Tag Archives: Third person shooter

Exoprimal Resmi Meluncur Juli Ini, Open Beta Digelar Maret

GAMEFINITY.ID, Bandung – Exoprimal, game online PvPvE dino shooter besutan Capcom, akhirnya akan segera rilis dalam waktu dekat. Dalam event Capcom Showcase pada 9 Maret, Capcom memastikan game online shooter-nya itu akan rilis 14 Juli 2023. Sebelum itu, pemain dapat berpartisipasi dalam open beta Maret ini.

Exoprimal, Game Online Dino Shooter dari Capcom

Pertama kali diumumkan dalam event PlayStation State of Play Maret 2022, Exoprimal langsung mencuri perhatian penggemar saat itu. Mereka sampai membandingkannya dengan seri Dino Crisis, game survival horror dengan dinosaurus sebagai musuh. Pada saat yang sama, penggemar yang sudah menantikan masa depan dari Dino Crisis terpaksa kecewa begitu menyaksikan pengumuman perdana di State of Play tidak sesuai harapan.

Meski sempat terlibat sebagai produser, Hiroyuki Kobayashi, memastikan Exoprimal sama sekali tidak terkait dengan Dino Crisis. Kobayashi sendiri pernah bekerja sebagai produser dalam pengembangan seri Dino Crisis.

Exoprimal merupakan game berlatar waktu tahun 2043, diceritakan gerombolan dinosaurus dan makhluk prasejarah mutan lainnya muncul di dunia modern melalui vortex misterius.

Exoprimal dinosaur battle
Pemain akan berperan sebagai exofighter untuk membasmi gerombolan dinosaurus

Pemain akan berperan sebagai Exofighter, pasukan berpakaian Exosuit yang harus melindungi dunia dari serangan gerombolan dinosaurus. Exosuit terbagi menjadi tiga role, Assault, Tank, dan Support, masing-masing mendapat beberapa Exosuit. Mereka akan dibantu oleh Leviathan, AI buatan Albius yang juga membuat Exosuit. Namun, rupanya Leviathan juga punya rencana tersendiri yang dapat mengancam dunia.

Game online besutan Capcom itu memiliki beberapa mode yaitu Dino Survival, Dinosaur Cull, dan Energy Taker. Dino Survival menjadi mode utama di mana dua tim beranggotakan lima orang saling berhadapan untuk menjadi yang pertama menyelesaikan berbagai misi PvE dan PvP.

Baca juga: Animasi CGI Resident Evil: Death Island Resmi Diumumkan

Capcom Bakal Gelar Open Beta Maret Ini

Selain mengumumkan tanggal rilis, Capcom juga akan menggelar open beta bagi pemain yang ingin segera mencoba Exoprimal. Tentunya, open beta ini tersedia di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Pastinya Capcom memastikan tahap ini akan mendukung matchmaking cross-platform.

Saat open beta berlangsung, 10 Exosuit akan tersedia untuk dimainkan di mode Dino Survival. Semua pemain yang berpartisipasi dalam open beta berhak mendapat charm Albius Medal yang bisa digunakan saat game ini resmi rilis.

Exoprimal Survival Pass Season 1
Survival Pass Season 1 (Premium Tier)

Capcom juga menekankan pemain harus online saat memainkan Exoprimal, mengingat ini merupakan game live service. Pihaknya juga membagikan detail sekilas tentang battle pass-nya, Survival Pass. Terdapat berbagai reward yang dapat diperoleh melalui Survival Pass seperti emote dan skin untuk Exosuit serta senjata.

Jika membeli Deluxe Edition-nya, pemain dapat memperoleh Head Start Kit dan, selama waktu terbatas, premium tier dari Survival Pass season 1.

Exoprimal dijadwalkan rilis 14 Juli 2023 di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Open beta-nya akan digelar 17-19 Maret. Khusus pelanggan Xbox Game Pass, game ini tersedia secara gratis mulai tanggal peluncurannya.

Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence Rilis 2023-24

GAMEFINITY.ID, Bandung – Ubisoft kini berencana untuk merilis Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence dalam waktu dekat meski mereka mengalami tahun fiskal yang tidak sesuai ekspektasi. Faktanya, kini kedua game mobile itu menjadi salah satu judul game yang akan rilis selama tahun fiskal 2023-24 sebelum April 2024.

Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence Akan Segera Rilis

Kedua game tersebut merupakan judul khusus mobile dari dua franchise ikonik besutan Ubisoft. Ubisoft sendiri menyebut melalui laporan keuangannya kedua game free-to-play itu akan rilis pada tahun 2023-24, yaitu periode 1 April 2023 hingga 31 Maret 2024.

Rainbow Six Mobile
Rainbow Six Mobile

Rainbow Six Mobile sebelumnya pertama kali diumumkan pada April 2022. Ubisoft menjanjikan game mobile FPS itu menyajikan pengalaman seperti di Rainbow Six Siege, yakni gameplay tactical 5v5-nya mirip seperti di versi PC dan konsolnya. Judul tersebut dikembangkan oleh Ubisoft Montreal. Rainbow Six Mobile juga akan menghadirkan mode khas Attack vs Defense, di mana dua tim akan saling bertarung.

Baca juga: Beta Test Untuk Rainbow Six Mobile Sudah Dibuka

The Division Resurgence and Rainbow Six Mobile
The Division Resurgence

Sementara itu, The Division Resurgence pertama kali diumumkan pada Juli 2022. Game tersebut digadang-gadang sebagai game mobile AAA high-end looter shooter pertama di iOS dan Android. Game tersebut akan menampilkan open world PvE campaign yang bisa dimainkan secara solo atau co-op. Mode PvP-nya, The Dark Zone, juga bakal dimasukkan.

Baca juga: The Division Resurgence Bakal Hadir di Mobile

Sementara itu, Ubisoft juga masih mengerjakan The Division Heartland, sebuah game survival shooter PvPvE free-to-play untuk PC dan konsol. Mereka juga telah membantah pengembangan The Division 3, melainkan konten seasonal tahun keempat untuk The Division 2.

Game Lain yang Akan Rilis Tahun Fiskal 2023-24

Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence menjadi dua dari deretan game Ubisoft yang bakal rilis tahun fiskal 2023-24. Rencana game yang akan rilis juga termasuk Assassin’s Creed Mirage, Avatar: Frontiers of Pandora, dan live service game Skull and Bones serta The Crew Motorfest.

Januari lalu, Ubisoft menyebut Mario + Rabbids: Sparks of Hope dan Just Dance 2023 Edition secara mengejutkan mengalami angka penjualan di bawah ekspektasi saat akhir tahun. Kabar ini memicu mereka untuk kembali menunda Skull and Bones dan membatalkan tiga game yang belum diumumkan. Ditambah lagi, Project Q, game PvP battle arena, kemudian ikut batal.

Apakah Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence dapat menjadi harapan baru bagi Ubisoft? Sukseskah mereka serius merambah ke pasar mobile?

Rainbow Six Mobile dan The Division Resurgence bakal rilis sebelum April 2024.

Goddess of Victory: Nikke Kolaborasi dengan Chainsaw Man

GAMEFINITY,ID, Bandung – Baru saja rilis di PC, Goddess of Victory: Nikke ternyata mengadakan sebuah kejutan lain, Kejutan tersebut adalah sebuah kolaborasi dengan Chainsaw Man. Pengumuman ini menyusul berbagai bocoran yang sudah tersebar oleh pihak pengembang secara perlahan, memicu spekulasi dan harapan tinggi para penggemarnya.

Kolaborasi Nikke dan Chainsaw Man resmi mengambil judul Bullet x Chainsaw. Event ini akan resmi dimulai pada 22 Februari 2023 mendatang.

Tiga Karakter Chainsaw Man Bakal Jadi Karakter Playable di Goddess of Victory: Nikke

Lima karakter Chainsaw Man dipastikan akan hadir dalam event tersebut. Akan tetapi, hanya tiga di antaranya bakal menjadi playable character, yaitu Himeno, Makima, dan Power. Dua karakter lainnya, yaitu Denji dan Aki Hayakawa, akan muncul sebagai guide di sebuah story campaign unik. Hal ini mengingat sejauh ini semua karakter playable di Nikke adalah perempuan.

Himeno akan menjadi karakter gratis yang akan ditawarkan semua pemain. Syaratnya, mereka harus mendapatkannya melalui Chainsaw Man Pass.

Goddess of Victory Nikke x Chainsaw Man Power
Power
Goddess of Victory Nikke x Chainsaw Man Makima
Makima

Power dan Makima bakal hadir dalam gacha sebagai limited character. Keduanya menjadi limited character pertama di Goddess of Victory: Nikke. Tentu saja, keduanya tidak akan muncul di standard pool gacha, maka keduanya hanya ditawarkan saat event ini berlangsung.

