Tag Archives: Steam

The Day Before Akhirnya Merilis Cuplikan Gameplay

GAMEFINITY.ID, PATI – Salah satu game yang menuai kontroversi beberapa waktu lalu, The Day Before rilis cuplikan gameplay baru. Game shooter apocalyse ini telah mengalami banyak penundaan dan kemunduran. Bahkan tak sedikit yang menganggap jika The Day Before cuma game tipu – tipu yang hanya mengeruk uang investor layaknya game, Abandoned. Namun komentar tersebut akhirnya dipatahkan dengan perilisan video gameplay The Day Before.

Penundaan Yang Menuai Kontroversi

The Day Before awalnya dijadwalkan akan rilis di tahun 2021. Namun karena beberapa hal game tersebut terpaksa dipukul mundur beberapa kali hingga pada akhirnya akan rilis di tanggal 10 November 2023. Alasan dari penundaan ini telah dijelasakn oleh Fntastic selaku developer. Fntastic mengatakan jika mereka terpaksa menunda perilisan karena ingin beralih game engine ke unreal engine 5.

Salah satu alasan penundaan yang membuat kontroversi adalah ternyata Fntastic menggunakan relawan dalam mengembangkan game The Day Before. Relawan – relawan ini juga ada yang dibayar dan ada yang tidak. Lucunya Fntastic memang mengakui jika tim pengembangnya terdiri dari para relawan. Yang mana nantinya para relawan ini akan mendapatkan sertifikasi dan kode gratis untuk gamenya, tetapi tidak dengan uang kompensasi.

Karena inilah banyak warganet yang berpendapat jika game The Day Before hanya menjadi game tipu – tipu semata. Datang dengan trailer yang memukau hingga menjadi game dengan wistlist terbanyak di steam memunculkan harapan bahwa game ini akan jadi game bagus. Namun kenyataan melihat segala kontroversi yang terjadi dengan developer membuat para gamer skeptis dengan game ini.

Gameplay Singkat The Day Before

Terlepas dari kontroversi aneh seputar The Day Before, Fntastic akhirnya merilis cuplikan gameplay yang sebelumnya telah dijanjikan. Cuplikan berdurasi sekitar 10 menit mengungkap beberapa mekanik crafting dan kustominasi senjata yang akan menjadi fokus utama permainan. Seperti halnya game – game shooter apocalypse seperti DayZ atau Left 4 Dead, gameplay The Day Before tampak cukup sederhana.

https://www.youtube.com/watch?v=-KgrIGUhoZA

Meski telah menunjukkan footage gameplay yang cukup panjang, tetapi video tersebut masih terkesan game belum jadi. Dari mulai desain karakter, user interface, dan musik sangat jauh dari kata bagus. Salah satu yang patut diapresi dari cuplikan gameplay tersebut mungkin desain tempatnya yang terbilang sangat luas. Mendorong para pemain untuk melakukan eksplorasi menyenangkan, Setidaknya itulah harapan para gamer yang telah menonton video tersebut.

The Day Before akan tersedia untuk PC, PS5, dan Xbox Series X pada 10 November 2023. Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game The Day Before? Kunjungi Gamefinity untuk update Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

A Space for The Unbound Gapai Rating Tinggi di STEAM tapi Kena Hujat Netizen

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Game asal Indonesia berjudul A Space The Unbound atau lengkapnya A Space for The Unbound ternyata cukup mengejutkan dan dapatkan respon dari pengguna luar yang sangat menarik. Pada salah satu platform game besar, STEAM yang turut menyediakan game atau rilisan digital terbesar di dunia.

A Space for The Unbound merupakan game besutan asal developer dan publisher dari Indonesia, Toge Production dan Mojiken. A Space for The Unbound adalah game console yang baru dirilis sebelum ini pada 19 Januari 2023. Game ini juga dapat dimainkan di Windows, Nintendo Switch, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X/S.

Baca juga: Review Wild Hearts, RPG Hunter dengan Beast yang Makin Keren

A Space The Unbound Gapai Rating Tinggi dengan Hujatan Netizen Lokal

A Space for The Unbound merupakan game adventure di konsol yang menarik. Saking menarik dan kerennya game ini, A Space for The Unbound dapatkan rating tinggi “Overwhelming Positive” di STEAM dengan rating nyaris sempurna di STEAM.

