Tag Archives: Teknologi

POCO F5 Resmi Rilis di Indonesia, Cek Spesifikasi Serta Harganya

Gamefinity, Jakarta – POCO F5 akhirnya resmi rilis di Indonesia. Di bulan Mei, Poco F5  diperkenalkan secara global di India. HP android ditengarai bakal jadi handphone mid killer dengan performa gahar. Mengapa Poco F5 gahar?

Handphone Gahar di Kelasnya 

POCO F5 dirilis dengan mengusung prosesor Snapdragon 7+ Gen 2.  Seri Snapdragon 7+ Gen 2 merupakan salah satu chipset terbaik saat ini. Chip Seri Snapdragon 7+ Gen 2 disatukan dengan RAM mumpuni bakal membuat POCO F5 punya performa kencang.  

POCO F5 tersedia dua ops RAM, 8GB+5GB/256GB atau 12GB+7GB/256GB. POCO F5 beroperasi melalui Android 13 dan antarmuka MIUI 14. 

Dari kombinasi prosesor dan RAM, POCO F5 jelas ditujukan untuk mendukung para pengguna yang hobi bermain game. Bermain game bakal semakin nyaman karena didukung layar 6,67 inci dengan panel AMOLED serta ditunjang resolusi hingga FHD+ dan kecepatan refresh 120Hz. 

Baca juga: 

Bagaimana kemampuan baterainya? HP ini  dilengkapi baterai berkapasitas 5.000 mAh. POCO F5 mengklaim punya teknologi untuk mengisi daya hingga 100% hanya dalam waktu 46 menit kemampuan fast charging 67W. 

Nah, untuk kebutuhan fotografi dan videografi, kamera POCO F5 cukup bisa bersaing. 

Kamera belakang dilengkapi dengan triple lensa. Lensa beresolusi 64MP (f/1.79, 1,4 μm) yang dilengkapi teknologi OIS. Lensa ultrawide 8MP (f/2.2, FoV 119 derajat) dan lensa makro 2MP (f/2.4). Kamera POCO F5 sudah mampu merekam video dengan kualitas hingga 4K@30fps dan 8K@24fps. 

Sementara itu, kamera depannya punya resolusi 16MP (f/2.45). Sayangnya, kamera depan cuma bisa merekam video hingga resolusi 1080p pada 60fps.

Harga POCO F5 di Indonesia

Harga dan Spesifikasi POCO F5
Processor F5

Di awal peluncurannya, Xiomi memberikan promo online early bird price mulai dari 27 Juni – 10 Juli 2023.  

POCO F5 varian RAM 8 GB+5 GB dengan penyimpanan internal 256 GB bisa dibeli dari harga Rp4.799.000.

Sementara itu, bagi yang tertarik dengan varian RAM 12 GB+7 GB dengan penyimpanan internal 256 GB mulai dijual dari harga Rp5.299.000.

Kamu bisa mendapatkan harga spesial ini secara online. Dapatkan penawaran eksklusifnya, hanya di PO.co.id dan toko resmi POCO Indonesia di Tokopedia! 

Baca juga: 

Kabar buruknya, setelah penawaran eksklusif ini berakhir, kamu bisa membeli POCO F5 dengan harga normal. Tipe 8/256GB dibanderol dengan harga Rp 4.799.000. Tipe 12/256GB dibanderol mulai dari Rp 5.299.000. POCO F5 juga mulai dijual beberapa marketplace lain.

Nah, kamu bisa memilih tiga varian warna POCO F5, yaitu  Carbon Black, Sandstorm White, dan Electric Blue. 

Demikian informasi spesifikasi dan harga POCO F5. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Elon Musk Tantang Zuckerberg, Isu Meta Mau Tirukan Twitter

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Persaingan antara Elon Musk dengan bos Meta, Mark Zuckerberg menjadi sorotan akhir-akhir ini. Terbaru, Zuckerberg ingin Meta merancang dan mengembangkan aplikasi baru agar bisa bersaing dengan Twitter.

Gagasan tersebut disindir langsung oleh Elon Musk. Melalui cuitan Twitternya, Musk mengungkapkan bahwa Zuckerberg ingin menguasai seluruh pengguna internet di muka bumi ini.

