalah ini dapat diminimalkan dengan adanya sistem anti-cheat Ricochet Activision. Untuk alasan apa pun, kehadiran cheater harus segera diatasi demi menjaga ekosistem permainan.
Beberapa Klip Cheat COD: MW 2 Beta
Beberapa klip telah tersebar secara online, menunjukkan seperti apa cheat di MW2. Seperti klip TikTok yang diposting oleh akun twitter MW2 Beta Plug. Klip tersebut menunjukkan seorang cheater di game Modern Warfare 2 yang sedang menggunakan wallhack untuk mengetahui posisi musuh berada. Dalam video tersebut juga menunjukkan jika cheat wallhack tak sebatas melihat menumbus tembok. Player juga masih dapat mengetahui letak musuh meski terkena flash bang maupun smoke.
Tak berhenti disitu, seorang pengguna reddit juga membagikan pengalamannya bertemu cheater di Call of Duty: Modern Warfare 2 Beta. Postingan yang dibuat oleh akun PunchUrLeg menampilkan video singkat yang menunjukkan seorang player mati secara tiba – tiba. Setelah di cek menggunakan killcam, musuh ternyata berada di dalam tembok.
Masih ada sekitar satu minggu bagi Infinity Ward untuk memperbaiki masalah ini. Kabar baiknya, anti-cheat Ricochet akan tersedia pada hari pertama Call of Duty: Modern Warfare 2 dirilis. Call of Duty Modern Warfare 2 rilis pada tanggal 30 Oktober 2022 untuk PS5, Xbox Series X/S, dan juga PC.
Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id