Tag Archives: Sistem

EA Patenkan Sistem AI Anti Troll dan Kolusi

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah beberapa waktu lalu mematenkan sistem AI untuk konfigurasi kontroler otomatis, kini Electronic Arts (EA) dikabarkan telah mengusulkan hak paten sistem AI baru, yang akan menghukum pemain jika mereka bekerjasama dengan musuh dalam permainan.

Salah satu raksasa industri video game asal Amerika Serikat, Electronic Arts (EA), sepertinya sedang bereksperimen dengan mengintegrasikan AI ke dalam mekanika inti permainan. Hal ini dibuktikan dengan adanya laporan paten untuk Sistem AI konfigurasi kontroler otomatis yang sebelumnya telah diusulkan oleh perusahaan. Dan selain paten tersebut, laporan terbaru bahkan menyebut bahwa EA akan mengeksplorasi sistem yang cukup kontroversial yang berpotensi menimbulkan respon negatif dari para pemain.

Mengutip dari laman web Exputer (via PC Gamer), Electronic Arts dilaporkan telah menerbitkan paten sistem AI baru bernama “DETECTING COLLUSION IN ONLINE GAMES”, yang mengusulkan sebuah sistem AI khusus untuk mendeteksi apakah pemain sedang bekerja sama atau tidak, dengan tim lawan yang seharusnya ia kalahkan. Tujuannya, adalah untuk memastikan bahwa tidak ada aksi kerjasama diantara kelompok pemain yang saling bersaing, demi mendapatkan keuntungan lebih dari permainan.

Baca juga: Tactical Nuke Killstreak Juga Dipastikan Ada Dalam Warzone 2

Diagram AI
Diagram AI | Ancaman Hukuman Ban Berdasarkan Pertimbangan Sistem AI

Ancaman Hukuman Ban Berdasarkan Pertimbangan Sistem AI

Sistem ini rencananya akan menggunakan program AI untuk menyaring banyak data pemain, sebagai pertimbangan penilaian “apakah perilaku dalam game mereka merupakan aksi kolusi atau tidak”. Jika pemain dan lawan berbagi guild di game EA lain, telah bertukar pesan obrolan di masa lalu, atau bahkan jika kedua pemain diketahui mengenal satu sama lain di akun media sosial yang mereka sambungkan kedalam game, semuanya akan diperhitungkan oleh sistem sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Jika analisis data pemain di luar game dan data dalam game (yang mencakup perilaku mereka dalam riwayat pertandingan) menunjukkan adanya kejanggalan, maka sistem akan memberikan hukuman kepada para pemain yang bersangkutan, seperti “dihapus dari pertandingan, didiskualifikasi dari hadiah, suspended, banned, dan sebagainya”. EA sendiri mengatakan bahwa hukuman akan diterapkan secara otomatis atau akan mengikuti “tinjauan manusia atau algoritmik” terlebih dahulu setelah terdeteksi.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Sistem Fast Charging 30 Detik Di Ajang Liga Formula E

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Ajang balap mobil elektrik, Formula E, dilaporkan akan menguji sistem fast charging pit stop 30 detik, untuk beberapa sesi balapan musim depan. Tidak hanya itu, Musim balapan yang akan datang juga akan menjadi debut pertama mobil balap Gen3, yang telah dilengkapi dengan sistem baterai baru.

Bagi para pengguna kendaraan elektrik, pengisian daya listrik mungkin merupakan salah satu bagian yang paling kurang menyenangkan. Akan tetapi, bagi Federasi Mobil Internasional (FIA),  hal itu justru dirasa akan membuat jeda pit stop pada balap mobil Formula E menjadi lebih menarik. Dan hal inilah yang rencananya akan diterapkan, sebagai bagian dari peraturan liga Formula E yang telah diperbarui. Dimana pada musim liga Formula E selanjutnya, FIA akan menguji  coba sistem fast charging “Attack Charge” selama 30 detik, pada beberapa sesi balapan di musim kesembilan mendatang.

Mengutip dari laman web Engadget, sistem “Attack Charge” pada ajang Formula E musim selanjutnya akan dilaksanakan bersamaan dengan debut mobil balap Gen3, yang menggunakan sistem teknologi baterai yang baru, serta mendukung mode pengisian daya kilat hingga 4 kWh dalam waktu setengah menit. Sementara itu, sesi pengisian daya selama balapan akan dilakukan pada titik tertentu, dan para pembalap akan menerima dua periode Attack Mode yang “ditingkatkan” dalam sesi balapan selanjutnya sebagai bentuk kompensasi.

