Tag Archives: shooter

Atomic Heart Tuai Kontroversi Akibat Kartun Rasis

GAMEFINITY.ID, Bandung – Atomic Heart ternyata masih tuai kontroversi! Pengembangnya, Mundfish, mendapat hujatan karena dugaan keterkaitannya dengan Rusia. Baru-baru ini, game FPS itu kembali mendapat sorotan karena terdapat sebuah kartun rasis yang menyinggung di dalamnya.

Kontroversi Kartun Rasis di Atomic Heart

PC Gamer mendapati sebuah karikatur rasis muncul di Atomic Heart. Karikatur tersebut muncul di save room bergaya Resident Evil. Di ruangan tersebut, pemain dapat melakukan save, beristirahat dari pertarungan, melakukan upgrade atau craft item.

Atomic Heart Just You Wait cartoon racist
Nu, Pogodi atau Well, Just You Wait!, kartun klasik yang dianggap versi Soviet dari Tom and Jerry

Tidak hanya itu, terdapat juga televisi di ruangan itu. Televisi tersebut menunjukkan episode dari serial kartun klasik Nu, Pogodi atau Well, Just You Wait!, kartun era Soviet yang mulai tayang 1969. Dapat dikatakan kartun itu merupakan versi Soviet dari Tom and Jerry.

Namun, hal yang bermasalah muncul pada episode bertajuk Museum yang tayang pertama kali pada 1978. Episode tersebut menunjukkan gambar anggota suku Afrika yang direpresentasikan secara stereotipikal dan rasis.

Kemunculan gambar ini di Atomic Heart memicu kemarahan pemain. Beberapa dari mereka meluapkan amarah dan mengkritik keras keputusan Mundfish itu di ResetEra.

Ini bukan pertama kali Mundfish tersandung kontroversi. Sebelumnya, pengembang itu dituduh terkait dengan Rusia. Mundfish hanya berkata mereka merupakan organisasi pro-perdamaian tanpa menyatakan dukungan terhadap Rusia atau Ukraina. Pihak Ukraina bahkan meminta Atomic Heart ditarik dari peredaran di semua platform. Sejauh ini, Mundfish menolak untuk berkomentar tentang ini.

Baca juga: Ukraina Minta Atomic Heart Ditarik Dari Peredaran!

Mundfish Minta Maaf

Mundfish segera merespon kontroversi tersebut. Pihaknya membuat pernyataan sekaligus permintaan maaf pada pemain.

“Kami minta maaf kalau menggunakan kartun atau musik vintage telah menyakiti atau menghina. Kami akan mengedit bagian tersebut,” tulis tim pengembang Atomic Heart melalui akun Twitter Kai Bailey.

Mundfish saat itu tidak menjelaskan begitu jelas sebagai tanggapan kontroversi tersebut. Mereka hanya mengklaim bahwa pihaknya akan mengedit bagian menyinggung demi menghormati pemain. Belum diketahui kapan bagian ini akan diedit.

Meski menjadi salah satu game yang paling dinanti, Atomic Heart sudah tidak asing dengan serangkaian kontroversi. Mulai dari keterkaitan pengembang dengan Rusia hingga kartun yang kontroversial dan menyinggung ras.

Halo Infinite Luncurkan Season 3, Echoes Within

GAMEFINITY.ID, Bandung Halo Infinite akan segera meluncurkan season ketiga dalam waktu dekat. Season yang bertajuk Echoes Within tersebut akan menjadi update multiplayer terbesar sejauh ini. 343 Industries memastikan rentetan map, mode, dan senjata baru akan hadir pada season terbaru tersebut.

343 Industries tampak sangat berharap season 3 dapat merebut kembali perhatian penggemar lama dan baru. Saat peluncuran, Halo Infinite ternyata mendapat kritikan karena progression lambat di battle pass, absennya beberapa fitur seperti mode Forge yang kemudian muncul November lalu, dan rentetan masalah teknis. Meski begitu, game FPS itu juga mendapat pujian berkat gameplay, visual, dan cerita di campaign.

Deretan Map yang Akan Hadir di Halo Infinite Season 3

Season 3 dari Halo Infinite akan menghadirkan deretan map baru. Pertama, map Oasis untuk Big Team Battle. Map Oasis berlatarkan di sebuah gurun merah dengan oasis kecil.

Dua map lainnya adalah map untuk Arena. Map Arena pertama adalah Cliffhanger yang berlatarkan di sebuah gunning dengan lelehan salju di sekitarnya. Kedua, Chas yang berlatar di sebuah tempat Forerunner.

