GAMEFINITY.ID, Bandung – Spider-Man: Across the Spider-Verse produksi Sony Pictres Animation kemungkinan memiliki durasi yang sangat lama. Bahkan, film animasi yang menjadi sekuel dari Spider-Man: Into the Spider-Verse itu bisa saja menjadi film animasi terlama sepanjang masa oleh studio Hollywood.
Ini Kemungkinan Durasi Spider-Man: Across the Spider-Verse!
Collider mendapati dari laman AMC Theaters bahwa Spider-Man: Across the Spider-Verse memiliki durasi 2 jam 16 menit atau 136 menit. Jika dibandingkan dengan Into the Spider-Verse, film pendahulunya itu memiliki durasi 1 jam 56 menit atau 116 menit. Ditambah lagi, film itu bisa saja menjadi film animasi terlama oleh studio besar Hollywood sepanjang masa.
Angka ini mengalahkan Fantasia, film antologi musikal produksi Disney yang rilis 1940. Fantasia memiliki durasi 2 jam 6 menit atau 126 menit. Namun Across the Spider-Verse masih kalah dengan The Tragedy of Man, film animasi Hungaria yang rilis 2011 dengan durasi 160 menit.
Film animasi berdurasi lebih dari 2 jam dapat dikatakan sangat tidak biasa, terutama film produksi Hollywood. Spider-Man: Across the Spider-Verse menjadi salah satu film animasi terlama sepanjang masa. Bahkan durasi film ini menandingi deretan film superhero blockbuster lain seperti baru-baru ini Guardians of the Galaxy Vol. 3 yang memiliki durasi 2 jam 30 menit.
Penggemar Menaruh Harapan Tinggi pada Across the Spider-Verse
Spider-Man: Into the Spider-Verse sebelumnya mendapat berbagai pujian dari kritikus dan penonton. Deretan selebriti seperti Tom Holland, Chris Pratt, Patton Oswalt, dan James Gunn ikut memuji film tersebut, dengan Holland menyebut Into the Spider-Verse salah satu film terkeren di Instagram-nya. Film produksi Sony Pictures Animation itu juga memenangkan Best Animated Feature di Golden Globe Awards, Critics’ Choice Awards, dan Academy Awards.
Dengan standar yang begitu tinggi dari pendahulunya, penggemar tentu menaruh ekspektasi besar pada Across the Spider-Verse. Tidak heran sekuelnya mencoba untuk mengulang kesuksesan tersebut.
Spider-Man: Across the Spider-Verse akan rilis di bioskop pada 2 Juni 2023. Sementara itu, Sony Pictures belum memberi keterangan resmi apakah film produksinya itu akan menjadi film animasi Hollywood terlama sepanjang masa.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sejauh ini, kesuksesan PlayStation di pasar PC bisa dikatakan antara sukses dan mengecewakan. Namun, hal itu tidak menghalangi mereka untuk berhenti merambah ke pasar PC. Sony sudah memastikan bahwa PlayStation akan terus merilis versi PC dari game-nya.
Jejak Rekam PlayStation di Pasar Game PC Sejauh Ini
Perjalanan PlayStation di pasar game PC dimulai saat mereka merilis Helldivers besutan Arrowhead Game Studios pada Desember 2015 di Steam. Sebelum memasuki dekade 2020-an, mereka merilis versi PC dari Everybody’s Gone to the Rapture dan Guns Up. Ketiga judul itu mungkin tidak sebesar game produksi PlayStation saat ini.
Perilisan versi PC dari Horizon: Zero Dawn pada 2020 baru mencuri perhatian penggemar. Kesuksesan game RPG besutan Guerrilla Games itu di pasar PC mungkin memicu Sony untuk semakin serius merambah ke luar konsol buatannya itu. Beberapa game besutannya menyusul, di antaranya Days Gone, God of War, Marvel’s Spider-Man Remastered.
Marvel’s Spider-Man Remastered dan Spider-Man: Miles Morales sudah mendapat pujian berkat anggapan PC port berkualitas tinggi. Returnal juga mendapat pujian karena hal serupa, namun nyatanya mendapat angka penjualan mengecewakan. Uncharted dan Sackboy ternyata mendapat penjualan cukup rendah saat pertama kali rilis di PC.
Yang terbaru, The Last of Us Part 1, telah rilis di PC pada akhir Maret. Walau sudah banyak dinanti penggemar, versi PC dari The Last of Us Part 1 mendapat kritikan negatif karena masalah performa.
