Tag Archives: Square Enix

Kingdom Hearts Missing Link Segera Buka Closed Beta

GAMEFINITY.ID, PATI – Disela – sela produksi Kingdom Hearts 4, Square Enix sepertinya tidak ingin membuat fans kingdom hearts menunggu begitu saja. Pada anniversary Kingdom Hearts yang ke-20, Square Enix mengumumkan akan merilis seri Kingdom Hearts di mobile yang berjudul Kingdom Hearts: Missing Link.

Tetsuya Nomura selaku sutradara dari Kingdom Hearts mengonfirmasi bahwa Kingdom Hearts Missing Link sedang dalam persiapan untuk closed beta. Melihat clue yang diberikan, para fans menduga bahwa closed beta tersebut akan datang sebentar lagi.

Pengumuman di Event Dark Road

Minggu ini merupakan update episode terakhir dari Kingdom Hearts Dark Road. Dengan ini berakhir sudah saga Dark Seeker untuk selamanya. Melanjutkan penantian fans pada Kingdom Hearts Missing Link dan Kingdom Heats 4. Namun sepertinya Square Enix tidak ingin membuat para fans menunggu terlalu lama konten Kingdom Hearts terbaru. Karena Tetsuya Nomura telah mengungkapkan bahwa tim Missing Link sedang mempersiapkan tahap closed beta saat ini.

Kingdom Hearts

Seperti yang diterjemahkan dan dilaporkan oleh KH13, Nomura baru-baru ini ditanya tentang status Kingdom Hearts Missing Link selama wawancara saat perayaan final Dark Road. Nomura menjawab bahwa game tersebut sedang memasuki tahap persiapan closed beta. Yang berarti tidak perlu menunggu lama untuk melihat kembali konten Kingdom Hearts di tahun ini.

Petunjut Tersirat Tentang Kingdom Hearts Missing Link

Nomura berkata, “Kami saat ini sedang mempersiapkan uji beta tertutup. Sayangnya, saya masih tidak dapat memberikan waktu yang lebih tepat tentang (kapan) itu akan terjadi, tetapi ada rencana untuk mengganti nama akun media sosial Kingdom Hearts Union Cross ke akun Missing-Link, jadi saya mendorong Anda untuk mengikuti mereka.”

Tampaknya sudah cukup jelas sekali untuk mengharapkan kedatangan Missing Link di tahun 2022. Meski begitu, sepertinya Nomura sengaja meninggalkan beberapa petunjuk tentang kapan closed beta Missing Link.

Pertunjuk ini ditemukan oleh pengguna Twitter cabletownart dan dibagikan oleh KH13. Merujuk pada dua pertanyaan tentang Missing Link di acara wawancara yaitu Pertanyaan 4 dan 10  bukannya menggunakan Q melainkan O. Seolah memberitahu akan ada sesuatu di tanggal 4 bulan Oktober. Banyak yang beranggapan bahwa itu merupakan tanggal closed beta. Tetsuya Nomura memang sering kali menyiratkan beberapa petunjuk saat memberikan informasi tentang game-nya. Mengajak para fansnya memecahkan pentunjuk tersebut dan mengungkap kejutan di dalamnya.

Kingdom Hearts Missing Link merupakan game RPG mobile Kingdom Hearts selanjutnya. Dalam game ini pemain akan membuat karakter baru yang akan menjadi tokoh utama dalam cerita. Tentu saja kehadiran karakter-karakter Disney juga akan menghiasi cerita dari Kingdom Hearts Missing Link.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mencoba game ini saat sudah rilis nanti? Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Embracer Group Akuisisi Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

GAMEFINITY.ID, Bandung – Embracer Group akhirnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan akuisisi Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal. Kabar tersebut telah dirilis melalui press release-nya.

Akuisisi Pertama Kali Diumumkan Pada Mei Lalu

Akuisisi ini pertama kali diumumkan pada Mei lalu. Square Enix telah menjual tiga studio dari divisi Square Enix Europe pada Embracer Group seharga 300 juta dolar.

