Tag Archives: provider

Susul Telkomsel dan Indosat, XL Axiata Kini Bersiap Untuk Luncurkan 5G

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Salah satu operator penyedia jaringan telekomunikasi di Indonesia, XL Axiata kini mulai menunjukkan keseriusannya dalam meluncurkan layanan 5G.

Hal ini diungkapkan oleh Group Head Corporate Communications XL Axiata, Tri Wahyuningsih. Ia mengungkapkan bahwa XL Axiata sangat siap untuk menyusul Telkomsel dan Indosat Ooredoo dalam meluncurkan layanan 5G miliknya.

“XL Axiata sangat serius dalam mempersiapkan layanan 5G, baik secara teknis maupun non teknis,”

“Diharapkan implementasi jaringan 5G XL Axiata dapat mendorong pengembangan pemanfataan-pemanfaatan baru yang bermanfaat untuk industri,” ujar Tri Wahyuningsih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, untuk dapat mendirikan infrastruktur 5G di Indonesia, XL Axiata pertama harus mengadakan Uji Laik Operasi (ULO) jaringan 5G.

Kemudian XL Axiata harus menunggu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO). Setelah surat diterima barulah XL Axiata bisa meluncurkan layanan 5G miliknya.

Sistem Jaringan 5G Milik XL

Head Strategic Operation and Automation XL Axiata, Ahmad Hamzah menceritakan progress pengembangan jaringan 5G XL Axiata.

Menurut Ahmad, kini XL Axiata tengah menjalani proses persiapan dalam menyelenggarakan Uji Laik Operasi (ULO) agar segera mendapatkan izin pengadaan layanan 5G dari Kominfo.

Kalo jaringan 5G di kita, tahun kemarin kita sudah testing role out ya, tahun ini kita siap-siap Uji Laik Operasi, bahwa XL Axiata serius ini untuk melakukan ULO,” ujar Ahmad Hamzah.

Selanjutnya Ahmad Hamzah menjelaskan tentang sistem teknologi 5G yang akan digunakan oleh XL Axiata.

“Nah yang kita gunakan teknologi 5G yang sekarang adalah DSS (Dynamic Spectrum Sharing) ya. Jadi kita pakai spektrum yang sekarang untuk berbagi dengan 5G,” kata Ahmad

Sebelumya XL sempat melakukan uji coba sistem 5G DSS pada tahun 2020. Sistem DSS ini digunakan operator untuk menggunakan spektrum yang sama untuk teknologi 5G dan 4G.

Hasilnya kecepatan unduh 5G XL Axiata mencapai 176 Mbps, kecepatan unggah sebesar 90,4 Mbps dan latensi 11 milidetik.

Saat ini, XL Axiata mempunyai alokasi spektrum di pita frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, 1.800 MHz dengan lebar pita 22,5 MHz, dan 2.100 MHz dengan lebar pita 15 MHz.

Ikuti Jejak PLN, Jasa Marga Mulai Lirik Bisnis Layanan Internet Fiber

GAMEFINITY.ID, SalatigaSetelah PLN sukses dalam meluncurkan layanan fiber optik miliknya, kini berbagai perusahaan BUMN mulai tergiur untuk terjun ke dalam persaingan provider internet rumahan.

PT Jasa Marga yang merupakan perusahaan BUMN yang menggeluti bidang pembangunan dan operasional jalan tol, mulai menunjukkan ketertarikannya dalam mengikuti jejak PLN dan meluncurkan layanan internet fiber.

Jasa Marga melalui anak perusahannya, PT Jasa Marga Related Business (JMRB) kini merencanakan untuk membangun infrastruktur backbone internet fiber optik di sepanjang koridor Jalan Tol Trans-Jawa.

Direktur Utama JMRB, Cahyo Satrio Perkoso mengungkapkan proyek ini adalah upaya Jasa Marga untuk memperkuat lini bisnis perusahaan.

Dengan panjang jalan tol Trans-Jawa yang mencapai 1.167 Kilometer, Proyek ini diharapkan dapat menjembatani pemerataan infrastruktur fiber optik di pulau Jawa. JMRB juga akan memperluas proyek ini di pulau-pulau lain seperti Sumatra dan Kalimantan.

