Tag Archives: survival

Review Eternal Return, Battle Royale Rasa MOBA

GAMEFINITY.ID, Bandumg – Tidak dapat terbantahkan bahwa battle royale dan MOBA menjadi dua genre terpopuler saat ini. Namun, Nimble Neuron dan Kakao Games berupaya untuk menghadirkan dua genre itu menjadi satu game, yaitu Eternal Return.

Eternal Return pertama kali rilis sebagai early access pada 14 Oktober 2020 dan masih belum berupa full release. Nimble Neuron pernah menyebut bahwa mereka tengah mengerjakan versi Xbox dan mobile-nya. Saat ini, game ini hanya ada di PC.

Sinopsis Eternal Return, Battle Royale Rasa MOBA

Dalam Eterrnal Return, pemain harus berhadapan dengan 14-17 pemain lain. Mereka ditempatkan di Lumia Island untuk bertahan hidup dan saling bertarung sebagai bagian dari sebuah eksperimen. Seperti game battle royale pada umumnya, satu pemain yang bertahan akan menjadi pemenang.

Terdapat 5 mode yang berbeda, yaitu Practice Mode (untuk latihan), Custom Game, vs AI, Ranked Match, Normal Match, dan Cobalt Protocol. Pemain dapat bermain secara solo, duo, atau squad dalam Custom Game, Ranked Match, atau Normal Match. Cobalt Protocol merupakan mode 4v4 yang mendekati game MOBA biasanya, di mana pemain harus menghabiskan poin tim lawan hingga habis dengan membunuh lawan beberapa kali.

Gameplay Eternal Return (7/10)

Eternal Return menjadi sebuah game battle royale dengan elemen MOBA. Pemain terlebih dahulu akan memilih sebuah karakter. Terdapat total 61 karakter yang dapat dipilih per tulisan ini, masing-masing memiliki skill, ability, dan pilihan senjata yang berbeda-beda.

Eternal Return gameplay 3
Eternal Return gabungkan konsep battle royale dan MOBA

Dalam gameplay, pemain juga harus melakukan loot untuk mencari material untuk upgrade equipment dan berburu binatang selain membasmi pemain lain.

Oleh karena itu, mereka harus berkeliling map untuk mendapat experience demi level up dan mendapat equipment lebih kuat dari looting. Terlebih, terdapat 15 bagian dari map Lumia Island yang dapat dikunjungi, masing-masing memiliki koleksi item dengan jumlah yang berbeda.

Elemen berburu demi membuat equipment lebih kuat di game ini dapat membuat frustrasi, apalagi bagi pemain baru. Pasalnya, mereka harus mengumpulkan item untuk meng-upgrade equipment dan menemukan makanan untuk healing secepat mungkin, belum lagi harus naik level agar dapat upgrade skill dan mengalahkan musuh. Masing-masing pemain hanya mendapat 10 slot dalam storage. Jika penuh kecuali saat dapat melakukan upgrade item, pemain tidak bisa mendapat item yang ingin diambil.

Baca juga: Deretan Game Battle Royale yang Bukan Shooter

Control (8/10)

Untuk melangkah, pemain hanya bisa melakukan click menggunakan tombol kanan mouse. Pilihan untuk menggunakan tombol keyboard untuk melakukannya dapat menjadi pilihan tambahan yang seharusnya tersedia.

Pemain dapat menggunakan skill dengan tombol Q, W, E, R, dengan tombol R merupakan skill ultimate. Weapon skill (bisa diperoleh setelah mencapai level 7) dapat digunakan dengan menekan tombol D. Tombol angka 0-9 menjadi tombol untuk menggunakan item, baik untuk healing dan equip barang. Pemain dapat melakukan rest untuk healing di tempat aman dengan tombol X.

Graphics (9/10)

Eternal Return characters season 6
Terdapat berbagai karakter keren dengan art bergaya anime di Eternal Return

Eternal Return memiliki grafis bergaya anime. Hal tersebut terlihat dari semua karakternya. Ini menjadi angin segar untuk game ini mengingat banyak karakter keren yang dapat dijadikan favorit.

Map Lumia Island juga terlihat menawan dengan grafis tiga dimensi dan sudut pandang top down seperti game MOBA lainnya. Setiap elemen pada di map tersebut hampir terlihat realistis.

