Tag Archives: shooter

Halo Infinite Kehilangan 98% Pemain Aktif Terbanyak di Steam

GAMEFINITY.ID, Bandung – Halo Infinite telah memasuki season 4 yang menghadirkan kembalinya Infection Mode pada 20 Juni 2023. Update season terbaru ini masih menjadi bagian dari usaha 343 Industries untuk merebut kembali hati penggemar setia Halo. Sayangnya, hal ini tampaknya kurang membuahkan hasil. Pasalnya, angka pemain aktifnya di Steam saat ini hanya mencapai 2 persen dari jumlah tertingginya sepanjang masa.

Sempat Capai Angka Pemain Sangat Tinggi di Steam

Saat peluncuran, Halo Infinite mencapai angka pemain aktif sebesar 256.619 menurut Steam Charts. Hal ini tentu senada oleh sambutan hangat kritikus dan penggemar, baik mode multiplayer dan campaign.

Awalnya, Halo Infinite dijadikan sebagai salah satu launch title Xbox Series X|S. Namun, waktu proses pengembangannya diperpanjang agar memenuhi visi Xbox dan 343 Industries untuk game itu. Bagian multiplayer-nya meluncur sebagai open beta pada 15 November 2021 sebelum rilis resmi pada 8 Desember 2021. Untuk pertama kalinya dalam franchise, bagian multiplayer-nya menjadi free-to-play, sementara campaign-nya tetap berbayar.

Baca juga:

Namun, reputasi Halo Infinite sebagai salah satu game FPS terbaik justru menurun sejak saat itu. Pemain telah mengkritik kurangnya fitur dan map serta minimnya update berarti. Bahkan, season 2 yang bertajuk Lone Wolves berlangsung hingga 10 bulan, dari Mei 2022 sampai Maret 2023. Terlebih lagi, strategi microtransaction-nya dinilai terlalu agresif.

Angka Pemain Aktif Halo Infinite di Steam Terjun Bebas!

Halo Infinite season 4 Infection

Season 4 dari Halo Infinite yang bertajuk Infection sudah meluncur pada 20 Juni 2023. Season terbaru ini diharapkan dapat menghidupkan kembali popularitas game FPS besutan Xbox itu sekaligus merebut perhatian penggemar kembali. Sayangnya, angka pemain aktif di Steam kini berkutat pada sekitar angka 6.000 per harinya.

Baca juga:

Kabar ini disampaikan oleh Full-Plastic7324 di Reddit. Ia mengungkap kurang lebih 98 persen dari total basis pemain puncak Halo Infinite sudah tidak lagi memainkannya. Berarti, saat ini hanya tersisa dua persen dari angka pemain terbanyaknya. Tidak sedikit pengguna Reddit yang setuju dengan alasan menurunnya popularitas game terbaru Halo itu.

Multiplayer awalnya menyenangkan, tapi monetisasi ekstrem membuat progress terasa sia-sia. Campaign-nya kurang desain level yang lebih ketat daripada entri-entri sebelumnya. Secara keseluruhan, game ini tidak memiliki apapun untuk membuatku tetap bermain, meski menjadi penggemar lama dari seri ini,“ tulis an_edgy_lemon, salah satu Redditor.

Anjloknya angka pemain Halo Infinite di Steam memicu kekhawatiran meski Microsoft dan 343 berjanji akan terus mendukungnya hingga 10 tahun. Tampaknya penggemar setianya sudah kecewa karena masalah internal di balik pengembangannya.

Halo Infinite season 4, Infection, saat ini masih berlangsung. Belum diketahui apakah 343 Industries sedang mengerjakan game Halo selanjutnya.

Just Cause Mobile Akhiri Pengembangan, Batal Rilis

GAMEFINITY.ID, Bandung – Square Enix telah mengumumkan mereka akan resmi menghentikan pengembangan Just Cause Mobile. Alhasil, game mobile Just Cause itu telah resmi batal rilis. Versi early access-nya yang telah tersedia di negara tertentu sudah dihapus begitu pengumuman ini muncul.

Just Cause Mobile sebenarnya sudah diumumkan saat The Game Awards 2020, namun terus mengalami penundaan beberapa kali. Game ini mengambil genre top-down isometric shooter dan menjanjikan sebuah story campaign beserta mode multiplayer. Mode multiplayer sendiri terdiri dari mode competitive 30 pemain dan co-op mission 4 pemain.

Telah Mengalami Penundaan Beberapa Kali

Just Cause Mobile cancelled 2

Sebenarnya, Square Enix telah menunda-nunda perilisan Just Cause Mobile. Awalnya, game itu akan rilis pada 2021. Namun, pada Juli 2021, Square Enix mengumumkan penundaan hingga 2022 karena pandemi.

