Tag Archives: Teknologi

PlayStation Portal, Handheld Project Q, Meluncur Tahun Ini!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Project Q yang diumumkan saat PlayStation Showcase 2023 kini memiliki nama resmi! Sony mengumumkan handheld device itu memiliki nama PlayStation Portal. Alat itu ditujukan agar pemain dapat menikmati game PlayStation 5 melalui streaming secara handheld. Namun, handheld device itu dipastikan sangat berbeda daripada konsol PlayStation Portable dan PlayStation Vita.

PlayStation Portal, Handheld Device untuk Stream Game PS5 secara On-the-Go

PlayStation Portal handheld

Project Q atau kini PlayStation Portal dideskripsikan melalui laman resminya agar membawa pengalaman game PlayStation 5 dalam genggaman. Alat itu memiliki adaptive trigger dan haptic feedback dari controller DualSense di PlayStation 5, layer LCD 8-inch dengan kemampuan mencapai resolusi 1080p pada 60fps, menjadikan kenikmatan dalam bermain dengan visual high definition (jika koneksi Wi-Fi memadai). GameRant menyebut PlayStation Portal memiliki daya tahan baterai selama 7-9 jam.

Baca juga:

“PlayStation Portal menjadi alat sempurna bagi gamer di rumah di mana mereka harus berbagi TV di ruang keluarga atau hanya ingin bermain game PS5 di ruangan lain,” tulis PlayStation.

PlayStation Portal bisa bermain semua game PS5 selama terinstal di konsol PS5 dan menggunakan controller DualSense. Pemain bisa berpindah bermain di PlayStation Portal setelah di PlayStation 5 dengan koneksi antara keduanya melalui Wi-Fi. Sebuah audio jack 3,5mm untuk wired audio juga sudah termasuk. Sayangnya, game PSVR2 dan juga dari cloud streaming PlayStation Plus Premium tidak mendapat dukungan.

Karena hanya mengandalkan streaming, PlayStation Portal tidak dapat menjalankan aplikasi secara lokal tidak seperti PlayStation Portable dan PlayStation Vita. Pengguna hanya dapat menikmati semua konten yang dimiliki di konsol PS5, termasuk film dan serial televisi, melalui streaming selama WiFi stabil.

Meluncur Tahun Ini! Ini Harganya!

Sony memastikan PlayStation Portal akan meluncur tahun ini. Kabar itu menjadi berita gembira bagi gamer yang ingin secara praktis menikmati game PlayStation 5 secara on the go.

PlayStation Portal dibanderol seharga 199,99 USD, 219,99 Euro, atau 199,99 GBP. Sony menyebut akan membuka pre-order untuk alat handheld besutannya itu dalam waktu dekat.

Microsoft Jual Hak Cloud Gaming Activision Blizzard ke Ubisoft

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft akhirnya mengungkap langkah berikutnya agar akuisisi Activision Blizzard mendapat persetujuan oleh Competition and Markets Authority (CMA) Inggris. Secara mengejutkan, mereka mengumumkan tengah menjual hak cloud gaming untuk game Activision Blizzard pada Ubisoft. Mereka berharap langkah ini bisa mengatasi keluhan dari regulator Inggris itu.

CMA sebelumnya menolak merger antara Microsoft dan Activision Blizzard April lalu. Pihaknya beralasan akuisisi itu akan berdampak besar pada pasar cloud gaming. Sejak saat itu, European Commission dari Uni Eropa sudah menyetujui akuisisi tersebut dan Microsoft sudah mencapai kesepakatan dengan Sony untuk mempertahankan Call of Duty di PlayStation.

Microsoft Jual Hak Cloud Gaming Game Activision Blizzard pada Ubisoft

Microsoft Activision Blizzard cloud gaming rights to Ubisoft

Sebagai bagian dari perubahan pada transaksi, Microsoft mengumumkan mereka mencapai kesepakatan dengan Ubisoft untuk menjual hak cloud gaming untuk game PC dan konsol Activision Blizzard selama 15 tahun ke depan (kecuali European Economic Area. Keputusan ini diharapkan dapat mempermudah penyelesaian akuisisi yang diharapkan selesai sebelum 18 Oktober 2023.

“Karena kesepakatan dengan Ubisoft, Microsoft percaya akuisisi Activision Blizzard menunjukkan transaksi yang berbeda secara substansi di bawah hukum Britania Raya daripada saat mengajukannya untuk pertimbangan CMA pada 2022,” tulis Brad Smith selaku presiden Microsoft di laman resminya.

