GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Punishing: Gray Raven game RPG 3D post–apocalyptic dan sci-fi Action telah dikonfirmasi di Twitter resminya bahwa untuk versi PC akan segera diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Mei 2023.
Hadir di PC Bulan Ini
Versi PC game ini akan dirilis setelah selesainya tes onboarding yang diumumkan akhir-akhir ini yang akan diadakan pada antara 11 Mei 2023 dan 15 Mei 2023. Pihak pengembang akan memilih 6000players untuk berpartisipasi dalam tes onboarding dan sekarang pemain dapat mendaftar untuk tes tersebut melalui pos announce di Twitter .
Player juga akan senang bahwa versi PC berbagi server yang sama dengan versi iOS dan Android, player yang mengikuti tes dapat mempertahankan progresgame yang sama di seluruh platform, dan bahkan jika setelah tes berakhir.
Sementara jadwal rasanya cukup padat, devveloper Kuro Game telah menguji port baru Punishing: Gray Raven sejak November tahun lalu, dan tes baru ini akan memeriksa seperti stabilitas teknis game dan menemukan potensi bug di klien PC sebelumnya.
PC Client sebelumnya memiliki sejumlah fitur yang akan membedakannya dari peluncurannya di mobile, dan membantu kemajuan di mobile. Skema kontrol telah dirubah untuk PC, menggunakan keyboard dan mouse untuk menyerang musuh dan dodge serangan yang terlihat lebih halus. Kontrol juga di sediakan untuk di kostumisasi.
Punishing: Gray Raven, Game RPG Mobile yang Hadir di PC
Punishing: Grey Raven berceirta tentang terjadi di dunia pasca-apokaliptik yang dikuasai oleh musuh cybernetic yang Corrupt. Disebabkan oleh Virus Punishing. Sisa terakhir manusia telah melarikan diri ke stasiun luar angkasa Babilonia. Player akan berperan sebagai Komandan pasukan elit Konstruksi yang dikenal sebagai Gray Raven. Memimpin pasukan untuk melawan yang Corrupt dan kekuatan lawan lainnya untuk merebut kembali planet ini.
Kontrol pasukan berjumlah hingga tiga karakter, yang dikenal sebagai “Constuct“, untuk melawan berbagai musuh dalam pertarungan berbasis actionhack–and–slash.
Pemain juga dapat dodge serangan musuh, yang akan memicu efek waktu peluru yang disebut juga dengan Matrix setelah penghindaran yang berhasil, akan memperlambat waktu dan memungkinkan pemain untuk mendaratkan serangan tambahan ke musuh atau mengambil posisi yang lebih baik.
Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan vouchergame dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, PATI – Goddess of Victory: NIKKE baru saja merayakan Half-Anniversary dengan mengadakan special program di channel Youtubenya. Game shooter yang dipenuhi karakter-karakter cantik dengan bentuk tubuh yang cukup sensual memang cukup berhasil menarik perhatian para penggiat game gacha.
Selain karakter yang bagus, gameplay yang dihadirkan NIKKE juga terbilang cukup fresh dan berbeda dengan game-game gacha kebanyakan. Tidak heran jika NIKKE berhasil meraup keuntungan yang banyak. Kini game tersebut telah berjalan setengah tahun dan akan segera merayakan dengan berbagai event menarik salah satunya adalah collaboration event.
Dalam livestream perayaan Half-Anniversary Goddes of Victory: NIKKE sempat memperlihatkan logo NIKKE yang sepertinya tidak asing bagi penggemar franchise NieR karya Square Enix. Dimana dalam logo tersebut terdapat roda gerigi yang sangat khas dari franchise game karya Yoko Taro.
Tentunya hal ini sudah terlihat jelas bahwa event kolaborasi NIKKE selanjutnya akan bersama dengan game NieR: Automata. Sayangnya dalam pengumuman tersebut tidak diberitahu secara pasti kapan event kolaborasi ini akan berlangsung.
Sama halnya kolaborasi bersama Chainsaw Man yang baru saja diadakan, pemain tentunya mengharapkan playable character dari game NieR: Automata. Spekulasi yang kemungkinan akan terjadi adalah hadirnya 2B dan A2 sebagai playable character yang dapat diperoleh melalui event ini.
Mengingat setiap karakter di game NIKKE memiliki versi compang camping pada saat pertempuran, tentunya hal ini juga akan ada untuk 2B dan A2 nanti jika memang benar mereka akan hadir di NIKKE. Untuk desainnya kalian bisa mengharapkan akan game accurate seperti versi aslinya di game NieR: Automata.