Walau mengalami kesulitan akhir-akhir ini, Sony tidak ingin menyerah begitu saja. Melalui laporan keuangan tahun fiskalnya, pihaknya menyebut PlayStation tetap berencana terus rilis versi PC dari game-nya.
Tentunya ini menjadi kabar gembira bagi pemain yang ingin menikmati game produksi PlayStation Studios di PC. Pasalnya, masih cukup banyak pemain yang ingin menikmati game di PC dibandingkan konsol. Dengan merilis game-nya di PC, Sony dapat menjangkau lebih banyak pemain di luar platform konsol PlayStation.
Deretan Game yang Berpotensi Dapat Versi PC
Walau sudah memastikan akan terus versi PC dari game PlayStation, Sony tidak menyebut game apa saja yang akan dibuat port untuk Windows. Mereka hanya menyebut merilis judul katalog untuk PC. Tentunya, game baru besutan PlayStation Studios masih akan eksklusif di konsol saat perilisannya.
Salah satu game yang berpeluang mendapat versi PC-nya adalah God of War: Ragnarok. Sebelumnya, terdapat bocoran bahwa God of War: Ragnarok kemungkinan rilis November 2023, kurang lebih setahun setelah perilisannya di PlayStation 4 dan PlayStation 5.
Horizon: Forbidden West, sekuel Horizon: Zero Dawn, juga disebut berpotensi rilis dalam versi PC. Terdapat bocoran pada Oktober lalu yang diduga dari GeForce Now milik Nvidia dan sebuah dokumen milik Sony bahwa port PC dari Horizon: Forbidden West bisa saja sedang sedang dalam pengerjaan. Mengingat kesuksesan Horizon: Zero Dawn, bukan tidak mungkin Horizon: Forbidden West akan merambah ke PC.
Sementara itu, baru-baru ini terdapat laporan bahwa Ratchet and Clank: Rift Apart dapat menjadi game PC selanjutnya dari PlayStation. Tech4Gamers mendapati sebuah lowongan pekerjaan desainer UX/UI dari Nixxes dengan pengalaman Middleware Coherent sebagai poin plus. Pasalnya, Ratchet and Clank: Rift Apart dikembangkan menggunakan Middleware, alat buatan Coherent Labs.
Selain ketiga game itu, penggemar tetap berharap semakin banyak game eksklusif PlayStation akan mendapat versi PC-nya. Bloodborne dari FromSoftware menjadi salah satu contoh game yang paling banyak diminta penggemar agar dibuatkan versi PC-nya. Ghost of Tsushima juga diharapkan akan rilis di PC.
Kira-kira game eksklusif PlayStation manakah yang akan rilis di PC? Apakah kamu berminat untuk memainkannya kelak?
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sony Pictures menampilkan deretan preview deretan film yang akan datang saat event CinemaCon 2023. Salah satu dari film tersebut adalah Kraven the Hunter, satu lagi entri dari Sony’s Spider-Man Universe. Saat event tersebut, telah terungkap film yang dibintangi Aaron Taylor-Johnson itu akan memiliki rating R.
Biasanya kebanyakan film superhero memiliki rating PG-13 demi menjangkau segala kalangan. Ada beberapa film superhero yang memiliki rating R atau dewasa, contohnya Deadpool, Logan, dan Joker. Bahkan, Sony Pictures juga pernah merilis Brightburn, sebuah film superhero (supervillain) horror, pada tahun 2019 melalui Screen Gems.
Cuplikan Kraven the Hunter di CinemaCon Tunjukkan Adegan Penuh Darah
Sony Pictures membagikan cuplikan Kraven the Hunter dengan durasi dua menit khusus pengunjung CinemaCon. Bisa saja cuplikan itu tidak akan rilis untuk publik. Cuplikan itu sudah menunjukkan adegan pertarungan penuh darah.
Adegan tersebut menunjukkan konflik antara Sergei Kravinoff atau Kraven (Taylor-Johnson) dan sang ayah (Russell Crowe). Sang ayah menjadi sosok yang mengajarinya cara brutal untuk bertarung melawan musuh sambil haus akan darah. Kraven ditunjukkan membunuh sekelompok musuh sampai berdarah-darah.
Pada akhir adegan, terlihat Rhino yang mulai mengubah lengannya menjadi terlihat seperti kulit badak. Rhino diperankan oleh Alessandro Nivola.
“Akankah [film Kraven the Hunter] memiliki rating R? F*** yes, [film ini] akan ber-rating R,” ungkap Aaron Taylor-Johnson dilansir dari Deadline.