Square Enix sempat merilis versi early access dari Just Cause Mobile khusus Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand pada pertengahan April 2022. Itu menjadi terakhir kali Square Enix memberi kabar baik tentang game tersebut sebelum sekali lagi menundanya pada Desember 2022.

Baca juga:

Mengingat penundaan yang sangat sering ini, pembatalan ini mungkin tidak mengejutkan penggemar. Terlebih, persaingan game mobile sudah semakin ketat. Banyak dari developer dan publisher AAA yang merambah ke mobile gaming seperti Ubisoft dengan The Division Resurgence dan Rainbow Six Mobile serta Activision dengan Call of Duty: Warzone Mobile.

Square Enix Resmi Batalkan Just Cause Mobile

Melalui penyataan pada VGC, Anne-Lou Grosbois-Favreau selaku kepala global brand Just Cause dari Square Enix mengumumkan pembatalan Just Cause Mobile. Ia juga memaparkan tim pengembang sudah menghentikan proses pengembangan.

“Dengan berat hati kami mengumumkan akhir dari pengembangan Just Cause Mobile. Per 3 Juli 2023, game ini sudah tidak lagi tersedia di digital store. Tidak mudah untuk membuat pengumuman ini, terutama untuk penggemar yang telah menunggu perilisan ini. Kami dengan tulus berterima kasih atas dukungan pada kami,” tutur Grosbois-Favreau.

Square Enix juga menyebut siapapun yang telanjur melakukan transaksi, yaitu membeli Blue Diamond, saat early access berhak mendapat refund pada akun Google Play-nya.

Valorant Episode 7 Act 1 Hadirkan Agent Deadlock

GAMEFINITY.ID, Bandung – Valorant telah memasuki Episode 7 Act 1 pada 27 Juni 2023. Update terbaru dari game FPS besutan riot Games itu menghadirkan beberapa perubahan besar dalam game, salah satunya adalah game mode Team Deathmatch dan juga Agent baru Deadlock.

Agent Baru Valorant Episode 7 Act 1: Deadlock

Valorant Deadlock agent

Deadlock merupakan agen ke-23 yang tersedia dalam roster Valorant. Ia merupakan agen Sentinel perempuan asal Norway yang memiliki keunggulan dalam alam liar dingin berkat perangkap dan kemampuan berburu. Dalam teaser-nya, Deadlock dapat mengalahkan musuh berkat teknologi canggihnya dan juga determinasi tinggi.

Basic Ability-nya, Gravnet, merupakan sebuah granat khas milik Deadlock. Jika meledak saat mendarat, semua musuh yang terjebak di area itu harus merunduk dan bergerak secara perlahan selama durasi skill berlangsung.

Sonic Sensor merupakan satu lagi Basic Ability-nya. Saat mengerahkannya dengan menembak, sensor akan memantau area untuk mendeteksi musuh yang bersuara, mulai dari langkah kaki, tembakan senjata, hingga suara percakapan.

Barrier Mesh menjadi Signature Ability-nya. Deadlock dapat menembakkan cakram Barrier Mesh dengan ability ini. Begitu mendarat, cakram itu akan berubah menjadi sebuah barrier yang menghalangi pergerakan agent.

Terakhir, Ultimate Ability-nya, Annihilation. Ia akan menembakkan Nanowire Accelerator untuk melepas sebuah gelombang nanowire demi menangkap musuh pertama yang terkontak. Musuh yang terjebak itu tertarik, jika mencapai ujung, ia akan mengalami death, kecuali jika ia dibebaskan atau jalur nanowire itu dihancurkan.

Baca juga:

Mode Baru: Team Deathmatch

Team Deathmatch menjadi mode terbaru di Valorant. Mode ini merupakan satu lagi mode 5v5. Aturannya sederhana, tim pertama yang berhasil melakukan total 100 kill menjadi pemenangnya. Jika tereliminasi, pemain dapat kembali dalam 1,5 detik. Senjata dan Recovery Orb tersebar di setiap sudut map demi menambah intensitasnya. Mode ini berdurasi 9,5 menit terbagi menjadi empat stage.

Terdapat tiga custom map yang tersedia untuk Team Deathmatch. Ketiganya adalah Piazza, District, dan Kasbah. Valorant Episode 7 Act 1 kini sudah dimulai dari 27 June 2023.

VCT Masters Tokyo: Fnatic Rebut Gelar Juara, Cetak Sejarah!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Fnatic berhasil memenangkan VCT Masters Tokyo yang telah berakhir pada 25 Juni 2023. Tim asal Inggris itu berhasil mengalahkan Evil Geniuses, tim asal Kanada, di grand final dengan kemenangan mutlak 3-0.