A Space for The Unbound

Para penggiat game luar sangat mengapresiasi game ini, berkat visual menariknya untuk game konsol, alur cerita yang kompleks dengan puzzle yang cukup menarik. Banyak gamer luar yang memuji konsep lokal dalam game ini, karena cukup berbanding jauh budaya mereka dengan Indonesia.

A Space for The Unbound

Perang Komentar dan Spam rating

Walaupun mendapatkan ulasan positif dari gamers luar, sayangnya A Space for The Unbound dapatkan ulasan yang sedikit tidak mengenakkan dari para netizen Indonesia yang terkenal akan Keyboard Warrior-nya.

Seperti tertulis dalam kolom komentar disatu komunitas game di Indonesia di platform sosial media milik abang Mark. Tulis akun dengan nama Yudha Pratama di suatu kolom komentar.

“Itu spam rating sm orang Indonesia soalnya yg download kbnyakan juga orang Indo sendiri, tau sendiri kan orang indo suka dikit-dikit Overprott setiap ada produk dengan embel-embel kArYa AnAk bAnGsA. Game mediokerpun asalkan ada embel-embel kayk gitu pasti dibilang bagus sm gamer-game normies Indo. Beda dgn jepang mereka bikin game selalu kualitas top notch dan tanpa embel-embel kArYa AnAK bAnGsA orang-orang seluruh dunia mengakui game-game buatan jepang makanya industri pergamingan Jepang nomor satu di dunia,” pungkas Yudha Pratama.

Dijelaskannya bahwa rating tinggi di STEAM merupakan hasil dari spam rate warga Indonesia, dengan dalih warga Indonesia yang suka overproud dengan produk ber embel “Karya Anak Bangsa”. Dirinya sendiri mengklaim bahwa dirinya alergi akan produk lokal, dengan mengatakan produk lokal tidak ada yang terjamin kualitasnya, dan dia akan men download bajakannya saja.

“Alergi gw sm produk lokal, gaada yg terjamin kwalitasnya. Nanti aja download bajakannya,”

Dunia maya cukup ramai belakangan ini akibat dari sikap denial dari salah satu netizen Indonesia. Diharapkan kedepannya, bisa lebih menentukan mana yang baik, mana yang benar, dan mana yang emang fakta.

Sinopsis A Space for The Unbound

Bercerita pada  akhir 1990-an dimana cerita berfokus kepada Atma dan Raya yang tinggal dipedesaan di Indonesia. Atma merupakan siswa SMA yang sedikit lai akan lulus dari SMA bersama dengan pacarnya, Raya.

Dalam satu hari, Atma tidak sengaja mendapatkan kekuatan dari buku merah yang memungkinkan dirinya untuk dapat menyelami luar angkasa kedalam pikiran seseorang dan membantuk perbaiki masalah mereka melalui teka-teki yang ada.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Uncharted Waters Origin Akhirnya Buka Pra-Registrasi

GAMEFINITY.ID, Bandar lampung – LINE Games mulai memberikan pra-registrasi untuk game simulasi marine adventure RPG, Uncharted Waters Origin. Game ini mendukung gameplay cross-platform dan dijadwalkan akan rilis musim dingin 2023 di IOS, Android, dan PC yang dapat diakses dari Steam dan FLOOR.

Uncharted Waters Origin merupakan game yang dirilis atas peringati ulang tahun ke-30 dari seri Uncharted. Dikembangkan oleh Motif dan Koei Tecmo Games. Ame ini memungkinkan pemain membuat armada laut mereka sendiri dengan latar Age of Discover abad ke-16 serta mera dengan eksplorasi, pertempuran, dan perdagangan.

Uncharted Waters Origin

Uncharted Waters Origin dikembangkan dengan visual yang mantap. Mengingat bahwa game ini menggunakan 4K di Unreal Engine 4. Selain itu juga game ini turut hadirkan tokoh-tokoh terkenal sejarah dunia dalam ilustrasi 2D dan 3D Model.

