Tag Archives: Sci-Fi

Alasan Starfield Wajib Jadi Penyelamat Xbox Game Pass

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah tidak dapat terbantahkan lagi bahwa Starfield menjadi game yang paling dinanti dari Xbox dan Bethesda tahun ini. Seperti yang banyak diketahui, game sci-fi RPG besutan Bethesda itu memiliki ambisi sangat besar, saking besarnya sampai memukau penggemar meski belum rilis. Pada saat yang sama, game ini sudah banyak disebut wajib menjadi penyelamat Xbox Game Pass.

Xbox Game Pass tentu masih memiliki beberapa game berkualitas tinggi di katalognya, namun akhir-akhir ini layanan game dari Microsoft itu tergolong mengecewakan bagi penggemar. Belum lagi promosi trial seharga satu dolar AS sudah berhenti. Lebih buruknya, Redfall sebagai game eksklusif Xbox baru-baru ini mengalami kegagalan besar. Kini, penggemar berharap Starfield dapat menyelamatkan Xbox dan juga Game Pass.

Starfield Sudah Dipromosikan sebagai Game Terbesar bagi Xbox Tahun Ini

Starfield biggest Xbox Game Pass game of 2023
Starfield diharapkan menjadi game terbesar bagi Xbox tahun ini

Seperti yang sudah ditunjukkan selama Xbox & Bethesda Games Showcase 2022, Starfield sudah dipromosikan sebagai game terbesar bagi Xbox untuk tahun ini Tidak hanya itu, game sci-fi RPG itu menjadi IP terbaru bagi Bethesda Game Studios dalam 25 tahun terakhir. Penggemar sudah sangat kagum saat melihat ambisi yang ditunjukkan melalui cuplikan gameplay-nya saat itu.

Ambisi itu sudah terlihat saat Bethesda menyebut terdapat lebih dari seribu planet yang dapat dikunjungi. Tidak heran hal itu mengundang banyak hype di kalangan gamer. Banyak yang mengatakan game tersebut akan menjadi sangat epik.

Baca juga:

Sebagai bagian dari promosi besarnya, Bethesda sudah mengumumkan Starfield Direct akan digelar setelah Xbox Games Showcase 2023 pada 11 Juli 2023. Ini menjadi bentuk kepercayaan diri bagi Xbox bahwa game RPG itu akan menjadi game terbesarnya tahun ini.

Pada saat yang sama, penggemar juga khawatir terhadap nasib game besutan Bethesda itu. Sejauh ini, Starfield sudah mengalami penundaan dua kali hingga September 2023. Walau begitu, pihak Xbox sudah menjanjikan game tersebut tidak akan rilis dalam kondisi buruk seperti Redfall.

Baca juga:

Tidak heran banyak pihak menyebut game ini menjadi game terpenting bagi Xbox. Tidak hanya untuk Xbox, reputasi Bethesda ikut menjadi taruhannya. Sebelumnya, Fallout 76 pertama kali rilis dengan penuh kecaman penggemar sampai memicu reputasi Bethesda anjlok.

Mayoritas Game Baru di Xbox Game Pass Tahun Ini Mengecewakan

Starfield Xbox Game Pass 2023
Mayoritas game day-one Xbox Game Pass yang telah rilis tahun ini mengecewakan

Sejauh ini, Xbox Game Pass dapat dikatakan cukup gemilang. Contohnya, terlihat dari Persona yang masuk ke dalam katalog Januari lalu. Ada juga Ghostwire: Tokyo yang hadir pada April. Sementara pengembang pihak ketiga masih memberi dukungan, sejauh ini mayoritas dari game baru, terutama yang tersedia secara gratis pada hari pertama perilisan, dinilai mengecewakan.

Hi-Fi Rush dapat menjadi contoh game baru yang mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Game besutan Tango Gameworks itu bahkan sudah tersedia gratis di Game Pass setelah Xbox Developer Direct Januari lalu. Ada juga GoldenEye 007 dari Rare yang ikut mendapat komentar positif begitu muncul di Game Pass saat perilisannya.

Setelah itu, mayoritas game baru yang tersedia gratis di Game Pass mulai hari pertama perilisan dapat dikatakan mengecewakan. Atomic Heart pada Februari lalu sudah tersandung kontroversi di kalangan kritikus dan penggemar. Wo Long: Fallen Dynasty pada Maret ikut mendapat sambutan beragam. Baru-baru ini, Minecraft Legends ikut mendapat kritik beragam saat rilis. Walau begitu, GameRant memperkirakan Minecraft Legends sebagai game terbesar Xbox Game Pass pada tahun 2023 sejauh ini.