Shadow of the Tomb Raideer
Shadow of the Tomb Raider Embracer Group

Selama dimiliki Square Enix, Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal mendapat margin keuntungan lebih sedikit dari studio lainnya. Hal ini karena berbagai judul game AAA-nya yang sering sekali tidak menguntungkan perusahaan dan anggaran untuk membuatnya sangat tinggi.

Penjualan tersebut tidak termasuk Square Enix London Mobile dan Square Enix Collective.

Baca juga: Merugi, Square Enix Jual Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

Sah! Embracer Group Kini Miliki Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal

Perusahaan game raksasa asal Swedia itu telah menyatakan “semua syarat transaksi, termasuk persetujuan regulasi, telah dipenuhi dan selesai. Embracer telah menyelesaikan akuisisi.”

Deus Ex: Human Revolution Embracer Group
Deus Ex: Human Revolution

Hal ini berarti Embracer Group telah memiliki franchise Tomb Raider, Deus Ex, Thief, Legacy of Kain, dan lebih dari 50 judul game lainnya.

Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal akan membentuk grup operatif ke-12 milik Embracer Group. Grup tersebut akan dipimpin oleh Phil Rogers, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Square Enix America and Europe.

Apa Selanjutnya?

Square Enix telah dilaporkan sedang bersiap untuk membuka satu studio game Barat barunya. VGC melaporkan nama studio itu adalah Studio Onoma berdasarkan pengajuan yang muncul di Canadian Trademarks Database. Nama tersebut telah diajukan oleh Square Enix Newco Limited, anak perusahaan berbasis di London, Inggris.

Sementara itu, Embracer Group tengah membeli Middle-Earth Enterprises dan hak untuk The Lord of the Rings dan The Hobbit karya J.R.R. Tolkien. Pada saat yang sama, mereka juga dalam proses akuisisi Bitwave Games, Gioteck, Limited Run Games, Singtrix, Tatsujin, Tripwire Interactive, and Tuxedo Labs. Semua studio game tersebut akan beroperasi di bawah Embracer Freemode.

Dapatkan Embracer Group membangkitkan kembali Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics? Apakah keputusan Square Enix untuk menjual ketiga studio Barat-nya sudah tepat? Hal ini patut dilihat dalam waktu yang akan datang.

Game Mobile Avatar: The Last Airbender dalam Pengembangan

GAMEFINITY.ID, Bandung Game baru berdasarkan franchise Avatar: The Last Airbender milik Nickelodeon tengah dalam pengembangan! Square Enix London Mobile dan Navigator Games turut bekerja sama dengan Nickelodeon untuk mengembangkan game Avatar tersebut. Tentunya ini tidak berkaitan dengan game besutan Ubisoft berjudul Avatar: Frontiers of Pandora yang berdasarkan franchise Avatar karya James Cameron.

Game Baru itu Berjudul Avatar: Generations

Avatar Generations

Game buatan Square Enix London Mobile dan Navigator Games itu akan berjudul Avatar: Generation dan bergenre open world adventure RPG. Tentu saja, game tersebut akan menjadi free-to-play.

Baca juga: Square Enix Dirikan London Mobile Studio, Garap Game Tomb Raider dan Avatar: The Last Airbender

Avatar: Generations akan mengampilkan karakter yang sudah tidak asing lagi bagi penggemar, seperti Aang, Katara, Sokka, Zuko, Toph, Suki, Momo, dan Appa. Game tersebut akan berfokus pada petualangan Aang dan teman-temannya, tampaknya sebagai retelling serial animasi Avatar: The Last Airbender. Square Enix London Mobile menyebutkan mereka telah menambah cerita baru yang akan memperluas dunia franchise Avatar: The Last Airbender.

Avatar: Generations menghadirkan battle berbasis squad dan juga adventure sequence unik di dalam game. Game tersebut juga menjanjikan customization mendalam pada setiap karakternya. Ditambah, pemain juga dapat merekrut berbagai karakter dan berkunjung beberapa tempat ikonik dalam di dunia open world.

Pada update mendatang, jalan cerita dari The Legend of Korra juga akan ditambah. Ditambah lagi, pemain dapat bermain sebagai karakter Avatar lain seperti Korra, Roku, dan Kiyoshi.

