Tag Archives: t1

Atlet LoL Faker Kembali Pecahkan Rekor di LCK!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Atlet League of Legends, Lee “Faker” Sang-hyeok, kembali pecahkan rekor di LCK saat T1 menang melawan KT Rolster! Rekor tersebut menambah koleksi rekor lain yang sudah ia peroleh. Dirinya menjadi pemain legendaris dari Korea dengan posisi midlaner. Faker belum mau pensiun karena menurutnya masih layak dan mampu dijalaninya hingga saat ini. Kemampuannya dibuktikan pada pertandingan T1 di turnamen LCK.

Cetak Rekor Assist Terbanyak di LCK!

Midlaner legendaris asal Korea Selatan itu berhasil mencetak rekor total assist terbanyak sepanjang masa di LCK pada 20 Januari lalu. Saat itu, T1 berhasil mengalahkan KT Rolster. Pada akhir pertandingan tersebut, Faker berhasil cetak total jumlah assist-nya menjadi 4.143 kali. Angka ini mengalahkan rekor yang dicetak oleh Kang “GorillA” Beom-hyeon sebanyak 4.137.

Sementara itu, GorillA telah pensiun sebagai atlet League of Legends pada tahun 2020. Ia merupakan player support selama delapan tahun. Ia pertama kali debut pada tahun 2013 sebagai anggota NaJin White Shield. Sejak saat itu, ia sempat menjadi anggota tim lain sepanjang kariernya seperti ROX Tigers, Longzhu Gaming, Misfits Gaming, dan SANDBOX Gaming.

Setelah mengakhiri karier gemilangnya sebagai atlet selama delapan tahun, GorillA beralih profesi menjadi pelatih. Per Januari 2023, ia sedang menjabat sebagai pelatih untuk tim Dplus KIA.

Baca juga: Riot Resmi Buka Server League of Legends SEA

Jelang Hari Jadinya ke-10 sebagai Atlet League of Legends, Faker Sudah Patahkan Banyak Rekor

Faker sendiri akan merayakan hari jadi ke-10 semenjak debut sebagai atlet League of Legends. Sebagai pemain profesional, ia sudah mencetak banyak rekor tidak hanya di LCK.

Faker League of Legends pro player record
Memasuki tahun ke-10 sebagai pro player League of Legends, Faker sudah cetak banyak rekor

Menurut Riot Games melalui akun resmi esports League of Legends, Faker sudah bermain di pertandingan esports profesional sebanyak 782 kali, 524 kali menang, dan berhasil melakukan 2.692 kali kill. Ketiga angka tersebut menjadikannya nomor satu dan pecahkan rekor.

Atlet bernama asli Lee Sang-hyeok itu telah menjadi anggota T1 sejak 2014. Tampaknya ia masih betah di tim yang membesarkan namanya itu. Lebih penting lagi, ia sudah menandatangani perpanjangan kontrak November lalu. Kontrak tersebut akan berakhir akhir 2025 mendatang.

T1 sendiri sudah mendapat hasil cukup gemilang semenjak awal LCK 2023 Spring split. Mereka berhasil mengalahkan Gen.G dengan skor 2-0 di pertandingan pertamanya. Tim asal Korea itu sama sekali tidak mengganti lineup roster-nya sebelum musim ini dimulai.

DRX Jadi Juara League of Legends World Championship 2022!

GAMEFINITY.ID, Bandung – League of Legends World Championship 2022 akhirnya telah berakhir dan hasilnya mengejutkan. Babak final yang diadakan pada San Fransisco pada 5 November 2022 itu menjadi pertandingan dua tim asal Korea Selatan. Kedua tim itu adalah T1 dan DRX.

Tidak disangka, DRX berhasil menaklukkan T1 yang sudah pernah tiga kali juara di League of Legends Championship. Padahal penggemar esports League of Legends berekspektasi T1 akan merebut gelar juara empat kali.

Mengejutkan! DRX Berhasil Mengalahkan T1 di Babak Final League of Legends World Championship 2022!