“Bumi tidak sabar di bawah jempol Zuckerberg secara eksklusif,” kata Musk membalas cuitan Mario Nawfal di Twitter yang dikutip The Verge pada Kamis (22/6).

Cuitan Musk tersebut kemudian dibalas pengguna Twitter lainnya yakni @kwmarkoff26656. Ia pun menyuruh Ellon Musk untuk berhati-hati. Pasalnya, Mark Zuckerberg menguasai jiu jitsu. Namun, Musk tetap bergeming dan tetap ingin bertarung dengan Zuckerberg.

Baca juga: 

Tidak butuh lama usai Musk menantangnya, Zuckerberg membalas melalui akun pribadi Instagram Story. “Send me location,” ujar Zuckerberg dalam unggahan tersebut.

Musk kembali membalas lewat Twitter miliknya dan ingin pertarungannya digelar di Vegas Octagon. Tempat tersebut merupakan arena Ultimate Fighting Championship. Musk berkata bahwa jurus andalannya adalah “The Walrus”.

Pertarungan Elon Musk dan Mark Zuckerberg

Elon Musk Tantang Mark Zuckerberg
Elon Musk Tantang Mark Zuckerberg Adu Ring

Mengenai kemampuan untuk bertarung, keduanya cukup berimbang. Secara fisik, Musk lebih besar daripada Zuckerberg dan dirinya juga mengaku pernah berkelahi di jalanan di Afrika Selatan.

Sementara Zuckerberg adalah seorang petarung MMA (Mixed Martial Arts) yang pernah memenangkan kompetisi jiu jitsu. Pria berusia 39 tahun ini juga pernah menyelesaikan latihan “Murph Challenge” dalam kurun waktu kurang dari 40 menit.

Interaksi kedua miliarder tersebut memang viral di media sosial dan banyak warganet memperdebatkan keduanya. Bahkan sudah banyak meme dan poster buatan mengenai pertarungan tersebut.

Baca juga: 

Rencana Meta Meluncurkan Media Sosial Saingan Twitter

Meta Vs Twitter, Elon Musk vs Mark Zuckerberg
Twitter (Elon Musk) Copy Existing Features on Meta

Pada awal Juni ini, Meta memang mempunyai rencana untuk meluncurkan sebuah media sosial yang bisa bersaing dengan Twitter. Nantinya media sosial tersebut memperbolehkan para penggunanya mengikuti orang-orang yang sudah di-follow di Instagram.

Menurut seorang juru bicara Meta, platform media sosial tersebut masih dalam tahap perkembangan. Media sosial ini berbasis teks dan mempunyai nama awal P92.

Banyak orang yang beranggapan bahwa media sosial berbasis teks ini menjadi pesaing terbesar Twitter milik Musk. Itu pun dilihat dari beberapa media sosial berbasis teks lainnya seperti Mastodon atau BlueSky.

Telegram Akan Menambahkan Fitur Stories

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dalam langkah terbarunya untuk terus memperkaya pengalaman penggunanya, Telegram mengumumkan penambahan fitur yang dinantikan oleh banyak pengguna, yaitu Stories. Dalam langkah ini, Telegram berusaha untuk memenuhi permintaan pengguna dan menghadirkan fitur yang telah menjadi fenomena dalam berbagai platform sosial media.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi rincian fitur baru ini. Bagaimana Telegram berencana untuk mengubah cara pengguna berinteraksi dan berbagi cerita mereka di platform tersebut.

Baca juga:

Permintaan Pengguna yang Dikabulkan

Aplikasi Telegram
Aplikasi Telegram (Foto: Unsplash)

Pavel Durov, CEO Telegram, mencatat bahwa permintaan fitur Stories telah menjadi salah satu permintaan terbanyak dari pengguna selama bertahun-tahun. Awalnya, Telegram enggan untuk mengikuti tren yang ada, namun dengan alasan untuk mendengarkan penggunanya, mereka akhirnya mengambil langkah ini. Durov mengatakan bahwa lebih dari setengah permintaan fitur yang diterima oleh Telegram berkaitan dengan Stories. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya fitur ini bagi pengguna dalam berbagi momen dan pengalaman mereka.