Baca juga:

Pada akhirnya, Redfall, satu lagi game terbesar bagi Xbox dan Bethesda tahun ini, gagal memukau kritikus dan penggemar. Game besutan Arkane itu tampaknya menjadi bencana besar pertama bagi Xbox Game Pass menyusul review bomb dan juga gelar salah satu game terburuk tahun ini.

Tahun lalu, beberapa game Xbox ikut menjadi korban kekecewaan untuk Game Pass. Halo Infinite mendapat respon kurang begitu baik, Grounded tidak terlalu memorable, dan Pentiment disebut terlalu niche meski mendapat berbagai pujian dari kritikus.

Jadi Harapan Terakhir Xbox dan Bethesda Tahun Ini?

Starfield Xbox Game Pass Day One release
Xbox Series X|S dan Xbox Game Pass membutuhkan game besar untuk tetap relevan

Mungkin saja Starfield menjadi harapan terakhir bagi Xbox Game Pass tahun ini. Bukan hanya layanan berlangganan game milik Microsoft tersebut, tetapi juga Bethesda dan konsol Xbox Series X|S.

Bethesda saat ini memiliki reputasi yang anjlok karena peluncuran Fallout 76 dan Redfall. Bagi mereka, game sci-fi RPG yang disutradarai Todd Howard itu wajib menjadi game penyelamat. Jika Starfield mendapat sambutan bagus, mungkin saja reputasi Bethesda kembali naik.

Baca juga:

Melihat pada perang konsol, PlayStation 5 sudah mendapat berbagai game besar dari studio first party-nya, PlayStation Studios yang mendapat sambutan hangat. Sebut saja contohnya Horizon: Forbidden West dan God of War: Ragnarok. Nintendo Switch masih sangat kokoh berkat game eksklusifnya seperti Pokemon Scarlet & Violet, Bayonetta 3, dan masih ada The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom yang akan segera rilis.

Jika dibandingkan dengan kedua konsol itu, Xbox Series X|S hanya memiliki sedikit game eksklusif dari Xbox Game Studios yang mendapat respon serupa. Ini menjadi bukti bahwa Microsoft masih kekurangan game eksklusif kuat di konsolnya.

Terakhir, Xbox Game Pass sudah mendapat hype sebagai penawaran terbaik di dunia game. Layanan berlangganan game terjangkau itu memudahkan pemain mengakses lebih dari 100 game, termasuk berbagai judul baru pada hari pertama perilisan. Bisa saja Game Pass menjadi kurang menarik karena Microsoft kekurangan game first-party yang sangat besar dan mendapat sambutan hangat dari kritikus serta penggemar.

Pada akhirnya, Starfield akan menjadi penentu terbesar bagi Xbox, Bethesda, dan juga Game Pass secara keseluruhan. Jika game besutan Bethesda itu mampu mencapai kesuksesan besar, bahkan sampai menjadi calon game of the year, mungkin Xbox Game Pass dapat menjadi worth. Jika tidak, bisa saja ini menjadi satu lagi bencana bagi Xbox setelah Redfall.

Fans Khawatir Nasib Starfield setelah Kegagalan Redfall

GAMEFINITY.ID, Bandung – Peluncuran Redfall yang sangat mengecewakan sudah memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield. Game sci-fi RPG dari Bethesda Game Studios itu menjadi game selanjutnya dari Xbox dan Bethesda yang akan rilis.

Banyak sekali yang menaruh harapan besar mengingat Bethesda memiliki ambisi besar untuk game scifi RPG itu. Ada sebagian penggemar yang mengatakan Starfield harus rilis dalam keadaan sempurna atau setidaknya lebih baik demi menaikkan kembali reputasi Xbox dan Bethesda. Pada saat yang sama, Bethesda juga sudah memiliki reputasi merilis game dalam keadaan belum selesai, Fallout 76 dan Redfall menjadi contoh terkenal saat ini.