Meski terbilang game baru, Goddess of Victory: NIKKE tampak cukup rajin menghadirkan event kolaborasi. Event kolaborasi sebelumnya yang melibatkan anime terkenal Chainsaw Man tampak cukup berhasil.
Tentunya momentum ini tidak bisa disia-siakan oleh SHIFT UP sebagai developer dari game yang penuh ASSets ini. Dan kini NieR: Automata menjadi franchise kolaborasi selanjutnya dengan NIKKE. Kolaborasi kali ini bisa dibilang cukup menarik mengingat dua game tersebut sama-sama menghadirkan cerita mengenai pertarungan robot android cantik.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Goddess of Victory: NIKKE? Kunjungi Gamefinity untuk update Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah tidak dapat terbantahkan lagi bahwa Starfield menjadi game yang paling dinanti dari Xbox dan Bethesda tahun ini. Seperti yang banyak diketahui, game sci-fi RPG besutan Bethesda itu memiliki ambisi sangat besar, saking besarnya sampai memukau penggemar meski belum rilis. Pada saat yang sama, game ini sudah banyak disebut wajib menjadi penyelamat Xbox Game Pass.
Xbox Game Pass tentu masih memiliki beberapa game berkualitas tinggi di katalognya, namun akhir-akhir ini layanan game dari Microsoft itu tergolong mengecewakan bagi penggemar. Belum lagi promosi trial seharga satu dolar AS sudah berhenti. Lebih buruknya, Redfall sebagai game eksklusif Xbox baru-baru ini mengalami kegagalan besar. Kini, penggemar berharap Starfield dapat menyelamatkan Xbox dan juga Game Pass.
Starfield Sudah Dipromosikan sebagai Game Terbesar bagi Xbox Tahun Ini
Seperti yang sudah ditunjukkan selama Xbox & Bethesda Games Showcase 2022, Starfield sudah dipromosikan sebagai game terbesar bagi Xbox untuk tahun ini Tidak hanya itu, game sci-fi RPG itu menjadi IP terbaru bagi Bethesda Game Studios dalam 25 tahun terakhir. Penggemar sudah sangat kagum saat melihat ambisi yang ditunjukkan melalui cuplikan gameplay-nya saat itu.
Ambisi itu sudah terlihat saat Bethesda menyebut terdapat lebih dari seribu planet yang dapat dikunjungi. Tidak heran hal itu mengundang banyak hype di kalangan gamer. Banyak yang mengatakan game tersebut akan menjadi sangat epik.
Sebagai bagian dari promosi besarnya, Bethesda sudah mengumumkan Starfield Direct akan digelar setelah Xbox Games Showcase 2023 pada 11 Juli 2023. Ini menjadi bentuk kepercayaan diri bagi Xbox bahwa game RPG itu akan menjadi game terbesarnya tahun ini.
Pada saat yang sama, penggemar juga khawatir terhadap nasib game besutan Bethesda itu. Sejauh ini, Starfield sudah mengalami penundaan dua kali hingga September 2023. Walau begitu, pihak Xbox sudah menjanjikan game tersebut tidak akan rilis dalam kondisi buruk seperti Redfall.
Tidak heran banyak pihak menyebut game ini menjadi game terpenting bagi Xbox. Tidak hanya untuk Xbox, reputasi Bethesda ikut menjadi taruhannya. Sebelumnya, Fallout 76 pertama kali rilis dengan penuh kecaman penggemar sampai memicu reputasi Bethesda anjlok.
Mayoritas Game Baru di Xbox Game Pass Tahun Ini Mengecewakan
Sejauh ini, Xbox Game Pass dapat dikatakan cukup gemilang. Contohnya, terlihat dari Persona yang masuk ke dalam katalog Januari lalu. Ada juga Ghostwire: Tokyo yang hadir pada April. Sementara pengembang pihak ketiga masih memberi dukungan, sejauh ini mayoritas dari game baru, terutama yang tersedia secara gratis pada hari pertama perilisan, dinilai mengecewakan.
Hi-Fi Rush dapat menjadi contoh game baru yang mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Game besutan Tango Gameworks itu bahkan sudah tersedia gratis di Game Pass setelah Xbox Developer Direct Januari lalu. Ada juga GoldenEye 007 dari Rare yang ikut mendapat komentar positif begitu muncul di Game Pass saat perilisannya.
Setelah itu, mayoritas game baru yang tersedia gratis di Game Pass mulai hari pertama perilisan dapat dikatakan mengecewakan. Atomic Heart pada Februari lalu sudah tersandung kontroversi di kalangan kritikus dan penggemar. Wo Long: Fallen Dynasty pada Maret ikut mendapat sambutan beragam. Baru-baru ini, Minecraft Legends ikut mendapat kritik beragam saat rilis. Walau begitu, GameRant memperkirakan Minecraft Legends sebagai game terbesar Xbox Game Pass pada tahun 2023 sejauh ini.