Lebih membanggakannya lagi, ini menjadi kemenangan berturut-turut kedua bagi Fnatic dalam turnamen esports global Valorant. Prestasi itu menjadikan Fnatic sebagai tim pertama yang memenangkan turnamen global Valorant dua kali berturut-turut. Sebelumnya, mereka merebut gelar juara di VCT LOCK//IN. Namun, kejayaan mereka terhenti sementara saat Team Liquid menyabet gelar juara VCT EMEA, menghentikan rekor kemenangan pertandingan berturut-turut sebanyak 21 kali.

Fnatic vs Evil Geniuses: Tim Unggulan vs Tim Underdog

VCT Masters Tokyo Fnatic vs Evil Geniuses

Memenangkan turnamen VCT Masters Tokyo tampaknya menjadi momen penting bagi Fnatic untuk memperkuat kejayaannya. Mereka sudah memenangkan VCT LOCK//IN, namun mereka justru kalah di final VCT EMEA. Untungnya, mereka lolos ke playoff Masters Tokyo karena berhasil menjadi juara VCT LOCK/IN.

Baca juga:

Sementara itu, Evil Geniuses awalnya sempat diremehkan oleh penggemar. Nyatanya, mereka berhasil membungkam semua pihak atas performanya mulai dari playoff VCT Americas. Mereka berhasil lolos untuk berpartisipasi di Masters Tokyo setelah menaklukkan Cloud9 dan NRG. Selama turnamen VCT Masters Tokyo, mereka berhasil mengalahkan sederetan tim unggulan seperti LOUD dan juara VCT EMEA Team Liquid.

Fnatic Taklukkan Evil Geniuses di Final VCT Masters Tokyo!

VCT Masters Tokyo Fnatic

Final VCT Masters Tokyo itu akahirnya dimulai dengan match pertama di map Lotus. Fnatic memulai start dengan gemilang dan berhasil meraih skor 13-8. Meski begitu, awalnya keduanya imbang dengan skor 6-6 pada paruh pertama,

Map Split menjadi kesempatan bagi EG untuk menyaingi kedudukan melawan Fnatic.  Bahkan kedua tim menggunakan kompoisisi yang sama seperti pada match pertama. Setelah memimpin dengan skor 8-4 pada paruh pertama, Fnatic kembali unjuk gigi dengan skor 13-11 meski EG sangat agresif dalam permainannya.

Match ketiga mengambil map Bind. EG berusaha untuk menggunakan pendekatan lebih berhati-hati dan defensive. Tim asal Kanada itu berhasil memimpin dengan skor 8-4 pada paruh pertama, Tetapi, Fnatic berhasil menyerang balik dan mendominasi pertandingan hingga memicu overtime. Pada akhirnya, Fnatic berhasil menaklukkan EG dengan skor 14-12, menjadikan total kemenangannya 3-0 sekaligus merebut gelar juara VCT Masters Tokyo.

Berkat kemenangan ini, Fnatic mendapat tiket untuk berpartisipasi di VCT Champions. Tidak hanya itu, mereka juga mencetak sejarah baru sebagai tim yang menjadi juara turnamen global Valorant dua kali berturut-turut setelah VCT LOCK//IN.

Call of Duty: Warzone Caldera Dimatikan September Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Call of Duty: Warzone Caldera atau sebelumnya Warzone 1 telah diumumkan akan dimatikan oleh Activision. Kabar ini menyusul pergantian nama Warzone 2.0 menjadi Warzone mulai season 4. Activision akan mematikan game Warzone Caldera pada 21 September 2023.

Call of Duty: Warzone pertama kali rilis pada 10 Maret 2023 sebagai game free-to-play. Game FPS free-to-play itu menghadirkan dua mode, yaitu Battle Royale dan Plunder. Warzone telah sukses besar setelah dilaporkan mencapai 30 juta pemain tepat 10 hari setelah peluncuran. Setelah peluncuran Warzone 2.0, game pendahulunya itu berganti nama sebagai Warzone Caldera.

Call of Duty: Warzone Caldera DImatikan demi Fokus Konten CoD Mendatang

Call of Duty Warzone Caldera as Warzone

Activision menyebut dalam laman resminya bahwa mereka akan mematikan Call of Duty: Warzone Caldera. Timnya mengemukakan alasan di balik penutupan server game itu adalah untuk fokus mengembangkan konten Call of Duty yang akan datang, termasuk Warzone 2.0 atau saat ini berganti nama sebagai Warzone.

“Pemain sebaiknya bersiap  untuk lebih banyak konten Warzone di konsol dan PC, dan juga sebagai era baru Battle Royale secara on the go dengan peluncuran Call of Duty: Warzone Mobile, yang sudah termasuk Battle Pass dan cross-progression yang sama,” tulis Activision.

Penutupan Call of Duty: Warzone Caldera tidak akan berdampak pada gameplay Warzone saat ini sama sekali. Tim pengembang juga berterima kasih telah menjadikan Warzone Caldera sebagai tempat menyenangkan untuk bermain bersama.