Berkat hadirnya mode Forge sebagai bagian dari Winter Update, di mana pemain dapat membuat map sendiri, ada empat community map yang akan muncul di community playlist. Salah satu map yang mencuri perhatian adalah Art’s Room karya ArtNoob, sebuah map yang mengambil latar di sebuah kamar tidur remaja di mana seluruh pemain berukuran seperti mainan. Jika itu masih belum cukup, pemain bisa memperoleh XP di community playlist.

Baca juga: Jawab Rumor, 343 Industries Tetap Kembangkan Game Halo

Equipment dan Senjata Baru

Ada juga sebuah equipment dan senjata baru, yaitu Shroud Screen dan rifle M392 Bandit. Shroud Screen membuat sebuah bubble berukuran medium yang dapat menyamarkan pergerakan pemain. Rifle M392 merupakan rifle one-shot yang mengingatkan pada senjata favorit penggemar M392 MDR.

Battle Pass baru akan menghadirkan 100 tier dengan reward kosmetik menarik. Ada juga beberapa teaser story untuk theme Battle Pass tersebut, menunjukkan seorang spartan telah melewati momen traumatis, berkaitan dengan tema season terbaru tersebut.

Halo Infinite Season 3, Echoes Within, akan meluncur 7 Maret 2023 dan dijadwalkan berakhir 27 Juni 2023. Ini jadi kali pertama sebuah season di game FPS besutan 343 Industries itu berlangsung selama tiga bulan.

Call of Duty 2023 Akan Lanjutkan Cerita Modern Warfare 2?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Detail terbaru tentang game Call of Duty 2023 akhirnya telah terungkap melalui sederetan laporan dan rumor. Setelah Activision sendiri bahwa entri CoD untuk 2023 berupa full premium release, banyak penggemar setianya berspekulasi game tersebut bukan berupa expansion untuk Modern Warfare 2.

Bloomberg melaporkan rencana Activision untuk entri terbaru CoD pada 2023 telah berubah. Laporan tersebut mengungkap game itu akan menjadi sebuah full game baru yang akan menjadi lanjutan Modern Warfare 2.

Akan Dikembangkan Sledgehammer Games

Sledgehammer Games, pengembang di balik Call of Duty: Vanguard yang rilis pada 2021, dipercaya akan bertanggung jawab di balik produksi game terbaru itu. Studio milik Activision lainnya, termasuk Infinity Ward dan Treyarch.

Call of Duty 2023 premium game release
Call of Duty 2023 dipercaya akan jadi lanjutan Modern Warfare 2

Bloomberg menyebut rencana untuk entri terbaru itu untuk membawa map dan mode dari Modern Warfare 2. Game yang sebelumnya dilaporkan menjadi expansion itu juga akan memiliki single-player campaign besar, dipercaya akan menjadi lanjutan Modern Warfare 2. Namun, game besutan Sledgehammer Games itu tidak akan mengambil judul Modern Warfare 3.

Jadwal pengembangan game tersebut memicu kekhawatiran karyawan Sledgehammer Games. Pasalnya, mereka hanya diberi waktu kurang dari dua tahun untuk mengembangkannya. Penerapan jadwal yang sama juga terjadi saat pengembangan Vanguard, memicu terjadinya waktu lembur bagi beberapa staf.

Baca juga: Activision Sebut Call of Duty 2023 Full Premium Release

Arah Baru untuk Franchise Call of Duty

Sledgehammer Games sebagai pengembang utama Call of Duty 2023 tentu mengejutkan penggemar setianya. Biasanya, Infinity Ward, Sledgehammer Games, dan Treyarch akan berganti-gantian menggembangkan setiap game tersebut. Infinity Ward bertanggung jawab dalam pengembangan seri Modern Warfare, Treyarch menjadi pengembang di balik seri Black Ops, dan Sledgehammer Games menjadi tim di balik entri eksperimental seperti Advanced Warfare dan Vanguard.

Akhir-akhir ini, franchise FPS besutan Activision itu tampak mengalami kesulitan. Contohnya, Ghosts yang rilis 2013 dikritik karena kurangnya inovasi. Infinite Warfare yang rilis 2016 menuai kontroversi karena mengambil tema futuristik dan luar angkasa. Contoh terbarunya, Vanguard, telah dianggap gagal mencapai ekspektasi secara komersial.

Perwakilan Activision Neil Wood memastikan bahwa pihaknya telah mengumumkan sebuah game premium Call of Duty baru akan rilis tahun ini. Pada saat yang sama, ia mengutarakan bahwa Activision belum bisa membagikan informasi baru.

Ukraina Minta Atomic Heart Ditarik Dari Peredaran!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Perwakilan Ukraina meminta Atomic Heart ditarik dari peredaran secara digital. Mereka telah meminta pihak Valve, Sony, dan Microsoft untuk tidak lagi menjual game buatan Mundfish di platform masing-masing.

