Tag Archives: sony

Xbox Game Pass Akan Mengalami Kenaikan Harga

GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa waktu lalu Microsoft baru saja membeberkan keuntungan mereka melalui layanan subscription Xbox Game Pass. Hanya dari Xbox Game Pass saja mereka mampu meraup kurang lebih 44 trilus rupiah, angka yang bukan main. Setelah menjabarkan informasi keuntungan yang begitu besar, Pemimpin Microsoft game, Phil Spencer memberikan beberapa insight mengenai masa depan Xbox.

Microsoft Omong Kosong?

Melalui wawancara bersama WSJ Tech Live (Dikutip dari VGC) , bos Xbox memberikan beberapa wawasan mengenai masa depan Xbox seperti kenaikan harga konsol, hingga kenaikan harga layanan subscription Xbox Game Pass.

“Saya pikir pada titik tertentu kami harus menaikkan harga pada hal-hal tertentu. Tetapi menjelang liburan, kami pikir penting untuk mempertahankan harga.” Kata Pill Spencer.

“Kami telah menjaga harga konsol kami, kami telah menahan harga untuk game dan langganan kami. Saya tidak berpikir kami akan bisa melakukan itu selamanya. Saya pikir pada titik tertentu kami harus menaikkan beberapa harga untuk hal-hal tertentu.”

Pada bulan Agustus, Sony Playstation dengan terpaksa mengumumkan kenaikan harga untuk konsol PS5. Masalah ini dipicu karena fenomena inflasi yang terus terjadi di beberapa negara. Langkah ini berbanding terbalik dengan apa yang diambil Xbox. Menanggapi pengumuman dari rivalnya, Xbox dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan harga konsol mereka.

Sejauh ini Microsoft memang cukup berhasil menarik para gamer dengan layanan Xbox Game Pass. Alih – alih memberikan game random secara rutin tiap bulannya, Xbox Game Pass memberikan kebebasan untuk memainkan semua game yang ada di library mereka. Tentu saja gerakan yang diambil Microsoft telah mengubah beberapa ekosistem di industri game.

Kenaikkan Harga Xbox Tida Akan Datang Dalam Waktu Dekat

Akibat dari Xbox Game Pass, keuntungan dari penjualan game di Xbox sangat berbeda dengan apa yang didapat melalui subscription. Karenanya beberapa game telah berhenti mempromosikan jumlah penjualan dan lebih sering memamerkan jumlah player aktif di game mereka.

Ini tentunya sangat berbeda jauh dengan PlayStation yang terus merilis game-game eksklusif yang memiliki harga lebih mahal dengan game-game yang Xbox. Mereka juga masih kekeh dengan prinsip untuk tidak merilis game-game baru ke layanan subscription PlayStation Plus.

Hingga saat ini Microsoft terus melakukan evaluasi terhadap model bisnis mereka demi memberikan kenyamanan para gamer di seluruh dunia.

“Tetapi ketika kami melihat konsol kami hari ini, dan Anda membicarakan Seri X dan Seri S, kami pikir harga sangatlah penting. Kami menyukai pencapaian Seri S di pasar, yang merupakan konsol kami yang berbiaya lebih rendah. Lebih dari setengah pemain baru kami yang kami temukan masuk melalui Seri S.” Kata Pill Spencer.

Informasi mengenai kenaikkan Xbox memang agak menyedihkan bagi para gamer. Namun bukan berarti Microsoft langsung menaikkan harga konsol dan juga Xbox Game Pass pada saat ini juga. Spencer menegaskan bahwa Microsoft tidak akan menaikkan harga konsol mereka dalam waktu dekat ini. Ini sebagai bentuk empati terhadap para gamer yang sedang mengalami kesulitan secara ekonomi.

Bagaimana menurut kalian kenaikkan harga Xbox yang bisa dikatakan kemungkinan besar akan terjadi? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Uncharted PC Kurang Memuaskan Di Minggu Awal Perilasan

GAMEFINITY.ID, PATI – Playstation telah memutuskan untuk merilis beberapa game eksklusifnya ke PC demi menjangkau gamer PC. Hal ini merupakan usaha dari Sony Playstation untuk meningkatkan jumlah penjualan game-game mereka. Menakjubkan, hampir semua game-game eksklusif Playstation yang dirilis di PC terbilang sukses. Tak jarang game-game tersebut masuk ke list top 10 game terlaris di steam. Namun nampaknya hal itu sulit diraih untuk game UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection.

UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection Tidak Mampu Menarik Banyak Player

All-time peak player UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection tertinggal cukup jauh jika dibanding dengan game – game eksklusif Playstation sebelumnya. Menurut SteamDB jumlah pemain UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection hanya mampu berada diangka 10.851 pada minggu ini. Angka ini merupakan nilai terendah jika dibandingkan dengan game-game first party milik Playstation.

uncharted
Uncharted menjadi game Playstation dengan pemain paling sedikit dibanding game Playstation lainnya. | Source: SteamDB

Sebagai perbandingan, Horizon Zero Dawn mampu meraih jumlah player sekitar 56.000 diawal perilisannya. Lebih tinggi lagi, Spider-Man yang berhasil menyentuh angka 66.000 player. Hingga puncaknya di God of War dengan jumlah pemain 73.000. Bahkan game Days Gone setidaknya mampu meraih angka 27.000 player pada minggu pertama perilisan.

Alasan Dibalik Kurangnya Pemain

Ada beberapa kemungkinan kenapa Uncharted menjadi game Playstation dengan nilai penjualan terendah. Kemungkinan pertama, perilisan Uncharted dinilai lebih kompetitif melawan beberapa game-game baru dibanding dengan game-game Sony sebelumnya. Sebagai contoh  Gotham Knights, Plague Tale: Requiem dan Modern Warfare 2 yang rilis diminggu lalu, yang mana ikut berkontribusi untuk Steam dalam meraih total pemain lebih dari 30 juta.

Alasan lain dikarenakan UNCHARTED: Legacy of Thieves hanya memasukkan UNCHARTED 4: A Thief’s End dan UNCHARTED: The Lost Legacy remastered ke dalam bundle-nya. Hal ini membuat pemain kurang bisa mengikuti cerita seri Uncharted secara penuh dikarenakan tidak tersedianya seri sebelum Uncharted 4. Meski ini tidak bisa dijadikan patokan pasti karena baru awal perilisan, tetapi game-game Playstation sebelumnya berhasil mencapai angka yang lebih tinggi di minggu awal setelah rilis. Terlebih lagi game ini juga dirilis untuk platform Epic Games Store.

UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection pertama kali dirilis untuk PlayStation 5 awal tahun ini. Bundle ini berisi remaster dari Uncharted 4 dan ekspansinya yaitu The Lost Legacy. Untuk versi PC, game ini mendapatkan optimasi yang jauh lebih baik. Mulai dari kualitas grafis, UI baru, peningkatan performa dan masih banyak lagi.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection. UNCHARTED: Legacy of Thieves Collection dapat kalian mainkan di PS5 dan juga PC. Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Callisto Protocol Telah Berstatus Gone Gold

GAMEFINITY.ID, PATI – Oktober sangat terkenal dengan yang namanya halloween, bulan dimana orang-orang merayakan dengan hal-hal seram dan horror. Merayakan kedatangan malam halloween, salah satu game horror paling diantisipasi tahun ini yaitu Callisto Protocol baru saja membagikan informasi seputar perilasan game di awal Desember nanti.

Callisto Protocol Siap Rilis

Striking Distance Studios secara resmi mengumumkan bahwa Callisto Protocol telah berstatus gone gold yang akan rilis di akhir tahun 2022. Dipercaya akan menjadi spiritual successor Dead Space, game ini merupakan salah satu game horor yang paling dinanti di tahun 2022. Diciptakan oleh creator asli Dead Space, Callisto Protocol akan menempatkan pemain dalam lingkungan mencekam melawan makhluk serupa zombie.

Pertama kali diumumkan dalam ajang The Game Awards 2020 melalui trailer berdurasi 2 menit, Callisto Protocol diperkenalkan sebagai game survival horror. Mendekati hari perilisan Callisto Protocol, Striking Distance selaku developer ingin memberikan kepastian. Baru-baru ini, Striking Distance mengkonfirmasi bahwa Callisto Protocol sudah pasti akan rilis pada 2 Desember.