Baca juga:

Konten yang sudah Telanjur Dibeli Masih Dapat Diakses di Ketiga Game Ini

Semua gameplay, progression, dan inventory dari Warzone Caldera sudah dipastikan akan dihapus mulai tanggal penutupannya. Berarti, tidak ada satupun konten Call of Duty: Warzone Caldera akan ditransfer ke Warzone.

Namun, semua konten yang sudah telanjur dibeli di Warzone Caldera masih dapat dinikmati dalam ketiga game Call of Duty sebelumnya. Ketiga game itu adalah Modern Warfare, Black Ops Cold War, dan Vanguard.

Sementara itu, Call of Duty: Modern Warfare 2 sudah mencapai season 4 mulai 14 Juni 2023. Season tersebut juga menandakan rebranding Warzone 2.0 sebagai Warzone. Activision tentu meminta penggemar yang setia bermain Warzone Caldera agar dapat berpindah ke Warzone.

Call of Duty: Warzone Caldera akan resmi dimatikan pada 21 September 2023.

Apex Legends Akhirnya Hadirkan Heirloom untuk Horizon

GAMEFINITY.ID, Bandung – Apex Legends season 17, Arsenal, sudah mencapai midseason. Kali ini, Respawn Entertainment menggelar Dressed to Kill Collection Event untuk menghadirkan deretan item kosmetik baru. Namun, Heirloom untuk Horizon juga ikut mencuri perhatian dalam event ini.

Dressed to Kill Collection Event telah mulai digelar pada 20 Juni 2023. Kali ini, deretan item kosmetik yang muncul bertema assassin ber-high fashion. Salah satu item kosmetik yang juga mencuri perhatian adalah skin Legendary baru untuk Revenant yang memperlihatkan seakan dirinya sebagai manusia.

Baca juga:

Kembalinya Limited Time Mode Armed & Dangerous di Apex Legends

Apex Legends Dressed to Kill Armed and Dangerous return

Limited time mode Armed & Dangerous sudah kembali dalam event ini. Dalam mode ini, skill pemain dalam menggunakan dua senjata api, shotgun dan sniper akan kembali diuji. Disebutkan di laman resminya bahwa mode ini menjadi satu-satunya tempat untuk mendapat Charge Rifle semenjak senjata itu dihapus dari ground loot.

Baca juga:

Deretan Item Kosmetik di Dressed to Kill Collection Event

Dressed to Kill Collection Event menghadirkan koleksi 24 item kosmetik baru bertema high fashion. Tentunya, deretan skin ini bukan berupa recolor dari skin sebelumnya, baik berupa skin kostum Legend dan senjata. Secara keseluruhan, terdapat 6 Legendary skin dan 3 Epic skin untuk Legend berupa kostum, serta 6 Legendary skin dan 3 Epic skin untuk senjata.

Apex Legends Dressed to Kill Former Glory Revenant and Clean Kill Volt SMG

Salah satu skin kostum untuk Legend yang menjadi topik hangat bagi penggemar adalah Former Glory skin untuk Revenant. Skin tersebut memperlihatkan Revenant tampil seakan-akan sebagai manusia. Sebelumnya, penggemar sudah lama menginginkan Respawn untuk membuat skin manusia untuk Revenant selama tiga tahun terakhir.

Apex Legends Dressed to Kill Lethal Lass Horizon and The Cleaner Nemesis AR Apex Legends Dressed to Kill Furious Fatale Mad Maggie and Gold and Venom Mastiff Apex Legends Dressed to Kill CLASSIFIED Crypto and Polished Power 30-30 Repeater

Tidak hanya skin untuk Revenant, terdapat tiga Legendary skin yang juga mencuri perhatian. Ketiganya adalah Lethal Lass untuk Horizon, Furious Fatale untuk Mad Maggie, dan [CLASSIFIED] untuk Crypto.

Baca juga:

Heirloom untuk Horizon: Gravity Maw

Apex Legends Dressed to Kill Horizon heirloom

Terakhir, heirloom untuk Horizon berupa Gravity Maw. Gravity Maw merupakan sebuah senjata melee berbentuk mace atau Morningstar. Bedanya, bola yang ada di bagian atas berupa sebuah black hole dengan duri di sekitarnya.

Untuk memperoleh Gravity Maw untuk Horizon, pemain wajib berpartisipasi di Dressed to Kill Collection Event. Caranya, pemain harus membeli semua item kosmetik dari event yang tersedia. Setelah itu, Heirloom untuk Horizon itu akan otomatis masuk ke dalam inventory sebagai bonus reward.

Dressed to Kill Collection Event di Apex Legends akan berakhir 4 Juli 2023.