Kontrol Privasi dan Tampilan Stories Telegram

Telegram Stories
Telegram Stories (Foto: Unsplash)

Dengan hadirnya Stories di Telegram, pengguna akan memiliki kontrol penuh terhadap siapa yang dapat melihat cerita mereka. Tersedia opsi untuk memilih apakah cerita dapat dilihat oleh semua orang, hanya oleh kontak, beberapa kontak terpilih, atau daftar teman terdekat. Telegram juga menawarkan kemampuan untuk menyembunyikan cerita dari kontak-kontak tertentu dengan memindahkannya ke daftar “Tersembunyi”. Dengan demikian, pengguna memiliki kebebasan dan kendali dalam menentukan privasi mereka saat berbagi cerita melalui fitur Stories.

Kreativitas dan Interaksi Lebih Lanjut

Dalam upaya untuk memperkaya pengalaman pengguna, Telegram memperkenalkan berbagai fitur yang memungkinkan pengguna berkreasi dengan privasinya. Pengguna dapat menambahkan keterangan, tautan, dan menandai orang lain dalam cerita mereka. Fitur menarik lainnya adalah kemampuan untuk memposting foto dan video yang diambil secara simultan dengan kamera depan dan belakang. Hal tersebut membawa pengalaman berbagi momen menjadi lebih hidup dan seru.

Pengaturan Durasi dan Sorotan Cerita di Telegram

Telegram memberikan pengguna fleksibilitas dalam mengatur durasi cerita mereka. Pengguna dapat memilih agar cerita mereka kadaluarsa dalam jangka waktu enam, 12, 24, atau 48 jam. Selain itu, pengguna juga dapat memilih untuk menampilkan cerita secara permanen di halaman profil mereka, mirip dengan fitur Story Highlights di Instagram. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi konten lebih lanjut dari kontak terdekat mereka. Serta menemukan informasi tambahan tentang pengguna yang terhubung melalui grup atau komentar saluran.

Baca juga:

Dampak Positif untuk Pengguna Telegram

Durov berbagi pandangannya tentang bagaimana fitur Stories akan mengubah ekosistem Telegram. Selain meningkatkan aspek sosial platform, fitur ini juga memberikan keuntungan bagi saluran Telegram, yang akan mendapatkan lebih banyak eksposur dan pelanggan. Dengan diluncurkannya kemampuan untuk menyebarkan ulang pesan dari saluran ke Stories, potensi viralitas konten di Telegram akan semakin meningkat. Tentunya akan membuka peluang baru bagi konten kreatif dan peningkatan interaksi pengguna.

Demikian pembahasan Telegram Akan Menambahkan Fitur Stories. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

YouTube sedang Uji Layanan Online Game untuk PC dan Mobile?

GAMEFINITY.ID, Bandung – YouTube tampaknya ingin mengikuti jejak Netflix untuk memasuki pasar layanan game. Layanan streaming video milik Google itu kini dilaporkan tengah mengembangkan layanan game online untuk PC dan mobile. Proyek itu dipercaya sedang memasuki tahap pengujian.

Google sebelumnya pernah serius merambah ke industri game dengan layanan Stadia. Stadia sendiri merupakan layanan cloud gaming yang telah gagal hingga dihentikan pada pertengahan Januari 2023. Tampaknya, ini menjadi upaya terbaru bagi raksasa teknologi itu untuk mencoba kembali menawarkan sebuah layanan game.

Playables, Layanan Game Online di YouTube?

YouTube Playables

Menurut sebuah laporan dari Wall Street Journal, YouTube tengah mengajak karyawannya untuk menguji sebuah layanan game online di platform-nya itu. Layanan tersebut secara internal bernama Playables dan memberi akses pengguna pada semua game yang tersedia.

Pengguna dapat memainkan setiap game online itu di YouTube, baik itu di browser web atau aplikasi iOS dan Android. Game tersebut akan dapat diluncurkan secara instan sama fungsinya seperti video.

Meski terdapat beberapa game yang tersedia untuk pengujian, judul yang paling mencuri perhatian dalam laporan itu adalah Stack Bounce. Secara konsep, Stack Bounce mengingatkan pada game Breakout, yaitu pemain harus meluncurkan bola untuk menghancurkan dinding.