Baca juga:

Redfall Mendapat Respon Mengecewakan dari Penggemar dan Kritikus

Starfield Redfall disappointment
Redfall mendapat respon negatif dan kritikus dan penggemar

Peluncuran Redfall bisa dibilang sangat mengecewakan bagi semua pihak, baik Xbox sendiri, penggemar, dan kritikus. Saat ini, game vampire shooter buatan Arkane itu mendapat respon beragam namun kebanyakan negatif dari kritikus.

Penggemar pun membombardir laman Steam dan Metacritic-nya dengan review bomb, menilai game tersebut terlihat belum selesai dan penuh bug. Padahal, Redfall sudah menjadi salah satu game besar yang paling dinantikan tahun ini.

Jika melihat Arkane Studios, pengembangnya, game mereka seperti Dishonored, Prey, dan Deathloop mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Pasalnya, Arkane menjadi pengembang dengan reputasi dengan game berkualitas seperti tiga game tersebut. Nyatanya, Redfall secara mengejutkan menurunkan reputasi Arkane.

Saat artikel ini ditulis, Redfall memiliki skor 59 untuk versi Xbox dan 57 untuk versi PC di Metacritic. TheGamer mendapati bahwa angka itu menjadikannya sebagai game buatan Arkane dengan skor terendah, melampaui Arx Fatalis (2003) yang memiliki skor 71.

Baca juga

Penggemar Khawatir Nasib Starfield

Starfield worry
Kegagalan Redfall memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield

Kegagalan Redfall untuk memukau pemain dan kritikus akhirnya memicu kekhawatiran terhadap Starfield, satu lagi game Bethesda yang akan rilis tahun ini. Beberapa penggemar mengemukakan kekhawatirannya di media sosial seperti Twitter. Tidak sedikit pula yang berharap game RPG buatan Bethesda itu rilis dalam keadaan sempurna.

Lebih buruknya lagi, kondisi Redfall saat ini senada dengan bocoran dari leaker Horns di ResetEra. Leaker tersebut secara akurat Tango Gameworks akan mengungkap Hi-Fi Rush pada Januari lalu. Ternyata, bocoran bahwa game vampire shooter itu masih dalam kondisi belum selesai sebelum rilis dapat dibilang akurat. Ada kemungkinan, Starfield juga akan mengalami nasib serupa saat peluncuran, mengingat game sci-fi RPG itu juga disebut masih dalam kondisi belum selesai.

Baca juga:

CEO Xbox, Phil Spencer, Buka Suara!

Baru-baru ini, Phil Spencer, CEO Xbox, sudah membuka suara mengenai kegagalan Redfall di episode terbaru podcast Kinda Funny Xcast. Spencer mengaku dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kegagalan game FPS buatan Arkane itu. Selain itu, ia mengungkap Xbox tidak menyangka respon dari kritikus dan pemain akan begitu negatif.

“Kami harusnya ada untuk [direktur studio Arkane] Harvey [Smith] dan timnya lebih awal. Saya rasa ini salah kami. Lalu melalui prosesnya. Itu merupakan game Unreal, kami punya banyak studio yang sudah menghasilkan proyek dari Unreal bertahun-tahun, dan saya rasa kami terlambat untuk membantu saat mereka memiliki sebuah masalah,” ungkap Spencer.

Redfall menjadi game pertama buatan Arkane yang menggunakan teknologi Unreal Engine dalam beberapa tahun. Prey justru menggunakan CryEngine, sementara Dishonored 2 menggunakan Void Engine buatan Id Tech.

Phil Spencer juga sudah menjawab kekhawatiran penggemar. Ia mengklaim pihak publisher sudah membantu proses pengembangan Starfield lebih baik ketimbang Redfall. Pasalnya, game tersebut sedang dalam tahap produksi awal saat Bethesda bergabung dengan Microsoft. Ia juga berharap game sci-fi RPG itu dapat meluncur dalam kondisi lebih baik.

Starfield menjadi salah satu game yang paling dinanti tahun ini sekaligus berpotensi menaikkan reputasi Bethesda. Pada saat yang sama, game itu menjadi risiko besar bagi Xbox. Xbox bisa saja bersinar jika Starfield mendapat kesuksesan besar di kalangan kritikus dan penggemar.

Xbox akan menggelar Starfield Direct untuk memamerkan detail lebih lanjut pada 11 Juni setelah Xbox Games Showcase.

Starfield Dapat Rating R18 Di Australia, Ini Pemicunya!

