Tag Archives: side scrolling

Live A Live dapatkan Remake untuk Konsol dan PC

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Live A Live dikabarkan segera dapatkan versi remake. Live A Live HD 2D Side Scrolling ini akhirnya akan melanggar statusnya sebagai ekslusivitas untuk Nintendo Switch semata, dan akan segera dirilis di platform konsol next gen, seperti PlayStation 4, PlayStation 5, dan PC yang dapat diakses via Steam.

Pre-Order Live A Live Remake

Pre-order untuk game Live A Live saat ini telah tersedia dengan diskon 20% di Steam untuk semua users, dan di PlayStation Store untuk subscriber berlanggan PS+. Demo yang juga kini dapat dimainkan untuk game tersebut juga akan tersedia di platform yang menampilkan part pertama dari tiga Era terpisah yang ditampilkan di dalam game utama.

Baca Juga:

Isekai Cheat dapatkan Adaptasi Game MMORPG

Review Princess Connect: Time Travel dan Isekai

Live A Live dapatkan Remake untuk Konsol dan PC

Live A Live dapatkan Remake untuk Konsol dan PC

Versi PlayStation dan Steam dari game ini juga akan menampilkan edisi kolektor mewah yang menampilkan merchandise eksklusif baru dari rilis Nintendo Switch. Live A Live Collectors Edition II bukan hanya berisi base game tetapi juga T-shirt khusus desain Streighbough, set akrilik stand mini, set special design stiker, tote bag, buku seni ilustrasi official, dan manga eksklusif berjudul Super!! Live A Live: The Near Future Era yang dibawakan oleh Kazuhiko Shimamoto.

Rilis normal game pada 27 April 2023 masih menambahkan ekstra, dengan pengguna versi PS4 atau PS5 dan dapat menukarkan custome theme untuk layar beranda dan wallpaper khusus yang diberikan kepada pengguna di versi Steam.

Baca juga:

Review Anime Campfire Cooking : Isekai dengan Olshop?

Rekomendasi Anime Isekai Yang Tayang Di Tahun 2023

JRPG Side-Scrolling dengan Plot Era Berbeda

Live A Live pada awalnya dirilis di Super Famicom pada 29 tahun lalu, hanya di Jepang, tanpa adanya lokalisasi bahasa Inggris untuk waktu yang cukup lama. JRPG perlahan mendapatkan status klasik di luar negara asalnya, berkat hadirnya terjemahan fans yang merupakan salah satu tambalan komunitas lengkap paling awal yang turut dibagikan secara luas untuk sebuah video game.

Live A Live sebelumnya juga telah dirilis ulang melalui Virtual Console Service di Nintendo Wii U dan 3DS secara berurut di 2015 dan 2016.

Live A Live dapatkan Remake untuk Konsol dan PC

Baca juga:

Rekomendasi Anime Isekai yang Penuh dengan Politik

Review Mairimashita! Iruma-kun, Isekai Humor Ala Neraka

Player akan bermain melalui delapan era kronologis berbeda, masing-masing era dengan cerita unik dan titik plotnya sendiri. Terbentang luas melalui berbagai tahapan era, pemain akan mengungkap kekuatan jahat yang menjerat nasib delapan protagonis beda era.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Perkembangan Beat ‘Em Up dari Battle Side-Scrolling hingga Hand-to-Hand

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Beat ‘Em Up atau yang dikenal juga dengan Brawler maupun Beat ’Em All untuk beberapa market adalah genre video game yang menyajikan pertarungan tangan kosong atau handtohand antara beberapa jumlah besar lawan.

Beberapa Beat ’Em Up pada awalnya merupakan game yang bergerak dalam gaya scrolling 2D, dan beberapa game lainnya hadir dengan gaya pembawaan 3D dengan musuh yang lebih banyak. Untuk gameplay-nya sendiri cenderung seperti game arcade, sederhana namun sulit.

Beat 'Em Up

Diawal tahun kemunculan, tahun 1984 adalah Kung-Fu Master. Sebuah game yang mengambil dasar pada film seni bela diri Hong Kong. Kemudian dua tahun setelahnya di 1986 hadir lagi Nekketsu Kouha Kunio-Kun yang memperkenalkan format belt scroll dan terus digunakan secara ekstensif oleh game sebelumnya.