Dilucurkan pertama kali di Korea Selatan, Uncharted Waters Origin telah mendapatkan dan menangkan 4 penghargaan dalam Korea Game Awards 2022.

Baca juga: Review Wild Hearts, RPG Hunter dengan Beast yang Makin Keren

Reward untuk Pra-Registrasi Uncharted Waters Origin

Uncharted Waters Origin

Mulai saat ini hingga 20 Februari 2023 nanti, pemain dapat melakukan pra-registrasi untuk game ini disitus web resmi. Semua pemain yang melakukan pra-regist akan mendapatkan reward item termasuk kapal, material, hingga perlengkapan lainnya.

  • 100.000 users : Shipbuilding Acceleration x10
  • 300.000 users : Espadachin Armor
  • 500.000 users : Prepare Amiral Cloak
  • 700.000 users : Golden Hansa Cog
  • 1.000.000 users : Amateur Admiral Chests

Sinopsis Game

Pada tahun 1522, banyak negara Eropa bersaing satu sama lain dengan sebuah panggung kompetisi yang luas, laut.

Mereka menjadi lebih kuat dengan menemukan benua baru dan membentuk pelabuhan sekutu ketika mereka melakukan perjalanan lintas lautan.

Portugal sejak awal mengalihkan pandangan ke laut karena sulitnya geografis dan berpengaruh  di Mediterania.

Sama seperti Portugal, Spanyol juga menciptakan armada kuat yang dikenal dengan “Armada” untuk ekspansi pengaruh mereka secara agresif di Mediterania dan lautan.

Inggris turut melakukan investasi dana kerajaan dan meningkatkan kekuatan nasional untuk menguasai lautan, yang telah dikuasi oleh Spanyol dan Portugal. Kemudian Ottoman mulai lakukan ekspansi demi mengendalikan Eropa.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Pengembangan Emulator PS4 Semakin Menjanjikan

GAMEFINITY.ID, PATI – Sony Playstation telah menegaskan bahwa dukungan untuk playstation 4 akan segera dihentikan tepatnya pada tahun 2025. Langkah ini diambil agar pihak developer game bisa lebih fokus dalam pengembangkan game untuk Playstation 5. Sebelumnya para developer masih harus menurunkan kualitas game mereka agar dapat berjalan di Playstation 4. Dengan berhentinya dukungan dari Sony maka berhenti juga era Playstation 4. Namun sama seperti konsol sebelumnya, beberapa orang telah mengembangkan emulator untuk PS4.

Emulator PS4 Tunjukkan Progres Awal

Emulator menjadi suatu usaha untuk melestarikan game – game lama agar tidak termakan oleh jaman. Bahkan meski konsol dari game tersebut telah dihentikan, aksesibilitas gamenya masih bisa dimainkan melalui emulator. Salah satu proyek emulator PS4 yang diberi nama fpPS4 baru saja membagikan informasi seputar pengembangan emulator.

GAMER RPCS3, yang juga merupakan pengembang emulator Playstation 3 baru saja merilis video mengenai perkembangan dari emulator terbaru mereka fpPS4. Meski dalam demo tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik dalam menjalankan game PS4, tetapi ini merupakan perkembangan yang sangat menakjubkan. Emulator RPCS3 sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat menjalankan hampir semua game PS3.

Dalam video tersebut, GAMER RPCS3 membawa kita untuk menyaksikan kemampuan emulator fpPS4 dalam menjalankan beberapa game – game kecil PS4. Beberapa game cukup berjalan lancar seperti RetroMania Wrestling. Di sisi lain tampaknya masih terlalu sulit untuk menjalankan game seperti Farming Simulator dan World of West. Namun fakta bahwa mereka telah membagikan perkembangan proyek mereka merupakan sesuatu yang besar untuk para gamer.

