Tag Archives: Teknologi

Spesifikasi POCO C55 yang Baru Rilis Februari

GAMEFINITY.ID, JAKARTAPOCO, merk ponsel yang masih satu naungan dengan merk Xiaomi baru saja merilis lineup C5x terbarunya, sebulan sebelum POCO C55 ini dirilis. Akan tetapi hype diluncurkannya tidak begitu heboh lantaran merupakan rebranding dari seri tetangga Redmi A1+ yang saat itu dirilis tahun lalu.

Berniat menghadirkan sesuatu yang lebih wah, POCO akhirnya kembali menghadirkan seri C55 yang dinilai lebih baik dari sebelumnya terutama dari segi desain.

POCO Umumkan Tanggal Rilis POCO C55

POCO X5 GT
Penampakan ponsel POCO

Melalui pengumuman resmi yang dibuat, POCO mengumumkan dirilisnya seri C55 pada tanggal 21 Februari mendatang. Peluncuran C55 akan dilakukan pertama kali di negara India semenjak teaser bermunculan di negara asalnya, India tersebut. Salah satu teaser yang terungkap akan hadir dengan warna case hijau serta panel kulit imitasi yang disertai kamera 2 lensa, lampu LED, serta pembaca sidik jari yang membentang hampir seluas ponsel.

Meski baru diluncurkan, belum diketahui spesifikasi POCO C55 ini secara lengkap. Diperkirakan spesifikasi C55 serupa dengan Redmi 12C, yaitu Chipset Mediatek Helio G85, layar HD+ LCD selebar 6,71 inci, dan batere 5000 mAh. Jika dilihat cukup untuk beraktivitas ataupun gaming skala kecil – sedang.

Selain itu, POCO C55 dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan internal 128 GB dan RAM 6 GB, kamera berukuran 50 MP di bagian belakang, serta kamera depan berkapasitas 5 MP.

Baca juga: Pixel 7 Series Alami Bug Scrolling, Google Janji Perbaikan

Lulus TKDN Tanggal Rilis Di Indonesia

Sebelumnya beredar rumor bahwa seri C55 maupun X series X5 GT 5G akan masuk ke Indonesia mulai menunjukkan tanda tandanya. Kedua ponsel tersebut telah terdaftar di TKDN atau Tingkat komponen dalam negeri yang menjadi persyaratan masuknya barang elektronik ke Indonesia pada tanggal 13 Februari yang lalu dengan nilai 38,20 %. Dan rupanya benar saja, POCO C55 memiliki spesifikasi yang hampir bahkan memang identik dengan Redmi 12C yang saat itu diluncurkan di Tiongkok akhir tahun lalu. 

Sementara itu POCO X5 GT merupakan rebranding dari Redmi Note 12 Pro dengan spesifikasi singkat Chipset Snapdragon 7 Gen 2, kamera belakang 50 MP dan depan 16 MP. dukungan fast charge 67 watt serta baterai 5000mAh dan penyimpanan internal 128 GB.A 

Google Pixel 7 Tuai Kritikan Karena Adanya Bug Scrolling

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Google Pixel 7 dan 7 Pro mengalami beberapa kendala bawaan, karena adanya bug. Google sebagai pemilik sekaligus penyedia ponsel Pixel selalu menawarkan fitur-fitur jempolan dan bahkan update software hingga tiga tahun lamanya. Pada peluncuran Pixel 7 dan 7 Pro kali ini cukup mengecewakan lantaran adanya masalah pada fungsi scrolling.

Google Pixel 7 diumumkan pertama kali pada tanggal 11 Mei 2022 melalui Google I/O 2022 lalu kemudian dirilis pada tanggal 13 Oktober 2022, lima bulan tak lama setelah diumumkannya tersebut. Pixel 7 memiliki fitur yang salah satunya Google Tensor generasi kedua. Ini merupakan penyempurnaan dari generasi sebelumnya yang dimana fungsi pada aplikasi yang dimiliki jadi lebih efektif.

Google I/O
Pixel 7 Series baik standar maupun Pro diumumkan melalui event Google I/O pada bulan Mei 2022

Selain itu, fitur tersebut juga akan menampilkan modem model terbaru, perangkat yang baru saja terungkap adalah modem merk Samsung terbaru dengan nomor model g5300b yang sama sekali belum dirilis oleh pihal Samsung Itu Sendiri. Menurut rumor yang beredar bahwa modem Samsung ini merupakan Modem Exynos 5300.