League of Legends World Championship T1 vs DRX
DRX berhadapan dengan T1 di babak final League of Legends World Championship 2022

Disebut sebagai miracle run oleh announcer, DRX berhasil mengalahkan T1 dengan skor 3-2 di babak grand final. Awalnya, T1 memimpin setelah memenangkan game pertama. Namun, DRX berhasil menguasai game kedua.

Pertandingan pun berlangsung sangat sengit. T1 kembali memimpin di game ketiga. Secara mengejutkan, game keempat dimenangkan oleh DRX, membuat keduanya harus memainkan game kelima dan terakhir. Pada akhirnya, T1 harus bertekuk lutut terhadap DRX di game kelima.

Anggota DRX Kingen dinobatkan sebagai MVP League of Legends World Championship 2022 berkat aksi menakjubkannya selama kompetisi. Sementara itu, ini menjadi kali pertama bagi Deft untuk memenangkan gelar juara bersama DRX sejak debutnya pada 2013.

“Sejak debutku, setiap malam aku selalu bermimpi diri memenangkan World Championship. Hanya mimpi awalnya, tapi aku berhasil. Aku sangat bahagia sekarang,” ungkap Deft dalam wawancara post-game.

Awalnya T1 Diprediksi Akan Menjadi Juara

Kemenangan DRX di final League of Legends World Championship 2022 tentu mematahkan prediksi penggemar esports. Awalnya, mereka memprediksi T1 akan merebut gelar juara untuk keempat kalinya. T1 digadang-gadang akan menaklukkan DRX dengan skor 3-1.

Prediksi ini sebenarnya tidak mengherankan. T1 sudah menjadi favorit penonton untuk memenangkan kejuaraan ini. Sementara itu, tidak ada satupun yang menyangka DRX akan mencapai final.

Baca juga: Valorant Umumkan Premier Mode, Bakal Masuk Alpha Test

Perjalanan DRX di League of Legends World Championship 2022

League of Legends World Championship 2022 DRX
Sempat jadi tim underdog, DRX berhasil mendobrak ekspektasi penonton

DRX memulai kompetisi ini sebagai tim Play-In setelah menjadi runner-up LCK Regional Finals. Begitu lolos dari babak Play-In, mereka berhasil lolos babak grup dan mendapat tiket menuju babak knockout.

Kejutan pun dimulai saat babak perempat final saat DRX berhasil mengalahkan juara bertahan Edward Gaming asal China dengan skor 3-2. Pada babak semifinal, mereka berhasil menaklukkan juara LCK Summer Gen.G dengan skor 3-1.

DRX kemudian semakin membuat syok semua orang saat menang melawan T1 dengan skor 3-2. Ini adalah pertama kalinya tim asal Korea Selatan itu meraih juara di League of Legends World Championship.

Capai Angka Penonton Live Stream Tinggi

Pertandingan final League of Legends World Championship 2022 tentu menjadi perhatian besar penonton. Pasalnya, kejuaraan tahun ini dianggap sebagai kompetisi terbaik dalam sejarah League of Legends.

Angka penonton pada live stream babak final itu memuncak di angka 5 juta menurut eSports Charts. Menurut laman Twitter-nya, 2,8 juta dari puncak angka penonton itu berasal dari Twitch. Total puncak angka penonton itu tidak termasuk dari China.

Selamat untuk DRX telah memenangkan League of Legends World Championship 2022!

Pelatih T1 Sebut Posisi Peta Sebagai Penyebab Kekalahan

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Pelatih tim T1, Choi “Polt” Seong-hun, menganggap bahwa kekalahan timnya dalam babak final League of Legends MSI 2022, disebabkan oleh posisi peta yang tidak menguntungkan. Hal ini ia sampaikan dalam sebuah press conference, yang diadakan seusai laga final dari turnamen tersebut.

Turnamen major League of Legends tahun ini, Mid-Season Invitational 2022, telah berakhir. Tahun ini, perwakilan LPL China, tim Royal Never Give Up meraih gelar juara, setelah berhasil mengalahkan tim tuan rumah T1 dengan skor 3-2.