Bakal Di-Soft Launch di Empat Negara Bulan Ini!

Square Enix London Mobile juga mengumumkan Avatar: Generations akan di­-soft launch terlebih dahulu di empat negara. Empat negara itu adalah Kanada, Swedia, Denmark, dan Afrika Selatan. Kemungkinan soft-launch akan diperluas ke negara lain dalam beberapa bulan ke depan.

Sayangnya Square Enix London Mobile dan Navigator Games sama sekali tidak menyebutkan waktu perilisan resminya. Kepala studio game mobile Square Enix Montreal, Patrick Naud, hanya berkata ia “tidak sabar ingin menyaksikan pemain mulai bermain tahun ini”. Belum diketahui apakah Avatar: Generations akan resmi diluncurkan tahun ini berdasarkan pernyataan tersebut.

Avatar: Generations akan hadir secara free-to-play di iOS dan Android. Kunjungi situs resminya untuk informasi yang akan datang.

Review Just Cause 2: Map Cantik di Game Lawas

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Just Cause 2 merupakan sebuah sekuel dari serial game yang memiliki konsep open world. Banyak orang membandingkan game Just Cause dengan seri Grand Theft Auto. Namun, perbandingan tersebut tidak setara karena Just Cause lebih mengusung gameplay yang menghibur dan tidak terkesan realistis.

Just Cause pertama kali diluncurkan pada tahun 2006 oleh Avalanche Game sebagai pengembang. Game pertama tersebut menerima tanggapan yang kurang baik dari para pemainnya.

Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2010, Avalanche Game merilis sekuel Just Cause terbarunya, yaitu Just Cause 2. Kali ini, Just Cause 2 dipasarkan oleh Square Enix.

Berbeda dengan game pertamanya, Just Cause 2 mendapat banyak pujian terkait dengan kualitas grafis yang ditawarkan. Menggunakan Havok Engine dan Avalanche Engine 2.0 membuat game ini memiliki grafis yang berkualitas.

Yuk, langsung saja ke pembahasannya!

Tampilan Interface Just Cause 2

Just Cause 2 Main Menu | Personal Archive
Tampilan Main Menu dari Just Cause 2 | Personal Archive

Ketika awal memasuki permainan, kita akan disuguhi oleh berbagai logo yang membangun game ini. Mulai dari Havox Engine, Nvidia PhysX, hingga penerbitnya yaitu Square Enix dan pengembangnya Avalanche Studio.

Memasuki main menu tampak tampilan dari menu tersebut terkesan rapi dan bergaya khas game AAA. Tampilan tersebut memudahkan para pemain untuk mengatur segala hal sebelum permainan dimulai.

Suara yang dihasilkan saat transisi pilihan juga terkesan enak didengar dan cocok dengan tema yang ada pada main menu.

Dalam permainan punya cerita yang berbeda. Tampilan data sang tokoh Rico terkesan lengkap namun kelihatannya terlalu kecil bahkan untuk layar sebesar 14 inci. Interface pada PDA juga terkesan ribet karena harus bergabung dengan peta dunia yang sangat luas.

Admin Rating: 7/10 (Tampilan menu bagus, namun masih kurang optimasi saat dalam permainan)

Story dalam Just Cause 2

Just Cause 2 Story | Personal Archive
Sebuah Cutscene di Sebuah Misi pada Game Just Cause 2 | Personal Archive

Ya, game ini memiliki sebuah cerita. Seorang agen organisasi rahasia bernama Rico Rodriguez dikirimkan oleh organisasinya untuk mengevakuasi seseorang dari pulau negara tropis bernama Panau. Negara Panau ini saat itu sedang mengalami masa-masa coup d’état atau biasa disebut kudeta oleh pihak militer.

Rico disini ditugaskan untuk menyelamatkan orang tersebut, mendapatkan informasi, dan menghancurkan rezim militer yang berkuasa. Uniknya, untuk melanjutkan cerita lebih jauh, para pemain diwajibkan untuk menyebabkan chaos dengan mensabotase camp militer. Setelah itu barulah terdapat misi yang dapat melanjutkan cerita di Just Cause 2.

