GAMEFINITY.ID, PATI – Ubisoft, pengembang dan penerbit ternama di industri game, telah memberikan kabar mengejutkan bagi para penggemar Assassins’s Creed Mirage. Mereka mengumumkan bahwa tidak ada rencana untuk merilis DLC Assassin’s Creed Mirage. Pengumuman ini telah menciptakan dua sisi di kalangan penggemar ada yang kekecewaan, ada juga yang senang dengan kabar ini.
Tidak Ada DLC Untuk Assassins’s Creed Mirage
Assassin’s Creed Mirage adalah judul yang telah banyak dibicarakan sejak beberapa waktu lalu. Dengan kembalinya gameplay stealth membuat penggemar antusias terutama mereka yang sudah bosan dengan system RPG seri sebelumnya. Meskipun telah ada banyak antisipasi, Ubisoft secara resmi menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk merilis DLC Assassin’s Creed Mirage.
Alasan di balik keputusan ini belum dijelaskan secara rinci oleh Ubisoft. Namun, ada beberapa spekulasi tentang alasan dibalik keputusan ini. Salah satu kemungkinan adalah fokus Ubisoft pada proyek-proyek lain dalam franchise Assassin’s Creed yang sedang mereka kerjakan. Pengembangan dan produksi DLC memerlukan sumber daya dan waktu yang signifikan, dan mungkin saja Ubisoft telah memprioritaskan sumber daya mereka untuk proyek-proyek lain.
Bagi banyak penggemar Assassin’s Creed, pengumuman ini tentu saja mengecewakan. DLC sering kali dianggap sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam dalam dunia permainan yang disukai dan menambahkan elemen cerita atau fitur baru yang menarik. Ketidakhadiran DLC Assassin’s Creed Mirage dapat meninggalkan banyak penggemar dengan perasaan bahwa ada potensi dan peluang yang terlewatkan untuk menjalani petualangan lebih jauh dalam game tersebut.
Namun, sebagian ada juga yang senang dengan kabar ini. Tanpa adanya DLC artinya game tersebut merupakan game penuh yang tidak dirilis setengah-setengah. Pemain juga tidak perlu memberi DLC yang terkadang harganya hampir menyamai harga gamenya.
Akan Ada Informasi Mengenai Proyek Lain Assassins’s Creed
Kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan oleh Ubisoft untuk mengeksplorasi proyek-proyek baru dan inovatif dalam franchise “Assassin’s Creed”. Para penggemar dapat menantikan pengumuman lebih lanjut dari Ubisoft tentang rencana mereka untuk masa depan franchise “Assassin’s Creed” di bulan september nanti.
Keputusan tentang DLC dan pengembangan game selalu merupakan proses yang kompleks dan berpikir jauh ke depan. Sementara pengumuman ini mungkin mengecewakan bagi sebagian penggemar, ini juga merupakan kesempatan bagi Ubisoft untuk menghadirkan konten baru dan menarik dalam game-game mereka di masa mendatang.
Bagaimana menurut kalian? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, PATI – Diumumkan pada tahun 2020 saat Ubisoft Forward, “Prince of Persia: The Sands of Time Remake” menjanjikan pengalaman lebih dari game klasik yang disukai oleh banyak penggemar. Namun, setelah penundaan yang cukup lama, Ubisoft mengumumkan kabar yang mengejutkan. Pengembangan remake tersebut akan dimulai ulang dari awal. Berita ini mengecewakan para penggemar yang telah lama menantikan permainan ini. Namun di sisi lain juga memunculkan harapan baru tentang hasil akhir yang lebih baik.
Prince of Persia Remake Dibuat Ulang
Ubisoft telah mengkonfirmasi bahwa “Prince of Persia: The Sands of Time Remake” akan mengalami proses pengembangan ulang dari awal. Pengumuman ini datang setelah penundaan sebelumnya yang membuat banyak penggemar bertanya-tanya tentang nasib game ini. Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk memberikan pengalaman yang memenuhi harapan para penggemar dan standar kualitas yang diinginkan oleh Ubisoft.
Pada awalnya, saat pengumuman awal di tahun 2020, penggemar sangat bersemangat melihat kembali petualangan ikonik Pangeran Persia dalam grafis yang ditingkatkan dan peningkatan lainnya. Namun, seiring dengan perkembangan proyek, Ubisoft terus – menerus memundurkan tanggal rilis dari game tersebut.