Baca juga: Bandai Namco Dikabarkan akan Memberikan Versi Remake untuk Tales of Symhonia

Beat ‘Em Up dari Side-Scrolling hingga 3D Hand-to-Hand

Umumnya Beat’Em Up diadaptasi melalui sebuah film tahun 70-an dengan judul Kung-Fu Master atau dikenal juga Spartan. Game ini dirancang oleh Takashi Nishiyama dan dirilis oleh Irem tahun 1984, menggunakan gaya sidescrolling.

Beat 'Em Up

Di tahun 1987, rilislah Double Dragon yang dirancang sebagai penerus Technos Jepang untuk Kunio-kun (Regenade), menjadi alasan dan pembawa keemasan dalam era Beat ‘Em Up. Salah satu game yang tampil dengan gameplay yang kooperatif.

Double Dragon sukses hingga membanjiri beat ‘em up di akhir 1980-an yang dimana beberapa judul terkenal seperti Golden Axe dan Final Fight menjadi lebih beda dari lainnya. Final Fight juga yang merupakan sekuel untuK Street Fighter, namun perusahaan memberikna judul berbeda.

Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, Sega Die Hard Arcade tahun 1996 menjadi beat ’em up pertama yang menggunakan gaya visual 3D Polygon dengan konstruksi tekstur, serta gerakan yang lebih canggih.

Tidak lama melewati era 2000, genre beat ‘em up ini kembali bangkit dalam bentuk game yang sebenarnya menambahkan sub genre dari beat’em up ini, yaitu Hack and Slash. Devil May Cry 2001 dan series seterusnya menjadi salah satu game beat ‘em up yang diusung dengan paduan Hack and Slash.

Beat 'Em Up

Namun diawal 2000-an hingga saat ini, ada beberapa game urban dari seri Yakuza 2005, game yang gabungkan pola thriller kriminal dan lingkungan yang cukup interaktif dengan detail street fighter. Tidak lama hadir The Warrios yang rilis di 2005, menghadirkan sebuah perkelahian masif dalam lingkungan 3D dan beberapa aktivitas selingan lainnya.

Beat ‘Em Up serta dengan Sub-Genre yang Menarik

Dalam pembawaannya hingga saat ini, Beat’Em Up hadir dengan beberapa subgenre hingga saat ini seperti Scrolling Beat’Em Up atau bisa disebut juga Side-Scrolling. Sub-genre satu ini juga memiliki 2 klasifikasi, seperti Side-Scrolling Beat’Em Up dan BeltScroll Beat ’Em Up.

Kemudian ada Hack and Slash yang merupakan sub-genre yang terbilang masih baru, mengingat sub-genre ini hadir diakhir 1990-an dan awal 2000-an. Sama seperti yang diatas, Hack and Slash juga hadir dengan beberapa klasifikasi, seperti 2D Side-Scrolling dan 3D Hack and Slash.

Sekian penjelasan dari perkembangan Beat ‘Em Up yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Naruto Senki, Game Naruto Fanmade yang Sempat Populer

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Naruto Senki adalah salah satu game Arcade Fighting yang dapat dimainkan di Mobile. Game ini tidak ada yang tahu kapan awal rilisnya, namun dalam PlayStore ada game serupa berjudul Ultimate Ninja Legends yang dirilis oleh dengan nama anonim Zakume atau Colorful Box. Naruto Senki dapat dimainkan di Android.

Sinopsis Naruto Senki, Game Naruto Fanmade yang Sempat Populer

Bercerita tentang seorang anak mua yang telah kehilangan banyak hal sejak dirinya dilahirkan. Kehilangan baik orang tua, keluarga, teman, dan banyak lagi. Hal ini disebabkan bukan karena tanpa alasan.

Seorang anak yang bercita-cita ingin menjadi seorang pemimpin desa besar ditempat kelahirannya dan terus berlatih agar semakin kuat demi menyokong cita-citanya tersebut. Mampukah dirinya menggapai keinginannya tersebut?.

