GAMEFINITY.ID, Bandung – Meta telah meluncurkan Threads, media sosial terbaru mereka yang akan menjadi saingan berat Twitter. Semenjak pengumuman dan peluncurannya, kontroversi pun berdatangan.
Elon Musk mengancam membawa Meta ke jalur hukum karena pencurian hak rahasia dagang dari Twitter. Terlebih lagi, berbagai pihak, termasuk para ahli, mengungkap kekhawatiran mereka pada privasi dan pengumpulan data.
Para Ahli Ungkap Kekhawatiran Terhadap Threads karena Privasi
Meski Threads sudah mengalami peluncuran secara masif, para ahli privasi mengungkap kekhawatirannya perihal pengumpulan data pengguna oleh Meta. Mereka mengingatkan hanya beberapa pengguna yang menyadari berapa banyak informasi terkumpul oleh data.
Ditambah, peluncuran Threads di Uni Eropa masih tertunda. Uni Eropa menganggap Meta belum jelas dalam menangani data pengguna dan membagikannya pada berbagai platform miliknya, termasuk Threads.
“Beberapa kekhawatiran privasi dengan Threads berkaitan dengan jejak Meta dalam praktik privasinya. Saya belum melihat bukti bahwa Meta benar-benar transparan tentang penggunaan data pribadi sensitive atau hanya sekadar ingin mengumpulkan data itu,” ungkap Calli Schroeder, global privacy counsel Electronic Privacy Information Center dilansir dari The Guardian.
Meta selama ini telah tersandung kontroversi tentang pengumpulan data pribadi pengguna. Contoh terkenalnya adalah skandal Cambridge Analytica pada 2018, yaitu skandal kebocoran data 87 juta pengguna Facebook. Meta kemudian sepakat untuk membayar denda sebesar US725 juta, jumlah yang dipercaya sebagai denda terbesar dalam sejarah tuntutan class action di Amerika Serikat tentang privasi data.
Hal ini tidak mengejutkan mengingat Meta memiliki kebijakan privasi dan model bisnis seperti platform milik Meta lainnya seperti Facebook dan Instagram. Semua platform milik Meta itu akan mengumpulkan banyak data dari pengguna. Termasuk di antaranya informasi kesehatan dan riwayat browsing.
The Guardian juga menyebut tujuan Meta untuk mengumpulkan data hanyalah untuk pengiklan. Threads sama sekali belum menyediakan iklan. Namun, menurut para ahli, Meta kemungkinan besar akan membuka lowongan iklan untuk media sosial baru mereka itu.
Meta belum menganggapi kabar kekhawatiran tentang penggunaan data pengguna dan privasi di Threads.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Baru-baru ini kabar Sony akan meluncurkan PlayStation 5 Slim menguat karena ungkapan Microsoft. Microsoft menyebut model terbaru PS5 itu akan rilis tahun ini saat persidangannya melawan Federal Trade Commission perihal akuisisi Activision Blizzard.
Microsoft Percaya PlayStation 5 Slim Akan Rilis Tahun Ini
Menurut sebuah dokumen persidangan, Microsoft mengklaim Sony akan merilis PlayStation 5 Slim seharga US$399,99 tahun ini. Pihaknya juga menyebut Sony memiliki versi handheld dari PS5 yang akan segera rilis. Versi handheld itu kemungkinan berkaitan dengan Project Q, konsol handheld yang berfokus pada streaming game PlayStation 5 melalui Wi-Fi menggunakan Remote Play.
“PlayStation tampaknya menjual Digital Edition yag lebih ekonomis senilai US$399,99, dan tampaknya akan merilis PlayStation 5 Slim tahun ini dengan harga yang sama,” ungkap dokumen tersebut.
Insider Gaming bahkan menyebut PlayStation 5 Slim memiliki disc drive detachable dan hampir mirip dengan model PS5 yang saat ini dikenal sekarang Namun, klaim yang didapat itu tidak diketahui sumbernya.