Sebelumnya belum diketahui apakah Power atau Makima yang akan menghiasi banner gacha terlebih dahulu. Pihak Shift Up selaku pengembang tentunya akan membagikan detail lebih lanjut nantinya.

Nikke Kini Sudah Tersedia di PC

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Goddess of Victory: Nikke kini tersedia dalam versi PC. Tidak perlu khawatir, pasalnya game ini mendukung cross-play dan cross-progression dengan versi iOS dan Android-nya. Pemain dapat bermain di kedua platform secara bergantian dan mempertahankan progress serta karakternya yang telah didapat.

Baca juga: Goddess of Victory: NIKKE PC Akhirnya Diumumkan

Playing field, map, dan background di Nikke sudah diperluas agar cocok di layar PC dengan art-nya sudah di­-enhance. Ditambah, kontrol mouse dan keyboard sudah dipastikan dapat dipergunakan. Versi PC-nya ikut mendukung hardware high-end untuk memaksimalkan performa.

Event kolaborasi Goddess of Victory: Nikke dan Chainsaw Man bakal digelar 22 Februari hingga 14 Maret 2023 di iOS, Android, dan PC.

Apex Legends Mobile Bakal Resmi Dimatikan Mei Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kabar mengejutkan datang dari EA dan Respawn Entertainment. Baru sembilan bulan rilis, Apex Legends Mobile akan resmi dimatikan Mei ini. Meski awal yang baik, game battle royale itu nyatanya tidak mampu bertahan dari persaingan di pasar mobile yang semakin ketat.

Apex Legends Mobile Bakal Ditutup 1 Mei 2023, Sudah Dihapus dari App Store dan Google Play

Melalui laman resmi dan media sosialnya, Respawn mengabarkan keputusan ini pada penggemar setianya. Mereka mengaku konten untuk Apex Legends Mobile mulai menurun secara kualitas dan kuantitas, sehingga tidak mencapai standar yang diharapkan. Oleh karena itu, Apex Legends Mobile akan dihentikan pada 1 Mei 2023 pukul 16:00 waktu Pasifik.

Karena hal itu, EA dan Respawn sepakat memutuskan bahwa jalan terbaik adalah menutup game mobile besutannya itu. Meski mengecewakan, mereka tetap berterima kasih pada penggemar setia Apex Legends telah mencoba versi mobile-nya.

Andrew Wilson selaku CEO EA mengungkap alasan di balik penutupan game battle royale itu saat earning call untuk kuartal tiga tahun 2023. Ia mengaku terdapat tiga alasan, yaitu gameplay, jumlah pemain yang menurun, dan pasar mobile yang semakin ketat.

“Ada sebuah tingkat imersi dan kompleksitas dari gameplay Apex – vertikalitas dari gameplay dan permainan team-based – yang tidak berhasil di perangkat mobile seperti ekspektasi kami. Saya rasa kami sangat belajar dari pengalaman itu,” ungkap Wilson yang dilansir dari IGN.

Apex Legends Mobile gameplay
Meski peluncurannya masif, Apex Legends Mobile tidak dapat mempertahankan jumlah pemainnya

Wilson juga mengungkap Apex Legends Mobile tidak berhasil mempertahankan jumlah pemain yang cukup besar sejak awal rilis, terutama dari kalangan pemain casual. Terakhir, ia mengakui perubahan yang terjadi di pasar mobile membuat Apex Mobile sulit bertahan.

Mulai saat ini, semua jenis pembelian apapun sudah tidak bisa lagi di lakukan. Ditambah lagi, Apex Legends Mobile sudah ditarik dari App Store dan Google Play. Sayangnya, tidak ada refund bagi semua pemain yang telanjur melakukan transaksi menggunakan uang asli. Setidaknya, pemain masih dapat mempergunakan sisa Syndicate Gold-nya.

Baca juga: Player Nomor Satu Apex Legends Mobile Ternyata Cheater?

Respawn Masih Berminat Bawa Apex Legends Kembali ke Platform Mobile

Meski Apex Legends Mobile dihentikan pengembangannya, Respawn mengaku mereka tetap ingin membawa Apex Legends kembali ke mobile ke depannya. Jika ada kesempatan tersebut, mereka akan membuatnya menggunakan pendekatan berbeda.