Music (8/10)

Musik di Eternal Return, baik di lobby atau selama gameplay, cocok dengan tema survival. Bisa dikatakan, musik di game tersebut mengundang ketegangan bagi pemain, begitu pula dengan sound effect-nya.

Addictive (7/10)

Seperti yang disebutkan dalam gameplay, Eternal Return dapat membuat pemainnya frustrasi karena mekanik yang cukup rumit. Meski begitu, game ini menjadi cukup adiktif ketika pertama kali memainkannya. Mekanik dalam game ini justru membuat penasaran, pemain jadi bisa tahu strategi untuk menaikkan level dan mengumpulkan item untuk melakukan upgrade equipment lebih cepat.

Semakin lama bermain, game ini sering membuat frustrasi saat matching. Sering kali, pemain bertemu dengan pemain veteran ber-skill sangat tinggi dan pengalaman mendalam tentang game ini. Ini berpotensi dapat menganggu pemain baru untuk melanjutkan bermain Eternal Return.

Verdict untuk Eternal Return

Meski menggabungkan dua genre game populer untuk menghasilkan konsep baru, Eternal Return nyatanya dapat membuat frustrasi pemainnya karena mekanik yang sangat kompleks dan sering matching bersama pemain veteran. Setidaknya, game ini memiliki berbagai karakter yang keren dengan art bergaya anime mengagumkan.

Untuk Eternal Return, penulis memberi total score 7,8.

Bagi yang ingin mencoba Eternal Return dan penasaran dengan kombinasi battle royale dengan MOBA, pemain dapat mengunduhnya gratis di Steam dan Microsoft Store.

Resident Evil 3: Nemesis, Gim Horor Satu Timeline dengan RE2

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Resident Evil 3: Nemesis merupakan Survival Horror dari Capcom yang merupakan sekuel dari Resident Evil 2.

Resident Evil 3: Nemesis dirilis pada September 2022 oleh Capcom. Game ini hadir di platform Windows, PlayStation, Dreamcast, dan Gamecube.

Sinopsis Resident Evil 3: Nemesis, Horror Game Satu Timeline dengan RE2

Bercerita pada tanggal 28 September 1998, mantan anggota STARS Jill Valentine berusaha melarikan diri dari Raccon City. Pelarian karena sebagian besar populasi telah berubah menjadi zombie oleh salah satu wabah yang disebut T-Virus.

Baca Juga: Review Evil Nun Series, Horror Game yang Cukup Friendly

Gameplay (9/10)

Review Resident Evil 3: Nemesis
Gameplay – Resident Evil 3: Nemesis, Survial Horror Sekuel RE 2

Resident Evil 3: Nemesis merupakan salah satu game survival horror tahun 1999 yang dikembangkan oleh Capcom. Game ini hadir sebagai sekuel dari Resident Evil 2 yang punya timeline yang hampir sama dengan Resident Evil 2.

Seperti pada game Resident Evil pada umumnya, pemain diharuskan menggendalikan seorang mantan agen elit, Jill Valentine untuk melarikan diri dari kota yang telah terinfeksi virus. Salah satu game yang punya visual cukup baik dengan detail yang baik juga.

Dalam Resident Evil ini, pemain akan memerankan Jill Valentine yang berusaha melarikan diri dari kota zombie. Dalam pelariannya, pemain akan bergerak secara individu dengan membawa serangkaian perlengkapan seperti Assault Riffle.

Graphic (8/10)

Review Resident Evil 3: Nemesis
Graphic – Resident Evil 3: Nemesis, Survial Horror Sekuel RE 2

Resident Evil 3: Nemesis menjadi salah satu series Resident Evil lawas yang dapat ulasan positif pada saat itu, terlebih lagi pada visual-nya. Dalam pembawaanya sendiri, Resident Evil 3: Nemesis sudah lebih baik untuk standar konsol PlayStation saat itu.

Tampil dengan penggambaran, detail, serta latar yang cukup kompleks. Mengusung 3D Models diatas latar pra-render dengan fixed camera angles. Mungkin untuk yang baru pertama memainkan game ini, terasa sedikit pusing karena perputaran kamera yang over.