Meski begitu, ketika bermain game ini, terkadang pemain akan lupa bila ada cerita tentang latar belakang Rico di game ini. Hal ini disebabkan oleh sistem eksplorasi unik yang terlalu mendominasi permainan ini. Selain itu, perkembangan cerita juga dapat terbilang lambat dan dibarengi dengan cutscene yang sama sekali tidak membuat tertarik.

Admin Rating: 5/10 (Saking membosankannya untuk mengikuti cerita, lebih asik melakukan eksplorasi)

Baca Juga: The IDOLM@STER Shiny Festa, Jadi Produser Agensi Bakat 765

Gameplay Just Cause 2

Just Cause 2 Map | Personal Archive
Tampilan Keseluruhan Peta pada Just Cause 2 | Personal Archive

Seperti yang dikatakan sebelumnya, sisi eksplorasi di game inilah yang membuat nama Just Cause dikenal. Para pemain akan diberikan map kosong di awal permainan dan ditugaskan untuk berkunjung ke beberapa tempat untuk memperlihatkan nama tempat tersebut.

Selain itu, sistem travel di game ini juga dapat dikatakan membuatnya seru. Mulai dari grappling hook, parasut, hingga ratusan jenis kendaraan yang dapat dikendarai.

Kepulauan Panau menjadi latar dari game ini. Kepulauan ini memiliki beberapa iklim berbeda, seperti pegunungan salju di tengah, hutang tropis di pinggiran, dan gurun pasir di sebuah pulau yang terletak pada barat daya.

Berbicara dengan map dan tempat eksplorasi, game ini menawarkan map berukuran lebih dari 1.000 kilometer persegi. Sebagai perbandingan, game GTA IV yang rilis di generasi yang sama hanya memiliki map seluas 16 kilometer persegi. Angka tersebut juga tidak dapat dibandingkan dengan map GTA: SA yang hanya punya luas 38,2 kilometer persegi. Namun tenang, dengan map yang luas game ini sudah punya sistem quick travel ke destinasi yang sudah dieksplorasi sebelumnya.

Dengan sisi eksplorasi yang menojol, sisi lainnya banyak yang masih dirasa kurang. Meskipun termasuk game action shooter, Just Cause 2 memiliki varian senjata yang sedikit. Ditambah lagi feels menembak yang agak kacau khususnya pada senjata SMG dan Revolver.

NPC juga menjadi masalah tersendiri. Pasalnya, NPC di game ini terkesan hanya diprogram untuk berjalan dan berlari. Bahkan, polisi dan tentara di game ini hanya punya kelebihan menembak senjata dengan sistem AI yang sama. Sementara pasukan elit sama seperti polisi namun dengan health yang lebih tebal.

Admin Rating: 8/10 (Sistem eksplorasinya patut diapresiasi, namun masalah AI dan gameplay lainnya masih kurang)

Grafis

Parachute Just Cause 2 | Personal Archive
Terbang Menggunakan Parasut Sambil Melihat Pemandangan | Personal Archive

Dapat dikatakan grafis game ini memukau untuk tahun 2010. Shader dapat di-render dengan baik, detail kecil seperti fisik pohon dan ledakan juga diperhatikan oleh sang pengembang. Tekstur dari game ini juga terkesan jelas meskipun dilihat dari jauh.

Dan yang paling penting adalah, optimalisasi dari game ini sudah di luar nalar. Dengan grafis yang memukau dan tingkat render lingkungan yang jauh, game ini mampu berjalan di perangkat low-end sekalipun dengan sangat baik. Hanya saja yang kurang adalah kendaraannya yang sekalinya pergi dari pandangan biasanya langsung hilang.

Admin Rating: 10/10 (Kelebihan grafis di game ini mampu menutupi kekurangannya di hal lain)

Audio

Musik terdengar bagus dan cocok untuk berbagai situasi. Suara lingkungan dan alam sudah dapat dikatakan pas. Namun, yang perlu diperhatikan adalah suara karakter.