Pada akhirnya, Redfall, satu lagi game terbesar bagi Xbox dan Bethesda tahun ini, gagal memukau kritikus dan penggemar. Game besutan Arkane itu tampaknya menjadi bencana besar pertama bagi Xbox Game Pass menyusul review bomb dan juga gelar salah satu game terburuk tahun ini.
Tahun lalu, beberapa game Xbox ikut menjadi korban kekecewaan untuk Game Pass. Halo Infinite mendapat respon kurang begitu baik, Grounded tidak terlalu memorable, dan Pentiment disebut terlalu niche meski mendapat berbagai pujian dari kritikus.
Jadi Harapan Terakhir Xbox dan Bethesda Tahun Ini?
Mungkin saja Starfield menjadi harapan terakhir bagi Xbox Game Pass tahun ini. Bukan hanya layanan berlangganan game milik Microsoft tersebut, tetapi juga Bethesda dan konsol Xbox Series X|S.
Bethesda saat ini memiliki reputasi yang anjlok karena peluncuran Fallout 76 dan Redfall. Bagi mereka, game sci-fi RPG yang disutradarai Todd Howard itu wajib menjadi game penyelamat. Jika Starfield mendapat sambutan bagus, mungkin saja reputasi Bethesda kembali naik.
Melihat pada perang konsol, PlayStation 5 sudah mendapat berbagai game besar dari studio first party-nya, PlayStation Studios yang mendapat sambutan hangat. Sebut saja contohnya Horizon: Forbidden West dan God of War: Ragnarok. Nintendo Switch masih sangat kokoh berkat game eksklusifnya seperti Pokemon Scarlet & Violet, Bayonetta 3, dan masih ada The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom yang akan segera rilis.
Jika dibandingkan dengan kedua konsol itu, Xbox Series X|S hanya memiliki sedikit game eksklusif dari Xbox Game Studios yang mendapat respon serupa. Ini menjadi bukti bahwa Microsoft masih kekurangan game eksklusif kuat di konsolnya.
Terakhir, Xbox Game Pass sudah mendapat hype sebagai penawaran terbaik di dunia game. Layanan berlangganan game terjangkau itu memudahkan pemain mengakses lebih dari 100 game, termasuk berbagai judul baru pada hari pertama perilisan. Bisa saja Game Pass menjadi kurang menarik karena Microsoft kekurangan game first-party yang sangat besar dan mendapat sambutan hangat dari kritikus serta penggemar.
Pada akhirnya, Starfield akan menjadi penentu terbesar bagi Xbox, Bethesda, dan juga Game Pass secara keseluruhan. Jika game besutan Bethesda itu mampu mencapai kesuksesan besar, bahkan sampai menjadi calon game of the year, mungkin Xbox Game Pass dapat menjadi worth. Jika tidak, bisa saja ini menjadi satu lagi bencana bagi Xbox setelah Redfall.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sebuah tim Valorant terpaksa absen bertanding di sebuah pertandingan VCL (Valorant Champions League). Konyolnya, salah satu dari anggotanya keasyikan bermain Honkai: Star Rail. Saking asyiknya, ia memicu timnya kalah secara forfeit dari lawannya.
Honkai: Star Rail sendiri merupakan game gacha turn-based RPG dari Hoyoverse yang baru rilis. Game itu sudah mendapat popularitas yang sangat masif. Faktanya, game besutan Hoyoverse itu sudah melampaui Genshin Impact dalam jumlah download pada hari pertama perilisannya. Tidak heran banyak penggemar yang menikmati game turn-based RPG tersebut.
Ghost CommandoS, Tim Valorant yang Terpaksa Forfeit karena Honkai: Star Rail
Insiden yang terjadi pada 2 Mei 2023 ini menimpa Ghost CommandoS, tim Valorant asal Taiwan. Mereka seharusnya bertanding melawan S2 Esports di Valorant Champions League Taiwan/Hong Kong. Naas, salah satu pemain Ghost CommandoS lupa menginstal client VCT tepat waktu karena keasyikan bermain Honkai: Star Rail.
Alhasil, Ghost CommandoS dinyatakan kalah secara forfeit dari S2 Esports. Ini mungkin menjadi insiden pertama bagi sebuah tim Valorant yang harus forfeit hanya karena obsesi sebuah game lain.