GAMEFINITY.ID, Bandung Game RPG terbaru Bethesda Game Studios, Starfield, telah mendapat parental rating di Australia. Secara mengejutkan, Australian Classification Board (ACB) memberi rating game sci-fi RPG itu R18 (Restricted 18), berarti game tersebut hanya dapat dinikmati warga Australia berusia 18 tahun ke atas. Alasan yang dikemukakan pihak ACB rating itu sangat mengejutkan.

Mayoritas Game Bethesda Sebelumnya Hanya Mendapat Rating MA15

Game RPG Bethesda sudah terkenal memiliki konten dewasa. Contohnya, semua entri dari seri Fallout memiliki rating Mature oleh ESRB (kecuali Fallout Shelter yang hanya mendapat rating Teen). The Elder Scrolls IV: Oblivion sebelumnya mendapat rating Teen dari ESRB sebelum berubah menjadi Mature karena konten kekerasan dan sederetan kontroversi lainnya. The Elder Scrolls V: Skyrim juga memiliki rating ESRB Mature saat rilis.

ACB awalnya menolak klasifikasi rating untuk Fallout 3 pada 2008 karena masalah konten, khususnya adegan penggunaan narkoba yang disebut Jet dan Psycho dalam game. Game atau bentuk media apapun yang mendapat penolakan klasifikasi dari ACB akan menjadi ilegal di Australia. Bethesda kemudian menghapus adegan yang memperlihatkan penggunaan narkoba dari game tersebut. ACB kemudian memberi rating MA15 pada Fallout 3.

Rating yang sama juga diberikan pada Fallout 4, Fallout: New Vegas, dan Fallout 76. Skyrim Anniversary Version juga mendapat rating MA15 pada 2021 dengan deskripsi “strong horror themes and violence. Bahkan, terdapat adegan karakter pemain dapat menjual narkoba pada anak yatim. Tampaknya adegan penggunaan narkoba sudah tidak asing bagi penggemar game Bethesda Game Studios.

Baca juga: Lagi-lagi, Starfield Alami Penundaan Hingga September Ini

Starfield Dapat Rating R18 Karena Ini

Melalui lamannya, ACB mencantumkan bahwa Starfield mendapat rating R18. Klasifikasi rating ini merupakan yang tertinggi yang pernah didapat Bethesda Game Studios. Rating tersebut mewajibkan agar Starfield hanya dapat dijual untuk konsumen berusia 18 tahun ke atas.

Starfield australian classification
Starfield mendapat rating R18 karena “high impact drug use”

Dalam klasifikasi rating Australian Classification Board, terdapat enam kategori konten yang mempengaruhi parental rating. Keenamnya adalah themes (tema), violence (kekerasan), language (bahasa kasar), drug use (penggunaan narkoba), nudity (ketelanjangan), dan sex (seks).

Menariknya, ACB mencantumkan sex sebagai “none” dan nudity sebagai “very mild impact”. Semenntara violence dikategorikan sebagai “strong impact”. Secara mengejutkan, drug use telah dianggap sebagai “high impact”, memicu game besutan Bethesda itu mendapat rating R18. ACB tidak menyebutkan seperti apa adegan penggunaan narkoba dalam game tersebut yang memicu pihaknya memberi rating R18.

Pada tahun 2020, Starfield sempat dikabarkan mendapat rating PEGI 18 meski belum dalam kondisi selesai. Biasanya sebuah game tidak dapat mendapat rating resmi dari PEGI sebelum dalam kondisi jadi. Sejak saat itu, rating PEGI tersebut sudah dihapus.

Sementara itu, playtester dilaporkan memberi impresi yang bagus untuk Starfield. Mereka mengaku sangat menikmati game epic sci-fi RPG besutan Bethesda itu.

Starfield dijadwalkan meluncur di PC dan Xbox Series X|S pada 6 September 2023. Bethesda akan menggelar Starfield Direct pada 11 Juni 2023 untuk membagikan lebih banyak sneak peek dari game ini.

5 Fakta Unik Grogu (Baby Yoda) dari The Mandalorian

GAMEFINITY.ID, Bandung – Semenjak The Mandalorian mulai tayang di Disney+ pada 2019 dengan episode perdananya, tokoh Grogu atau saat itu disebut Baby Yoda sudah mencuri perhatian. Karakter makhluk hijau mungil dan menggemaskan ini mulai meledak popularitasnya setelah menjadi viral di media sosial.