Selain sang tokoh utama, Rico, seluruh suara dalam karakter ini terkesan garing dan tanpa penjiwaan. Khususnya bagi karakter dengan bahasa inggris aksen melayu. Suara mereka seperti datar dan tanpa penjiwaan sama sekali. Satu lagi, suara kendaraan di game ini monoton parah. Meski beragam, jarang kendaraan yang punya suara unik dalam game ini.

Admin Rating: 6/10 (Salah satu kelemahan dari Just Cause 2 adalah di aspek ini)

Baca Juga: Dark Souls 3 Kembali Mendapat Update baru

Addictivity

Berbicara tentang replayability, game ini dapat dibilang hanya worth untuk ditamatkan sekali. Akan tetapi, bila sebuah progress permainan belum 100%, maka game ini sepertinya masih layak dimainkan mengingat adanya Steam achievement di game ini.

Admin Rating: 6/10

Worthiness

Just Cause 2 merupakan sebuah game berbayar di Steam. Base price game ini berkisar di harga Rp. 107.299,00. Harga tersebut termasuk mahal untuk game berusia 12 tahun.

Namun, ketika ada sale, harga game ini bisa anjlok di harga Rp. 10.729,00. Kalau di harga promo, tentu game ini dapat dikatakan sangat worth untuk dibeli. Apalagi DLC milik game ini hanya berharga di sekitar Rp. 5.000,00 per item saat sale.

Admin Rating: 9/10 (Hanya saat sale, jangan beli di harga penuh)

Kesimpulan

Just Cause 2 merupakan sebuah game yang menonjol dari sisi grafis dan sistem eksplorasi. Meski punya 2 hal yang menjadi nilai jual, game ini masih banyak hal yang perlu dibenahi seperi di sisi audio, mekanisme shooting, dan AI di dalam game-nya. Di harga promo, game ini merupakan salah satu pilihan game ketika uang terbatas.

Admin Total Rating: 7.5/10

Jepang dan Kontribusinya dalam Industri Game

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Berbicara mengenai peran sebuah negara dalam industri game, tentu saja Jepang menjadi salah satu yang paling berpengaruh dan terkenal. Saking terkenalnya, Jepang menjadi kiblat game di benua Asia, setidaknya hingga berbagai game free-to-play asal Tiongkok mulai menyerang pasar.

Arkade Jepang | Tokyoesqe
Suasana Pusat Arkade di Jepang | Tokyoesqe

Meski sudah melewati masa emasnya di tahun 1980 hingga 1990-an, Jepang saat ini masih menjadi rumah dari industri game di Asia. Mulai dari konsol, game, pengembang, hingga beberapa tradisi yang masih ada hingga saat ini.

Sejarah Awal Kontribusi Jepang dalam Industri Video Game

Jepang dan game memulai hubungannya di tahun 1966 dengan Sega yang merilis sebuah game berjudul Periscope. Game tersebut merupakan sebuah game simulasi yang mengsimulasikan kapal selam. Pada tahun 1969, Sega memperkenalkan teknologi rear image projection dan salah satu game yang menggunakannya adalah Duck Hunt milik Nintendo.

Dekade 1970-an dan 1980-an merupakan perkembangan pesat Jepang dalam produksi game arkade milik mereka. Sega merilis game arkade Pong milik mereka di AS untuk pertama kalinya pada 1972.

Namun, langkah terbesar bagi industri game di Jepang adalah saat kesuksesan Space Invader di pasaran pada tahun 1978. Selain menjadi langkah awal Jepang di industri game, Space Invader juga menjadi tonggak awal dari masa keemasan game arkade di tahun 1980-an tidak hanya di Jepang, namun juga di berbagai belahan dunia.

Setelah kesuksesan Space Invader, banyak game Jepang lainnya yang juga mengalami kesuksesan dan menjadi terkenal. Sebut saja Galaxian, Pacman, dan Bosconian yang juga hadir sebagai game arkade. Dengan terkenalnya berbagai game tersebut, nilai industri game di dunia mencapai angka US$8 Milyar (setara US$23,8 Milyar di tahun 2021).