Netizen Anggap Insiden Obsesi Honkai: Star Rail Konyol
Just read about the funniest forfeit possibly in VCT history in VCL HKTW
The team in question (GCS) had to forfeit because one of their players was too busy playing honkai star rail to install the VCT client in time for their match 😭😭 pic.twitter.com/JmdCLZYM3J
Insiden ini mengundang reaksi beragam dari netizen. Banyak dari mereka menilai insiden ini sangat konyol dan bahkan bisa dibilang terlucu sepanjang sejarah. Tidak sedikit pula yang bersimpati pada anggota tersebut karena begitu menikmati Honkai: Star Rail sampai kelupaan harus bertanding.
Ada pula yang mempertanyakan pemain itu harus menginstal ulang client VCT selama season reguler berlangsung. GameRant mencatat seorang pro player Valorant bahwa Riot Games menggunakan tiga client yang berbeda. Alasan ini menjadi kemungkinan pemicu Ghost CommandoS harus menginstal ulang client tersebut.
Pada akhirnya, menurut Talkesport, Ghost CommandoS harus rela selesai di posisi kedelapan pada VCT Taiwan/Hong Kong musim ini, sementara S2 Esports berada di posisi keenam.
Insiden ini menjadi pengingat pada semua tim untuk memastikan mereka siap untuk bertanding dan menghindari distraksi, termasuk adiksi terhadap game lain, salah satu di antaranya Honkai: Star Rail.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Bersamaan dengan perilisan versi PlayStation 4 dan Xbox One, Hogwarts Legacy sudah disebut berhasil terjual 15 juta kopi. Game berdasarkan franchise Wizarding World itu telah meraup US$1 miliar. Kedua angka itu diharapkan segera naik setelah game itu rilis di konsol previous generation. Versi Switch juga diharapkan rilis Juli ini.
Berhasil Terjual 15 Juta Kopi di Seluruh Dunia, Hogwarts Legacy Berhasil Raup US$1 Miliar
David Zaslav, CEO Warner Bros. Discovery, menyebut dalam earning call pada 5 Mei 2023 bahwa Hogwarts Legacy berhasil mencapai sebuah prestasi membanggakan. Tidak hanya berhasil terjual 15 juta kopi, tetapi juga menghasilkan US$1 miliar.
“Hogwarts Legacy sudah mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dalam penjualan retail dan lebih dari 15 juta unit terjual di seluruh dunia sejauh ini, dan hari ini tim [pengembang] sudah meluncurkan game di platform PlayStation 4 dan Xbox One,” ungkap Zaslav.
Menurut IGN, penjualan Hogwarts Legacy menjadikannya franchise game kelima yang menembus US$1 miliar. Franchise besutan Avalanche Software dan Portkey Games itu bergabung dengan franchise LEGO, DC, Mortal Kombat, dan Game of Thrones.
JB Perrette, CEO global streaming dan game di WB Discovery, ikut mengatakan versi Switch menjadi faktor penting dalam angka penjualan. Tentunya versi Switch akan rilis Juli ini. Ia mengingatkan Nintendo memiliki penggemar yang sangat besar di Jepang, di mana juga Harry Potter sangat masif dalam skala popularitas.
“Kami memandang kenaikan lebih besar kemungkinan dari perilisan itu, tentunya lebih dari perilisan PlayStation 5 dan Xbox Series,” ungkapnya.
Jadi Game Terlaris Tahun 2023 Sejauh Ini
Sejauh ini, Hogwarts Legacy disebut sebagai game terlaris tahun 2023. Game besutan Warner Bros. Games itu juga menjadi game terlaris pada Februari lalu. Walau tidak terlepas dari kontroversi J.K. Rowling, penggemar tetap menyambut positif game ini. Ada kemungkinan perilisan versi PlayStation 4, Xbox One, dan Switch akan menguatkannya untuk menjadi game terlaris tahun ini saat Desember nanti.
The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom tampaknya akan menjadi pesaing berat bagi Hogwarts Legacy. Namun, Zelda hanya akan tersedia eksklusif di Nintendo. Maka, dapat dikatakan game dari franchise Wizarding World itu memiliki keuntungan tersedianya di berbagai platform. Pada saat yang sama, bisa saja Zelda mampu melampaui game tersebut dalam penjualan kelak mengingat game dari franchise Nintendo itu juga memiliki fanbase masif.
Hogwarts Legacy kini sudah tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan PC. Versi Nintendo Switch-nya akan rilis 25 Juli 2023.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Peluncuran Redfall yang sangat mengecewakan sudah memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield. Game sci-fi RPG dari Bethesda Game Studios itu menjadi game selanjutnya dari Xbox dan Bethesda yang akan rilis.