“Peluncuran game terbesar yang kami lihat sebagai kesuksesan adalah yang sangat terhubung dengan franchise lebih luas di mana tidak selalu cross-play, melainkan cross-progression dan perasaan bahwa mereka bagian dari komunitas yang menyatu dan sebuah pengalaman yang juga menjadi satu,” jelas Wilson dalam menganggapi minat perusahaan.

Jika EA serius ingin mengembalikan Apex Legends kembali ke mobile, tampaknya mereka tidak akan kembali bermitra dengan Lightspeed Studio, studio di balik PUBG Mobile milik Tencent.

Battlefield Mobile Juga Dihentikan dan Batal Rilis!

Apex Legends Mobile and Battlefield Mobile cancelled
Battlefield Mobile resmi dibatalkan rilisnya

Apex Legends Mobile bukan satu-satunya game yang dihentikan EA. Battlefield Mobile juga bernasib sama. EA memutuskan untuk menghentikan pengembangan dan membatalkan rilis Battlefield Mobile karena alasan yang sama. Mereka juga mengaku masih berminat mengembangkan game mobile Battlefield ke depannya.

Pihak EA mengaku mereka masih mengerjakan konten baru untuk Battlefield 2042. Terlebih, mereka tengah mengembangkan game Battlefield baru bersama Ridgeline Games yang dipimpin oleh Marcus Lehto. Entri terbaru Battlefield itu dikabarkan memasuki tahap pra-produksi.

Ironisnya, kabar yang sama juga terjadi pada game battle royale milik Epic Games dan Iron Galaxy, Rumbleverse. Epic Games mengumumkan mereka akan menutup Rumbleverse pada 28 Februari 2023 pukul 08:00 waktu Pasifik. Ini menjadi bukti bahwa game live service merupakan pasar yang sangat kompetitif dan berisiko besar.

Apex Legends Mobile akan resmi ditutup server­-nya pada 1 Mei 2023 pukul 16:00 waktu Pasifik.

Epic Games Didenda FTC, Praktik Microtransaction di Fortnite

GAMEFINITY.ID, Bandung – Belum selesai dengan tuntutan para orangtua di Kanada, Epic Games dihadapkan satu lagi masalah di Amerika Serikat. Federal Trade Commission (FTC) menjatuhkan sanksi denda sebesar US$520 juta karena praktik microtransaction yang dianggap tidak adil.

FTC Anggap Epic Mengelabui Pemain Fortnite untuk Melakukan Microtransaction

Epic Games Fortnite fined
Epic Games dianggap mengelabui pemain Fortnite untuk melakukan microtransaction

FTC menyatakan Epic Games melanggar Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA) dan deployed design tricks (trik desain yang digunakan) atau disebut dark patterns. Fortnite dianggap membuat pemainnya keliru hingga tanpa sengaja melakukan transaksi.

“Epic gunakan seting invasi privasi secara default dan interface yang mengelabui penggunanya, termasuk remaja dan anak-anak. Melindungi publik, terutama anak-anak, dari invasi privasi online dan dark patterns menjadi prioritas komisi ini, dan tindakan ini memperjelas bahwa FTC menindak keras terhadap praktik tidak adil ini,” tulis ketua FTC Lina M. Chan dilansir dari laman persnya.

FTC menambah karyawan Epic sudah meminta perusahaan mengubah seting default yang menyalakan fitur voice chat. Kekhawatiran akan dampak terhadap anak menjadi alasan utamanya. Epic hanya menambah opsi untuk mematikan fitur tersebut. Meski begitu, terdapat cukup banyak laporan kasus pelecehan anak, termasuk secara seksual, saat bermain Fortnite.

Ditambah lagi, Epic dianggap mengabaikan lebih dari satu juta keluhan dari pengguna dan kekhawatiran karyawan. Keluhan ini dipicu saat banyak dari jumlah pengguna dianggap melakukan transaksi, padahal sebenarnya tidak. FTC menduga Epic sengaja membuat proses cancel dan refund menjadi sangat sulit dengan menyembunyikan opsi di game-nya.

Baca juga: Fortnite Dituntut Karena Picu Anak Jadi Pecandu Game!

Total Denda yang Harus Dibayar Sebesar US$520 Juta

FTC memberi sanksi berupa denda sebesar US$520 juta pada Epic Games. Denda tersebut terbagi menjadi dua berdasarkan pelanggarannya. Denda US$275 juta dari pelanggaran COPPA yang terdiri dari kebijakan batasan situs dan layanan online pada anak-anak. US$245 jutanya merupakan refund pada pengguna karena tindakan dark patterns.