Control (6/10)

Review Resident Evil 3: NemesisReview Resident Evil 3: Nemesis
Control – Resident Evil 3: Nemesis, Survial Horror Sekuel RE 2

Resident Evil 3: Nemesis membawakan kontrol yang terbilang cukup umum untuk seri Resident Evil di konsol lawas. Tampil dalam 3 konfigurasi yang tidak terlalu mencolok perbedaannya dalam memberikan kontrol untuk game ini.

Terkadang cukup sulit untuk mengatur arah pergeakan dari Jill sendiri. Hal ini disebabkan dengan kontrol D-Pad yang cukup rumit dan perlu adaptasi yang baik untuk dapat memainkan tanpa ada masalah.

Beberapa kontrol umum yang hadir seperti Kotak untuk berlari, Segitiga untuk batal, Bulat untuk membuka stat karakter, dan X sendiri untuk eksekusi serang dan setuju. Untuk Aiming, pemain dapat menggunakan kedua konrol L1 dan L2.

Addictive (9/10)

Resident Evil 3: Nemesis sendiri memiliki alur cerita yang baik dengan ending yang cukup ironis, tapi tidak untuk Jill sendiri karena Jill adalah main character di series ini.

Memiliki tingkat adiktif dan daya tarik yang cukup untuk memikat pemain agar dapat memainkan Resident Evil series ini dengan cukup baik dan terus menerus.

Music (9/10)

Tidak banyak yang dapat dibahas pada kali ini, Resident Evil 3: Nemesis ini membawakan beberapa aspek musik untuk latar musik dan sound effect.

Latar musik yang dibawakan dengan cukup baik dan dapat menemukan punchline dari horror-nya game satu ini. Latar musik yang cukup buat kaget layaknya sebuah instrumen ilahi bagi Jill agar cepat pergi atau mati saat itu juga.

Kelebihan

Tampil dengan visual yang detail dan baik, latar yang full draw dengan 3D Model yang baik juga. Resident Evil 3: Nemesis menjadi salah satu series Resident Evil yang punya visualisasi yang baik pada masa itu.

Kekurangan

Sedikit kekurangan untuk Resident Evil 3: Nemesis kali ini. Ada beberapa kekurangan yang umum dalam beberapa game di konsol PlayStation generasi pertama ini, tidak terkecuali dengan Resident Evil 3: Nemesis.

Kontrol yang dibawakan cukup rumit dan memusingkan, beberapa eksekusi kontrol dalam kondisi tertentu memungkinkan untuk sang karakter bergerak tidak sesuai harapan ataupun kontrol yang dimainkan. Perlu adaptasi yang baik agar dapat mengendalikan Jill dengan baik.

Untuk Resident Evil 3: Nemesis, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,2.

Sekian Review Resident Evil 3: Nemesis yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Wrecked merupakan salah satu Survival Game yang turut hadir di Mobile dengan konsep yang cukup unik. Wrecked dirilis pada Maret 2017 yang dibawakan oleh MDickie. Game ini dapat di mainkan di platform Mobile, Windows.

Sinopsis Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

Berawal dari perselisihan antar suku dan bangsa yang tertuang dalam satu tempat. Perselisihan yang mampu mengubah semuanya menjadi hal yang dapat menyokong kehidupan meeka.

Hal ini tertuang dalam mekanisme wrestling dalam dunia rimba dan memberikan sedikit gambaran bahwa manusia itu makhluk sosial yang masih harus bersosialisasi dan menjalin suatu ikatan rekan.

Baca Juga : JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Kini Tetap Eksis

Gameplay (8/10)

Review Wrecked
Gameplay – Review Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

Wrecked sendiri memiliki mekanisme gameplay yang berpaut pada genre awalnya, yaitu Survival. Walaupun hadir dengan gaya Survival-nya, sebenarnya bukan ini yang menjadi poin inti dari game ini. Hadir dengan sedikit kerandoman dari beberapa game Survival lainnya.

Walau dengan konsep yang terkesan random, setidaknya Wrecked sendiri memberikan sebuah gambaran bagaimana cara kerja hukum rimba dalam kehidupan. Tampil dengan random yang ada disegala aspek didalamnya, baik dari karakter, latar, environment, hingga mekanismenya sendiri.

Dalam permainannya, Wrecked hadirkan beberapa karakter yang punya bentuk, latar, dan pengaruh yang berbeda-beda pada tiap karakternya. Membawakan berbagai macam karakter jadi dari beberapa latar dan era yang berbeda, seperti Linda, Luke, Monica, Piggy, Sea Dog, Silvio, Obie Orton, dan banyak lagi.