Baca juga:

Kesepakatan ini berarti Microsoft tidak akan bisa merilis game Activision Blizzard eksklusif di Xbox Cloud Gaming. Alih-alih Microsoft, Ubisoft akan mendapat hak lisensi game Activision Blizzard untuk layanan cloud gaming pesaing di luar Uni Eropa. Ubisoft juga akan menambah game Activision Blizzard ke layanan berlangganan Ubisoft+ Multi Access yang tersedia di PC, Xbox, Amazon Luna, dan PlayStation.

“Dengan berlangganan Ubisoft+ Multi Access, pemain akan bisa memainkan game favorit Ubisoft dan Activision Blizzard di beberapa platform termasuk PC, konsol Xbox, dan Amazon Luna, serta platform PlayStation melalui Ubisoft+ Classics,” sebut pihak Ubisoft di laman resminya.

Keputusan ini tidak akan berdampak pada komitmen Microsoft pada European Commission. Mereka sudah mencapai kesepakatan dengan Nvidia, Boosteroid, Ubitus, dan Nware mengenai cloud gaming.

Akuisisi Activision Blizzard CMA Umumkan sedang Dipertimbangkan

Dalam pernyataan resmi yang dilansir VGC, CMA akan mempertimbangkan proposal baru akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Pihaknya menyebut kesepakatan ini sangat berbeda dari sebelumnya.

“Sebagai bagian dari kesepakatan baru ini, hak cloud streaming Activision di luar European Economic Area akan dijual ke Ubisoft, studio pesaing, yang bisa membuat kesepakatan lisensi konten Activision pada setiap penyedia cloud gaming,” tulis CMA.

CMA memastikan mereka belum menyetujui proposal tersebut. Pihaknya akan secara objektif menganalisis dampak dari akuisisi dan perubahan baru itu terhadap persaingan, terutama dalam pasar cloud gaming.

Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft diharapkan selesai sebelum 18 Oktober 2023 setelah perpanjangan deadline dari 18 Juli lalu.

Produksi Kinect Dihentikan Microsoft untuk Kedua Kalinya!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kedua kalinya! Microsoft mengumumkan mereka akan berhenti memproduksi Kinect lagi. Perusahaan raksasa teknologi itu sebelummya menghentikan produksi kamera motion sensor itu pada 2017 untuk konsol Xbox. Mereka kembali menghadirkannya dalam bentuk Azure Kinect Developer Kit pada 2019.

Benar, Microsoft masih menawarkan Kinect di luar industri gaming. Sayangnya, versi kedua itu juga telah dihentikan produksinya.

Pertama Kali Digunakan untuk Game di Konsol Xbox

Microsoft Kinect Xbox 360

Microsoft pertama kali meluncurkan Kinect sebagai kamera motion snsor untuk Xbox 360 pada 2010. Alat untuk berfungsi sebagai controller untuk game yang membutuhkan motion sensor seperti Just Dance dan Fable: The Journey.

Kinect kemudian awalnya menjadi bagian dari Xbox One mulai 2013. Alat itu menjadi pesaing Wii Remote dari Nintendo dan PlayStation Move dari Sony. Walau sempat mendapat sambutan hangat karena penuh inovasi saat perilisan, nyatanya Kinect kesulitan untuk menarik perhatian di kalangan gamer. Microsoft akhirnya menghentikan produksi kamera motion sensor itu pada Oktober 2017.

Microsoft Azure Kinect

Pada tahun 2019, Microsoft memperkenalkan Azure Kinect Developer Kit yang lebih canggih dari sebelumnya. Bedanya, alat ini bukan sebagai controller game, mainkan sebagai development tool untuk penggunaan pengembangan software dan AI. Tujuannya, Azure Kinect dapat dipergunakan untuk hal logistik, robotik, kesehatan, retail, dan akademik.

Baca juga:

Microsoft Akhirnya Hentikan Produksi Kinect untuk Kedua Kalinya

“Sementara kebutuhan pelanggan dan mitra kami berubah, kami secara konsisten memperbaharui semua produk kami sebagai bentuk dukungan terbaik. Dari waktu ke waktu, ini termasuk memperkenalkan kesempatan baru, begitu pula dengan menghentikan produk. Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan Azure Kinect Developer Kit,” tutur Microsoft melalui laman resminya.

Microsoft berjanji setiap perusahaan yang sudah memiliki Azure Kinect masih dapat menggunakannya tanpa gangguan. Produk tersebut masih tersedia di pasaran hingga akhir Oktober atau selama persediaan masih ada.

Meski produksi Azure Kinect sudah berhenti, Microsoft merekomendasikan Femto Bolt dari Orbbec, alat yang bisa memiliki fungsi serupa. Konsumen bisa menggunakan software Azure Kinect DK di Femto Bolt.