Membawakan Kualitas Grafis Yang Bukan Main

Seakan menyinggung apa yang terjadi dengan Gotham Knights, pihak developer juga menegaskan bahwa game mereka akan mampu berjalan di 60FPS. Sebelumnya disebutkan bahwa Callisto Protocol akan mendukung fitur ray tracing, bersama dengan AI tracing dan fitur grafis lainnya. Pengumuman ini ditujukan untuk para penggemar yang menaruh ekspektasi tinggi serta tak sabar untuk memainkan Callisto Protocol.

Dengan beberapa update seputar Callisto Protocol barusan, maka pihak developer dapat dengan percaya diri menyatakan game ini telah berstatus gone gold. Callisto Protocol siap memberikan ketakutan kepada para pemainnya pada tanggal 2 Desember mendatang. Melalui akun twitter resmi Callisto Protocol, Striking Distance Studios berterima kasih kepada semua orang atas dukungan dan antusiasnya. Pihak studio juga mengatakan bahwa mereka sudah tidak sabar menunggu para pemain untuk merasakan kengerian dari Black Iron, lokasi dimana cerita game ini berpusat.

Berdasarkan dari penjelasan pihak pengembang, Callisto Protocol akan membutuhkan waktu sekitar 12-14 jam untuk menyelesaikan gamenya. Meskipun terkesan memiliki waktu playtime yang cukup pendek, Glen Schofield selaku sutradara game menjanjika game tersebut akan memberikan nilai replayability yang tinggi untuk para pemain. Callisto Protocol akan dirilis pada 2 Desember, 2022 untuk PC, PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series X/S.

Bagaiman menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Callisto Protocol? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita – berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Capcom Masih Belum Ada Niat Untuk Remake Code: Veronica

GAMEFINITY.ID, PATIHype Resident Evil 4 remake masih sangat besar selepas live RE Showcase yang baru saja diadakan oleh Capcom. Penasaran dengan project RE kedepannya, banyak fans yang menanyakan apakah Resident Evil Code: Veronica juga akan mendapatkan remake. Yoshiaki Hirabayashi selaku produser seri Resident Evil memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Capcom Masih Berikan Sedikit Harapan Untuk Code: Veronica

Selepas Capcom selesai dalam membuat ulang Resident Evil 3, para fans berspekulasi bahwa next remake project adalah Code: Veronica. Mengingat saat itu Code: Veronica dirilis diantara Resident Evil 3 dan 4. Sayangnya, ini tidak terjadi, karena remake Resident Evil 4 resmi diumumkan pada Juni 2022. Meski begitu, beberapa penggemar setia Resident Evil masih berharap bahwa Code: Veronica akan mendapatkan remake.

Dikutip dari situs Noisy Pixel, Yoshiaki Hirabayashi mengatakan bahwa saat ini belum ada rencana jelas untuk project remake Resident Evil Code: Veronica. Namun, bukan berarti peluang tersebut tidak ada sama sekali. Beliau menyatakan bahwa kemungkinan tersebut masih tetap ada, tetapi tidak dalam waktu dekat ini.

Komentar dari Yoshiaki Hirabayashi tersebut seolah Capcom masih belum selesai dalam me-remake seri klasik Resident Evil. Jika dilihat rasanya tidak mungkin jika Resident Evil 5 dan 6 yang akan mendapatkan remake. Justru game seperti Code: Veronica atau Resident Evil: Outbreak yang lebih layak untuk dibuatkan remake.

Tentang Resident Evil Code: Veronica

Resident Evil: Code Veronica pertama kali dirilis untuk konsol Dreamcast pada tahun 2000 yang kemudian medapatkan porting ke perangkat game lain seperti PS2, Gamecube, hingga Xbox. Secara timeline cerita, Resident Evil Code: Veronica terjadi di antara Resident Evil 2 dan 3. Jadi bisa dibilang Capcom telah mengabaikan seri ini dalam project remake mereka.

Menceritakan Claire Redfield bersama saudara laki-lakinya Chris Redfield dalam berjuang bertahan hidup dari wabah zombie di sebuah pulau terpencil di Antartika. Code: Veronica bisa dibilang merupakan judul terakhir Resident Evil yang mengusung tema survival horror murni, sebelum Resident Evil 4 membawa franchise ini ke arah yang lebih berorientasi pada action.

