GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Black Stella Ptolomea merupakan game salah satu dari apa yang dibayangkan oleh author Re: Zero yaitu Tappei Nagatsuki dan author Saekano atau juga How to Raise a Boring Girlfriend, Fumiaki Maruto. Takaaki Suzuki dari Girls und Panzer, dan juga Komposer Kingdom Hearts Yoko Shimomura.
Baca Juga :
Review CBT Black Stella Ptolomea yang Banyak Kehilangan Fitur
Menjadi game yang sulit untuk di tinjau, karena Black Stella kehilangan banyak aset. Beberapa fitur tidak ada bahkan tidak hadirnya menu opsi, based gameplay, presentasi keseluruhan yang kurang di banyak area, dan sistem gacha yang bahkan tidak diimplementasikan.
Karena Black Stella Ptolome akan segera rilis hanya beberapa bulan lagi, judulnya mungkin tidak menerima perombakan, review ini akan menjadi cerminan dari keadaan game ini dalam keadaan saat, namun ini perlu diingat bahwa hal tersebut masih mungkin untuk meningkatkan dalam banyak hal.
Cerita yang Kurang Mengesankan
Hadir degan mode story yang cukup mudah. Mode yang dibagi menjadi skenario dan quest. Skenario berupa dialog antar karakter seperti game visual novel tanpa gerakan dan suara, cukup minim kan?
Terkadang karakter berbicara mengenai misi sebelumnya, namun tampil dengan tempo yang terburu-buru hingga saat skenario berakhir.
Ceritanya sendiri mengikuti Tobi, pemimpin gugus tugas yang mendedikasikan untuk tangani ancaman oleh lubang besar di bangsal Minato. Berlatar pada tahun 2049 cerita berlangsung beberapa saat setelah insiden yang dimana mereka beurusan dengan monster.
Battle Game dengan Konsep Turn-Based yang Monoton
Black Stella Ptolomea hadir dengan gaya RPG turn–based. Hal ini sendiri cukup wajar dikebanyakan game RPG, hanya saja ada beberapa penggemar yang bertanya mengapa pengembang kembali ke sistem game yang sama.
Setiap karakter memiliki 5 aktif skill, yang dimulai dari standar, buff, dan debuff dan tentunya ada ultimate yang dapat digunakan setelah syarat berikut.
Kurang Kesiapan yang menjadikan Game ini Kurang
CBT Black Stella Ptolomea ini dirasa cukup mengecewakan tetapi di titik ini. Hal ini bahkan tidak mengejutkan lagi. Kasus ini menjadi yang ketiga kalinya game tersebut di-reboot setelah dua kali percobaan gagal pada RPG berbasis turn–based, kemudian hybrid tower defense, dan sekarang kembali ke RPG turn–based dengan cerita serupa, tetapi sayangnya game ini kurang dalam hal eksekusi.
Mungkin diharapkan pengembang dan publisher dapat lebih memperhatikan fitur dan aset yang menjadi daya tarik dari Black Stella.
Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.