Sebelum perilisannya, Mundfish sendiri tersandung kontroversi karena dugaan keterkaitan dengan Rusia. Meski Mundfish tidak berkantor di Rusia, Ukraina tetap meminta setiap perusahaan untuk berhenti bekerja untuk studio game tersebut. Alasan, Rusia dan Ukraina masih berada dalam konflik.

Kontroversi Mundfish dan Keterkaitannya dengan Rusia

Atomic Heart Ukraine Ban 2
Mundfish sudah tersandung kontroversi sebelum perilisan Atomic Heart

Mundfish telah disebut sebagai studio game asal Rusia oleh media negara tersebut. Namun pihak perusahaan tersebut telah bersikukuh mereka tidak berkantor di sana. Mereka justru mengaku memiliki asal usul internasional dan saat ini berkantor di Cryprus.

Meski begitu, mereka telah dituduh menerima uang dari sebuah perusahaan energi asal Rusia. Terdapat pula klaim bahwa mereka mengumpulkan data pengguna di situs resminya dan menyebarkannya ke pemerintah Rusia. Klaim ini dibantah keras oleh Mundfish sendiri.

Mundfish juga mengaku pihaknya sebagai perusahaan pro-perdamaian. Akan tetapi, mereka tidak menyebutkan dukungannya pada Rusia dan Ukraina sama sekali.

Baca juga: Penjelajahan Open World Atomic Heart yang Mempesona

Ukraina Minta Peredaran Atomic Heart Dihentikan!

Karena kontroversi yang belum tuntas itu, pihak Ukraina meminta agar peredaran Atomic Heart dihentikan. Alexander Bornyakov, Wakil Menteri Urusan Digital, memastikan negaranya ingin setiap platform menarik Atomic Heart dari peredaran.

“Kami juga meminta meminta membatasi distribusi game ini [Atomic Heart] dari negara-negara lain karena toksisitas, kemungkinan pengumpulan data pengguna, dan kemungkinan mengirimkannya ke pihak ketiga di Rusia, juga kemungkinan penghasilan dari penjualan game untuk membiayai perang melawan Ukraina,” pinta Bornyakov pada dev.ua yang diterjemahkan oleh Comicbook.

Bornyakov juga meminta semua pengguna mengabaikan dan tidak membeli game tersebut. Dirinya menekankan bahwa Mundfish sama sekali tidak menyatakan secara publik mengutuk pemerintahan Putin dan perang berdarah terhadap Ukraina oleh Rusia.

Sementara itu, Mick Gordon, komposer Atomic Heart, menyumbangkan bayarannya pada Palang Merah Australia demi membantu korban yang berdampak pada perang tersebut. Dirinya juga mengutuk penyerangan Ukraina yang dilakukan Rusia.

Bethesda Umumkan Mighty Doom, Game Top-Down Shooter

GAMEFINITY.ID, Bandung – Bethesda mengumumkan mereka akan merilis Mighty Doom untuk platform mobile dalam waktu dekat. Game tersebut merupakan spin-off dari franchise Doom yang sudah ikonik. Alih-alih jadi FPS, spin-off tersebut akan mengambil genre rogue-lite top down shooter.

Mighty Doom, Game Top Down Shooter yang Akan Rilis di Mobile

Mighty Doom Mini Slayer
Mini Slayer, protagonis dari Mighty Doom

Protagonis dari game ini adalah Mini Slayer, versi kartun dari karakter Doom Slayer di Doom 2016 dan Doom Eternal. Bethesda menyebut latar tempatnya sebagai universe animated Doom, sebuah alternate reality yang terinspirasi oleh deretan collectible toy di Doom Eternal. Pada dasarnya, ini adalah versi toy dari Doom yang didesain khusus untuk mobile. Pemain dapat bertualang dengan bermainan run and gun yang menjanjikan bisa dikontrol menggunakan satu jari.

Misi Mini Slayer adalah membunuh semua Demon yang juga dijadikan versi imut. Namun, game ini masih sangat violent. Terlihat pada gameplay di trailer-nya terdapat unsur berdarah-darah saat Mini Slayer bertarung melawan para Demon.

Game ini mengambil perspektif top down alih-alih first person. Pada saat yang sama, desain roguelite juga diterapkan, maka pemain mungkin akan sering menyaksikan Mini Slayer yang mereka kendalikan mati dan bangkit kembali. Selama gameplay, pemain juga dapat mengumpulkan senjata dan upgrade gear, serta special skill untuk membunuh dan menghindari setiap Demon.

Mighty Doom juga jadi game pertama dari Alpha Dog Games semenjak bergabung dengan Bethesda pada 2019. Alpha Dog Games sebelumnya pernah membuat dua game mobile Wraithbone dan MonstroCity: Rampage.

