GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kabar buruk datang dari ajang Esports tertinggi Dota 2. Pasalnya kompetisi kasta tertinggi Dota 2, The International 10 terancam batal karena masalah perizinan.
Berita perihal terancamnya TI 10 datang dari internal beta tester dan figur komunitas Dota 2, Wykrhm Reddy. Wykrhm Reddy mengabarkan bahwa Valve tengah dihadapi masalah perizinan penyelenggaraan TI 10 di Stockholm, Swedia.
Valve sendiri pada awalnya mengumumkan bahwa The International 10 akan diselenggarakan di Avicii Arena, Stockholm, Swedia. Persiapan yang matang sudah dilakukan oleh Valve demi kelancaran kompetisi tertinggi Dota 2 ini.
Namun sayang, ternyata pemerintah Swedia tidak mengizinkan terselenggaranya TI10 di Swedia. Alasannya adalah Asosiasi Olahraga Swedia menganggap bahwa The International 10 bukanlah event olahraga elit seperti Olimpiade.
Hal tersebut ternyata berimbas tidak hanya dari tempat atau venue saja. Para pemain, talent, caster, dan staff yang ikut serta dalam turnamen akan kesulitan untuk mendapatkan Visa dan masuk ke Swedia.
Upaya Yang Dilakukan Oleh Valve
Dalam menghadapi masalah perizinan tersebut, Valve telah melakukan berbagai upaya untuk tetap bisa mengadakan TI 10 di Swedia.
Setelah mendapat berita ditolaknya izin Valve oleh Asosiasi Olahraga Swedia, Valve langsung menghubungi Kementerian Dalam Negeri Swedia dan meminta agar The International 10 dianggap sebagai event olahraga elit. Namun permintaan tersebut ditolak oleh Kementerian Dalam Negeri Swedia.
Kemudian pada 9 Juni 2021 Valve mencoba untuk membujuk Pemerintah Swedia untuk mengubah status The International 10 sebagai event olahraga elit. Sayangnya, Pemerintah Swedia belum mampu untuk memberikan bantuan terkait hal tersebut.
Kini Valve sedang mencari lokasi alternatif apabila The International 10 batal diselenggarakan di Swedia. Beberapa nominasi terkuat adalah Finlandia dan Ukraina.
Reaksi Komunitas Dota 2
Tentunya berita kurang baik ini mendapatkan berbagai reaksi dari pro player, tim, dan komunitas Dota 2.
Salah satu legenda Dota 2 dan pemenang The International 2013, Jonathan “Loda” Berg mengritik keras kebijakan pemerintah Swedia tersebut.
Sebagai warga negara Swedia, Loda beranggapan bahwa pemerintah Swedia tidak mendukung para pro player dan organisasi Esports yang telah mengharumkan nama Swedia seperti dirinya dan tim Alliance.
Padahal Swedia dianggap sebagai produsen pro player Dota 2 berkualitas seperti Zai, s4, INsan1a, AdmiralBulldog, dan lain-lain.
Sweden is not a developed esports country.
Sweden has a lot of talented people and companies that are passionate about esports, but I honestly don’t know what the country has done for esports more than providing high speed internet.
I’m so fucking disappointed
— Jonathan Berg (@LodaBerg) June 21, 2021
Kemudian reaksi negatif juga datang dari Direktur Operasional dan Manajer Team Secret, Matthew “Cyborgmatt” Bailey. Ia beranggapan dengan adanya event Esports seperti Dreamhack sangat membantu perekonomian Swedia lewat datangnya turis dan visa.
Imagine how many people have travelled to Sweden over the last few decades and helped boost their economy because of Esports events or gaming festivals like DreamHack.
What a fucking joke. https://t.co/RUKO0KZUDp
— Matthew Bailey (@Cyborgmatt) June 22, 2021
Sampai saat ini Valve masih belum bisa mengumumkan kelanjutan dari masalah perizinan TI10. Yang pasti seluruh komunitas Dota 2 sangat berharap kepada Valve apapun yang terjadi TI10 harus tetap berjalan di tahun ini.