Fun Fact: Terdapat sebuah teori urban legend bahwa kelangkaan uang 100 Yen di tahun 1980-an disebabkan oleh suksesnya berbagai game arkade. Karena kejadian tersebut, produksi uang koin pecahan 100 Yen terpaksa ditingkatkan.

Baca Juga: K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

Kontribusi Jepang dalam Industri Game dari Tahun 1980 sampai Milenium Baru

Awal dekade 1980 menjadi tahun rilisnya konsol handheld pertama yang diproduksi oleh Nintendo, yaitu Game & Watch yang didesain oleh Gunpei Yokoi. Berbicara mengenai konsol, Nintendo juga lah yang mencetuskan ide untuk membuat konsol rumahan berbasis kartrid, yaitu Famicom atau Family Computer. Konsol tersebut mampu menjalankan game arkade seperti Donkey Kong.

Pada tahun 1988 Nintendo menyempurnakan Famicom miliknya dengan merilis Nintendo Entertainment System atau NES. NES lah yang membawa Nintendo melewati Toyota sebagai perusahaan terbesar di Jepang pada tahun 1990.

Banyak yang mengira NES akan menjadi sebuah konsol angin-anginan karena terjadinya fenomena video game crash di tahun 1983 yang membuat industri game turun nilainya. Namun, prediksi tersebut terbukti salah karena faktanya, NES terjual sebanyak 60 juta unit di seluruh dunia. Larisnya NES didukung oleh berbagai game legendaris seperti Super Mario Bros, Metroid, dan Legend of Zelda.

Selain Nintendo, Sony adalah perusahaan lainnya yang bergelut dalam pasar konsol rumahan. Pada awalnya Sony bekerja sama dengan Nintendo untuk merilis PlayStation. Namun, mereka berhenti bekerjasama dan membuat konsol PlayStation milik mereka sendiri yang berbasis CD.

Konsol milik merekalah yang justru laris di pasaran. Selain teknologi yang lebih maju, kesuksesan PlayStation juga dibantu beberapa game terkenal dan fitur lainnya. Hingga saat ini, kedua perusahaan tersebut, Nintendo dan Sony, masih merilis konsol milik mereka masing-masing. Walau begitu juga ada perusahaan seperti Sega dan Atari yang mundur dari pasar konsol.

Negeri Sakura di Industri Game Modern

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Sony dan Nintendo masih melanjutkan pembuatan konsol mereka. Hingga saat ini, mereka berdualah yang menguasai pasar konsol dengan hanya satu kompetitor setara, yaitu Xbox milik Microsoft. Bahkan, PlayStation2 masih memegang rekor sebagai konsol terlaris di dunia dan mengalahkan Xbox di tanah kelahirannya, AS.

Selain dalam pasar konsol, Jepang juga berkontribusi dalam pengembangan video game itu sendiri. Jika kalian pernah bermain game, tentunya kalian pernah bermain game asal Jepang yang ikonik dan terkenal.

Kalau kalian kira game tersebut adalah game “gacha waifu” seperti saat ini, maka kalian salah besar. Karena sebenarnya, developer asal Jepang di zaman dulu menggunakan media game sebagai media untuk menunjukkan performa terbaik mereka. Pengembang seperti Nintendo, Sega, Capcom, Konami, Square Enix, dan yang lain memiliki game ikoniknya masing-masing

Kita ambil contoh game sejuta umat di konsol seri PlayStation, Resident Evil milik Capcom. Seri tersebut mencapai puncak kejayaannya saat RE4 rilis. Dengan grafis yang terkesan “wow” di zamannya, mekanisme menantang, dan penokohan yang pas, hal-hal tersebut menjadikan RE4 menjadi salah satu game terbaik sepanjang sejarah.

Konami, perusahaan yang saat ini menjadi sebuah lelucon dalam industri game juga memiliki berbagai game ikoniknya di masa lalu. Contohnya adalah Winning Eleven yang masih berlanjut dengan nama Pro Evolution Soccer dan berganti lagi menjadi eFootball. PES hingga saat ini menjadi salah satu dari hanya dua game sepakbola terkenal yang dipublikasi selain FIFA milik EA.