Masih Butuh Waktu Lama

Sebagai pengingat, RPCS3 diluncurkan pada tahun 2011 dan membutuhkan lebih dari 10 tahun untuk dapat menjalankan hampir semua game PS3. Begitu pula yang akan dialami oleh fpPS4 yang baru bisa optimal mungkin setelah pengembangan selama satu dekade kedepan. Meski begitu spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan emulator ini sepertinya lumayan tinggi. Menurut deskripsi dari GAMER RPCS3 butuh spesifikasi RTX 2070, RAM 32 GB, dan i9-9900K.

Meski terbilang cukup mahal hanya untuk memainkan game – game PS4, tetapi tidak menutup kemungkinan kedepannya akan bisa berjalan di spesifikasi yang sedikit lebih rendah. Masih belum tahu apakah emulator PS4 ini akan berhasil nantinya mengingat telah ada konsol – konsol seperti Steam Deck yang dapat menjalankan game jauh lebih baik dibanding emulator. Sony Playstation juga telah membawa beberapa game eksklusif PS4 mereka ke Steam yang memungkinkan untuk dapat dimainkan di Steam Deck nanti.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa untuk kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Game Ilmuwan Gila Creature Lab Meledak Di Kickstarter

GAMEFINITY.ID, PATI – Dalam mengembangkan suatu game, tak jarang beberapa developer melakukan penggalangan dana untuk mengumpulkan biaya produksi. Tentunya penggalangan dana ini tidak seperti layaknya suatu donasi. Mereka yang mengikuti penggalangan dana akan mendapatkan beberapa privilege sesuai dengan dana yang dikeluarkan. Image Power baru saja membuka project kickstarter untuk mengumpulkan dana dalam mengembangkan game Creature Lab.

Creture Lab Segera Tuju Konsol

Dalam Game Creature Lab pemain akan berperan sebagai ilmuwan gila yang ingin membalas dendam terhadap dunia. Akibat penelitian, dan penemuan terobosan selama bertahun-tahun diabaikan, ilmuwan gila tersebut membangun tempat persembunyian, dirinya melakukan eksperimen yang menakutkan yang akan menyebabkan kekacauan.

Di sisi lain banyak game yang menjadikan pemainnya sebagai pahlawan, tetapi di game ini mereka adalah penjahatnya. Dan Image Power telah memulai Kickstarter baru untuk memungkinkan lebih banyak pemain di luar PC untuk menjadi ilmuwan gila.

Creature Lab
Source: Image Power

Kickstarter terbaru Image Power untuk Creature Lab memiliki tujuan utama untuk membawa game ke konsol, termasuk PlayStation, Switch, dan Xbox. Selain itu penggalangan dana ini juga bertujuan untuk membantu developer dalam mengembangkan konten – konten yang ada pada gamenya nanti seperti soundtrack, NPC, hingga monster – monster baru.

Baca juga: Epic Games Didenda FTC, Praktik Microtransaction di Fortnite

Meledak Dalam Waktu Singkat

Untuk menghadirkan Creature Lab ke konsol, Kickstarter Image Power membutuhkan dana sekitar $7.341 USD. Untuk developer-developer yang telah memiliki nama besar terkadang program Kickstarter akan tercapai dalam hitungan jam saja. Namun, untuk Creature Lab yang merupkan game indie kecil ini yang yang dikerjakan oleh sedikit orang telah mampu mencapai 30% dari tujuannya dalam waktu 24 jam pertama, mengumpulkan total 115 supporter.

Kickstarter Creature Lab memberikan beberapa hadiah kepada para partisipan dengan berbagai tingkatan. Di tingkat paling bawah, nama partisipan akan tampil di halaman credit ucapan terima kasih. Di tingkat lebih atas para donatur akan mendapatkan beberapa wallpaper eksklusif. Lalu di paling tinggi mereka yang mengikuti program kickstarter ini akan mendapatkan Steam Key untuk game lebih awal dari jadwal perilisan.