Banyak sekali yang menaruh harapan besar mengingat Bethesda memiliki ambisi besar untuk game sci–fi RPG itu. Ada sebagian penggemar yang mengatakan Starfield harus rilis dalam keadaan sempurna atau setidaknya lebih baik demi menaikkan kembali reputasi Xbox dan Bethesda. Pada saat yang sama, Bethesda juga sudah memiliki reputasi merilis game dalam keadaan belum selesai, Fallout 76 dan Redfall menjadi contoh terkenal saat ini.
Redfall Mendapat Respon Mengecewakan dari Penggemar dan Kritikus
Peluncuran Redfall bisa dibilang sangat mengecewakan bagi semua pihak, baik Xbox sendiri, penggemar, dan kritikus. Saat ini, game vampire shooter buatan Arkane itu mendapat respon beragam namun kebanyakan negatif dari kritikus.
Penggemar pun membombardir laman Steam dan Metacritic-nya dengan review bomb, menilai game tersebut terlihat belum selesai dan penuh bug. Padahal, Redfall sudah menjadi salah satu game besar yang paling dinantikan tahun ini.
Jika melihat Arkane Studios, pengembangnya, game mereka seperti Dishonored, Prey, dan Deathloop mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Pasalnya, Arkane menjadi pengembang dengan reputasi dengan game berkualitas seperti tiga game tersebut. Nyatanya, Redfall secara mengejutkan menurunkan reputasi Arkane.
Saat artikel ini ditulis, Redfall memiliki skor 59 untuk versi Xbox dan 57 untuk versi PC di Metacritic. TheGamer mendapati bahwa angka itu menjadikannya sebagai game buatan Arkane dengan skor terendah, melampaui Arx Fatalis (2003) yang memiliki skor 71.
Kegagalan Redfall untuk memukau pemain dan kritikus akhirnya memicu kekhawatiran terhadap Starfield, satu lagi game Bethesda yang akan rilis tahun ini. Beberapa penggemar mengemukakan kekhawatirannya di media sosial seperti Twitter. Tidak sedikit pula yang berharap game RPG buatan Bethesda itu rilis dalam keadaan sempurna.
Lebih buruknya lagi, kondisi Redfall saat ini senada dengan bocoran dari leaker Horns di ResetEra. Leaker tersebut secara akurat Tango Gameworks akan mengungkap Hi-Fi Rush pada Januari lalu. Ternyata, bocoran bahwa game vampire shooter itu masih dalam kondisi belum selesai sebelum rilis dapat dibilang akurat. Ada kemungkinan, Starfield juga akan mengalami nasib serupa saat peluncuran, mengingat game sci-fi RPG itu juga disebut masih dalam kondisi belum selesai.
Baru-baru ini, Phil Spencer, CEO Xbox, sudah membuka suara mengenai kegagalan Redfall di episode terbaru podcast Kinda Funny Xcast. Spencer mengaku dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kegagalan game FPS buatan Arkane itu. Selain itu, ia mengungkap Xbox tidak menyangka respon dari kritikus dan pemain akan begitu negatif.
“Kami harusnya ada untuk [direktur studio Arkane] Harvey [Smith] dan timnya lebih awal. Saya rasa ini salah kami. Lalu melalui prosesnya. Itu merupakan game Unreal, kami punya banyak studio yang sudah menghasilkan proyek dari Unreal bertahun-tahun, dan saya rasa kami terlambat untuk membantu saat mereka memiliki sebuah masalah,” ungkap Spencer.
Redfall menjadi game pertama buatan Arkane yang menggunakan teknologi Unreal Engine dalam beberapa tahun. Prey justru menggunakan CryEngine, sementara Dishonored 2 menggunakan Void Engine buatan Id Tech.
Phil Spencer juga sudah menjawab kekhawatiran penggemar. Ia mengklaim pihak publisher sudah membantu proses pengembangan Starfield lebih baik ketimbang Redfall. Pasalnya, game tersebut sedang dalam tahap produksi awal saat Bethesda bergabung dengan Microsoft. Ia juga berharap game sci-fi RPG itu dapat meluncur dalam kondisi lebih baik.
Starfield menjadi salah satu game yang paling dinanti tahun ini sekaligus berpotensi menaikkan reputasi Bethesda. Pada saat yang sama, game itu menjadi risiko besar bagi Xbox. Xbox bisa saja bersinar jika Starfield mendapat kesuksesan besar di kalangan kritikus dan penggemar.
Xbox akan menggelar Starfield Direct untuk memamerkan detail lebih lanjut pada 11 Juni setelah Xbox Games Showcase.