Untuk latar tempat Wrecked hadirkan setidaknya ada 9 lokasi yang dapat dijelajahi oleh pemain. Dalam game ini juga, pemain dapat melakukan kostumisasi karakter hingga statistik karakter tersebut seperti tinggi badan, kecepatan, kekuatan, dan banyak lagi.

Walau hadir dengan banyaknya hal Random, game ini tetap hadirkan gaya Survival yang terkenal yaitu crafting. Pemain dapat menciptakan alat atau suatu yang abru menggunakan resource di sekitar. Di game ini, pemain dapat melakukan sebuah aliansi dengan melalui berbagai dialog interaktif.

Graphic (8/10)

Review Wrecked
Graphic – Review Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

Kalau soal urusan visual, Wrecked sudah cukup baik, walaupun ada sedikit miss visual yang kurang masuk akal. Tapi kalau untuk karakter mungkin terkesan sama dan hanya dibedakan berdasarkan pakaian dan gender saja. Wrecked tampil dengan gaya SemiRealis untuk urusan visual.

Control (7/10)

Review Wrecked
Control – Review Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

Untuk kontrol sendiri, Wrecked terbilang cukup simpel dan minim. Sebagai game Survival yang mengandalkan 2 tipe kontrol yang hampir sama fungsinya. Walaupun minim kontrol pada tampilan, setidaknya ada beberapa perintah yang dapat dilaksanakan dengan beberapa kombinasi kontrol tertentu.

Beberapa kombinasi kontrol yang dapat melakukan pekerjaan atau perintah lain seperti menggenggam barang, mencampurkan object, memakan/ menggunakan, menyerang, dan banyak lagi.

Addictive (9/10)

Review Wrecked
Addictive – Review Wrecked, Survival Game yang Penuh Hal Absurd

Setidaknya Wrecked mmenjadi salah satu game Survival yang menarik dan cocok untuk sebatas bersenang-senang. Berkat konsep random yang dibawakannya, menjadikan Wrecked game yang cocok untuk having fun dikala stres dan lelah.

Mengingat banyak sekali karakter yang dibawakan oleh Wrecked, dapat dipastikan bahwa pemain dapat mencoba berbagai karakter serta potensi bertahan hidup mereka. Percayalah, cukup sulit untuk mengalahkan suku pedalaman dengan senjata api, berkat kemampuan bertahan hidup mereka yang tinggi itu.

Music (8/10)

Wrecked menampilkan musik dan beberapa sound effect yang cukup baik untuk ukuran game Survial yang entah konsep game-nya seperti apa yang benar. Tentunya masih hadir dengan Background Music dan Sound Effect.

Hadir dengan Background Music yang cukup menarik. Sayangnya Background Music ini hanya hadir pada halaman menu saja, dan tidak ada pada game berlangsung. Untuk Sound Effect-nya setidaknya ada banyak Sound Effect yang dihasilkan pada game ini dan disebabkan beberapa kontra suatu objek dan kondisi.

Kelebihan

Menjadi salah satu Survival game yang cukup baik dari aspek dan cukup unik dari konsep yang dibawakan. Wrecked hadir dengan banyaknya karakter yang berasal dari berbagai tempat dan era yang berbeda. Hal ini menjadikan sebagai game yang memberikan sedikit kebebasan dalam memilih ingin menjadi siapa.

Kekurangan

Wrecked sendiri tidak lepas dari kekurangan yang akan pemain hadapi nanti. Wrecked kurang dalam hal World Building dan konsep yang menyangkut latar lainnya. Minimnya Background Music ketika permainan berlangsung.

Untuk Wrecked, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8.

Sekian Review Wrecked yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Deretan 3D Survival Open World Ramah Segalanya di Mobile

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Di era sekarang ini, industri game lokal dan dunia tengah berlomba-lomba dalam memberikan kontribusi hiburan untuk penikmat game dari masa ke masa, dari berbagai macam jenis hingga genre yang variatif, salah satunya seperti Survival.

Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Salah satu genre yang menarik adalah Survival. Genre ini kebanyakan merupakan game Open World dengan tampilan yang selalu baru pada tiap tahunnya. Berikut daftar 3D Survival Open World untuk Mobile yang dapat penulis sarankan.