Baca Juga : Review Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

Gameplay (8/10)

Review Naruto Senki
Gameplay – Review Naruto Senki, Game Naruto Fanmade yang Sempat Populer

Naruto Senki merupakan salah satu game arcade fanmade yang dibuat berdasarkan dari franchise Naruto Series yang merupakan salaah satu animasi Jepang populer hingga saat ini. Naruto Senki sendiri memiliki mekanisme gameplay yang cukup unik dari kebanyakan Naruto series lainnya.

Hadir dalam mekanisme permainan yang bergaya arcade dengan sentuhan kompleks yang baik berdasarkan fitur, fungsi, dan aspek pelengkap didalamnya. Sama seperti game Naruto lainnya, setiap karakter memiliki jurus dan teknik yang berbeda-beda.

Mengusung mekanisme arcade yang berfokus layaknya game sidescrolling tower defense. Sebuah mekanismepermainan game arcade yang menuntut player untuk bertarung maju sembari menghancurkan menara musuh serta melawan musuh yang bergerak dengan mekanisme yang sama juga.

Naruto Senki memiliki 2 mode berbeda yang untuk mekanisme hampir tidak ada bedanya. Hadir dalam Training Mode dan Teammate Mode. Pada beberapa versi dan modifikasi tertentu, Teammate Mode memiliki beberapa mode lagi didalamnya.

Graphic (8/10)

Review Naruto Senki
Graphic – Review Naruto Senki, Game Naruto Fanmade yang Sempat Populer

Naruto Senki pada dasarnya memiliki visual yang cukup baik dan worth dimainkan oleh semua umur. Game ini tampil dengan penggambaran dan pewarnaan yang kurang lebih mirip sedikit dengan beberapa series lainnya, seperti Naruto Senki di Game Boy Advance.

Hadir dalam SideScrolling persfective dengan tampilan yang sedikit cenderung mengarah ke sudut pandang 3/4 View. Hal ini dapat diperhatikan melalui mekanisme dan alur pergerakan dari karakter yang cukup leluasa dan linear.

Control (6/10)

Naruto senki punya mekanisme atau mekanik kontrol yang sangat gampang, namun sedikit sulit untuk beberapa karaktrer, terlebih lagi tidak tersedianya fitur autoaim dalam game ini. Hal ini memaksa pemain untuk menyerang musuh dengan jangkauan serang yang sesuai dan akurat juga.

Hadirkan kontrol berupa analog sebagai penggerak, basic attack, dan beberapa kontrol untuk mengeluarkan jurus ataupun teknik menarik milik karakter. Selain itu juga ada beberapa skill yang menuntut pemain agar segera meningkatkan level karakter in-game agar dapat menggunakan skill tersebut.

Addictive (9/10)

Review Naruto Senki
Addictive – Review Naruto Senki, Game Naruto Fanmade yang Sempat Populer

Memiliki tingkat adiktif yang cukup baik dan menarik untuk dimainkan dikala waktu senggang. Naruto Senki tampil dengan gaa arcade tower defense yang cukup khas dari kebanyakan game sejenis lainnya.

Selain itu juga, Naruto Senki menghadirkan banyak karakter keren. Setidaknya ada 60+ karakter yang disediakan untuk Naruto Senki dan ini juga dipengaruhi oleh tiap versi atau modifikasi.

Music (9/10)

Secara umum Naruto Senki sebagai game arcade tampil dengan aspek music yang cukup memikat dengan kemampuan pemikat yang mengandalkan daya ingat pemain untuk bernostalgia kepada zaman dimana Naruto series masih tayang di TV lokal.

Hadir dengan latar musik, sound effect serta voice action tiap karakter berbeda. Menampilkan latar musik yang ikonik dan kebanyakan mengambil referensi dari anmasinya sendiri, dan juga ada sound effect yang cukup umum ada di game action, serta voice action yang variatif tergantung dari karakter yang digunakan.

Kelebihan

Naruto Senki tampil dengan cukup baik walau mengingat ini bukan merupakan game official, misalnya dari BANDAI. Game yang lebih terasa seperti game fanmade yang menarik dan tidak kalah keren dari game official yang ada. Terlebih lagi hadir dengan banyak fungsi dan visual yang keren.

Kekurangan

Sedikit kekurangan Naruto Senki yang dapat penulis sampaikan kali ini. Dibalik keunggulan dan menariknya game arcade satu ini, Naruto Senki memiliki sedikit kekurangan yang cukup menganggu bagi sebagian banyak pemain.