Dalam sebuah press conference yang diadakan setelah babak final berakhir, pelatih tim T1, Choi “Polt” Seong-hun, mengungkapkan bahwa penempatan sisi map yang tidak menguntungkan adalah penyebab utama dari kekalahan timnya dalam babak final.

“Tim yang bisa memilih sisi semua memilih sisi biru dan menang. Saya percaya bahwa sisi biru menguntungkan. Kami mencoba mempersiapkan sebanyak yang kami bisa dari sisi merah (peta), tapi kami tidak mampu memenangkan pertandingan.” Ucap Polt dalam sebuah wawancara.

“Polt: Saya tidak bisa memberikan angka pada kinerja para pemain dan pelatih hari ini. Yang bisa saya katakan adalah bahwa semua orang (telah) melakukannya dengan sangat baik. (Satu-satunya) Alasan kami kalah adalah seperti yang baru saja saya katakan – karena kami tidak bisa bermain di sisi biru tiga kali.”  Tambahnya.

Baca juga: Krafton Mengutus Detektif Swasta Ke Rumah Dataminer PUBG

Posisi peta dianggap tidak seimbang
Posisi Peta Yang (Dianggap) Tidak Seimbang Dalam Ajang MSI 2022

Posisi Peta Yang (Dianggap) Tidak Seimbang

Dikutip dari laman web UnrankedSmurfs, kedua sisi peta dalam game League of Legends memang sudah dianggap tidak seimbang. Bahkan dalam data statistik pertandingan di website tersebut, menunjukkan bahwa sisi tim biru memiliki rasio kemenangan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan sisi tim merah.

“Dalam permainan League of Legends mana pun, pihak biru memiliki peluang lebih tinggi untuk menang setelah mencapai tujuan apa pun daripada pihak merah.” Tulis website tersebut.

“Ini adalah pernyataan yang berani tetapi didukung oleh statistik. Faktanya, terakhir kali tim merah memiliki tingkat kemenangan yang lebih tinggi daripada tim biru adalah Juni 2016.”

Serupa dengan website tersebut, data statistik untuk turnamen MSI kemarin juga menunjukkan hasil yang sama. Dimana sisi tim biru tercatat memiliki rasio kemenangan lebih tinggi, dengan presentase kemenangan sebesar 53%.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Performa Mantap di The International 10, T1 Pertahankan Roster Dota 2 Mereka

GAMEFINITY.ID, SURABAYA — T1 bisa disebut sebagai salah satu kuda hitam di ajang The International 10 (TI10) lalu. Pasalnya, mereka mendapat hasil yang tidak disangka-sangka, di atas ekspektasi para penggemar Dota 2 di seluruh dunia.

Pertama kali muncul di The International, tim ini berhasil merebut posisi 7-8 bersama dengan OG sang back-to-back champion. Meski belum berhasil menumbangkan raksasa Tiongkok, mereka berhasil memenangkan satu match melawan Vici Gaming dan grandfinalist PSG.LGD. Wang “Ame” Chunyu, carry dari PSG.LGD sendiri mengakui bahwa T1 adalah musuh yang berat.

Performa yang baik ini membuat T1 memutuskan untuk mempertahankan roster mereka untuk satu musim ke depan. Yap, tidak ada perubahan pemain dari salah satu tim terbaik di region SEA ini.

Roster T1 terdiri dari:

  • Nuengnara “23savage” Teeramahanon (Carry)
  • Karl “Karl” Baldovino (Mid)
  • Carlo “Kuku” Palad (Offlane)
  • Kenny “Xepher” Deo (Support)
  • Matthew “Whitemon” Filemon (Hard Support)
  • Park “March” Tae-won (Coach)

https://youtu.be/_hSMk3FyXYo

Keputusan T1 untuk mempertahankan roster mereka disambut respon positif dari fans, terutama fans asal Tanah Air. Banyak yang ingin melihat perkembangan duo support Indopride, Xepher-Whitemon, dan sudah tidak sabar untuk melihat aksi mereka di panggung berikutnya.

Di sisi lain, tidak sedikit juga yang memberikan kritik serta saran untuk mencoba pemain lain, seperti mengganti coach March menjadi Heen.