Baca Juga : Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Survial Island: EVO Raft

Survival Game
Survival Island EVO Raft – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Survival Island: EVO Raft menjadi salah satu game 3D Survival yang penulis sarankan. Game ini hadir dengan awal cerita yang umum seperti kebanyakan alur cerita game Survival lainnya. Pemain akan mendapatkan dirinya sedang terdampar disebuah pulau yang cukup luas, kurang lebih seperti itu yang dapat diperlihatkan.

Dalam game ini, pemain akan diharuskan untuk bertahan hidup setelah tragedi runtuhnya sebuah peradaban besar. Pemain mendapatkan dirinya yang terdampar disebuah pulau yang cukup luas untuk di eksploitasi seorang diri. Pemain akan bertahan hidup dengan cara mencari sumber daya, berburu, mendirikan bangunan sebagai tempat berteduh, bahkan berpindah pulau.

Game ini dibawakan dengan gaya 3D menggunakan sudut pandang orang pertama. Ada hal yang lebih menarik dari game ini selain pada konsep permainan umum game Survival yang dibawakan, Survial Island sendiri memiliki visual yang apik dan environtment yang cukup variatif, hebatnya lagi tidak memberatkan perangkat Mobile spesifikasi rendah.

Westland Survival

Survival Game
Westland Survival – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Westland menjadi rekomendasi 3D Survival yang penulis rekomendasikan selanjutnya. Game yang hampir mirip dikit-dikit seperti RDR ini cukup menarik dan terbilang ringan untuk perangkat dengan spesifikasi rendah. Walaupun memiliki pembawaan yang sedikit berbeda dengan yang di atas, namun tetap Westland Survival sangat direkomendasikan.

Mengusung gameplay western yang hadir pada umumnya. Menggunakan latar berupa tanah gersang diwilayah dataran barat yang cukup identik dengan gurun dan koboy-nya. Pemain diharuskan untuk bertahan hidup dari kerasnya dataran barat yang gersang.

Menggunakan sudut pandang Eye Bird Views sebagai bawaannya. Jika diperhatikan, Westland Survival hadir dengan visual seperti Last Day On Earth besutan Kefir, baik dari penggambaran, gaya bermain, hingga highlight yang digunakan.

Raft Survival

Survival Game
Raft Survival – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Raft Survival secara umum terbagi atas dua jenis yang dimana memiliki publisher yang sama. Raft Survival sendiri terdiri atas Raft Survival – Ocean Nomad dan Raft Survival: Multiplayer. Kedua seri ini dibedakan dengan seri Ocean Nomad dapat dimainkan secara offline, sedangkan Multiplayer dimainkan secara online.

Raft Survival berlatar di tengah lautan, lebih tepatnya bertumpu pada sebuah papan kayu yang mengambang dengan player diatasnya. Dalam permainannya, pemain akan bertahan hidup dengan build up bangunan dan kehidupan diatas kayu tersebut, bertahan hidup dengan cara mengambil barang-barang yang terapung di atas lautan demi bertahan hidup.

Di atas kayu tersebut, pemain dapat melakukan ekspansi badan kapal, hingga mampu mendirikan bangunan kayu bak sebuah rumah untuk berteduh. Umumnya menggunakan hiu sebagai musuh, predator, hingga buruan.

Ocean Is Home

Survival Game
Ocean Is Home – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Ocean Is Home menjadi satu dari sekian banyak 3D Survival yang penulis sarankan selanjutnya. Menjadi salah satu game Survival yang cukup worth dimainkan berkat beberapa keunggulan yang lebih baik dari game serupa lainnya.

Ocean Is Home berlatar di suatu pulau terpencil yang cukup luas, dan ada beberapa bangunan modern yang melengkapi di pulau tersebut, walau beberapanya hanya berupa pajangan untuk pendukung visualisasi dan Menggunakan sudut pandang orang pertama.

Game ini memiliki visual yang tenang dan menyejukkan, sedikit kontras namun padu dengan pencahayaan yang baik. Menjadikan Ocean Is Home sebagai game dengan visual lebih baik dan snagat direkomendasikan.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Live or Die merupakan salah satu game action survival bertema apocalypse. Game yang serupa dengan Last Day On Earth ini dapat dimainkan secara Offline. Live or Die dirilis pada Oktober 2018 oleh Not Found Games. Live or Die dapat dimainkan di Mobile, Android.

