Tag Archives: Skema

Blacklist International Akan Terjun Ke Skema Esport DotA 2

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Organisasi esport Mobile Legends asal Filipina, Blacklist International, dilaporkan telah resmi akan membentuk divisi baru untuk skema esport DotA 2. Kabar ini sendiri telah dikonfirmasi langsung oleh sang CEO dan dipastikan akan berpartisipasi dalam liga Dota Pro Circuit (DPC) Asia Tenggara musim berikutnya.

Awal bulan November lalu, Organisasi Esport Mobile Legends papan atas Filipina, Blacklist International, dirumorkan akan membentuk divisi baru untuk skema kompetitif DotA 2. Dan ternyata kabar ini bukanlah sebuah rumor belaka, karena sang CEO, Tryke Gutierrez, telah mengkonfirmasikan bahwa Tier One Entertainment, sudah mendapatkan spot DPC SEA musim berikutnya, yang sebelumnya dimiliki oleh tim RSG.

“Langkah pertama dijamin. Saya ingin mengumumkan secara resmi bahwa Tier One Entertainment kini telah memperoleh slot RSG di Divisi satu musim dpc berikutnya.” Tulis Guiterrez di akun Facebooknya (via Yahoo).

“Langkah selanjutnya, rekrut pemain. Ini sangat tidak nyata tetapi seperti yang saya katakan sebelumnya, jika impian Anda tidak membuat Anda takut, itu tidak cukup besar. Perjalanan kami kembali ke game pertama yang membuat saya jatuh cinta dimulai hari ini.” Imbuhnya.

Baca juga: Dave Bautista Pegulat WWE, Ingin Bermain Film Gears Of War

Blacklist International
Tryke Gutierrez | Organisasi Esport Mobile Legends Asal Filipina

Blacklist International dari Organisasi Esport Mobile Legends Filipina

Blacklist International terkenal sebagai organisasi esport Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) yang sangat sukses, dengan gelar Juara Dunia M3 pada tahun 2021, serta beberapa gelar musim MPL di Filipina.

Sebelum mengonfirmasi akan ikut serta dalam skema kompetitif DotA 2,  Guiterrez selaku CEO juga pernah menyebut bahwa ia ingin “membuat tim redeem PH” untuk divisi DotA 2. Ungkapan tersebut ia tulis dalam sebuah postingan terpisah, pada awal November lalu.

Dengan adanya perombakan roster pasca The International (TI) yang terjadi saat ini, ada sejumlah pemain Filipina yang belum secara resmi menandatangani kontrak dengan tim baru untuk musim DPC berikutnya.

Para pemain tersebut antara lain mantan midlaner Evil Geniuses Abed “Abed” Yusop, mantan offlaner T1 Carlo “Kuku” Palad, mantan carry Fnatic Marc Polo “Raven” Fausto, mantan pemain BOOM Esports Erin “Yopaj” Ferrer, Timothy “Tims” Randrup, dan Andre  “skem” Ong, serta mantan roster Polaris Esports, yaitu John Anthony “Natsumi” Vargas, Mc Nicholson “Lelouch-” Villanueva, Nikko “Force” Bilocura, Marvin “Xavius” Rushton, dan Nico “eyyou” Barcelon.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Alasan Player Tinggalkan Axie Infinity, Skema Bisnis Ponzi

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sempat jadi trending pada tahun 2021, game play-to-earn besutan SkyMavis, Axie Infinity, kini mulai ditinggalkan para pemainnya. Game tersebut diduga telah menjalankan skema ponzi digital, dengan menargetkan para pemain sebagai korbannya.

Play-to-earn adalah sebutan untuk sistem jual beli konten in game, yang ada dalam blockchain game. Para pemain bisa mendapatkan keuntungan berupa mata uang asli, dari transaksi token kripto milik mereka, yang diperoleh dari aktivitas bermain blockchain game. Yang tentunya, dapat dilakukan tanpa adanya campur tangan dari pihak pengembang permainan.

Salah satu blockchain game dengan sistem play-to-earn yang cukup terkenal dikalangan komunitas kripto, adalah Axie Infinity, dari SkyMavis. Game besutan developer asal Vietnam itu bahkan pernah menjadi fenomena pada tahun 2021, dengan sebagian besar basis pemain yang berasal dari Filipina.

Meski sempat menjadi tren, sekaligus sebagai pilihan alternatif investasi modern. Axie Infinity kini dilaporkan telah kehilangan kejayaannya, terutama setelah kasus peretasan dan pencurian US$600 juta (Rp.8,89 triliun) aset kripto milik pada akhir Maret lalu.

Baca juga: Unboxing Kartu Remi Nintendo Yang Jadi Bencana

Axie Diduga Ponzi
Axie Infinity | Dugaan Skema Ponzi Dalam Axie Infinity

Dugaan Skema Ponzi Dalam Axie Infinity

Berdasarkan laporan dari Time Magazine (Via IGN), Axie Infinty kini tampak sedang berada dalam posisi bisnis yang kurang menjanjikan. Hal itu dibuktikan dengan berkurangnya basis pemain mereka di Filipina, karena game tersebut dirasa tak lagi menguntungkan untuk dimainkan.

“Apa yang dulunya merupakan cara alternatif bagi kelas pekerja di Filipina untuk mendapatkan penghasilan tambahan, kini telah menjadi topik yang menyakitkan bagi mereka yang sebelumnya telah menginvestasikan seluruh waktu dan uang mereka ke dalam Axie Infinity.” Tulis IGN.

Bahkan, Axie Infinity dituduh telah menjalankan skema bisnis ponzi, dengan menargetkan para pemain baru sebagai korbannya.

“(Axie Infinity) Diduga bertindak sebagai skema Ponzi digital, pasar Axie Infinity yang tidak stabil (serta) tidak berkelanjutan dalam jangka panjang, dan satu-satunya cara untuk permainan untuk terus menghasilkan uang adalah dengan membuat semakin banyak pemain baru membeli ke dalam permainan.” Imbuh artikel IGN.

Tuduhan ini tentu saja disanggah oleh pihak SkyMavis selaku pengembang. Karena menurut mereka, Axie Infinity hadir sebagai permainan hiburan untuk para pemainnya.

“Fokus menumbuhkan jaringan melalui insentif awal tidak membuat skema Ponzi,” tulis perwakilan Sky Mavis dalam email kepada Time Magazine. “Tujuan utama Axie Infinity adalah untuk memberikan hiburan.” tambahnya.

Kamu dapat membaca laporan dari Time Magazine yang disebutkan di atas, untuk melihat lebih rinci mengenai masalah yang dihadapi pemain Axie Infinity serta eksodus massal yang terjadi di Filipina.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id