Kabar PlayStation 5 ini tidak begitu mengejutkan bagi penggemar setianya. Pasalnya, Sony sudah merilis versi slim dari konsol sebelumnya. PlayStation 4 Slim telah rilis pada 2016 sebagai pengganti model PS4 standar dan juga PS4 Pro setelahnya.
Pada generasi konsol sebelumnya, Microsoft merilis Xbox One S tiga tahun setelah perilisan Xbox One. Model konsol lebih mutakhirnya, Xbox One X, dirilis kurang lebih satu tahun setelahnya. Namun, boss Xbox Phil Spencer mengatakan Microsoft mungkin akan mengambil pendekatan yang berbeda. Ia merasa tidak begitu diperlukan untuk merilis upgrade konsol Xbox pada pertengahan cycle.
Microsoft sebut Xbox Kalah di Perang Konsol
Pada dokumen yang sama, pihak Microsoft berupaya untuk meyakinkan Hakim Jacqueline Scott Corley bahwa Nintendo Switch seharusnya berada di pasar yang sama dengan PlayStation 5 dan Xbox Series X|S. Argumen tersebut dipercaya akan menguatkan bahwa Xbox tetap kalah di perang konsol.
Faktanya, hal ini disetujui oleh pihak hakim. Beliau tidak menyetujui FTC yang berpendapat bahwa Nintendo Switch tidak relevan dan sangat berbeda dengan PlayStation 5 dan Xbox Series X|S.
Saat ini Sony menolak untuk berkomentar tentang PlayStation 5 Slim.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dalam sebuah prestasi yang mengesankan, aplikasi baru Instagram bernama Threads berhasil mencapai angka 100 juta pengguna hanya dalam waktu lima hari setelah peluncurannya.
Capaian ini melebihi bahkan kecepatan pertumbuhan ChatGPT, dengan aplikasi chatbot tersebut mencapai jumlah pengguna serupa dalam waktu dua bulan. Kesuksesan Threads menjadi sorotan di dunia teknologi, mengundang perhatian banyak pengguna yang tertarik pada platform sosial yang baru dan inovatif.
Threads membuktikan popularitasnya hampir seketika setelah diluncurkan. Dalam dua jam pertama, aplikasi ini telah menarik 2 juta pengguna. Pertumbuhan angka secara stabil terus bertambah hingga mencapai 5 juta, 10 juta, 30 juta, dan akhirnya mencapai angka 70 juta pengguna. Peluncuran ini bahkan melampaui harapan CEO Mark Zuckerberg, yang menyebutnya sebagai pencapaian yang jauh melebihi yang diantisipasi.
Jack Dorsey, mantan CEO Twitter, mengungkapkan ketidakpuasan dengan tidak adanya fitur tab berikutnya di platform baru ini. Hal ini menunjuk pada Instagram sebagai contoh yang tidak memberikan pengguna pilihan untuk menghapus algoritma. Elon Musk, CEO Twitter saat ini, mengungkapkan keprihatinan tentang sistem tertutup yang hanya menggunakan algoritma. Hal tersebut berpotensi memungkinkan manipulasi informasi yang sulit dideteksi.
A closed source, algorithm-only system means that manipulation of what information people see is essentially undetectable
Adam Mosseri, kepala Instagram, merespons perbincangan ini dengan menjelaskan bahwa baik Instagram maupun Facebook telah memiliki opsi untuk tampilan kronologis. Mereka juga berencana untuk menyediakan opsi serupa dalam Threads. Mosseri menegaskan komitmen timnya untuk membuat Threads menjadi platform yang luar biasa.
Potensi Keberhasilan Threads di Masa Depan
Meskipun Threads telah mencapai angka pengguna yang mengesankan dalam waktu singkat, tantangan yang sesungguhnya adalah yang lebih sulit. Threads harus menjaga para pengguna agar tetap menggunakan platform ini dalam jangka panjang. Sementara Meta, perusahaan induk Instagram, tidak secara khusus menargetkan untuk menggantikan Twitter.