Bagaimana menurut kalian? Apakah roster T1 ini akan semakin berkembang?

TI10: Tumbangnya Juara Bertahan dan Duo #IndoPride

GAMEFINITY.ID, MEDAN – 15 Oktober menjadi hari yang cukup menyedihkan bagi fans Dota 2. Pasalnya, ada dua tim favorit yang harus tumbang setelah berjuang keras di Lower Bracket The International 10 (TI10), yakni OG sang back-to-back champion dan T1 yang diisi oleh duo support asal Indonesia.

OG yang digadang-gadang sebagai calon juara untuk ke-3 kalinya harus tumbang dengan skor telak 2-0 di tangan tim underdog, Team Spirit. Bahkan di match terakhir OG, midlaner dari Team Spirit, Alexander “TORONTOTOKYO” Khertek sempat melakukan chat all dan menuliskan “ez game” (game gampang).

Sedangkan T1 harus tumbang di tangan Vici Gaming dalam seri BO3, padahal mereka berhasil memenangkan game pertama dengan cukup mudah berkat Karl yang mendapatkan hero andalannya, Lina.

Di game kedua, Vici Gaming mengambil hero-hero dengan kemampuan teamfight dan pemberian vision yang sangat bagus yakni Elder Titan, Beastmaster dan Weaver. Meskipun Xepher sempat memberi perlawanan dengan Aghanim Scepter di Dawnbreaker-nya, hal itu belum cukup untuk menghentikan combo Chronosphere Faceless Void dan damage autoattack Lina.

Game ketiga sekaligus terakhir bisa dibilang lebih parah lagi. T1 yang mengambil Batrider benar-benar di-counter oleh Vengeful Spirit. Dengan line-up yang penuh dengan disabler, Vici Gaming mampu melakukan kiting terhadap herohero T1 terutama Wraith King 23savage yang berujung gugurnya pejuang IndoPride kita.

The International 10: Duo Support Indonesia Depak Alliance Keluar dari Turnamen!

GAMEFINITY.ID, MEDAN – The International (TI) adalah ajang yang paling ditunggu penggemar Dota 2 di seluruh dunia. Dalam turnamen ini, 18 tim Dota 2 terkuat di dunia akan dipertandingkan untuk mencaritahu siapa yang terbaik, membawa pulang piala Aegis dan uang tunai yang berlimpah.

Tahun ini, setelah ditunda 1 tahun karena pandemi, akhirnya The International yang ke-10 (TI10) resmi diadakan. Di antara banyaknya pemain dari 18 tim, terdapat dua orang perwakilan dari Indonesia. Mereka adalah Kenny “Xepher” Deo dan Matthew “Whitemon” Filemon, duo support dari tim region SEA, T1.

Perjuangan T1 di TI10 terbilang sulit. Mereka harus harus berjuang di Group A di Group Stage, yang diisi oleh tim-tim besar seperti Evil Geniuses, IG, Virtus Pro, dan jawara bertahan 2 tahun berturut-turut, OG.

Meski berhasil mencapai Upper Bracket, T1 harus berhadapan langsung dengan raksasa asal Tiongkok, PSG.LGD. Walau berhasil memberi perlawanan yang baik, T1 harus terpukul jatuh ke Lower Bracket setelah kalah 2-1.

Di pertandingan Lower Bracket, mereka berhadapan dengan Alliance, tim besar asal EU yang menjuarai TI3. Banyak penggemar yang was-was akan performa T1 setelah kekalahan di Upper Bracket, sebelum kecemasan itu dipatahkan oleh mereka.

Tanpa ampun, T1 menampilkan performa gemilang. Tanpa ampun, mereka mengalahkan Alliance dan memulangkan mereka dalam dua game yang sangat sepihak. Hal ini memberi harapan bagi para penggemar Dota 2 Indonesia, bahwa T1 memiliki potensi untuk menjuarai The International 10.

Untuk kalian yang ingin mengikuti perjuangan T1 di TI10, dapat menonton langsung melalui Twitch atau Youtube resmi Dota 2.