Baca Juga : Review Rebel Inc, Invasi Game Berkedok Pemberontakan

Sinopsis Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Menceritakan tentang dunia pasca kiamat. Bukan sebuah kiamat yang dikenal secara umum, melainkan sebuah kiamat wabah zombie yang mengancam kehidupan di bumi.

Kamu sebagai pemain akan menjadi salah satu orang yang mampu bertahan dari wabah ini bersama dengan perempuan cantik  yang sekaligus menjadi mentor, dirinya bernama Mia. Mia akan membantu dan berpetualang bersama dengan pemain.

Gameplay (8/10)

Review Live or Die
Gameplay – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die merupakan game action survival yang salah satu hebatnya adalah dapat dimainkan secara offline dan memiliki setting yang cukup simpel. Walaupun telah banyak game survival bertema apocalypse, salah satunya seperti Last Day On Earth yang dibawakan oleh Kefir.

Live or Die menjadi sebuah titik terang penikmat game survival yang dapat dimainkan secara fleksibel dalam genggaman mobile. Mengusung mekanisme dan sedikit gaya pengambilan latar dan sudut yang serupa dengan beberapa game Kefir bertema apocalypse.

Game ini dibawakan dengan genre survival berlatar apocalypse. Lebih tepatnya merupakan game survival bertema zombie. Dalam Live or Die hadirkan banyak jenis mayat hidup seperti, Dead Man dan ada juga hewan yang turut terinfeksi dan dapat menyerang pemain.

Live or Die sendiri menuntut pemain membawakan kemenangan mutlak umat  manusia dari gelapnya dunia pasca apocalypse zombie. Dalam petualangan ini, player akan di temani oleh seorang moderator atau pembimbing cantik bernama Mia. Mia akan memberikan banyak bantuan seperti quest, tutorial dan banyak lagi.

Karena hadir dengan fitur dan mekanisme yang nyaris serupa dengan Last Day On Earth, Live or Die menghadirkan berbagai macam tempat dan lokasi rahasia yang penuh plot sana sini.

Graphic (9/10)

Review Live or Die
Graphic – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Memiliki visual 3D layaknya game survival lainnya, Live or Die juga hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda dengan Last Day On Earth. Sedikit yang membedakan hanya pada penggayaan visual saja.

Live or Die juga hadir dengan setup dalam aspek visual yang cukup simpel. Memiliki settingan visual yang hanya terdiri atas 3 jenis yaitu, Low, Medium, dan High. Walaupun di setting low, Live or Die tetap menyajikan visual yang cukup realistis.

Mengusung sudut pandang Eye Bird Views yang dipadu dengan sedikit latar yang dibentuk secara isometrik. Live or Die juga menghadirkan penggambaran karakter dalam bentuk fan art ataupun splash art yang melimpah.

Control (9/10)

Review Live or Die
Control – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die sebagai game action survival bertema apocalypse menghadirkan kontrol yang cukup baik, walau sedikit sulit bahkan tidak bisa di ubah settingan-nya. Memiliki kontrol perintah pada umumnya.

Menghadirkan kontrol yang minimalis dan tidak seribet beberapa game sejenisnya. Live or Die tersedia dengan kontrol penggerak analog, attack, stealth, dan beberapa kontrol eksekusi lainnya.

Addictive (8/10)

Review Live or Die
Addictive – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die yang merupakan game survival apocalypse zombie memiliki kemenarikan yang cukup tinggi, terlebih kepada para veteran game di Last Day On Earth. Selain itu juga hadir dengan tingkat adiktif yang cukup unik.

Live or Die sebagai survival pada hakikatnya cukup menyenangkan untuk jangka waktu tertentu, dan dapat sangat membosankan untuk jangka permainan lama, dan didukung akan monoton akibat versi offline game ini.

Walaupun begitu, grinding di game ini cukup ramah. Pemain tidak perlu untuk keliling map demi mencari resource dan item yang dibutuhkan, karena semua telah terpampang di dalam mini map hingga resource terkecil. Hanya satu masalah yang cukup mengganggu di game ini, yaitu fungsi energy yang cukup boros dan lambat.