Review Civi 3 Mickey Mouse, Fans Disney Merapat

GAMEFINITY.ID, Jakarta –  Civi 3 atau Xiaomi Civi 3 diluncurkan pada tanggal 25 Mei 2023 yang lalu ini kembali menambah jejeran smartphone kelas premium ( Flagship ) mereka.

Dibandingkan dengan lineup flagship lainnya Xiaomi Civi kurang begitu didengar. Hal ini dikarenakan distribusinya yang hanya tersebar di negara asalnya, Tiongkok. Yang kemudian direbrand dengan nama berbeda

Adapun spesifikasi singkatnya yakni mengusung MIUI 14 yang berbasis Android 13. Serta dukungan prosesor Dimensity 8200 Ultra buatan Mediatek.

Bahkan Civi 3 ini menjadi smartphone pertama yang mengusung Mediatek 8200 Ultra lho.

Buat kalian para pecinta franchise Disney, kalian wajib memiliki smartphone ini lantaran Xiaomi bekerjasama dengan Disney menghadirkan smartphone Civi 3 edisi terbatas Mickey Mouse.

Rilisnya Civi 3 Mickey Mouse ini juga bertepatan dengan satu abad diresmikannya raksasa hiburan Disney

Baca juga: Review Char Iwakura Mitsumi

Buat yang penasaran dengan smartphone ini, kita bakal mengulasnya satu persatu

Unboxing Xiaomi Civi 3, Dapat Apa Saja ya?

Melansir Gizmochina, pertamakalinya setelah tiba, kalian akan disuguhkan dengan dus  bertemakan karakter Mickey Mouse.

Didalam dus, kalian akan mendapatkan unit smartphone, sim card remover berbentuk logo Disney yang begitu ikonik, softcase, serta stiker Mickey Mouse yang didesain khusus.

Civi 3 Disney set
Begini isi dari Xiaomi Civi 3 Disney ( Gizmochina.com)

Selain itu, Xiaomi juga menyediakan berbagai aksesoris tambahan dengan tema serupa serta warna merah mencolok.

Adapun Aksesoris tersebut berupa TWS, jam tangan pintar yang terhubung langsung dengan smartphone, power bank, dan koper.

Begitu smartphone dinyalakan, kalian akan dimanjakan  dengan tampilan UI serta ikon dan aplikasi bertemakan Disney yang didominasi warna merah serta didesain secara khusus.

Civi 3 Disney UI
Tampilan wallpaper Civi 3 edisi Disney Mickey Mouse( Gizmochina.com)

Cocok bagi kalian yang ingin bernostalgia dengan karakter utama Disney satu ini. Dan bahkan indikator pengisian serta aplikasi kameranya pun juga bergambar logo Disney lho.

Xiaomi Civi 3 Disney Charging
Tampilan isi daya Xiaomi Civi 3 Disney ( Gizmochina.com)

Review Aksesoris Disney lainnya

Meskipun dijual tidak dengan unit ponselnya, aksesoris edisi terbatas ini juga tak kalah keren lho, salah satu yang direview kali ini merupakan TWS.

Setelah unboxing boks TWS edisi disney yang dimana warna cukup senada dengan boks smartphone berwarna putih serta dilengkapi dengan gambar Miki Tikus, kalian akan terkesima dengan warna unitnya yang merah mencolok seperti unit Smartphone dan ikon kepala Mickey Mouse.

Disney TWS
TWS edisi terbatas Disney Mickey Mouse ( Gizmochina.com)

Secara keseluruhan, TWS spesial Disney ini tak berbeda jauh dengan TWS yang dijual di pasaran. Hanya berbeda warna serta tambahan kolaborasi dengan Disney.

Bagi kalian yang ingin meminangnya, kalian bisa membeli smartphone ini dengan harga hampir 10 Juta Rupiah mengingat dijual terbatas.

Bila dirasa keberatan, kalian bisa membelinya di Tiongkok langsung dengan harga 6 jutaan saja.

QRIS Batalkan Biaya Layanan, Tapi MDR Tetap Berlaku

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Bank Indonesia (BI) akhirnya membatalkan adanya biaya layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebanyak 0,3 persen untuk Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).

Meskipun begitu, pembatalan pembayaran ini tidak berlaku untuk segala jenis transaksi. Pembatalan tersebut hanya berlaku untuk transaksi dengan nominal di bawah Rp100 ribu. Sementara itu, bila suatu transaksi dengan jumlah nominal di atas Rp100 ribu tetap akan dikenakan biaya Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa apabila transaksi sampai dengan Rp100 ribu terkena MDR 0 persen. Ini berlaku untuk segmen usaha mikro (UMI) berdasarkan jumlah nominal per transaksinya.