Aplikasi baru ini memiliki potensi menjadi tempat yang diminati oleh pengguna yang mencari platform media sosial berbasis percakapan. Namun, keberhasilan jangka panjang Threads masih harus ditunggu dan dinilai.
Dengan penggunaan yang terus berkembang, Threads memiliki potensi untuk membentuk ekosistem sosial media yang unik dan menarik perhatian pengguna di masa mendatang.
Demikian pembahasan Threads Instagram Capai 100 Juta User dalam Waktu Singkat. Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Bekasi – Cara hapus threads menjadi sesuatu yang viral belakangan, karena dianggap akan menghapus akun instagram. Threads From Instagram sedang digandrungi saat ini. Pada 6 Juli 2023 lalu Meta milik Mark Zuckerberg meluncurkan fitur Threads. Fitur ini dianggap serupa dengan Twitter. Elon Musk pun sempat melayangkan protes dan mengajak bertanding tinju dengan Mark Zuckerberg akibat aplikasi ini.
Dalam waktu beberapa jam saja sejak peluncuran Threads, sudah banyak yang mencobanya. Dalam empat jam saja, tercatat lima juta pengguna sudah mengunduh dan menggunakan Threads. Itu juga termasuk public figure. Instagram pun sempat down sejenak.
Namun, tahu tidak kalau kalian ingin menghapus Threads maka akun Instagram juga ikut terhapus. Banyak yang masih belum paham mengenai ini. Mengapa demikian?
Setelah banyak pengguna yang mengunduh dan mencoba fitur Threads, kebanyakan dari mereka ingin menghapus fitur tersebut. Namun tanpa sadar tindakan para penggunanya juga ikut menghapus akun Instagram. Ini bisa disebabkan akun Threads dan Instagram saling terkoneksi.
Dilansir TechCrunch, saat ini masih belum tersedia mengenai fitur hapus akun Threads From Instagram. Bahkan jika kalian menghapus akun Threads From Instagram itu artinya tindakan yang kalian lakukan bersifat permanen dan juga menghapus semua profil penggunanya. Itu pun sekaligus menghapus akun Instagram milik kalian juga.
Meskipun begitu, para pengguna masih bisa memilih untuk menonaktifkan profil Threads From Instagram sementara waktu. Pilihan ini dinilai tepat untuk pengguna yang ingin berhenti menggunakannya tanpa harus menghapus akun Threads secara permanen.
Kebijakan ini sempat mendapat kritikan langsung dari pengguna Threads dan Adam Mosseri selaku Head of Instagram memberikan respon. Pihak Instagram pun sedang mencari solusi perihal penghapusan akun Threads tanpa harus menghapus akun Instagram juga.
Perlu diingat juga bahwa kalian hanya bisa menonaktifkan akun Threads sekali dalam seminggu saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan terhadap fitur nonaktif Threads.
Jangan khawatir, ada cara untuk menonaktifkan akun Threads From Instagram yang bisa kalian coba. Apabila kalian tidak ingin menggunakannya lagi. Cara tersebut antara lain:
Membuka fitur Threads From Instagram yang sudah diunduh
Mengetuk ikon Profil pada sudut kanan bawah
Memilih ikon Menu berupa dua garis horizontal di sudut kanan atas
Pilih opsi Akun pada pilihan Menu
Memilih opsi untuk menonaktifkan profil Threads From Instagram
Mengetuk tombol Nonaktifkan profil Utas agar proses berjalan
Pengguna harus mengonfirmasi saat memilih tombol Nonaktifkan
Ikon dan menu yang ada di Threads juga sama persis dengan Instagram jadi terasa lebih familier. Belum lagi tampilannya yang didominasi dengan warna hitam dan putih.
Namun kalian juga bisa menyembunyikan username atau handle Threads yang ada id bio Instagram. Kalian bisa menyembunyikan melalui langkah-langkah di bawah ini.
