“Datang sebagai underdog, pulang sebagai juara” — Itulah kata-kata yang pantas untuk Team Spirit.
Tim Dota 2 asal Rusia itu memulai perjalanan The International 10 (TI10) mereka melalui qualifier Eastern Europe. Setelah perjuangan berat melawan Team Empire, Team Spirit berhasil masuk ke TI10.
Meski begitu, banyak tim yang memandang mereka dengan sebelah mata. Di Group Stage Team Spirit mendapat skor 0-4 di empat game pertama mereka sebelum akhirnya menyelesaikan Group Stage dengan skor 10-6, cukup baik untuk sampai di Upper Bracket.
Setelah takluk di tangan Invictus Gaming (IG) dengan skor 2-1 di Upper Bracket, mereka harus berjuang di Lower Bracket. Di fase inilah kekuatan squad yang beranggotakan Miposhka, TORONTOTOKYO, Yatoro, Collapse, Mira, dan Silent tersebut benar-benar terlihat.
Mereka mengalahkan tim besar sepeti Fnatic, sang juara bertahan OG, Virtus Pro, membalaskan dendam ke IG, hingga akhirnya mencapai Grand Final setelah mengalahkan raksasa EU, Team Secret.
Di Grand Final, Team Spirit bertemu dengan lawan terkuat mereka: PSG.LGD asal Tiongkok. Dua game pertama, Team Spirit berhasil ‘membantai’ PSG.LGD tanpa ampun, dan dibalas oleh PSG.LGD di dua game setelahnya.
Namun di game ke-5, Team Spirit mampu memberikan performa maksimal mereka dengan combo Magnus dan Terrorblade, mematahkan strategi terbaik PSG.LGD yakni Tiny-Lycan.
Bagaikan cerita dongeng, tim underdog tersebut berhasil dinobatkan sebagai tim Dota 2 terbaik di dunia saat ini setelah menjuarai The International 10, serta membawa pulang hadiah uang tunai senilai 256 miliar rupiah.