“Saat ini kami sedang melakukan proses kajian terhadap berbagai detail terkait pengembangan backbone fiber optic ini. Kami berupaya proses kajian tersebut dapat diimplementasikan pada akhir tahun 2021,” ungkap Cahyo.

Namun ketika ditanya perihal apakah Jasa Marga berniat mengikuti langkah PLN, Cahyo mengatakan belum ada rencana dari Jasa Marga untuk meluncurkan layanan provider internet miliknya.

“Lebih tepatnya penyedia infrastruktur data fiber optik, JMRB mungkin saat ini belum ke arah penyedia internet,” kata Cahyo.

Tetapi apabila proyek ini berhasil, maka tidak menutup kemungkinan apabila Jasa Marga bakal memanfaatkan jaringan fiber optiknya untuk membuka layanan provider internet.

Maraknya BUMN Merilis Layanan Provider Internet

Pada awal Juni lalu publik dikejutkan dengan terjunnya PLN ke dalam pasar provider internet fiber lewat Iconnet. Langkah ini menuai berbagai pro dan kontra dari berbagai pihak.

Sebelumnya PT Perusahaan Gas Negara (PGN) juga meluncurkan produk layanan internet fiber miliknya. Layanan milik PGN ini bernama Gasnet dan dipegang oleh anak perusahaan PGN yaitu PT PGN Telecommunication Nusantara.

Beberapa masyarakat menyambut langkah PLN ini dengan positif. Mereka berharap dengan adanya Iconnet, harga layanan internet yang ada akan semakin terjangkau lewat persaingan layanan internet rumahan yang ada.

Selain itu terjunnya PLN juga diharapkan dapat menghentikan praktek monopoli milik Telkom lewat Indihome.

Namun berbagai kritikan juga dilontarkan kepada PLN. Salah satu pakar telekomunikasi Nonot Harsono menganggap bisnis layanan internet PLN merupakan hal yang sangat tidak perlu dan berpotensi merugikan negara.

Selain itu ada juga masyarakat yang ikut mengritik langkah PLN ini. Mereka menganggap PLN seharusnya lebih fokus dalam menyelesaikan masalah hutang milik PLN dan memperbaiki layanan aliran listrik yang menjadi fokus dari perusahaan PLN.

Pakar Telekomunikasi Sarankan Bisnis Internet PLN Diserahkan Pada Telkom

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kehadiran layanan internet fiber milik PLN membuat persaingan provider internet di Indonesia semakin sengit. Melihat kompetisi provider yang memanas, salah satu pakar telekomunikasi di Indonesia angkat bicara mengenai situasi ini.

Pengamat Telekomunikasi dari Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan mantan Komisioner BRTI, Nonot Harsono mengomentari perihal terjunnya PLN ke dalam pasar provider internet fiber optik. Menurut Nonot, PLN seharusnya tidak perlu merilis Iconnet sama sekali. Ia beralasan bahwa layanan internet bukanlah bidang PLN, namun Telkom.

“Kan runyam, jika BUMN listrik dan gas punya perusahaan internet. Nanti, Telkom membalas bikin anak usaha gas dan listrik.” ujar Nonot

Nonot juga menjelaskan bahwa hadirnya Iconnet akan menimbulkan berbagai masalah seperti merugikan ekonomi negara mengingat PLN adalah perusahaan milik negara atau BUMN.

“Sangat tidak sehat dan sangat boros investasi. Jika modalnya berasal dari kredit bank, maka bisa menjadi kredit macet karena utilisasi per network akan sangat rendah. Secara ekonomi nasional, sangat tidak efisien dan merugikan.”

Untuk mencegah berbagai masalah tersebut terjadi, Nonot menyarankan agar PLN menyerahkan seluruh layanan internetnya kepada Telkom agar tata kelola telekomunikasi di Indonesia tetap terjaga.

Persaingan FTTH Yang Semakin Ketat

Selain mengomentari soal bisnis internet PLN, Nonot Harsono juga menjelaskan bahwa perusahaan yang menyediakan layanan Fiber To The Home atau FTTH sudah kelebihan kapasitas. Hal ini dapat berpotensi membuat persaingan antar provider menjadi tidak sehat.