Sementara itu detail lengkap dari seri Pixel 7 Pro tidak berbeda jauh dengan seri biasanya, namun perbedaannya adalah ukuran kamera yang jauh lebih besar serta menggunakan material logam daur ulang yang memungkinkan Google menghemat biaya produksi.

Baca juga: Google Luncurkan Layanan Fiber, Mudahkan Para Pelaku Industri Kreatif

Google Janji Perbaiki Bug Google Pixel 7 dan 7 Pro

Terlepas dari itu semua, Scrolling atau pengguliran kini jadi masalah yang cukup serius bagi para pengguna Pixel 7 baik standar maupun seri Pro nya. Sebagian mengungkapkan bahwa bug tersebut bersifat tak menentu, bahkan sama sekali tidak berfungsi secara normal. Salah satu pengguna lalu mengumpulkannya untuk dibicarakan pada Google, sayangnya Google belum menggubris seluruh permasalahan tersebut.

Tak lama kemudian, tanggapan tersebut akhirnya diperhatikan oleh karyawan Google dan mengatakan  masalah tersebut tengah diperbaiki, “Kami menyadari masalah ini dan sesegera mungkin akan memperbaikinya.”

Pihak Google sayangnya sama sekali belum memberikan informasi detailnya namun diperkirakan akan dirilis bersamaan dengan patch bulanan baru mereka. Banyak pengguna yang kemudian mengungkapkan ada kemungkinan patch tersebut dirilis saat pembaruan Android 13 QPR yang dinilai meningkatkan kemampuan scrolling. Tetap saja belum ada yang pasti kapan update tersebut benar – benar dirilis secara global, jadi tunggu keputusan dari pihak Google itu sendiri.

Gaet OpenAI, Spotify Luncurkan Fitur DJ Berbasis AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Spotify menghadirkan fitur baru bernama DJ. Fitur tersebut merupakan DJ bertenaga artificial intelligence (AI) yang mengurasi pilihan musik berdasarkan favorit penggunanya. Fitur ini juga menampilkan menghadirkan komentar dari AI tentang musik dan musisi favorit pengguna. Dengan fitur ini, pengguna seakan-akan sedang mendengarkan radio, namun berbasis AI.

Spotify sendiri telah mendeskripsikan fitur ini sebagai “AI DJ di sakumu” yang “tahu kamu dan musik favorit kamu sangat baik sehingga dapat memilih lagu yang akan dimainkan”. Mereka menggaet OpenAI, pembuat ChatGPT untuk meluncurkan fitur terbaru ini.

Cara Kerja Fitur DJ di Spotify

Spotify menjelaskan di laman resminya bahwa fitur DJ buatannya akan mengetahui selera musik pengguna sangat baik. Fitur DJ akan melacak lagu dan album terbaru yang pastinya akan disukai pengguna atau membawa kembali ke playlist yang membuat nostalgia. Mereka memastikan sudah membuat DJ sebagai cara baru pengguna mendengar musik di Spotify.

Spotify DJ feature
Fitur DJ di Spotify

Fitur DJ ini mengandalkan teknologi personalisasi yang memberi daftar rekomendasi musik berdasarkan selera pendengarnya. Teknologi ini sudah pernah digunakan untuk membuat playlist yang sudah dipersonalisasi seperti Discover Weekly, Release Radar, Daily Mix, Daily Drive, dan lainnya. Spotify juga menjadi trendsetter untuk membuat playlist tahunan berdasarkan selera musik selama setahun terakhir, yaitu Spotify Wrapped.

Fitur ini juga mengandalkan teknologi milik OpenAI untuk membuat AI generatif. Berkat teknologi ini, Spotify akan menyediakan informasi mendalam tentang musik, artis, dan genre yang sedang didengarkan penggunanya.

Tidak hanya dari OpenAI, pihaknya juga mengandalkan teknologi dari Sonantic untuk membuat suara AI secara dinamis. Untuk membuat model suara DJ AI, Spotify mengandalkan Xavier “X” Jernigan selaku Head of Cultural Partnerships. Suaranya menjadi model pertama untuk fitur DJ.

Baca juga: Google Buat Chatbot Bard untuk Bersaing dengan ChatGPT

Baru Diluncurkan Sebagai Beta di Amerika Serikat dan Kanada

Fitur DJ AI ini sudah diluncurkan sebagai beta pada 22 Februari lalu di Amerika Serikat dan Kanada. Tentunya, hanya pelanggan Spotify Premium yang dapat menikmati fitur ini.