Memiliki kontrol yang cukup rumit, baik dari pergerakan ataupun direct control  yang manual. Game ini tidak memiliki fungsi autoaim sama sekali, hal yang membuat game sedikit jelek bukan lain adalah kontrolnya sendiri.

Untuk Naruto Senki, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8.

Sekian Review Naruto Senki yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Dan The Man, Platformer dengan Konsep Cross-Universe

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Dan The Man merupakan salah satu Action Platformer bergaya Retro-Pixel yang dapat dimainkan di Mobile. Dan The Man dirilis pada November 2015 oleh Halfbrick Studios. Game ini dapat dimainkan di platform Android dan IOS.

Sinopsis Dan The Man, Platformer Game dengan Konsep Cross-Universe

Bercerita tentang sebuah masalah baru dikota Dan dan teman-teman. Sebuah masalah yang kini menjadi masalah bersama, terlihat dari para pasukan ninja dan masyarakat yang tidak bisa melakukan apapun lagi. Aawal masalah yang bermula dari invasi sekelompok mafia.

Baca Juga: Review Funny Fighters, Bomberman Tapi Ini Battle Royale

Gameplay (10/10)

Review Dan The Man
Gameplay – Review Dan The Man, Platformer dengan Konsep Cross-Universe

Dan The Man merupakan game Acion Platformer Side-Scrolling dengan gaya Retro Pixel-nya. Game ini memiliki mekanisme gameplay yang tidak jauh berbeda dengan game-game dengan konsep Side-Scrolling lainnya. Game yang mengharuskan pemain untuk terus maju hingga mampu menyelesaikan suatu level tertentu, biasanya akan ada banyak rintangan atau obstacle maupun musuh sepanjang perjalanan.

Dan The Man memiliki mekanisme yang cukup umum, namun sedikit unik dibanding Side-Scrolling lainnya. Dan The Man memiliki alur cerita yang cukup menarik. Bercerita tentang Dan yang seorang pendekar beladiri di sebuah kota. Begitu cerita dimulai, pemain akan memasuki prolog yang terbagi atas beberapa level yang kemudian lanjut ke Main Story.

Bukan hanya Dan, Dan The Man turut menghadirkan beberapa karakter dari game buatan Halfbrick Studios seperti Dan, Josie, Barry dari Jetpack Joyride, serta karakter Custom. Setiap karakter punya kemampuan berbeda-beda, seperti Barry misalnya.

Graphic (9/10)

Review Dan The Man
Graphic – Review Dan The Man, Platformer dengan Konsep Cross-Universe

Dan The Man memiliki visual ataupun gaya penggambarannya sendiri yang menarik. Hadir dengan visual Retro yang dibalut dengan gaya Pixel sebagai penggambaran. Gaya Pixel yang cukup terlihat jelas dan detil yang baik, baik dalam latar maupun karakter yang ada hingga objek bergerak lainnya.

Pemilihaan warna yang baik juga menjadi nilai tambah untuk Dan The Man menyangkut visual. Pergerakan atau transisi antar tempat atau latar yang cukup baik, tanpa menunjukan cacat akibat pergeseran tersebut.

Control (9/10)

Review Dan The Man
Control – Review Dan The Man, Platformer dengan Konsep Cross-Universe

Dan The Man memiliki mekanisme kontrol yang simpel dan praktis. Sebagai game Platformer, Dan The Man hadir dengan mekanisme kontrol taping yang sudah cukup baik. Hadir tanpa tambahan kontrol yang rumit, sedangkan game ini memiliki serangkaian kombinasi gerakan yang cukup kompleks.

Dan The Man memberlakukan konsep combo dalam menjalankan sebuah karakter. Combo tersebut bisa didapatkan dengan cara upgrade skill tiap karakter, hal ini juga tidak berpengaruh terhadap konttrol yang sudah adda sebelumnya. Serangkaian kontrol sudah mampu menghasilkan gerakan yang lebih kompleks dari sebelumnya.

Addictive (9/10)

Memiliki daya permaianan yang cukup baik dan tidak mmbosankan, mengingat Dan The Man hadir dengan alur cerita yang setidaknya turut ramaikan konflik yang ada dan seharusnya ada. Dengan adanya alur cerita yang dikemas rapih ini, Dan The Man menjadi salah satu Platformer yang tidak hanya mengandalkan Action saja.