Ini Respon Epic Games!

Setelah sepakat untuk membayar denda pada FTC, Epic Games akhirnya membuka suara tentang situasi ini di laman resminya. Mereka mengaku selalu membuat berbagai perubahan agar memastikan ekosistem mereka sesuai standar bagi pemain dan regulator pemerintah.

“Tidak ada pengembang yang membuat game dengan tujuan seperti ini. Industri game adalah tempat inovasi yang cepat, di mana ekspektasi pemain sangat tinggi dan ide baru menjadi wajib,” jelas Epic.

Kasus yang menimpa Epic Games bukan satu-satunya kekhawatiran FTC terhadap industri game. FTC juga berupaya untuk menghentikan proses akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Fortnite Dituntut Karena Picu Anak Jadi Pecandu Game!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tidak terbantahkan bahwa Fortnite sudah menjadi salah satu game terpopuler di seluruh dunia saat ini. Kolaborasinya dengan beragam IP seperti game, anime, dan film mengundang pemain dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Tampaknya dimulainya Chapter 4 tidak menghentikan Epic Games untuk menghadirkan berbagai kolaborasi menghebohkan.

Meski dicap sebagai game yang menyenangkan dan kreatif, Fortnite tetap memicu kontroversi, terutama microtransaction dan juga terhadap kalangan pemain berusia muda. Bahkan. Sekelompok orangtua di Kanada menuntut Epic Games atas game ini. Mereka mengklaim game battle royale itu telah membuat anak-anak menjadi pecandu game.

Para Orangtua Kanada Menuntut Epic Games, Klaim Fortnite Picu Anak-Anak Ketagihan

Sekelompok orangtua Kanada telah mengajukan tuntutan pada Epic Games di Quebec. Mereka mengklaim anak-anak mereka tidak dapat lepas dari game battle royale itu. Washington Post mencatat tuntutan itu pertama kali diajukan pada Oktober 2019 dan sudah disetujui baru-baru ini oleh seorang hakim di Quebec.

Fortnite children addiction 2
Fortnite dituduh oleh para orangtua di Kanada karena telah membuat anak-anak menjadi pecandu game

Awalnya tuntutan itu mengklaim bahwa Epic Games secara sengaja membuat Fortnite jadi adiktif bagi pemain berusia muda. Salah satu dari orangtua mengaku bahwa anaknya sudah menghabiskan total delapan ribu jam hanya untuk memainkan Fortnite selama dua tahun terakhir.

“Tidak diragukan lagi bahwa terdakwa (Epic Games) sudah berhasil membuat Fortnite seadiktif mungkin, dan juga telah secara sadar membahayakan kesehatan pengguna tanpa peringatan yang terkait pada konsumsi Fortnite,” jelas tuntutan itu.

Pihak penuntut, para orangtua, mengatakan anak-anak mereka berhenti makan, mandi, dan bersosialisasi karena terobsesi dengan game battle royale itu. Ditambah, mereka menganggap anak-anak masih belum dewasa untuk memahami kebijakan di dalam game.

Jika tuntutan ini berhasil dimenangkan pihak orangtua, para pemain yang ketagihan sejak 2017 di Quebec berhak mendapat kompensasi.

Baca juga: Fortnite Collab MrBeast Buat Tantangan Satu Juta Dollar

Ini Respon Epic Games!

Epic Games telah menganggapi tuntutan ini pada Washington Post. Juru bicaranya, Natalie Munoz, menulis, “Kami berencana untuk bertarung di pengadilan. Kami yakin bukti-bukti yang ditunjukkan tidak ada gunanya.”

Munoz juga memastikan bahwa orangtua dapat memandu anak-anak mereka dalam bermain game. Mereka dapat mengatur jam bermain anak dan memberi izin sebelum melakukan pembelian dalam game.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) memasukkan adiksi game sebagai penyakit mental. Parahnya, beberapa ahli berpendapat pemain Fortnite kerap berakhir dalam rehabilitasi karena adiksi. Beberapa tim eSports profesional bahkan melarang atletnya bermain game besutan Epic Games itu.

Apakah tuntutan ini akan berdampak pada nama baik Fortnite dalam jangka panjang? Belum diketahui juga bagaimana tuntutan ini akan berlanjut di Kanada.