Membuka aplikasi dan profil akun pengguna Instagram
Klik akun Threads di bawah nama pengguna
Pilih opsi Hide badge atau Sembunyikan lencana
Setelah itu, lencana atau badge Threads tidak akan tampil lagi di bio Instagram pengguna
GAMEFINITY, Jakarta – OpenAI hari ini mengumumkan ketersediaan umum GPT-4, model generasi teks terbaru mereka, melalui API mereka. Tools berbasis AI ini banyak cukup banyak dikolaborasikan oleh tools konvensional lain.
Mulai sore ini, semua pengembang OpenAI API yang sudah memiliki “riwayat pembayaran yang sukses” dapat mengakses GPT-4. Perusahaan berencana membuka akses kepada pengembang baru menjelang akhir bulan ini, dan kemudian mulai meningkatkan batasan ketersediaan setelah itu “tergantung pada ketersediaan komputasi”.
“Jutaan pengembang telah meminta akses ke API GPT-4 sejak Maret, dan berbagai produk inovatif yang memanfaatkan GPT-4 semakin berkembang setiap hari.” Tulis OpenAI dalam sebuah kiriman blog. “Kami membayangkan suatu masa depan di mana model berbasis percakapan dapat mendukung setiap kasus penggunaan.”
GPT-4 dapat menghasilkan teks (termasuk kode) dan menerima masukan gambar dan teks. Sebuah peningkatan dibandingkan dengan GPT-3.5, pendahulunya, yang hanya menerima teks – dan memiliki kinerja “tingkat manusia” pada berbagai pengujian profesional dan akademik. Seperti model GPT sebelumnya dari OpenAI, GPT-4 dilatih menggunakan data yang tersedia secara publik. Hal ini termasuk dari halaman web publik, serta data yang dilisensikan oleh OpenAI.
Kemampuan pemahaman gambar belum tersedia bagi semua pelanggan OpenAI saat ini. OpenAI sedang mengujinya dengan mitra tunggal, Be My Eyes, untuk memulainya. Namun, OpenAI belum menunjukkan kapan akan membukanya untuk pengguna umum.
Kekurangan GPT-4
Perlu dicatat bahwa, seperti halnya dengan model AI generatif terbaik saat ini, GPT-4 tidak sempurna. Ia “halusinasi” fakta dan membuat kesalahan penalaran, kadang-kadang dengan keyakinan. Dan ia tidak belajar dari pengalamannya, gagal dalam masalah yang sulit seperti memperkenalkan kerentanan keamanan ke dalam kode yang dihasilkannya.
Di masa depan, OpenAI mengatakan bahwa mereka akan memungkinkan pengembang untuk menyesuaikan GPT-4. GPT-3.5 Turbo, salah satu model generasi teks mereka yang lain namun kurang canggih. Dengan data mereka sendiri, seperti yang telah lama dimungkinkan dengan beberapa model generasi teks OpenAI lainnya. Kemampuan ini diharapkan akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang, menurut OpenAI.
Sejak pengumuman GPT-4 pada bulan Maret, persaingan AI generatif semakin sengit. Baru-baru ini, Anthropic memperluas jendela konteks untuk Claude – model AI generatif teks unggulan mereka. AI ini masih dalam versi pratinjau – dari 9.000 token menjadi 100.000 token. (Jendela konteks mengacu pada teks yang dipertimbangkan oleh model sebelum menghasilkan teks tambahan, sementara token mewakili teks mentah. Misalnya kata “fantastis” akan dipecah menjadi token “fan,” “tas,” dan “tic”.)
GPT-4 sebelumnya memegang rekor untuk jendela konteks, dengan jumlah token hingga 32.000 pada level tertinggi. Secara umum, model dengan jendela konteks kecil cenderung “melupakan” konten percakapan yang bahkan sangat baru, sehingga terkadang menyimpang dari topik.