Baca juga:

Wall Street Journal juga mencatat bahwa Playables menjadi upaya terbaru bagi YouTube setelah pendapatan dari pengiklan menurun. Dipercaya bahwa layanan ini akan menjadi cara untuk meraup keuntungan

Jadi Upaya Terbaru Google di Industri Game setelah Kegagalan Stadia?

Google sendiri pernah merambah ke dalam industri game. Sebelum mengembangkan Playables untuk YouTube, mereka meluncurkan Stadia sebagai layanan cloud gaming pada November 2019. Sayangnya, respon pemain dan kritikus cukup negatif walau sudah menaruh ekspektasi tinggi. Lambat laun, Stadia meredup dan berakhir dimatikan pada 18 Januari 2023.

Selain Stadia, Google juga menghadirkan Google Play Games with PC. Layanan itu memudahkan pemain untuk bermain beberapa game Android pilihan di PC.

Tampaknya YouTube menjadikan Playables sebagai upaya untuk semakin bersaing dengan Netflix. Netflix sendiri telah semakin serius menambah berbagai game sebagai bagian dari upaya untuk menaikkan kembali pelanggannya. Tahun ini saja, Netflix berencana untuk menambah 40 judul game.

Baca juga:

Menganggapi laporan dari Wall Street Journal, Google mengatakan gaming sudah lama menjadi fokus besar bagi YouTube sambil bereksperimen dengan fitur baru. Mereka tidak menyebut adanya Playables di platform streaming video besutannya itu.

Realme Hentikan Penjualan Ponsel di Jerman

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Boomingnya ponsel-ponsel asal negeri Tiongkok seperti Xiaomi, Realme, Infinix, dan lain sebagainya lantas mengubah eksistensi dari HP merek lawas seperti Blackberry, Sony Ericsson, Nokia, dan lain sebagainya. Spesifikasi yang cukup bersaing dengan harga yang terjangkau oleh seluruh kalangan juga ditengarai menjadi penyebab HP tersebut meraih lima besar vendor HP dengan jumlah pengguna terbesar.

Bagi kalian yang berdomisili di Jerman ada kabar buruk bahwa salah satu HP favorit kalian akan hengkang dari pasaran yakni Realme .

Baca juga:

Tuntutan Hak Paten Dari Vendor Nokia, Realme Hengkang Dari Jerman

Tuntutan dari vendor Nokia, Realme resmi hengkang dari Jerman
Terkait isu hak intelektual , Nokia tuntut perusahaan Realme

Kabar mengenai kepergian Realme cukup menghebohkan masyarakat di Jerman. Usut demi usut perginya brand dari BBK Group ini dilatarbelakangi oleh gugatan yang dilayangkan oleh brand Nokia, yang dimana perusahaan tersebut menuntut Realme untuk membayar lisensi penggunaan teknologi yang dipatenkan oleh perusahaan yang terkenal dengan ponsel badaknya ini. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Vivo, yang bernaung di indukan perusahaan yang sama, memilih untuk menghentikan pemasaran ponsel mereka, sejak itulah baik Vivo, Realme, maupun bagian dari BBK tidak tersedia lagi dan situs resmi mereka tidak dapat lagi diakses.

Realme 11 Pro Limited Edition
Masalah bermula ketika Realme tengah mengeluarkan lineup Smartphone mereka, Realme 11 Pro dan 11 Pro+ (foto/ Realme.com)

Permasalahan ini bermula tidak lama setelah Realme mengeluarkan dua ponsel terbaru mereka, Realme 11 Pro dan 11 Pro+. Sejak dikeluarkannya keputusan tersebut belum jelas bagaimana nasib salah satu anak perusahaan dari BBK di pasar Uni Eropa ini. Ini bukan yang pertama kalinya Realme mendapatkan tuntutan tersebut, sebelumnya hal serupa ketika Realme memasarkan ponselnya di India. Namun pihak Realme tetap optimistis bahwa ponselnya tetap dipasarkan di sana.

Namun dibalik itu semua, Nokia merupakan brand yang dimana seluruh hak kekayaan intelektualnya begitu ketat dilindungi serta beberapa kali dirinya telah mengajukan gugatannya selama bertahun-tahun walaupun belum juga direspons.