Awalnya Code Veronica dimaksudkan untuk menjadi sekuel penuh dari Resident Evil 2. Namun setelah kesepakatan dengan Sony Capcom mengganti nama spin-off Resident Evil yang dibintangi Jill Valentine sebagai Resident Evil 3: Nemesis. Menjadikan Code: Veronica sebagai seri spin-off menggantikan Resident Evil 3: Nemesis.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan Resident Evil Code: Veronica? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Mengenal Lebih Jauh Tentang Layanan Cloud Gaming

GAMEFINITY.ID, Malang – Cloud Gaming, mungkin bagi sebagian orang, kata-kata tersebut masih asing dalam pikiran mereka. Baru-baru ini ada salah satu layanan cloud gaming yang akan ditutup pada tahun depan, yaitu Google Stadia.

Dengan banyaknya tanggapan di post Google Stadia yang bertanya “Cloud gaming apa sih min?”, atau “Belum pernah denger min” maka kali ini kita akan membahas tentang apa itu cloud gaming.

Cloud Gaming In-image | Nvidia
Nvidia Geforce Noiw, Layanan Cloud Gaming Milik Nvidia | Nvidia

Pengertian dari Cloud Gaming

Cloud gaming merupakan sebuah platform di mana pemainnya dapat memainkan sebuah game yang aset di dalamnya diambil dari sebuah cloud server. Hal ini berbeda dengan game biasanya yang menyimpan asetnya di dalam storage laptop.

Dalam cloud gaming sendiri pemain dapat memainkan game-nya dimanapun dan kapanpun tanpa perlu mengunduh game itu sendiri. Namun, karena aset dari game tersebut berada di server, maka pemain wajib memiliki jaringan yang bagus dan stabil untuk dapat memainkannya dengan lancar.

Contohnya, bila kalian pernah melihat orang bermain GTA V di Android, mereka biasanya menggunakan layanan cloud gaming. Para pemain tersebut dapat bermain GTA V di Android karena mereka menggunakan aset yang ada di cloud bukan di storage HP mereka.

Selain Google Stadia, contoh layanan cloud gaming lainnya adalah xCloud milik Xbox, GeForce Now milik Nvidia, PlayStation Now milik Sony, dan Amazon Luna. Ada juga beberapa layanan yang bukan berasal dari pengembang besar seperti Shadow, Vortex, dan Boosteroid.

Baca Juga: Konami Kembangkan Beberapa Game Horror Baru

Sejarah dari Cloud Gaming

Cloud gaming diawali oleh sebuah startup bernama G-cluster yang mulai memperkenalkan diri mereka pada acara E3 tahun 2000. Produk mereka akhirnya jadi dan dapat digunakan pada tahun 2003.

Mereka menawarkan layanan cloud gaming yang saat itu masih berbeda dengan yang saat ini kita gunakan. G-cluster masih membutuhkan berbagai alat perantara agar pemakainya dapat memainkan game di server mereka.

Pada tahun 2010, G-cluster merubah sistem dari layanan mereka menjadi lebih simpel dengan mengirim aset game dari cloud ke para pemain. Namun perubahan ini juga menandai perubahan haluan G-cluster dari layanan online gaming menjadi Internet Protocol Television.

Nantinya pada tahun 2009 dan 2010 terdapat dua penyedia layanan cloud gaming yaitu OnLive dan Gaikai. Kedua layanan tersebut memiliki dua haluan yang berbeda yang sekarang sama-sama digunakan konsepnya dalam layanan cloud gaming.

OnLive sendiri menyediakan layanan bermain game secara penuh via cloud gaming di tahun 2009. Mereka juga mendapat dukungan dari beberapa pengembang besar seperti Ubisoft dan 2K Games. Meski begitu, mereka mengalami masa sulit karena dukungan pengembang yang berkurang akibat layanan mereka yang menggunakan sistem subscription.

Sebaliknya, Gaikai adalah sebuah layanan cloud gaming yang rilis pada tahun 2010. Berbeda dengan OnLive, Gaikai sendiri lebih memasarkan produk mereka sebagai alat promosi game dengan merilis demo di layanan mereka. Nasib mereka pun juga berbeda terbalik, bisnis mereka sukses besar dan nantinya akan dibeli Sony bersamaan dengan OnLive sebagai cikal bakal PlayStation Now yang rilis di tahun 2014.