Dalam pengumuman terkait hari ini, OpenAI mengatakan bahwa mereka membuat API DALL-E 2 dan Whisper mereka tersedia secara umum. DALL-E 2 adalah model generasi gambar OpenAI dan “Whisper” mengacu pada model konversi ucapan ke teks perusahaan. Perusahaan juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk meniadakan model lama yang tersedia melalui API mereka untuk “mengoptimalkan kapasitas komputasi mereka.” (Dalam beberapa bulan terakhir, terutama berkat popularitas yang meledak dari ChatGPT, OpenAI telah berjuang untuk mengimbangi permintaan terhadap model generatif mereka.)
Mulai tanggal 4 Januari 2024, beberapa model OpenAI yang lebih lama – khususnya GPT-3 dan turunannya – tidak akan lagi tersedia. Akan digantikan dengan model “base GPT-3” baru yang mungkin lebih efisien dalam penggunaan komputasi. Pengembang yang menggunakan model lama harus mengupgrade integrasi mereka secara manual menjelang tanggal 4 Januari. Mereka yang ingin terus menggunakan model lama yang sudah disesuaikan setelah tanggal 4 Januari harus menyesuaikannya dengan model GPT-3 baru.
“Kami akan memberikan dukungan kepada pengguna yang sebelumnya menyesuaikan model untuk membuat transisi ini sebisa mungkin,” tulis OpenAI. “Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan menghubungi pengembang yang baru-baru ini menggunakan model-model lama ini. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah model komplet baru siap untuk pengujian awal.”
GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Meskipun diluncurkan pada bulan Agustus mendatang, Android 14 kini menjadi operating system yang paling diantisipasi saat ini. Salah satu fitur baru yang menjadi sorotan adalah perubahan pada notifikasi jika dibandingkan dengan Android 13 yang diluncurkan pada 15 Agustus 2022 yang lalu.
Adapun perubahan pada notifikasi Android 14 tersebut, diantaranya nada dering dan notifikasi suara yang akan dipisah secara sendiri. Selain notifikasi nada dering atau Ringtone yang dipisah, fitur Android 14 lainnya yang akan hadir yakni dimana kalian dapat menyembunyikan notifikasi selama merekam aplikasi ataupun membuat video konten sehingga tidak dapat mengganggu kalian.
Google Swipe to Stop, Fitur Baru Android Yang Akan Hadir di Android 14
Pada update Android versi 14 terbaru kali ini Google akan menambahkan fitur dimana pengguna dapat menghilangkan notifikasi. Yang termasuk juga akan diterapkan pada aplikasi alarm. Fitur tersebut antara lain Swipe to Stop yang dimana kalian dapat baik menghentikan atau menonaktifkan alarm yang sedang berjalan. Untuk sementara fitur Swipe to stop tersedia di Android 14 beta 3. Yang berarti fitur masih dalam tahap ujicoba.
Hal ini tidak dimiliki di versi sebelumnya , Android 13 dan dibawahnya yang dimana ketika kalian ingin mematikan ataupun men-snooze atau menunda alarm melalui aplikasi langsung. Itu artinya fitur diatas mulai tersedia pada Android 14 yang dimana kalian dapat menghapus seluruh notifikasi yang tak diperlukan. Namun tak sepenuhnya notifikasi tersebut dihapus namun opsi Swipe away ini akan menghapus segala yang bejalan pada latar bagian depan.
Jauh sebelum fitur ini dikembangkan lantaran Swipe to Stop pada alarm smartphone belum begitu familiar. Namun Google berubah pikiran dan melihatnya sebagai salah satu fitur yang begitu menarik untuk diterapkan.
Selain itu Swipe to Stop ini juga berlaku pada timer notifikasi yang kedaluarsa lama. Kendati demikian opsi tersebut tidak diminta untuk menghapus notifikasi timer yang telah kedaluarsa tersebut. Lebih jelasnya lagi fitur ini berfungsi saat ponsel dimana sedang tidak dikunci.
Walaupun demikian meskipun fitur Swipe to Stop ini mendapatkan umpan balik yang begitu positif, beberapa diantaranya berpendapat sebaliknya. Terlepas dari hal diatas, semoga saja Google kembali merevisinya ke versi terbaru berbarengan dengan dirilisnya Android 14 secara global.