Venom dan Morbius Hanya Dapat Rating PG-13
Ini tentu menjadi film Sony-Marvel pertama yang mendapat rating R atau dewasa. Sebelumnya, Venom 1-2 dan Morbius hanya mendapat rating PG-13 walau memiliki pendekatan lebih gelap daripada Marvel Cinematic Universe.
Sementara itu, Sony masih memiliki dua film Marvel yang akan rilis tahun depan, yaitu El Muerto dan Madame Web. Film Venom ketiga juga dilaporkan masih dalam pengembangan.
Kraven the Hunter akan rilis di bioskop pada 6 Oktober 2023. Sebelum itu, Spider-Man: Across the Spider-Verse (tidak terkait Sony’s Spider-Man Universe) yang tentu ditujukan untuk semua kalangan akan rilis 2 Juni 2023.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Marvel Cinematic Universe atau lebih dikenal sebagai MCU menjadi pionir dalam membuat sebuah cinematic universe. Berkat hal ini, Marvel telah menetapkan standar baru dalam membuat film superhero. Phase 3 menjadi puncak dari franchise ini dengan Avengers: Endgame yang sekaligus menjadi akhir dari The Infinity Saga (Spider-Man: Far from Home menjadi penutup Phase 3).
Semenjak Phase 3 berakhir, banyak penggemar menilai MCU tidak lagi memiliki kualitas setara dengan ketiga phase sebelumnya, yaitu The Infinity Saga. Dapat dikatakan popularitas franchise Marvel ini tengah meredup semenjak dimulainya atau saat pertengahan Phase 4. Berikut adalah lima alasan Marvel Cinematic Universe meredup saat Phase 4.
Empat Superhero Lama Tidak Lagi Tampil Semenjak Avengers: Endgame
Seperti yang diketahui secara umum, Avengers: Endgame menjadi penutup The Infinity Saga. Avengers: Endgame tidak hanya memuaskan penggemar dan kritikus secara keseluruhan sebagai penutup saga pertama yang terdiri dari Phase 1-3, tetapi juga sempat menjadi film dengan penghasilan box office terbanyak sebelum disalip kembali oleh Avatar yang dirilis ulang di China pada 2021.
Setidaknya dua superhero lama diceritakan telah mati setelah Avengers: Endgame, yaitu Iron Man dan Black Widow. Steve Rogers diceritakan kembali tinggal di masa lalu bersama Peggy Carter setelah mengalahkan Thanos bersama The Avengers, menyebabkan dirinya menua. Rogers kemudian pensiun sebagai Captain America. T’Challa atau Black Panther juga tidak lagi tampil setelah Endgame semenjak pemerannya, Chadwick Boseman, meninggal dunia.
Absennya keempat karakter ikonik sangat terasa bagi penggemar. Meski Black Widow sempat tampil di filmnya sendiri yang rilis 2021, film tersebut berlatar pada masa lalu. Hal ini menjadi salah satu faktor penggemar mulai meninggalkan MCU.
Terlalu Banyak Proyek Marvel Cinematic Universe, Baik Film dan Serial TV
Phase 4 menjadi awal baru bagi Marvel Cinematic Universe. Tidak hanya deretan film, Marvel Studios juga mengumumkan berbagai proyek serial televisi yang akan terhubung. Keputusan ini sebagai bagian dari upaya Disney untuk memanfaatkan layanan streaming Disney+ yang meluncur pada akhir 2019. Phase 4 juga menjadi awal dari The Multiverse Saga yang akan berakhir di Phase 6.
Namun, banyaknya proyek MCU dinilai sebagai bumerang. Pasalnya, tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan begitu banyak film dan serial televisi yang harus disaksikan jika ingin terus mengikuti Marvel Cinematic Universe. Tidak heran banyak yang mulai meninggalkan MCU karena lelah dan kebingungan saat menonton setiap film dan serial televisi dari Phase 4.
Beberapa Film Marvel Cinematic Universe Phase 4 Dapat Sambutan Kurang Memuaskan secara Komentar
Mayoritas film dari Phase 1-3 atau The Infinity Saga umumnya konsisten mendapat sambutan memuaskan dari kritikus dan penonton. Meski begitu, Thor: The Dark World menjadi contoh film yang dinilai pas-pasan bagi kritikus. Secara keseluruhan, The Infinity Saga dianggap menjadi momen MCU terbaik sekaligus standar bagi Marvel Studios untuk meneruskannya dengan Phase 4.