Baca Juga: Review Stray, Menilik Dunia Distopia Dari Perspektif Berbeda

Berbicara dengan inovasi, kesempurnaan, dan detail kecil, kita tidak dapat melupakan sang legenda Hideo Kojima. Seri Metal Gear Solid miliknya selalu mengalami kesuksesan. Nilai jual utamanya adalah teknologi yang digunakan yang selalu selangkah lebih maju. Hal tersebut bisa datang dari detil kecil di sebuah game ataupun grafis yang lebih memukau.

Dan untuk yang lain sebut saja Sega dengan Sonic miliknya yang sudah terkenal bahkan dijadikan animasi dan film. Square Enix tidak lupa, dengan seri Final Fantasy milik mereka yang sukses, awalnya sebagai proyek terakhir sebelum bangkrut malah keterusan.

Penutup

Sebenarnya masih banyak yang dapat dibahas, namun bila dibahas semua maka artikel ini tidak tahu akan berakhir kapan dan pembaca mungkin akan cepat bosan. Intinya, kontribusi Jepang di industri game sudah berlangsung sejak lama. Mulai dari zaman arkade hingga zaman modern.

Hingga saat ini masih banyak game asal Jepang yang legendaris. Selain yang telah disebutkan di atas masih ada berbagai game fighting seperti KoF dan Tekken. Lalu ada juga game hack and slash semacam Devil May Cry yang juga sukses di pasaran.

Game Besar yang Diumumkan di Nintendo Direct Mini Juni 2022

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah mengadakan Xenoblade Chronicles 3 Direct, Nintendo masih tidak ingin ketinggalan mengumumkan berbagai game-nya. Mereka masih ingin mengumumkan berbagai game yang akan datang dalam acara Nintendo Direct Mini pada 28 Juni lalu. Acara ini diadakan menyusul PlayStation State of Play, Summer Game Fest dan Xbox and Bethesda Games Showcase.

Dalam acara berdurasi 25 menit, Nintendo Direct mengumumkan berbagai game dari third party. Artinya, berbagai game besutan Nintendo seperti sekuel dari The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Pokemon Scarlet & Violet, dan Bayonetta 3 tidak ditampilkan.

Karena begitu banyak pengumuman yang muncul dalam acara berdurasi 25 menit itu, hanya 5 game besar yang dapat dipilih untuk dibahas.

Monster Hunter Rise: Sunbreak

Monster Hunter Rise Sunbreak for Nintendo Switch
Monster Hunter Rise: Sunbreak

Pertama kali dipertunjukkan di Capcom Showcase pada 14 Juni lalu, Nintendo Direct Mini mempertunjukkan trailer untuk expansion Sunbreak untuk Monster Hunter Rise. Trailer terbarunya menunjukkan beberapa monster yang akan datang di expansion tersebut.

Menariknya, sama seperti saat Capcom Showcase, Capcom juga menunjukkan roadmap untuk Monster Hunter Rise. Pertama, monster Bazelguese akan hadir Agustus 2022 sebagai free update. Berbagai monster baru juga akan datang setelah itu, dengan sebuah kejutan akan hadir pada 2023 mendatang.

Baca juga: Monster Hunter Rise: Sunbreak Akan Rilis Bulan Depan

Monster Hunter Rise: Sunbreak gameplay
Gameplay Monster Hunter Rise: Sunbreak

Monster Hunter Rise: Sunbreak meluncur pada 30 Juni 2022 di Nintendo Switch. Demo-nya sudah bisa dicoba sekarang. Sementara itu, update ver.10, yang sudah termasuk item armor set Black Belt” dan weapon high rank Defender”, akan rilis pada hari sebelumnya.