Karakter makhluk hijau mungil itu berhasil mencuri hati baik penggemar Star Wars atau bukan. Sudah bukan rahasia lagi kalau karakter mungil ini menjadi salah satu karakter terpenting di serial televisi produksi Lucasfilm itu. Berikut adalah lima fakta unik tentang Grogu atau Baby Yoda dari The Mandalorian.

Satu Spesies dengan Yoda

Grogu not baby version of Yoda
Grogu bukan versi bayi dari Yoda

Banyak penggemar mengira bahwa karakter yang disebut Baby Yoda ini merupakan versi bayi dari Yoda karena kemiripannya. Yoda sendiri merupakan karakter Grand Master dari Jedi Order di Star Wars Episode I-VI.

Namun, Jon Favreau selaku showrunner sudah membungkam teori ini, mengatakan karakter mungil itu bukan versi muda atau keturunan Yoda. Pasalnya, The Mandalorian berlatar waktu antara Episode VI: Return of the Jedi dan Episode VII: The Force Awakens. Yoda sendiri telah diceritakan meninggal saat Episode VI.

Meski begitu, hal itu tidak menghentikan penggemar menjuluki karakter hijau mungil ini sebagai Baby Yoda. Walau tidak disebutkan nama spesies dalam seri Star Wars, Grogu tentunya satu spesies dengan Yoda.

Grogu Sebenarnya Berusia 50 Tahun

Grogu 50 years old
Meski bertingkah seperti bayi. Grogu sebenarnya berusia 50 tahun

Mudah untuk menganggap Baby Yoda masih berusia bayi atau setidaknya balita. Hal ini terlihat pada penampilan dari tubuh dan juga perilakunya yang masih seperti seorang bayi. Namun, Grogu ternyata diceritakan sudah berusia 50 tahun. Ini sudah disebutkan pada episode pertama The Mandalorian saat The Client menyebut bounty-nya, yaitu Baby Yoda sendiri, berusia 50 tahun.

Meski secara teknis ia berusia 50 tahun, Grogu sebenarnya masih balita. Jika dibandingkan dengan usia Yoda saat Star Wars Episode VI, tokoh Grand Master Jedi itu berusia 900 tahun sebelum meninggal karena usia tua. Berarti dapat disimpulkan spesies Yoda bertumbuh kembang dengan berbeda dan lebih lambat daripada manusia.

Memiliki Nafsu Makan Tinggi

Grogu eating eggs
Grogu memiliki nafsu makan yang tinggi

Dalam The Mandalorian, Baby Yoda sering sekali diperlihatkan selalu lapar dan ingin mencari makanan untuk dijadikan camilan. Contoh paling terkenalnya adalah saat ia memakan telur makhluk katak walau sudah dilarang oleh Din Djarin (The Mandalorian) sendiri pada episode dua dari season kedua.

ScreenRant menyebut spesies Yoda terkenal sebagai karnivora dari gerigi dan cakar tajamnya. Mengingat Grogu ingin sekali memakan kumpulan telur makhluk katak, teori ini kemungkinan benar. Tetapi, ScreenRant juga menyebut Jedi Master Yoda dapat bertahan dengan mengonsumsi tumbuhan dan jamur.

Baca juga: Disney: Sekuel Frozen, Toy Story, Zootopia Sedang Digarap

Grogu Sangat Kuat dengan The Force

Grogu using the force
Grogu menggunakan Force-nya

Dalam lore dan mitologi Star Wars, midichlorians menjadi bagian terpenting dan menjadi alasan The Force mengelilingi karakternya. The Fact Site menyebut George Lucas pernah menjelaskan midichlorians saat wawancaranya pada 1977. Lucas menyebut makhluk tertentu lahir dengan kesadaran terhadap The Force lebih tinggi daripada manusia karena memiliki midichlorians lebih tinggi di sel tubuhnya.

Diceritakan dalam Episode I: The Phantom Menace, Obi Wan menjawab pertanyaan Qui Gon bahwa jumlah midichlorian di Anakin Skywalker muda lebih dari 20 ribu, bahkan Yoda tidak dapat mencapai jumlah sebanyak itu.

Ada kemungkinan Yoda sendiri memiliki jumlah midichlorian yang tinggi. Ini menguatkan teori penggemar bahwa spesies Yoda memiliki The Force yang kuat. Grogu diperlihatkan dapat menggunakan Force-nya untuk membuat barrier, bersembunyi, dan melakukan telekinesis untuk melindungi dirinya.