Walau dua film pembuka Phase 4, Black Widow dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tetap mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penonton, namun Marvel Studios tampaknya tidak dapat mempertahankan momentum itu. Hal tersebut terlihat dari Eternals yang mendapat komentar negatif dari kritikus. Doctor Strange and the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder setidaknya masih mendapat komentar positif, namun tidak sekuat dari berbagai film MCU sebelumnya. Setidaknya, Black Panther: Wakanda Forever mendapat sambutan hangat dari kritikus dan dinilai akhir yang memuaskan untuk Phase 4 bagi penggemar.
Sementara itu, semua serial televisi MCU Phase 4, dari WandaVision hingga She-Hulk: Attorney at Law mendapat sambutan relatif memuaskan dari kritikus.
Salah satu keluhan terbesar adalah berkurangnya kualitas CGI di beberapa proyek Phase 4. Hal ini sangat terlihat di Thor: Love and Thunder dan She-Hulk: Attorney at Law dengan adegan ber-CGI yang dinilai buruk.
CBR melaporkan terdapat laporan Marvel memiliki ekspektasi tidak realistis tentang CGI, terutama dalam memperlakukan VFX artist. Mereka dipercaya memberi tenggat waktu begitu ketat dan tidak masuk akal. Alhasil, ini berdampak pada kualitas CGI dalam proyek MCU Phase 4.
CGI bukan satu-satunya keluhan terbesar, tetapi juga adegan pertarungannya. Padahal hampir setiap adegan pertarungan di MCU menjadi ikonik dan dinilai mendebarkan penonton. Namun, Phase 4 memiliki adegan pertarungan yang tidak begitu menantang dan juga membosankan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat banyak film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe dimulai dari Iron Man pada 2008. Sebelum Phase 4, banyak penggemar yang rela menonton semua filmnya sebelum sebuah film terbaru rilis. Namun, karena begitu banyak konten berupa film dan serial televisi, hal ini justru dapat menjenuhkan.
Saat ini, penggemar film biasa sangat sulit untuk catch up dengan film terbaru MCU. Mereka menilai sangat sulit untuk binge-watch semua film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe. Untuk menonton serial televisinya, mereka wajib berlangganan Disney+. Belum lagi terdapat detail penting di setiap proyeknya yang mungkin akan membingungkan penggemar saat menonton film terbaru MCU.
Marvel Cinematic Universe kini memasuki Phase 5 dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumaania. Sayangnya, film terbaru Ant-Man itu justru mendapat komentar tidak memuaskan oleh kritikus yang mengkritik ceritanya. Alhasil, Ant-Man and the Wasp: Quantumania mendapat skor 47 persen di Rotten Tomatoes. Ini menjadi awal yang tidak sesuai harapan bagi Marvel dan juga penggemarnya.
Marvel sendiri sudah memastikan mereka akan mengurangi proyek serial televisi untuk Phase 5. Secret Invasion menjadi serial televisi terbaru bagi MCU yang akan rilis 21 Juni 2023 dan akan menghadirkan kembali Nick Fury. Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi film selanjutnya yang akan rilis 5 Mei 2023. Penggemar tentu berharap Marvel Cinematic Universe dapat kembali seperti saat masa kejayaannya saat Phase 3.
GAMEFINITY.ID, PATI – Selain Marvel dan DC yang berlomba – lomba membuat superhero universe cinematic-nya, Sony juga ikut bersaing dengan dunia superheronya. Dunia superhero yang dimiliki Sony diberi nama Sony Spider-Man Universe. Mengingat Sony hanya memiliki lisensi dari karakter-karakter yang berhubungan dengan Spider-man. Salah satu film dari Sony Spider-Man Universe, Venom 3 menjadi film dari Sony yang paling ditunggu saat ini.
Aksi Alien Anti-Hero Masih Berlanjut
Kabar baik bagi kalian penggemar Venom karena cerita alien anti-hero Venom akan berlanjut ke film ketiga. Tom Hardy mengkonfirmasi melalui halaman instagram-nya bahwa Venom 3 akan kembali ditangani oleh Kelly Marcel sebagai penulis naskah sekaligus sutradara. Seperti yang dilakukan di film Venom: Let There Carnage, Tom Hardy juga ikut terlibat dalam penyusunan naskah dengan memberi beberapa masukan.
Sementara Marvel Cinamatic Universe sedang membangun fase keempatnya, Sony Pictures telah memiliki rangkaian film spin-off dari beberapa tokoh villain Spider-man seperti Kraven the Hunter, Madam Web, dan El Muerto. Ada juga film animasi Spider-Man: Across the Spider-Verse yang akan dilanjut ke film Beyond the Spider-Verse.