Meski tampil dengan ide yang terbilang cukup sederhana, Image Power mampu menarik para gamer untuk mengikuti program Kickstarter bahkan hingga mampu mengumpulkan dana yang banyak dalam 24 jam pertama. Creature Lab akan dirilis untuk PC pada 19 Januari sedangkan Kickstarter akan ditutup pada 10 Januari. Bagi kalian yang tertarik untuk mengetahui info seputar Kickstarter Creature Lab bisa langsung kunjungi halaman Kickstarter Image Power.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Creature Lab saat perilisannya nanti? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Alasan Mengapa Steam Lebih Dominan dari yang Lain

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Steam, sebuah platform distribusi digital yang telah hadir sejak tahun 2003. Meski sudah berusia hampir dua dekade, nyatanya Steam masih dapat bertahan di pasar gaming saat ini. Bahkan, bila dilihat lebih jauh, Steam dapat bertahan hingga beberapa puluh tahun mendatang dengan prospek masa depan yang menjanjikan.

Steam Deck in-image | IGN
Steam Deck Salah Satu Produk Steam oleh Valve | IGN

Tapi, kalian pernah kebayang nggak sih, kenapa Steam masih populer meskipun sudah banyak saingannya. Contoh saja ada Epic Games Store yang setiap minggunya punya game gratis untuk dibagikan kepada para pelanggannya, Microsoft Store yang hadir di setiap laptop berbasis OS Windows, dan masih banyak lagi yang lain seperti Battle.net dan GOG.

Nah dari kesemua itu, kenapa sih Steam masih bisa menungguli mereka semua? Bahkan dapat dikatakan Steam menang jauh jika dibandingkan oleh rival-nya.

  1. Steam Punya Game yang Jauh Lebih Banyak

Alasan paling mendasar mengapa sebuat platform digital banyak dipakai adalah banyaknya game yang tersedia. Menyediakan banyak game dapat bermanfaat bagi para pemain agar seluruh game milik mereka dapat berkumpul menjadi satu dan tidak perlu mnegunduh platform lainnya.

Pada awalnya, Steam hanya menjadi sebuah platform distribusi digital untuk game milik Valve saja, namun seiring waktu Steam juga menawarkan kesempatan untuk pihak ketiga.

Dari jumlah game yang tersedia ketika artikel ini ditulis, ada lebih dari 50 ribu games yang didistribusikan lewat Steam.

Sebagai perbandingan, Epic Games Store yang notabene menjadi pesaing terdekat Steam, hanya punya total 917 game yang tersedia di platform-nya pada tahun 2021 berdasarkan website Statista. Sementara itu, di tahun yang sama, Steam punya lebih dari 10 ribu game baru yang tersedia. Ya, 10 ribu game baru hanya dalam waktu 1 tahun!

Di platform lainnya pun juga masih jauh dari kata cukup untuk menyaingi Steam. Microsoft Store hanya memiliki total 1.743 game, GoG dengan total 5.300 game, dan Origin hanya memiliki 350 game tersedia.

Lalu bagaimana dengan Ubisoft Connect, Battle.net, Rockstar Client, dan Riot Client? Keempat platform tersebut tidak membuka kesempatan distribusi untuk pengembang luar, jadi dapat dipastikan jumlah game yang tersedia jauh lebih kecil.

Baca Juga: Evercade Konsol Retro Terkini dengan ROM Serba Legal

  1. Steam Punya Komunitas yang Besar dan Aktif

Dalam industri game sendiri, komunitas merupakan sebuah aspek yang tidak dapat diremehkan. Karena pada faktanya, sebuah game dapat terus berlanjut apabila komunitasnya aktif dan ramai. Contoh saja ada komunitas CS, DOTA, Age of Empire, dan berbagai macam game lainnya yang sudah ada sejak awal 2000-an.

Dalam kasus ini Steam jelas menang jauh daripada yang lain. Mengapa menang jauh? Karena Steam memiliki fitur komunitasnya sendiri yang tersedia di dalam aplikasinya. Ketersediaan fitur komunitas di dalam aplikasi tersebut membuat para penggunanya mudah untuk mengakses berbagai konten yang disediakan oleh komunitas setiap game.

Bahkan, Steam sampai memiliki fitur bernama Steam Workshop dimana komunitasnya dapat membagikan konten milik mereka sendiri untuk dimainkan dan digunakan oleh orang lain. Selain itu pengguna aktif Steam yang masif (62 juta pengguna aktif harian) juga menjadi salah satu faktor mengapa komunitas di Steam sangat aktif.