Music (9/10)

Live or Die yang hadir dengan kesan semi horror-nya, game ini turut hadir dengan latar musik dan sound effect yang terkesan menarik.

Hadir dengan latar musik yang cukup minimalis, bahkan terkadang game hanya disajikan penuh tanpa latar musik, game hadir dengan sunyi dan memberikan kesan nuansa yang kuat sebagai game horror.

Sound effect juga menjadi pelengkap. Hadir dengan sound effect yang umum seperti ketika menambang, menebang, melancarkan serangan tergantung senjata, hingga suara npc lain yang terbunuh dan tergantung atas jenis ras nya.

Kelebihan

Hadir dengan visual yang menarik dan cukup realistis. Selain pada aspek visual, Live or Die terbilang cukup ringan sebagai game open world di mobile dan dapat dimainkan secara offline juga. Jarak perpindahan antar lokasi yang cukup cepat dan pergerakan objek hingga karakter yang cukup baik.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang bersinggungan dengan kelebihan dari Live or Die. Live or Die sebagai game open world dengan mekanisme yang serupa dengan Last Day On Earth memiliki fitur fungsi yang umum, yaitu energy.

Energy berfungsi sebagai daya ketika bepergian berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya via map atau antar zona. Kekurangan Live or Die ada disini, cukup sulit untuk mengumpulkan energy tanpa membayar dan dirasa tidak seimbang dengan daya kuras untuk berpindah dari satu zona ke zona lainnya.

Untuk Live or Die, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,4

Sekian Review Live or Die yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Bad 2 Bad Series atau yang akan diulas kali ini Bad 2 Bad Extinction, merupakan Action-Tactical bertema Survival dengan kesan yang cukup dalam. Game ini atau tepatnya series Extinction dirilis pada Maret 2019 oleh DAWINSTONE yang merilis Milicola. Bad 2 Bad Extinction dapat dimainkan di Mobile.

Baca Juga : Review Milicola, Shooting Game dengan Sentuhan bergaya Chibi

Sinopsis Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Awal kisah bermula dari sekumpulan ras manusia yang di sebut dengan Tailless Legion yang meluncurkan satu rudal yang tentunya punya dampak lebih buruk daripada mengubah Suriah menjadi neraka. Efek lain dari ledakan nuklir ini adalah munculnya virus yang mengubah hewan biologis menjadi zombie yang disebut dengan Wilders.

Pasukan dari masing-masing negara bertempur demi menahan segerombolan pasukan Wilders yang telah menyebar ke pelosok negara. Salah satu pasukan tertentu mencari peluncur AABM (Anti-Animal Biologic Missile) guna menghentikan kebrutalan Tailless Legion.

Gameplay (8/10)

Review Bad 2 Bad Series
Gameplay – Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Bad 2 Bad Series merupakan salah satu game Action-Tactial yang dapat dimainkan di Mobile. Karena Bad 2 Bad Series memiliki 2 series yaitu, Bad 2 Bad: Delta dan Bad 2 Bad: Extinction, maka penulis akan mengulas series kedua dari Bad 2 Bad yaitu, Bad 2 Bad Extinction.

Bad 2 Bad Extinction memiliki gameplay yang tidak jauh berbeda dari series sebelumnya, Bad 2 Bad Delta. Bad 2 Bad Delta yang merupakan sekuel dari Bad 2 Bad Extinction ini hadir sedikit lebih sederhana daripada Bad 2 Bad Extinction.

Bad 2 Bad Extinction dibawakan dengan mekanisme gameplay yang dimana pemain diharuskan memusnahkan para Wilders, pemberontak, dan sebagainya dari tiap Area. Masing-masing area memiliki tingkat persentase musnahnya  populasi Wilders atau semacamnya.

Setidaknya ada 8 area dengan fokus misi berbeda, dan beberapa diantaranya dapat dimainkan secara offline. Area yang dapat dimainkan secara offline seperti, zona hijau, zona biru, zona kuning, zona orange, dan zona merah, dan dibedakan dari level area dari hijau yang termudah hingga merah yang berlevel 5.

Dalam menjalankan misi tentunya pemain tidak akan sendiri, walaupun pada awalnya pemain hanya menjalankan operasi menggunakan satu personel yaitu half-race panda bernama Pan. Pemain dapat menambah personel hingga 5 beserta 1 Support non-human. Personel lain didapatkan dari membeli dengan gold, berlian, bahkan hanya dengan menyelesaikan persentase pemusnahan populasi suatu area tertentu.