Setelah era tersebut munculah berbagai layanan cloud gaming seperti yang kita ketahui saat ini. Mulai dari Nvidia Now yang rilis di tahun 2014, Nintendo 3DS yang membawa Dragon Quest X dalam layanan cloud gaming di tahun 2014, masuknya startup ke pasar cloud gaming dengan produk Shadow di tahun 2017, dan akhirnya Google Stadia yang baru dirilis 2019 lalu.

Kelebihan dan Kelemahan

Tentu saja setiap hal memiliki klelebihan dan kelemahan masing-masing.

Cloud gaming sendiri memiliki kelebihan yaitu tidak memakan storage yang terlalu besar. Selain itu dengan cloud gaming minimal spesifikasi perangkat dapat diturunkan karena cloud gaming sendiri lebih bergantung pada kualitas internet daripada spesifikasi.

Baca juga: Data Pemain Final Fantasy 14 Diincar Hacker

Untuk kelemahannya yang jelas adalah kalian harus memiliki koneksi internet yang stabil dan cukup kencang. Tanpa hal tersebut kalian dapat merasakan lag atau input delay saat bermain. Lalu, cloud gaming sendiri juga dipengaruhi oleh latency sehingga kalian harus cermat memilih server mana yang punya latency terendah untuk pengalaman main kalian.

Dan ada yang perlu diingat, bahwa cloud gaming membutuhkan data atau kuota yang besar sehingga tidak cocok bagi pengguna kuota atau wifi yang masih dibatasi FUP.

EA Luncurkan EA App Aplikasi Pengganti Origin

GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa tahun terakhir ini, beberapa perusahaan game besar berbondong-bondong dalam membangun klien game mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar mereka dapat dengan mandiri menjual game-game mereka ke para fansnya. Demi menjaga agar para penggemarnya nyaman dalam menggunakan klien game tersebut tentunya dibutuhkan suatu pembaruan. Hal ini lah yang baru saja dilakukan oleh perusahaan besar EA dengan Origin-nya.

EA app Janjikan Pengalaman Yang lebih Baik

EA baru saja mengumumkan aplikasi baru melalui website resmi mereka. Aplikasi ini nantinya akan menggantikan klien Origin sebagai klien PC game milik EA. Saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap beta selama beberapa waktu kedepan. EA mengenalkan aplikasi ini dengan nama EA app yang merupakan klien PC tercepat dan teringan.

Lebih dari 10 tahun EA telah memberikan layanan games mereka melalui platform Origin. Segala masukan telah mereka terima dan akui bahwa platform tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu mereka memutuskan untuk mengembangkan next-gen platform PC game dari EA. Mereka berjanji bahwa aplikasi ini akan memberikan upgrade yang lebih signifikan seperti lebih cepat, lebih andal, dan lebih ringan. Aplikasi baru ini nantinya akan menjadi tempat terbaik bagi gamer untuk merasakan game, service, dan konten EA yang lebih baik.

Baca Juga : Setelah Series Heat. EA akan Luncurkan Series Need for Speed Terbarunya

Agar Secara Penuh Menggantikan Origin

Menurut EA, aplikasi baru ini memiliki desain yang lebih minalis. Dengan desain baru yang lebih sederhana, gamer akan dengan mudah menemukan game dan konten favorit yang mereka cari. EA juga menambahkan fitur download otomatis dan juga background updates. Pemain juga dapat menyambungkan daftar teman mereka dengan aplikasi lain seperti Steam, Xbox, dan Playstation. Jadi tidak perlu khawatir jika teman bermain kalian bermain menggunakan platform game lain.

EA
Semua data mulai dari game hingga friendlist akan di transfer ke EA app | Source: EA

Buat kalian yang takut progres game – game kalian yang ada di Origin akan hilang, jangan khawatir. Semua data mulai dari game yang terinstal, save game, DLC, hingga friendlist akan secara otomatis ditransfer ke EA app. Para pengguna Origin juga nantinya akan mendapatkan undangan untuk segera pindah ke EA app.

Namun sayangnya aplikasi baru ini masih belum tersedia untuk sistem operasi Mac. Maka dari itu Origin masih akan menjadi klien game EA untuk perangkat Mac.

Bagaimana menurut kalian? Sudah mencoba aplikasi terbaru milik EA ini? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id