Baca juga: 

MDR QRIS Efektif Mulai 1 September 2023

QRIS
Ilustrasi milik detik.com

Tambahan biaya tersebut dikenakan efektif mulai 1 September 2023 mendatang dan selambat-lambatnya 30 November 2023. Tanggal ini mundur dari rencana, di mana awalnya berlaku pada 1 Juli 2023.

Kemudian Doni P. Joewono selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia menjabarkan perubahan syarat dalam mengenakan biaya layanan ini terjadi agar bisa meringankan beban merchant. Dilansir viva.co.id, sebanyak 70 persen transaksi QRIS yang nominalnya berada di bawah Rp100 ribu itu biasanya berasal dari usaha mikro atau UMI.

Biaya MDR QRIS sendiri sebenarnya gratis hingga 30 Juni 2023 lalu. Mulai 1 Juli kemarin Bank Indonesia mulai memberlakukan biaya layanan QRIS secara efektif sebanyak 0,3 persen untuk PJP.

Kebijakan ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan layanan, transaksi sistem pembayaran terasa efisien, hingga ekosistem keuangan digital menjadi luas di Indonesia.

Banyak Pedagang Keberatan dengan Kebijakan BI

QRIS
Contoh QR untuk pembayaran

Sayangnya, kebijakan yang dibuat Bank Indonesia mendapat banyak kritikan dari para pedagang. Pasalnya, pedagang tidak bisa membebankan biaya tersebut ke pembeli atau konsumen.

Berdasarkan laman CNN Indonesia, salah satu pedagang siomay bernama Aji di Jakarta Selatan belum menetapkan biaya tambahan ke pembeli. Ia menyerukan keberatannya. Selama ini Aji berpikir tidak ada potongan biaya administrasi dengan QRIS.

Biasanya tarif ini berlaku jika berjualan online seperti GoFood maupun GrabFood. Potongannya sendiri mencapai 20 persen per transaksinya. Bila ingin menerapkan potongan QRIS tersebut, mau tidak mau penjual harus menaikkan harga per menu makanan pada aplikasi. Itu dilakukan agar para pedagang atau penjual tetap mendapatkan untung.

Fitur Baru YouTube Music, Samples, Musik Discovery Ala TikTok

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tidak ingin kalah dari TikTok atau layanan streaming musik lain seperti Spotify, YouTube Music kini menghadirkan fitur baru bertajuk Samples. Fitur tersebut merupakan feed video vertikal ala TikTok yang memudahkan pengguna agar menemukan musik favorit baru di aplikasi.

Samples, Fitur Discovery ala TikTok di YouTube Music

Melalui laman resminya, YouTube mendeskripsikan fitur Samples di YouTube Music sebagai sebuah feed seamless berisi segmen video berdurasi pendek agar pengguna menemukan musik favorit baru mereka. Samples terdapat di sebuah tab baru di dalam aplikasi bersama home feed, library, dan explore.

“Ditenagai oleh katalog music video terbesar di dunia, feed yang dipersonalisasikan ini akan mengekplor library YouTube Music lebih mendalam lagi jadi selalu ada sesuatu yang baru untuk didengar, baik itu rilisan terbaru dari artis naik daun atau sebuah deep cut dari artis favoritmu,” tulis pihak YouTube di laman resminya.

YouTube Music samples feature

Jika mengakses Samples, sebuah feed berisi cuplikan video musik vertikal yang disesuaikan dengan musik favorit pengguna akan diputar. Kalau ada sesuatu yang disukai, pengguna bisa tap untuk memainkan lagu, menonton music video secara utuh, menambahkannya ke playlist, atau membuat YouTube Shorts dengan lagu itu sebagai soundtrack.

Setiap klip dari musik di Samples hanya berdurasi 30 detik. Setidaknya itu cukup bagi pengguna untuk menangkap lagu itu itu. Tidak jauh berbeda dari TikTok, pengguna bisa swipe ke atas untuk melihat klip rekomendasi musik lain dan tidak ada batasan berapa kali bisa swipe.

Ikuti Tren yang Dibuat oleh TikTok

Fitur Samples ini dapat dianggap menjadi respon YouTube Music terhadap TikTok dan fitur Discovery Feed oleh Spotify. Bahkan TikTok semakin serius bersaing dengan YouTube Music dan Spotify di pasar layanan streaming musik dengan TikTok Music, pengganti Resso.

Baca juga:

Bedanya, YouTube tengah mencoba hal yang sama seperti di TikTok namun dengan arah terbalik. Samples tampaknya didesain untuk menangkap pengalaman yang sama untuk memberi pengguna momen terbaik dari setiap lagu agar tertarik untuk mendengarkannya.

Fitur Samples kini resmi tersedia di YouTube Music.