Baca juga: Blacklist International Akan Terjun Ke Skema Esport DotA 2

Sistem Fast Charging 30 Detik
Permasalahan Dalam Sistem Fast Charging 30 Detik

Permasalahan Dalam Sistem Fast Charging 30 Detik

Attack Mode merupakan sebuah fitur khusus yang ada dalam mobil Formula E. Dimana fitur ini dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecepatan mobil selama beberapa saat. Dan untuk saat ini, Attack mode akan tetap tersedia saat balapan, meski sistem Attack Charge tidak digunakan.

Berdasarkan laporan dari The Race, FIA tidak akan menggunakan Attack Mode yang telah dimodifikasi, seperti yang direncanakan semula. Menurut The Race, FIA awalnya ingin menghidupkan kembali sistem pit stop, namun sistem yang diperlukan masih belum siap untuk sementara waktu.

“Formula E telah merencanakan untuk memiliki pitstop pengisian cepat sebagai bagian inti dari format balapan untuk awal era Gen3 tetapi masalah seputar sel baterai RESS telah menciptakan efek lanjutan di mana pitstop tidak mungkin dilakukan (dengan) segera ketika musim 2023 dimulai (pada bulan) Januari mendatang.” Tulis artikel The Race.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Electronic Arts Patenkan Sistem Kontroler Otomatis

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Electronic Arts berhasil mendapatkan hak patennya, untuk sistem pengubah konfigurasi kontroler otomatis dengan machine-learning. Program bernama Automatic controller configuration recommendation system ini diklaim dapat menguraikan sistem kontroler pada video game, serta akan menyesuaikan konfigurasi secara otomatis, tergantung pada keterampilan penggunanya.

Bagi banyak gamer, terutama mereka yang menggunakan konsol, kontroler tetap menjadi salah satu perangkat utama untuk dapat memainkan video game. Namun, tidak semua kontroler hadir dengan bentuk dan konfigurasi yang sama, karena para produsen konsol memiliki konsep kontroler mereka sendiri, yang dibuat dengan bentuk, fitur, dan ukuran yang berbeda-beda. Seperti PlayStation 5 menggunakan pengontrol DualSense yang lebih ramping, sementara konsol seri Xbox menggunakan pengontrol Xbox Wireless yang lebih besar.

Dan untuk mereka yang menginginkan fitur lebih daripada kontroler standar, para produsen konsol juga telah menyediakan beberapa opsi lain untuk memenuhi kebutuhan pemain. Misalnya, para gamer hardcore mungkin menginginkan pengontrol dengan fitur tambahan yang melengkapi gameplay mereka. Maka pengontrol seperti Xbox Elite Wireless dan DualSense Edge adalah solusinya, karena kedua kontroler tersebut akan memberi pemain segudang fitur yang tidak tersedia pada pengontrol standar.

Selain alternatif kontroler dari para produsen konsol video game di atas, terdapat pula pengontrol jenis baru yang tampaknya saat ini sedang dalam perjalanan untuk dikembangkan, dan diperkirakan akan merubah segala sesuatu dari kontroler yang telah kita kenal. Perkiraan ini datang setelah Electronic Arts (EA) mendapatkan hak patennya, atas sistem konfigurasi kontroler otomatis, yang pernah diajukan pada akhir 2020 silam.

Baca juga: Kolaborasi Google dengan Renault Kembangkan Mobil Cerdas

display kontroler electronic arts
Sistem Kontroler Otomatis Dengan Machine Learning

Sistem Kontroler Otomatis Milik Electronic Arts

Mengutip dari laman web SVG.com, Electronic Arts dilaporkan telah mendapatkan hak paten atas sistem konfigurasi kontroler otomatis yang pernah diajukan pada akhir tahun 2020. Sistem konfigurasi itu bernama “Automatic controller configuration recommendation system”, dan diklaim dapat menguraikan sistem video game, dimana game akan menyesuaikan pengaturan pengontrol tergantung pada keterampilan pengguna. 

Dalam Abstrak Paten, dijelaskan bahwa program konfigurasi otomatis ini nanti akan “menentukan (konfigurasi), berdasarkan input kontroler, profil pengguna untuk pengguna, yang terdiri dari setidaknya tingkat keterampilan dan kecenderungan input pengguna.” Kemudian, sistem akan membuat penyesuaian pada pengaturan kontroler secara eksplisit, yang “dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pengguna dalam kaitannya dengan perangkat lunak”.

Sistem konfigurasi otomatis ini sebenarnya bukanlah sebuah konsep baru. Para desainer sejak awal tahun 80-an juga telah mengerjakan sistem adaptif, guna membantu pemain yang kesulitan dalam menemukan permainan tertentu. Contoh awal yang menonjol adalah Zanac, sebuah game shooter untuk PC MSX pada tahun 1986, yang memiliki sistem bernama “Kontrol Tingkat Kesulitan Otomatis” atau Automatic Difficulty Control (ALC), yang dapat merubah intensitas menjadi lebih mudah atau lebih sulit (dengan menambah dan mengurangi jumlah musuh) berdasarkan performa pemain.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/