Saat ini masih belum diketahui kapan fitur DJ akan hadir di negara lain selain Amerika Serikat dan Kanada. Jika tahap beta-nya sukses, bukan tidak mungkin fitur DJ AI akan segera hadir secara global.

Razer Ungkap Lini Gaming Mouse DeathAdder V3

GAMEFINITY.ID, Bandung – Razer baru-baru ini mengungkap dua gaming mouse barunya di bawah lini DeathAdder. Kedua mouse itu adalah DeathAdder V3 dan DeathAdder V3 Pro Faker Edition.

DeathAdder telah menjadi lineup milik Razer yang populer selama lebih dari 15 tahun terakhir. Perusahaan sering memfokuskan desain mouse sambil menambah dua side button, memutakhirkan sensor, dan merilis varian mouse keren. Tampaknya mereka ingin terus melanjutkan kesuksesannya dengan menghadirkan DeathAdder V3 dengan dua varian.

DeathAdder V3 Pro Faker Edition Jadi Hasil Kolaborasi dengan Pro Player LoL Faker

Razer DeathAdder V3 Pro Faker Edition
Razer DeathAdder V3 Pro Faker Edition

Varian pertama adalah hasil dari kolaborasi dengan Faker, pro player League of Legends asal Korea Selatan. Desain varian mouse ini menampilkan warna merah yang unik sebagai penghormatan sang legenda League of Legends itu, namun masih memilki teknologi gaming mouse mutakhir milik Razer.

“Ini jadi momen spesial buatku. Aku selalu bermimpi untuk memiliki mouse-ku sendiri dan sekarang aku bisa membagikannya dengan keluarga, teman, dan penggemar. Aku suka desainnya dan performanya tak tertandingi,” ungkap Faker sebagaimana yang ditulis dalam press release-nya.

Mouse tersebut memiliki berat 63 gram dan fitur sensor optik Focus Pro 30K. Tidak hanya itu, DeathAdder V3 Pro Faker Edition juga memiliki sensor tracking lebih baik saat dipergunakan di kaca. Jika itu masih belum cukup, mouse tersebut memiliki daya tahan baterai selama 90 jam. Fitur lainnya berupa dongle HyperPolling Wireless opsional dan lima tombol yang dapat diprogram.

Mouse DeathAdder V3 Pro Faker Edition sudah tersedia dengan harga US$169,99.

Baca juga: Atlet LoL Faker Kembali Pecahkan Rekor di LCK!

Razer DeathAdder V3

Razer DeathAdder V3

Varian lainnya adalah DeathAdder V3. Bedanya mouse ini merupakan versi kabelnya. Pada dasarnya, fitur yang ditampilkan mouse ini kurang lebih sama seperti Pro Faker Edition, bedanya fakta mouse ini sebagai mouse berkabel menjadi keuntungan tersendiri.

Mouse ini memiliki kabel Razer SpeedFlex yang memudahkan pengguna menggerakkan mouse lebih nyaman. Untuk sesi game lama, mouse ini tidak akan terselip karena memiliki tekstur sentuh yang lembut.

Razer DeathAdder V3 sudah tersedia dengan harga US$69,99.

Terbaru Philips Produksi Sikat Gigi Elektrik yang Berbeda

GAMEFINITY.ID, Riau – Salah satu inovasi terbaru dari philips yaitu membuat Sikat Gigi Elektrik Sonicare 3100. Philips selalu memunculkan inovasi terbaru terhadap produk yang mereka buat, ini juga berdasarkan dari perkembangan teknologi yang ada tiap waktu. Pastinya terdapat beberapa perbedaan antara sikat gigi elektrik dan sikat gigi manual. Sikat gigi elektrik dibuat dengan bertujuan agar mempermudah pengguna untuk dapat merasakan manfaat yang ada pada sikat gigi elektrik.

Kelebihan Sikat Gigi Elektrik Sonicare 3100

Sikat gigi elektrik

Salah satu kelebihan sikat gigi elektrik Sonicare 3100 mempunyai beberapa fitur menarik, karena sikat gigi elektrik ini menggunakan Advance Philips Sonicare Technology dengan C1 Brush Head. Fitur ini berfungsi untuk menghilangkan plak lebih banyak di bandingkan dengan menggunakan sikat gigi manual.

Selain itu, kelebihan sikat gigi elektronik Sonicare 3100 yang lain adalah memiliki sensor untuk melindungi gigi dan gusi. Sikat gigi ini dapat berbunyi sebagai tanda peringatan ketika tekanan saat pengguna menyikat gigi terlalu keras. Ini juga yang membedakan antara sikat gigi elektronik dan sikat gigi manual.