Jika melihat apa yang terjadi di film kedua Venom besar kemungkinan Stephen Graham akan kembali memerankan Detektif Patrick Mulligan. Diakhir film diketahui bahwa Patrick Mulligan juga terkontaminasi symbiote yang berasal dari Carnage. Michelle Williams juga berkemungkinan hadir kembali sebagai She-Venom.
Dalam sebuah wawancara bersama dengan Screen Rant, sutradara Andy Serkis berkata, “Saya tahu semua orang sangat ingin Venom bertemu Spider-Man. Saya tahu itu. Tapi saya pikir masih ada lubang yang perlu diisi dengan beberapa penjahat super dari Ravencroft. Masih ada beberapa hal yang bisa ditemukan di sana. Itu akan menjadi tempat bermain yang membuat saya sangat tertarik untuk bermain.”
Ucapan tersebut seoalah mengisyaratkan akan terbentuknya kelompok penjahat super paling terkenal di Marvel yaitu Sinister Six. Kelompok penjahat super ini sebelumnya telah direncanakan akan hadir di The Amazing Spider-Man 3 sebelum pada akhirnya dibatalkan. Akan sangat menarik jika kelompok ini benar-benar tercipta di Sony Spider-Man Universe. Sampai saat ini masih belum diumumkan kapan Venom 3 akan rilis tetapi banyak yang merumorkan jika film itu akan datang di tahun 2024.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton Venom 3 nantinya? Jangan lupa untuk kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, PATI – Insomniac Games, salah satu developer firts-party Playstation yang terkenal dengan game Marvel’s Spider-Man. Setelah sukses dengan dua game spider-man sebelumnya, Insomniac Games mengumumkan dua game yang akan datang yaitu Marvel’s Spider-Man 2 dan Marvel’s Wolverine. Berbicara soal Wolverine, pihak developer baru saja memberikan sedikit gambaran seperti apa gamenya nanti.
Marvel’s Wolverine Akan Memiliki Rating R?
Game sebelumnya dari Insomniac Games yaitu Marvel’s Spider-Man dan Marvel’s Spider-Man: Miles Morales memang ditujukan untuk segala usia. Namun tampaknya hal ini akan berbeda untuk Marvel’s Wolverine. Melihat apa yang dilakukan oleh Insomniac Games kepada dua game sebelumnya, banyak fans yang mempertanyakan nasib Wolverine di tangan Insomniac. Wolverine adalah salah tokoh terkenal dari komik Marvel yang tergabung dalam anggota X-men. Sosok Wolverine dikenal sangat kejam dan brutal.
Insomniac Games mungkin saja akan mengadaptasi cerita Wolverine sesuai dengan komik. Menurut laporan dari Jeff Grubb dari Giant Bomb mengatakan bahwa dia baru saja mendengar jika Insomniac akan melabeli game Marvel’s Wolverine dengan rating “Mature”. Ini artinya game Marvel’s Wolverine akan menunjukkan banyak adegan sadis yang tidak cocok untuk anak -anak. Potongan tubuh dan cipratan darah akan memenuhi game Marvel’s Wolverine.
In my doc for Game Mess Morning starting right now, I've written that we're going to talk about The Coalition's next game, Wolverine, and the chances of a Titanfall (and lots more TF Legends details). https://t.co/3HFFcqEL2j
Meski nanti game Marvel’s Wolverine tidak dapat dimainkan oleh semua umur, tetapi Insomniac Games telah membulatkan tekad mereka. Banyak penggemar juga sangat setuju apabila Marvel’s Wolverine diberi rating R. Walaupun tidak dengan rating R, Grubb memberikan contoh game yang sukses menghadirkan aksi kekerasan brutal tetapi masih mempertahankan rating segala usia. Game yang dimaksud disini adalah Star Wars Jedi: Fallen Order. Serangan lightsaber di game ini mampu memberikan luka bakar kepada musuh tetapi tidak dengan memenggal kepala. Wolverine mungkin bisa mengadaptasi cara tersebut.
Bicara soal universe, Insomniac sendiri dikabarkan akan membuat universe sendiri untuk karakter X-men yang terpisah dengan universe spider-man. Wolverine bisa saja menjadi titik awal untuk Insomniac Games dalam membangun dunia mutannya di masa depan nanti seperti yang telah mereka lakukan dengan Spider-Man.
Beberapa penggemar mungkin mengharapkan aksi brutal di Marvel’s Wolverine seperti yang ada di dalam komiknya. Marvel’s Wolverine sendiri masih lama untuk dirilis. Insomniac Games saat ini masih disibukkan dengan Marvel’s Spider-Man 2 yang akan dirilis tahun ini.
Bagaimana menurut kalian? Kunjungi Gamefinity untuk update Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id