Kasus ini memang cukup sering terjadi dimana salah satu provider memonopoli sebuah daerah sehingga layanan provider tersebut tidak tersebar secara merata.

“Layanan FTTH ini saingannya sangat banyak dan tidak diatur zona layanannya. Puluhan penyedia FTTH bisa saling bunuh di area yang ramai orang mampu, pesaingnya tidak hanya IndiHome, MyRepublic, MNC Play, First Media, Biznet, dan lainnya,” ujar Nonot.

Nonot kemudian meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turun tangan meregulasi para perusahaan FTTH supaya kompetisi antar provider tetap sehat.

“Kominfo harus mengatur dengan cara membagi wilayah layanan sedemikian rupa, sehingga semua bisa kebagian kue, meski tidak menguasai pasar,”

Wow! PLN Resmi Hadirkan Internet 100 Mbps Dengan Harga 400 Ribuan. Cocok Buat Gamers!

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Persaingan provider internet broadband di Indonesia kini semakin sengit. Kini salah satu perusahaan BUMN Indonesia yaitu PLN turut menghadirkan layanan internet berbasis fiber optik.

Pada hari Kamis, 3 Juni 2021 PLN resmi meluncurkan layanan internet berbasis fiber optik yang bernama Iconnet. Layanan ini dikelola oleh PT Indonesia Comnet Plus yang merupakan anak perusahaan dari PLN.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan ambisinya untuk menjadikan Iconnet sebagai provider layanan internet terbesar di Indonesia. Zulkifli Zaini juga menargetkan pada tahun 2024 pengguna Iconnet mencapai 20 juta pelanggan.

“Kami berharap Iconnet menjadi salah satu market share fixed broadband internet terbesar di Indonesia, dan Insya Allah kita akan bisa mencapai target yang kita tetapkan bersama,” ujar Zulkifli Zaini pada acara peluncuran Iconnet.

Selain itu Zulkifli Zaini juga menjamin bahwa layanan Iconnet akan hadir dengan layanan internet yang reliabel, andal, terjangkau dan bebas dari kuota.

Biaya Langganan Yang Sangat Murah

Dalam usahanya untuk bersaing di pasar internet provider, Iconnet mengandalkan senjata utama mereka yaitu biaya langganan paket internet yang sangat murah.

Untuk wilayah Jabodetabek, biaya berlangganan Iconnect berada di kisaran Rp 185 ribu hingga Rp 427 ribu per bulan untuk kecepatan 10 Mbps hingga 100 Mbps. Harga ini cukup mengejutkan karena Iconnet mengungguli provider internet milik BUMN lain yaitu Indihome yang menjual paket 100 Mbps dengan harga 915 ribu rupiah.

Untuk paket lengkapnya, Iconnet menyediakan 4 paket internet fiber optik dengan kecepatan yang berbeda-beda.

  • Iconnet 10 Mbps 185 ribu rupiah/bulan
  • Iconnet 20 Mbps 207 ribu rupiah/bulan
  • Iconnet 50 Mbps 297 ribu rupiah/bulan
  • Iconnet 100 Mbps 427 ribu rupiah/bulan

Iconnet juga menghadirkan paket TV berlangganan dimana pelanggan dapat membayar 167 ribu rupiah untuk mendapatkan akses 75 channel TV. Iconnet membebaskan biaya pemasangan selama periode awal pemasangan.

Area Coverage

Area coverage Iconnect juga bisa dibilang cukup luas untuk provider yang baru rilis. Layanan Iconnet kini sudah bisa dinikmati di berbagai kota-kota besar di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, sampai Maluku. PT Indonesia Comnet Plus terus memperluas area coverage dan menargetkan jaringan Iconnet akan hadir di setiap kota di Indonesia pada tahun 2024.

Dengan hadirnya Iconnet, tentunya kita berharap persaingan pasar provider jaringan internet Indonesia semakin ketat. Sehingga provider-provider lain bakal menyediakan layanan internet yang cepat, reliabel dan tentunya dengan harga yang murah dan terjangkau.