Kemudian sama seperti alat elektronik lainnya, sikat gigi elektrik ini juga menggunakan baterai untuk penggunaannya. Sekali pengisian daya baterai dapat bertahan hingga 2 minggu, pengguna tidak perlu mengisi daya baterai sesering mungkin, karena 2 minggu itu termasuk waktu yang cukup lama. Untuk pemakaian sikat gigi elektrik dapat digunakan selama 2 menit dalam sekali pakai.

Baca Juga : Philips Monitors Indonesia Hadirkan Turnamen Esports Everyday Heroes

Kelebihan lain yang di miliki Sikat Gigi Elektrik Sonicare 3100 yaitu kepala sikatnya dapat di ganti – ganti, sehingga jika kepala sikat sudah kotor penggunanya dapat mengganti dengan yang baru. Fitur Brush Sync yang terdapat pada sikat gigi elektrik akan memberi peringatan kapan kepala sikat harus di ganti.

Jangan lupa ikuti terus uptade informasi terbaru seputar game, anime, musik, lifestyle, dan lainnya hanya di website gamefinity.id

Xbox Patenkan Teknologi Iklan In-Game Terbaru Mereka

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Microsoft dilaporkan telah mengajukan paten untuk teknologi baru, yang akan memungkinkan para publisher untuk menampilkan iklan yang telah dipersonalisasikan ke dalam video game termasuk Xbox.  Kata “dipersonalisasi” ini sendiri menjadi krusial, karena artinya, para publisher game (termasuk Microsoft) bisa saja menampilkan iklan yang telah dipersonalisasi berdasarkan minat para gamer.

Iklan in-game sebenarnya bukanlah sebuah konsep baru, dalam industri video game. Dan terima kasih kepada Xbox, konsep bisnis semacam ini sepertinya akan semakin berkembang dimasa mendatang, dengan model iklan yang akan langsung muncul dalam permainan. Tidak lagi berbentuk seperti iklan pop up yang sering muncul saat kita memainkan game mobile tertentu, atau mungkin saat kita berselancar di Internet.

Mengutip dari laman web TheGamer, Microsoft dilaporkan telah mengajukan paten baru, untuk teknologi yang memungkinkannya (atau bahkan para publisher video game) menampilkan iklan dalam game yang telah dipersonalisasi. Yang artinya, pihak publisher bisa saja menampilkan iklan dalam permainan yang dapat berubah-ubah secara otomatis, berdasarkan minat dari para pemain.

Baca juga: ArtStation Diprotes Para Seniman Digital Karena AI Art

Iklan Xbox
Iklan Dalam Permainan Yang Telah Dipersonalisasikan

Iklan Dalam Xbox Permainan Yang Telah Dipersonalisasikan

Selain sistem baru untuk iklan personal, paten ini juga menyebutkan bagaimana teknologi ini tidak akan mengganggu pengalaman bermain. Dimana iklan-iklan ini nanti akan muncul di lokasi tertentu dalam permainan dan bisa berupa apa saja. Mulai dari papan reklame di sebuah kota, hingga suara stasiun radio favorit dalam video game.

“Metode untuk menyediakan konten kepada pengguna selama bermain game termasuk menentukan bahwa pengguna berinteraksi dengan game yang disediakan oleh penyedia streaming online dan mengidentifikasi kerangka waktu dalam game selama interaksi pengguna dengan game diperkirakan berada di bawah ambang batas jumlah interaksi”, tulis abstrak dari paten.

“Metodenya termasuk mengidentifikasi lokasi dalam lingkungan game untuk menghamparkan konten selama jangka waktu tertentu dan mengidentifikasi konten untuk ditampilkan kepada pengguna. Konten akan ditampilkan melalui aliran video overlay yang berbeda dari aliran gameplay. Dalam waktu nyata dari gameplay pengguna, aliran video overlay dikirim untuk ditampilkan kepada pengguna secara bersamaan dengan aliran gameplay untuk menyediakan konten bagi pengguna di lokasi yang teridentifikasi selama setidaknya sebagian dari kerangka waktu.”

Iklan dalam game, telah menjadi penyebab kontroversi di antara para pemain. Dan sepertinya, Microsoft Corporation telah memulai langkah yang lebih jauh, dengan mempersonalisasikannya sesuai minat para pemain, untuk membuat iklan in-game imersif di lingkungan dalam permainan.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/