Namun, Grogu sendiri ditampilkan kesulitan dalam mengendalikan Force-nya. Di season 2 episode 6, Grogu menyiksa para Stormtrooper di sel penjaranya. Sebenarnya, Jedi hanya menggunakan The Force untuk melindungi dirinya. Ini menunjukkan ia kesulitan dengan bagian kegelapan dari The Force.

Pergerakan Grogu Dibuat Berkat Puppetry dan Animatronik

Grogu Robert Rodriguez
Sutradara Robert Rodriguez dengan boneka Grogu

Pergerakan Grogu yang terlihat alami di The Mandalorian justru tidak terlalu banyak mengandalkan efek CGI. Pihak produser memutuskan untuk membuat boneka yang terbuat dari silikon. Dengan ini, mereka dapat menggerakkan karakter Grogu menggunakan teknik puppetry dan animatronik.

“Dia umumnya sebuah boneka. Saat dia CG, kami coba untuk memubuatnya mematuhi hukum alam yang akan ia lakukan sebagai boneka. Kurasa seringkali CG membuatnya terlalu jelas di mana kamu tidak membuat parameter secara kreatif yang mempermudah karakter itu memiliki karakteristik dan karisma yang sama,” jelas Jon Favreau pada The Hollywood Reporter.

Boneka tersebut dibuat dengan anggaran US$5 juta dan relatif berat karena banyaknya kabel dan teknologi animatronic di dalamnya. Boneka itu dikendalikan oleh dua teknisi, satunya mengendalikan wajah dan mulut, satunya lagi mengendalikan ekspresi wajah.

Itulah lima fakta unik tentang Grogu atau Baby Yoda dari The Mandalorian. The Mandalorian dapat disaksikan eksklusif di Disney+

Leaker: Starfield dan Redfall Dikebut dalam Kondisi Kasar

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Starfield dan Redfall menjadi proyek terbesar bagi Bethesda tahun ini. Meski mengalami penundaan dari tahun sebelumnya, animo penggemar masih masif. Namun, seorang leaker mengklaim bahwa kedua game tersebut jauh dari kata siap untuk peluncuraannya kelak.

Starfield dan Redfall Belum Siap untuk Rilis, Kata Leaker

Redfall kini sudah mendapat jadwal rilis saat event Xbox & Bethesda Developer Direct, yaitu 2 Mei 2023. Di sisi lain, Starfield masih belum diumumkan tanggal rilisnya. Meski begitu, pihak Bethesda sudah memastikan game sci-fi RPG besutannya tetap akan rilis setelah Redfall dan tampil di showcase tersendiri. Keduanya akan rilis di Xbox Series X|S dan PC.

starfield bad shape leak
Starfield masih dalam kondisi kasar meski jadwal rilisnya semakin dekat

Namun, seorang leaker telah memperingatkan bahwa kedua game itu masih dalam kondisi kasar sebelum perilisannya dan butuh kontrol kualitas. Sosok yang membocorkan kabar itu adalah Horns, leaker yang telah membocorkan Hi-Fi Rush. Ia mengungkap di ResetEra bahwa kedua game itu jauh dari siap untuk rilis, meski jadwal peluncurannya sudah semakin dekat.

Ia menjelaskan bahwa kondisi Redfall masih lebih baik ketimbang Starfield. Dirinya juga menambah bahwa Bethesda ingin waktu lebih lama untuk memoles game sci-fi-nya itu. Namun, Microsoft dikabarkan ingin Starfield rilis sebelum akhir Juni 2023, maka Starfield dipercaya berpotensi rilis dalam kondisi belum selesai.

Kerugian dari Azure Jadi Pemicu Pengembangan Dikebut?

Sang leaker mengungkap alasan pengembangan kedua game ini dikebut akibat dari kerugian finansial Azure, platform komputasi cloud milik Microsoft. Menurut CNBC, sebuah dokumen Google melaporkan Azure mengalami kerugian operasional sebesar US$3 miliar pada 2022.

Horns percaya bahwa Microsoft kini mengandalkan Xbox untuk meraup keuntungan. Starfield menjadi andalan utama bagi mereka demi menutup kerugian tersebut sebelum Juni 2023.

Mengingat bocornya Hi-Fi Rush yang terbukti benar, ada kemungkinan ini menjadi kabar buruk. Penggemar yang sudah tidak sabar untuk memainkan Starfield menjadi khawatir dan berharap Bethesda dapat diberi waktu sedikit lebih lama untuk memoles game tersebut.