Lantas bagaimana tindakan salah satu anakan perusahaan BBK selanjutnya setelah baik pra dan purnajual mereka dihentikan, diketahui bahwa Realme akan mengalihkan anggaran mereka ke negara eropa lainnya yang masih menjual produk mereka seperti Spanyol untuk memperkuat pasar mereka di Uni Eropa mengingat Uni Eropa memiliki prospek pasar serta antusiasme yang cukup tinggi di sana.

Meskipun demikian pasca penghentian layanan, Realme akan tetap menerima dukungan serta layanan perbaikan. Perlu dicatat bahwa di Jerman kalian hanya bisa menerima layanan servis namun penjualan ponsel mereka resmi dihentikan.

Bagaimana pendapat kalian mengenai masa depan penjualan Smartphone Android di Uni Eropa? tulis di kolom komentar ya.

Tuntut Amazon Karena Tipu Konsumen Berlangganan Prime

GAMEFINITY.ID, Bandung – Federal Trade Commission (FTC) kembali menuntut Amazon pada Rabu, 21 Juni 2023 setelah mencapai kesepakatan tentang privasi alat Alexa terhadap anak-anak. Regulator asal Amerika Serikat itu menuduh e-commerce raksasa itu telah memanipulasi konsumen untuk menjadi pelanggan Prime dan mempersulit proses berhenti berlangganan.

Amazon Disebut Menerapkan Taktik Licik pada Pelanggan untuk Berlangganan Prime

Amazon Prime vs FTC

Melalui komplain yang diajukan, FTC telah menyebut Amazon sudah secara sadar menyesatkan ribuan pelanggan untuk berlangganan Prime. Mereka menyebut e-commerce raksasa itu sudah menggunakan dark pattern yang manipulative untuk menipu konsumen untuk mendapat layanan berlangganan Prime yang secara otomatis diperpanjang.

Amazon juga disebut mempersulit proses pembatalan berlangganan bagi pelanggan Prime yang ingin melakukannya. FTC menyebut kepemimpinan Amazon menolak perubahan yang dapat mempermudah pengguna untuk membatalkan keanggotaan Prime.

“Amazon menipu dan menjebak masyarakat untuk berlangganan tanpa sepengetahuan mereka, tidak hanya membuat pengguna frustrasi tetapi juga menghabiskan begitu banyak uang. Taktik-taktik manipulatif ini merugikan konsumen dan bisnis yang patuh pada hukum,” ungkap Lina M. Khan selaku kepala FTC melalui press release.

Baca juga:

FTC telah Menyelidiki Prime sejak 2021

Amazon Prime FTC sued

Menurut CNBC, FTC telah menyelidiki Amazon sejak Maret 2021 perihal sistem pendaftaran dan pembatalan keanggotaan Prime. Insider kemudian mengaku telah mendapatkan dokumen internal yang menunjukkan Amazon telah menyadari keluhan pelanggan tentang Prime sejak 2017.

Dalam dokumen yang didapat Insider itu, pelanggan direkomendasikan untuk mendaftar free trial keanggotaan Prime selama 30 hari dengan satu kali click saat checkout. Namun, mereka harus melalui beberapa halaman untuk membatalkan Prime sebelum free trial berakhir.

Prime sendiri sudah diluncurkan oleh Amazon pada 2005 sebelum menjadi salah satu layanan berlangganan terpopuler di dunia dan menguntungkan bagi perusahaan. Layanan Prime menyediakan sederetan keuntungan yang didapat pelangannnya. Keuntungan tersebut termasuk streaming di Prime Video dan Amazon Music, game gratis melalui Prime Gaming, penawaran diskon di Whole Foods Market, dan penawaran eksklusif saat Prime Day.

Tidak hanya tentang Prime, Amazon juga sudah dikritik oleh FTC tentang praktiknya. Salah satunya adalah masalah privasi dari Alexa dan Ring. Mereka juga sudah mengkritik akuisisi MGM dan One Medical oleh perusahaan e-commerce raksasa itu.

Amazon saat ini menolak untuk berkomentar.