Music (9/10)

Dan The Man hadir dengan aspek musik yang cukup baik, unik, serta sempurna. Pemilihan latar musik yang sangat cocok dengan gaya permainan menjadi salah satu hal menarik disini. Selain latar musik, ada sound effect juga. Sound effect hadir dengan variatif tergantung kondisi yang mempengaruhi karakter atau apapun disekitar.

Latar musiknya sendiri tampil dengan gaya yang cukup masuk. Dibalut dengan gaya-gaya EDM serta Retro yang campur aduk namun disusun sedemikian rupa hingga menjadi alunan musik yang santai namun bersemangat.

Kelebihan

Hadir sebagai Action Platformer dengan paduan Reto Pixel yang baik, Dan The Man hampi mendapatkan nilai maksimal pada aaspek satu ini, selain itu juga hadir dengan alur cerita yang kompleks dan runtut beserta dengan permasalahan yang selalu saja ada.

Kekurangan

Sedikit kekurangan dari Dan The Man yang dapat penulis sampaikan kali ini. Dan The Man merupakan game yang tidak sepenuhnya dapat dimainkan secara offline, untuk beberapa mode-nya masih membutuhkan koneksi untuk dapat masuk kedalam mode tersebut.

Untuk Dan The Man, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Dan The Man yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Shadow of Death : Dark Knightmerupakan salah satu game RPG Side-Scrolling bergaya Hack and Slaish di Mobile. Memiliki fitur dan gaya permainan yang memukau.

Shadow of Death: Dark Knight dirilis pada April2018 oleh Bravestars Games. Game ini dapat dimainkan di platform seluler seperti Android dan IOS.

Sinopsis Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Bercerita tentang seorang pendekar pedang luar biasa hebat yang mengidap amnesia retrogade. Cerita yang dimulai dari beberapa waktu setelah kejadian misterius yang menghancurkan negeri Aurora, Maximus terbangun atas panggilan dari salah satu roh suci.

Membimbing Maximus untuk memulai perjalanan demi mengingat siapa dirinya serta mengakhiri sumber dari masalah didunia manusia saat itu.

Baca Juga : Darkrise, RPG Interaktif Penuh Balutan Retro Side-Scrolling

Gameplay (8/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Gameplay – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Shadow of Death merupakan salah satu game Action RPG bergaya Hack and Slash yang dapat dimainkan di Mobile. Game ini dibawakan dengan gaya layaknya game berlabel Shadow lainnya. Game ini juga dapat dimainkan di secara Offline.

Selain gaya permainan yang condong ke Hack and Slash yang menjadi daya utama dari game ini, Shadow of Death hadir dengan kompleks tanpa batas. Banyak fitur yang dapat di eksplor oleh pemain, seperti Rune, Technique, Inventaris, dan banyak lagi.

Selain tampil dengan kompleks yang terpusat pada fitur dan fungsi, Shadow of Death juga hadirkan 2 mode yang dapat dimainkan. Hadir dengan 2 mode permainan yaitu, Challenge dan Adventure. Pada mode Adventure pemain bermain secara dengan menyelesaikan tipe level seperti stage, tapi di Shadow of Death disebut dengan Node. Kalau untuk mode Challenge, setidaknya hadir dengan beberapa sub-mode didalamnya, salah satunya seperti mode bertarung online.

Hadir dengan karakter yang cukup baik dengan tanpa tidak mengindahkan alur cerita yang udah ada sebelumnya. Maksudnya adalah tanpa harus mengulang semua permainan dari awal. Beberapa karakternya seperti Max, Quinn, Mount, dan Lunae. Diawal permainan, pemain akan menggunakan Max yang merupakan seorang ksatria bergelar guardian yang mengalami amnesia retrogade.

Graphic (9/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Graphic – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Untuk grafis ataupun visual Shadow of Death menghadirkan grafis yang cukup memukau. Tampil dengan visual yang cenderung sesuai dengan game berembel Shadow lainnya. Walaupun cenderung bberwarna hitam untuk visualnya, Shadow of Death turuthadirkan pergerakan yang halus serta merta VFX yang ramai lagi memukau.