Baca juga: Tango Gameworks Umumkan Game Action Rythme Hi-Fi Rush

Sementara itu, leaker yang sama juga mengungkap Diablo IV juga belum siap meski mendapat tanggal rilis 6 Juni 2023. Terlebih, terdapat rumor bahwa game RPG besutan Blizzard itu berpotensi ditunda.

Pada akhirnya kabar dari leaker masih berupa spekulasi yang belum tentu benar. Meski begitu, penggemar masih berharap Starfield dapat terselesaikan dengan baik sebelum rilis dan Redfall menjadi sukses besar.

Redfall akan rilis 2 Mei 2023, sementara Starfield akan rilis setelahnya dengan jadwal yang belum diumumkan. Keduanya bakal tersedia di PC dan Xbox Series X|S sekaligus menjadi gratis khusus pelanggan Game Pass.

Game Krafton The Callisto Protocol Dianggap Game Gagal

GAMEFINITY.ID, Bandung – The Callisto Protocol menjadi salah satu game yang paling dinanti pada tahun lalu. Game sci-fi horror itu mencuri perhatian berkat keterlibatan Glen Schofield selaku kreator Dead Space dan bos Striking Distance Studios. Sayangnya, penjualan game-nya sejauh ini dianggap gagal mencapai target yang diharapkan Krafton.

Penjualan The Callisto Protocol Gagal Capai Target

The Callisto Protocol diperkirakan telah memakan biaya produksi kurang lebih sebesar 200 juta won atau sekitar US$160 juta selama tiga tahun. Game yang juga dibuat oleh Krafton itu mencuri perhatian saat promosi di berbagai event seperti PlayStation State of Play, Summer Game Fest, dan Gamescom. Terlebih, nama Glen Schofield juga membantu menambah hype.

Hype yang didapat berfokus pada adegan kekerasan yang brutal, terutama pada close quarter combat dan adegan kematian setiap karakter yang dianggap penting. Begitu juga grafiknya yang mutakhir, realistis, dan kelam.

Meski terdapat hype yang besar sebelum rilis, situs berita asal Korea K-Oddysey melaporkan penjualan The Callisto Protocol gagal capai target. Akibat hal ini, nilai saham Krafton pun anjlok. Krafton berharap game buatan Striking Distance Studios itu bisa mencapai total penjualan 5 juta unit. Sejauh ini, angka penjualan baru mencapai kurang lebih dua juta unit.

Dengan angka yang diperoleh ini, tampaknya ini akan menjadi kegagalan financial terbesar bagi Krafton.

Kritikus dan Pemain Menganggapnya Kurang Sesuai Ekspektasi

The Callisto Protocol gameplay
Meski mendapat hype besar, pemain dan kritikus mengkritik The Callisto Protocol saat perilisannya

Setelah rilis pada awal Desember lalu, kritikus dan pemain memberi ulasan beragam terhadap The Callisto Protocol. Mereka memuji grafik, atmosfer yang mengerikan, dan visceral combat yang bervariasi. Namun, mereka juga mengkritik kurangnya fitur penting dan replay value.

Masalah terbesar muncul pada hari pertama rilis. Hal ini terutama terjadi di versi PC-nya. Terdapat banyak laporan dari pemain versi PC-nya bahwa game yang mereka mainkan mengalami optimisasi buruk, performa terputus-putus, dan sering lag. Ini membuat pemainnya memberi ulasan negatif pada game ini di Steam.

Baca juga: The Callisto Protocol Berikan Roadmap Update 2023

Ditambah lagi, game ini batal rilis di Jepang setelah gagal mendapat rating CERO. Pihak CERO meminta pihak pengembang mengeditnya karena terlalu sadis, namun permintaan ini ditolak.

The Callisto Protocol 2023 Roadmap
Pihak Krafton sudah menjanjikan konten baru akan datang sesuai dengan roadmap untuk 2023

Meski memiliki potensi menjadi salah satu game sci-fi horor terbaik, The Callisto Protocol ternyata gagal mencuri perhatian pemain dan kritikus. Angka penjualannya yang tidak sesuai ekspektasi membuat saham Krafton anjlok. Walau defmikian, Striking Distance Studios sudah menjanjikan konten tambahan berbentuk DLC sepanjang tahun ini.