Sementara itu di platform lain? Fitur komunitas sangat terbatas. Epic Games Store tidak memiliki fitur komunitas built-in, bahkan menyembunyikan review dari para pemainnya. Hal ini juga berlaku dengan platform lain seperti Origin, GoG, Ubisoft Connect, dan yang lain, mereka juga tidak punya fitur komunitas seperti apa yang dimiliki Steam.

  1. Fitur yang Lebih Banyak

Selain fitur komunitas Steam juga memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh platform lain.

Dalam hal paling mendasar, yaitu masalah harga, Steam memiliki kebijakan untuk tidak meratakan harga asli dalam sebuah mata uang. Hasilnya harga game di Steam menjadi lebih murah dari yang lain karena disesuaikan pada harga di sebuah negara tertentu.

User experience di Steam juga diperhatikan secara penuh. Mereka memiliki fitur big mode untuk meningkatkan pengalaman bermain via controller. Urusan unduh mengunduh, Steam juga dinilai lebih unggul karena mereka memiliki berbagai server yang dapat dipilih oleh pengguna karena server terdekat yang tidak selalu paling kencang. Contohnya adalah admin sendiri yang kecepatan unduhannya lebih kencang ketika memakai server Australia-Perth ketimbang pakai server Jakarta. Kedua hal tersebut jarang atau bahkan tidak muncul di beberapa platform lainnya.

Bagi para pengembang pun juga punya fitur yang memudahkan mereka. Steam membagikan SDK atau Steam Development Kit agar para pengembang dapat mengintegrasikan game milik mereka dengan fitur di Steam. Meskipun tidak seperti Epic Games yang menyediakan hingga engine-nya secara gratis, para pengembang tidak berhenti untuk merilis game-nya di Steam karena aksesibilitas yang luas serta feedback komunitas yang besar.

  1. Promo, Satu Kata yang Menjelaskan

Dan yang terakhir dan menjadi alasan paling mendasar adalah promo. Yak, promo di Steam terkenal akan kesadisannya dalam memotong harga. Apa yang awalnya ratusan ribu bila ada promo bisa hanya menjadi puluhan ribu atau bahkan belasan ribu rupiah. Beberapa game dapat menyentuh angka yang tidak masuk akal, seperti Borderlands Handsome Collection yang harga awalnya jutaan menjadi puluhan ribu.

Banyaknya promo ini ditambah dengan berbagai event dari developer, publisher, atau bahkan Valve sendiri yang melakukan sale besar besaran dalam beberapa waktu dalam satu tahun. Sale besar-besaran tersebut juga tidak dapat dikatakan jarang dilakukan, dalam setahun ada 4 hingga 5 kali Steam sale yang dilakukan. Hal tersebut belum termasuk sale yang diadakan per developer, publisher atau franchise.

“Kan Epic Games Store gratis bang”, ya hal itu juga menggiurkan. Namun, gratisnya sebuah game seperti pada EGS membuat Epic Games sendiri mengalami kerugian dalam menjalankan EGS. Berbeda dengan Steam, sebesar apapun promonya mereka tetap untuk. Bahkan, beberapa waktu ada game yang digratiskan di Steam.

Steam mendominasi bukanlah tanpa alasan. Ketersediaan game yang masif, komunitas aktif dan banyak, fitur berlimpah, dan ramah kantong menjadi alasannya. Namun, Steam juga tidak dapat dikatakan sempurna, masih ada beberapa kekurangan dan yang terkenal adalah buruknya consumer service miliknya.

Baca juga: Armored Core, Franchise FromSoftware sebelum Dark Souls

Hal ini tidak praktis menjadikan platform lainnya buruk, semua pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bagi free players, mungkin EGS menjadi pilihan terbaik karena mereka tidak perlu merogoh kantong untuk bermain game yang seharusnya berbayar.

Selalu ada yang menarik ketika membahas persaingan antar platform distribusi digital ini. Khususnya EGS sebagai pesaing terdekat Steam, meskipun mereka masih punya jalan yang panjang untuk mengalahkan legendarisnya Steam di mata para gamers.