Mode lobby yang terbilang cukup baik, pergerakan dan reaksi karaker yang tidak sepasif game lainnya. Bahkan untuk penggambaran latar yang relate dan sesuai dengan cerita maupun isual pendukung lainnya.

Control (9/10)

Shadow of Fight sebagai game Hack and Slash tentunya hadir dengan mekanisme kontrol yang dapat dibilang rumit tapi tidak serumit yang dibayangkan, setidaknya masih bisa dikendalikan dimudah. Shadow Death hadir dengan kontrol yang cukup banyak dan variatif.

Hadir dengan kontrol yang cukup banyak, tergantung dari karakter yang digunakan sendiri. Jika pemain menggunakan Max, setidaknya ada 3 jenis skill yang diantaranya merupakan serangan Mid-Range.

Addictive (9/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Addictive – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Shadow of Death merupakan Hack and Sliash bergaya SideScrolling yang hadir dengan cukup kompleks dan menarik, setidaknya untuk beberapa alasan tertentu.

Hadir dengan alur cerita yang menarik dan karakter yang banyak. Berpusat pada seorang pendekar yang mengidap amnesia retrogade, mencari jalan keluar untuk menyelamatkan dunia dan umat manusia.

Game ini mengusung metode stage level atau node adalah pada dasarnya Shadow of Death berlatar di dalam sebuah Dungeon. Siapa yang menyangka jika permainan ini berlatar disebuah reruntuhan.

Music (9/10)

Hadir dengan aspek musikal yang baik, tapi cenderung minim. Keminiman ini bukan menjadi sebab kenapa game ini terasa kurang, melainkan menjadi nilai tambah dari Shadow of Death yang hadir dengan latar dan alur cerita yang cukup baik.

Setidaknya hadir dengan latar musk dan sound effect, serta merta voice dari tiap karakter yang berbeda-beda. Shadow of Fight memiliki latar musik yang cenderung pasif dan jarang, ataupun hanya muncul pada kondisi tertentu. Untuk sound effect di Shadow of Fight terbilang cukup ramai dan berbeda-beda di tiap karakter maupun situasi.

Kelebihan

Hadir dengan gameplay dan cerita yang baik. Menghadirkan visual effect atau VFX yang ramai namun tidak terlalu memberatkan perangkat. Selain itu juga tampil dengan karakter yang berbeda, serta latar karakter yang berbeda tanpa adanya perbedaan tujuan.

Kekurangan

Dibalik kelebihan yang cukup banyak dan efektivitas permainan yang lama, Shadow of Death masih memberikan sedikit kekurangan yang cukup mudah ditemukan. Sistem grinding yang tidak sesuai dengan harga item didalam game.

Harga item ini terbilang cukup offensive untuk jumlah jarahan yang didapatkan ketika menyelesaikan level node tertentu ataupun sebanyak itu.

Untuk Shadow of Death: Dark Knight, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8.

Sekian Review Shadow of Death: Dark Knight yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy merupakan salah satu game adaptasi dari anime dengan judul yang sama, Fullmetal Alchemist Brotherhood. Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dirilis pada Juli 2005 oleh Bandai dan beberapa publisher lainnya. Game ini dapat dimainkan di platform Nintendo DS.

Baca Juga : Review NS: Ultimate Ninja Impact, Naruto Series Untuk PSP

Sinopsis Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist menceritakan tentang dua bersaudara dari keluarga alkemis, yaitu Edward dan Alphonse yang merupakan anggota intansi alkemis negara termuda berkat kemampuannya yang luar biasa.

Memiliki masa lalu yang cukup rumit. Melakukan kebodohan besar dalam hidup akibat kenaifan mereka dalam keinginan untuk membangkitkan sang ibu, hingga mengorbankan raga sang adik Alphonse dan salah satu tangan Edward.

Mereka memutuskan mencari cara untuk mengembalikan tubuh Alphonse dengan mempertaruhkan hidup dan mati mereka, serta menebus kebodohan mereka di masa lalu.

Gameplay (9/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Gameplay – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki gameplay berupa mekanisme stage game, yang dimana tiap stage memiliki arc sendiri yang tidak jauh berbeda dengan anime-nya. Selain itu, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan mengikuti alur anime-nya dengan judul yang sama, Fullmetal Alchemist Brotherhood.