Graphic (9/10)

Review bad 2 Bad Series
Graphic – Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Bad 2 Bad Extinction memiliki visual yang setidaknya lebih baik dari Bad 2 Bad Delta, mengingat bahwa Bad 2 Bad Delta hadir menjadi series pertama dengan visual yang cukup simpel dan tidak terlalu menghadirkan detail objek, karakter, hingga latar.

Bad 2 Bad Extinction sendiri hadir dengan visual yang memiliki nuansa peperangan, dan salah satu nuansa tersebut diambil berdasarkan latar wilayah geografis Asia Tengah. Hal ini terbukti berdasarkan alur cerita hingga skenario yang menunjukkan tampilan beberapa karakter berbau Asia Tengah seperti, Khaled yang menolong Pan.

Kebanyakan game kembangan DAWINSTONE menggunakan sudut pandang 3/4 View sebagai persfektif yang digunakan, tanpa terkecuali dengan Bad 2 Bad Extincion.

Control (9/10)

Review Bad 2 Bad Series
Control – Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Hadir dengan kontrol yang mudah dan tidak memnuhi area layar game. Bad 2 Bad Extinction didominasi dengan kontrol eksekusi bergerak dan menyerang dengan serangan spesial tertentu. Beberapa kontrol yang dihadirkan seperti rolling depan dan belakang, reload, granat leased, launcher, hingga Air drop call.

Untuk kontrol gerak sendiri, Bad 2Bad Extinction dibawakan bukan tanpa analog, melainkan dengan fungsi seret pada layar atau touchscreen untuk menggerakkan pasukan. Kontrol menembak sendiri dilakukan dengan otomatis, yang berarti tidak ada tombol menembak didalam game ini.

Addictive (7/10)

Review Bad 2 Bad Series
Addictive – Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Bad 2 Bad Extinction sendiri yang merupakan game Action-Tactical sangat berfokus pada perlengkapan pasukan, senjata, supporter, dan pemusnahan para left side. Jadi bukan tidak mungkin kalau Bad 2 Bad Extinction sangat menekankan pada upgradde pasukan bersenjata yang sulitnya bukan main.

Selain grinding yang menyulitkan, Bad 2 Bad Extinction tetap worth dimainkan, namun sedikit sulit untuk mencapai persentase diatas 15%. 15% pemusnahan saja memakan waktu cukup lama, apalagi jika ingin mendapatkan anggota personel dengan persyaratan 50% pemusnahan tertentu.

Music (9/10)

Sebagai game Action-Tactical bertema peperangan, Bad 2 Bad Extinction tidaklah terlewati dari aspek musiknya. Mengusung unsur musik berupa latar musik dan sound effect yang keren.

Untuk latar musiknya sendiri, Bad 2 Bad Extinction hanya mengandalkan irama instrumental bergaya perang dunia atau mission operation. Hampir menggunakan latar musik sama dan merata di zona manapun.

Untuk sound effect sendiri, Bad 2 Bad sebagai Action-Tactical tentunya memiliki aspek suara satu ini. Menghadirkan dentuman, rentetan, ledakan, hingga sound effect dari beberapa sebab akibat lainnya.

Kelebihan

Memiliki tampilan berupa visual penggambaran dan environment yang dibawakan pad Bad 2 Bad Extinction dengan cukup baik. Hadir dengan alur cerita berupa skenario yang penuh dengan plot, serta kehadiran banyak karakter-karakter multi-race yang turut ikut bertarung dalam Bad 2 Bad Extinction.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang umumnya dikeluhkan oleh banyak para pemain. Ya benar, salah satu kekurangan yang terlihat diawal permainan ialah jam terbang permainan dan grinding yang cukup sulit.

Untuk karakter sendiri, pemain minimal memiliki 2000 gold untuk memiliki satu karakter yang paling murah. Kemudian jam permainan maupun pergerakan yang cukup lambat, kekurangan ini juga menjadi pendukung kenapa senjata di Bad 2 Bad Extinction hampir semuanya selalu mempunyai respon yang lambat dan jeda yang tidak seharusnya.

Untuk Bad 2 Bad Series, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,4.

Sekian Review Bad 2 Bad Series yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.