Baca juga: Leaker: Starfield dan Redfall Dikebut dalam Kondisi Kasar

Bakal Rilis Maret, Pra-Registrasi sudah Dibuka

Sambil merilis trailer-nya, Bethesda mengungkap Mighty Doom bakal rilis 21 Maret di beberapa negara. Kabar baiknya lagi, pra-registrasi sudah dibuka. Pemain yang ingin memainkannya saat ini dapat berkunjung lamannya di Apple App Store atau Google Play untuk melakukan pra-registrasi.

Sayangnya, saat mengakses laman Google Play-nya di Indonesia, Mighty Doom disebut belum tersedia. Masih belum diketahui apakah pemain di Indonesia juga akan berkesempatan untuk menikmati Mighty Doom kelak.

Mighty Doom bakal rilis di iOS dan Android pada 21 Maret 2023 di beberapa negara tertentu.

Microsoft Sepakat Bawa Call of Duty ke Konsol Nintendo

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft akhirnya menyepakati secara sah untuk membawa Call of Duty ke konsol Nintendo selama 10 tahun ke depan. Keputusan ini mengikuti pengumuman bahwa perusahaan pemilik Xbox itu berkomitmen untuk membawa franchise FPS populer itu ke Nintendo akhir tahun lalu.

Pihaknya memastikan setiap pemilik konsol Nintendo dapat menikmati Call of Duty di Nintendo pada hari yang sama dengan di Xbox. Ini menjadi bentuk komitmen bagi Microsoft untuk membawa beberapa judul game Activision pada lebih banyak pemain di platform lain. Meski begitu, kesepakatan akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft belum menjadi sah. Hal ini karena akuisisi tersebut masih harus mendapat persetujuan dari regulator pemerintah,

Kesepakatan Microsoft Bawa Franchise Call of Duty ke Konsol Nintendo selama 10 Tahun

https://twitter.com/BradSmi/status/1627926790172811264?ref_src=twsrc%5Egoogle%7Ctwcamp%5Eserp%7Ctwgr%5Etweet

“Microsoft dan Nintendo telah bernegosiasi dan menandatangani kesepakatan terikat secara hukum selama 10 tahun untuk membawa Call of Duty ke pemain [platform] Nintendo – pada hari yang sama dengan di Xbox, dengan fitur penuh dan paritas konten – maka mereka dapat menikmati Call of Duty seperti di Xbox dan PlayStation,” tulis Brad Smith selaku presiden Microsoft.

Call of Duty on Nintendo announcement
Microsoft resmi sepakati kontrak untuk hadirkan Call of Duty di konsol Nintendo selama 10 tahun

Kesepakatan ini menandakan Call of Duty dapat kembali rilis di konsol Nintendo setelah absen selama kurang lebih 9 tahun terakhir. Call of Duty: Ghosts yang juga rilis di Wii U pada 2013 menjadi terakhir kali Activision merilis entri franchise besutannya di konsol Nintendo.

Pihak Microsoft juga tengah menawarkan kesepakatan yang sama dengan Sony untuk konsol PlayStation dan masih berkomitmen untuk menawarkan game dari franchise besutan Activision itu di Steam.

Sebelumnya, pihak Sony mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Microsoft bisa saja memonopoli dan bersikap antikompetitif saat menganggapi upaya akuisisi Activision Blizzard. Mereka mengklaim bahwa Call of Duty akan menjadi eksklusif di konsol Xbox dan layanan Microsoft seperti Game Pass.

Baca juga: Activision Sebut Call of Duty 2023 Full Premium Release

Beberapa Judul Game Xbox Lainnya Akan Tersedia di GeForce Now

Call of Duty Microsoft Nvidia GeForce Now
Microsoft juga sepakat bawa gamenya, termasuk Call of Duty, ke GeForce Now

Sementara itu, Microsoft juga mengumumkan rencana untuk membaca seluruh judul game PC-nya ke platform cloud gaming GeForce Now. Jika akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft menjadi resmi, semua judul game dari Activision dan Blizzard, termasuk Call of Duty juga dapat dimainkan di platform milik Nvidia itu.

Nvidia menyebut dalam laman resminya bahwa mereka kini memberi dukungan penuh pada Microsoft. Mereka juga berharap agar kesepakatan akuisisi Activision Blizzard mendapat persetujuan regulator pemerintah. Kedua belah pihak mengaku mereka akan segera mengerjakan agar game besutan Xbox dapat segera terintegrasi di GeForce Now.

Kesepakatan dengan Nintendo dan Nvidia tentu menjadi bentuk komitmen bagi Microsoft untuk menyediakan Call of Duty di platform lain selain Xbox dan PC. Pihaknya juga memastikan mereka tidak berencana untuk berhenti merilis setiap entrinya di PlayStation.