Mengusung model permainan stage dengan gameplay side-scrolling. Karena Fullmetal Alchemist merupakan game Nintendo DS, ada sedikit puzzle yang dibawakan pada game ini, beberapa diantaranya seperti ketika ingin memasuki sebuah pintu atau menyelamatkan korban.

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan mengikuti alur cerita pada anime-nya, hanya saja dengan sedikit perbedaan pada titik mulai dan ending. Fullmetal Alhemist Dual Sympathy dimulai pada saat bagian pertarungan melawan Cornello. Dalam battle ini, Elric bersaudara telah menjadi salah satu pasukan alkemis negara.

Graphic (9/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Graphic – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan visual bergaya pixel walau hanya sedikit. Game ini menggunakan sudut pandang Side-scrolling, sedikt berbeda dengan game Fullmetal Alchemist seri lainnya yang kebanyakan menggunakan gaya 3D Battle.

Selain itu juga, pergerakan di game ini sudah lebih dari cukup baik untuk game Nintendo keluaran tahun 2005. Pergerakan yang tidak kaku, walau seni bertarung yang sedikit monoton dan diulang-ulang.

Turut menyajikan efek visual yang baik, baik dari segi pengeluaran teknik alkemis maupun martial arts. Hampir mirip seperti game platformer bergaya side-scrolling.

Control (8/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Control – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alhemist Dual Sympathy dibawakan dengan kontrol yang cukup simpel. Walaupun terbilang simpel, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy masih menyisipkan combo-combo hasil kombinasi skill dan serangan yang ada.

Menggunakan penggerak umum berupa d-pad, dan kontrol eksekusi seperti melompat dan menyerang. Karena ini merupakan game Nintendo DS yang dasarnya memiliki dua buah layar yang punya fungsi tersendiri, terkadang pemain dapat mengaktifkan skill atau berganti karakter pada layar eksekusi satunya.

Game ini turut dibawakan dengan beberapa puzzle unik, yang tentunya eksekusinya menggunakan other display pada perangkat Nintendo DS milik player.

Addictive (9/10)

Memiliki tingkat adiktif yang cukup baik. Terkadang penulis sendiri sulit untuk menghentikan permainan pada stage tertentu dan memutuskan untuk terus lanjut hingga last stage.

Hal ini disebabkan oleh Fullmetal Alchemist Dual Sympathy yang dibawakan dengan metode stage battle. Walaupun game lebih ditekankan pada eksekusi battle, bagi para penikmat story, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki alur cerita yang singkat dan lebih sedikit.

Untuk awal permainan, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy akan terasa sangat asing dan membingunkan, terlebih lagi dengan alur cerita yang tiba-tiba dimulai dari pertarungan Elric dihari pertamanya. Cukup menyulitkan untuk pribadi yang dasarnya bukan penikmat game Dual-display.

Music (9/10)

Sebagai game action dengan menyisipkan hack and slash didalamnya, Fullmetal Alchemist  Dual Sympathy turut menghadirkan background music dan berbagai sound effect menarik.

Fullmetal Alchemist dibawakan dengan lagu opening berjudul Melissa yang dinyanyikan oleh band Pornografiti. Lagu ini ditampilkan dalam bentuk instrumental yang cukup keren dan menegangkan sebagai pelengkap permainan, dan juga Fullmetal Alchemist Dual Sympathy menggunakan voice action berbahasa inggris.

Kelebihan

Memiliki keunggulan dari beberapa seri lainnya. Fullmetal Alchemist Dual Sympathy terbilang cukup ringan untuk ukuran game yang dapat dimainkan di emulator. Penulis sendiri awalnya mencoba memainkan menggunakan perangkat Nintendo DS, namun cukup kesulitan dan berakhir dengan menggunakan emulator.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis sampaikan pada ulasan Fullmetal Alchemist Dual Sympathy. Pada dasarnya, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki kekurangan yang umum sebagai game Nintendo DS asil adaptasi.

Kekurangan tersebut berupa terlalu singkatnya alur cerita yang dibawakan, dan sedikit kekurangan sentuhan slice of life yang seharusnya dapat disisipkan layaknya sebuah RPG yang tidak monoton.

Untuk Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8.

Sekian Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.