NieR: Automata The End of YoRHa Edition for Nintendo Switch

NieR: Automata The End of YoRHa Edition for Nintendo Switch
NieR: Automata The End of YoRHa Edition

Square Enix mengumumkan NieR: Automata akan hadir di Nintendo Switch. NieR: Automata pertama kali rilis di PlayStation 4 dan PC pada 2017 serta mendapat sambutan hangat dari pemain dan kritikus. Versi Xbox-nya, Become As Gods Edition, rilis 2018 di Xbox One.

Nier: Automata The End of YoRHa Edition sudah termasuk semua DLC dan juga kostum eksklusif khusus versi Nintendo Switch.

Gameplay NieR: Automata The End of YoRHa Edition for Nintendo Switch
Gameplay NieR: Automata

NieR: Automata The End of YoRHa Edition akan rilis di Nintendo Switch pada 6 Oktober 2022. Sementara itu, serial adaptasi anime-nya telah diumumkan dalam pengembangan oleh Aniplex.

Mario + Rabbids: Sparks of Hope

Mario Rabbids Sparks of Hope for Nintendo switch

Nintendo Direct Mini mengungkap detail baru dari Mario + Rabbids: Sparks of Hope. Ubisoft telah memamerkan video gameplay game turn-based strategy adventure itu. Diperlihatkan gameplay tersebut menggunakan karakter Mario, Rabbid Rosalina, dan Rabbid Luigi. Sistem battle-nya menggunakan turn-based. Pemain dapat menggerakkan setiap karakternya sebelum menyerang menggunakan senjata.

Mario + Rabbids: Sparks of Hope for Nintendo Switch
Gameplay Mario Rabbids Sparks of Hope

Mario + Rabbids: Sparks of Hope akan rilis 20 Oktober 2022 di Nintendo Switch. Untuk info lebih lanjutnya, Ubisoft mengadakan showcase hari ini pukul 23:00 WIB di YouTube resminya.

Disney Dreamlight Valley

Disney Dreamlight Valley for Nintendo Switch
Disney Dreamlight Valley

Game yang digadang-gadang menjadi pesaing Animal Crossing juga dipertunjukkan dalam Nintendo Direct Mini. Dibesut oleh Gameloft, game life simulation itu menampilkan berbagai karakter Disney dan Pixar.

Disney Dreamlight Valley gameplay
Gameplay Disney Dreamlight Valley

Di Dreamlight Valley, diceritakan bahwa seluruh karakter favorit dari Disney dan Pixar hidup damai dan tenteram. Namun, sebuah kutukan mengubah segalanya. Pemain ditugaskan untuk mengembalikan ingatan setiap karakter dan mengungkap segala rahasia di Dreamlight Valley. Pemain dapat berinteraksi dengan berbagai karakter dan menyelesaikan quest serta activity beragam di sana.

Disney Dreamlight Valley siap menemani di Nintendo Switch pada 6 September 2022 sebagai early access.

Persona Series for Nintendo Switch

Persona series for Nintendo Switch
Persona Series for Nintendo Switch

Setelah diumumkan rilis di Xbox dan PC dalam acara Xbox and Bethesda Showcase lalu, penggemar setia seri Persona juga berharap game favorit mereka itu juga bisa dimainkan di Nintendo Switch. Dalam Nintendo Direct Mini kali ini, harapan mereka terkabul!

Persona 5 Royal Gameplay
Gameplay Persona 5 Royal

Trailer pun ditampilkan sebagai penutup Nintendo Direct Mini. Persona 5 Royal, Persona 4 Golden, dan Persona 3 Portable juga akan rilis di Nintendo Switch. Penggemar beranggapan Nintendo Switch menjadi konsol yang cocok untuk memainkan ketiga entri Persona itu. Pasalnya, Persona 3 Portable pertama kali rilis di PlayStation Portable, sementara Persona 4 Golden rilis di PlayStation Vita. Terlebih, seri Persona sebelumnya lekat dengan PlayStation.

Sama seperti Xbox dan PC, Persona 5 Royal dijadwalkan rilis 21 Oktober di Nintendo Switch. Persona 4 Golden dan Persona 3 Portable akan menyusul kemudian.

Itulah tadi lima game besar yang sudah diumumkan di Nintendo Direct Mini 2022. Kira-kira pemain ingin bermain yang mana?