Produser Jean-Francois Naud mengatakan dalam update bahwa remake tersebut kini “sedang dalam tahap perencanaan”. Mereka akan menghimpun feedback yang diberikan oleh komunitas. Feedback ini nantinya akan dijadikan acuan seperti apa gamenya nanti.
Tim pengembang mengungkapkan bahwa mereka ingin memberikan pengalaman yang benar-benar memadai bagi para penggemar. Oleh karena itu, keputusan yang sulit diambil untuk memulai ulang pengembangan permainan ini dengan tujuan menyempurnakan aspek-aspek yang sebelumnya kurang memuaskan.
“Prince of Persia: The Sands of Time Remake” menghadapi perubahan besar selepas pemindahan studio dari Ubisoft Pune dan Mumbai ke Ubisoft Montreal. Meskipun mengecewakan, langkah ini menunjukkan tekad Ubisoft untuk memberikan pengalaman yang memadai dan berkualitas tinggi bagi para penggemar. Sayangnya, tidak ada tanggal rilis baru yang diumumkan setelah pengembangan ulang ini.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan Prince of Persia: The Sands of Time Remake nanti? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, PATI – Kabar buruk bagi para gamer karena event terbesar yang telah ditunggu – tunggu, E3 telah resmi dibatalkan. Salah satu faktor utama dari pembatalan acara game terbesar di dunia ini adalah banyaknya Studio game yang memutuskan untuk absen. Hal ini membuat kemeriahan E3 semakin berkurang dan menurunkan minat gamer untuk menghadiri event ini. Salah satu Studio game besar, Ubisoft yang sebelumnya memutuskan untuk absen E3 telah menyiapkan acara tersendiri sebagai pengganti E3 untuk para fansnya.
Ubisoft Siapkan Event Pengganti E3
Pada bulan lalu, publisher dari game populer Assassin’s Creed menjadi perusahaan besar yang pertama kali berkomitmen untuk menghadiri E3 2023. Event E3 sendiri sebelumnya direncanakan akan berlangsung di Los Angeles Convention Center pada bulan Juni nanti. Namun, berdasarkan laporan dari VGC, Ubisoft telah memutuskan untuk bergerak sendiri dan mengadakan acara Ubisoft Forward di bulan yang sama dengan E3.
Sama halnya seperti Ubisoft Forward yang telah dilakukan beberapa kali oleh Ubisoft, event ini akan menguak beberapa informasi baru seputar game dari Ubisoft. Mereka berjanji akan ada lebih banyak detail menarik yang akan mereka bagikan di event Ubisoft Forward yang akan berlangsung di Los Angeles tanggal 12 Juni 2023 nanti.
Banyak Perusahaan Absen di E3 2023
Ubisoft secara historis telah menjadi salah satu mitra setia yang selalu hadir di E3. Namun melihat banyaknya developer dan studio game yang memutuskan untuk absen sepertinya membuat Ubisoft melanggar komitmennya untuk hadir di E3 2023.
Cukup disayangkan acara E3 yang akan kembali diadakan secara offline terpaksa dibatalkan. Tak sedikit gamer yang tentunya menantikan event terbesar di industri game ini kembali. Mengingat sebelumnya akibat wabah Covid-19 event E3 terpaksa diadakan secara online sehingga mengurangi kemeriahan acara. Kini para fans terpaksa menunggu sekitar satu tahun lagi untuk menghadiri E3 secara offline.
Bagaimana menurut kalian? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Bandung – Ubisoft Forward telah diadakan pada 10 September 2022 dan mengungkap begitu banyak informasi. Mulai dari update The Division 2 dan Trackmania hingga beberapa judul game baru seperti Skull and Bones, The Division Heartland, The Division Resurgence, dan Just Dance 2023 Edition. Namun, pemain paling menantikan pengumuman penting tentang franchiseAssassin’s Creed pada akhir acara.
Tidak tanggung-tanggung, Ubisoft mengadakan showcase tersendiri bertajuk Assassin’s Creed Showcase 2022. Franchise game action-adventure stealth itu telah memasuki tahun ke-15 dan akan merayakan hari jadinya November ini. Showcase tersebut mengumumkan begitu banyak hal tentang Assassin’s Creed, mulai dari game hingga adaptasi serial live action original Netflix.
Assassin’s Creed Mirage
Entri Assassin’s Creed selanjutnya telah resmi diumumkan sebagai Assassin’s Creed Mirage. Sebelumnya, game ini telah bocor berkali-kali hingga memicu Ubisoft untuk mengungkapkan judulnya pada 1 September 2022, kurang lebih 9 hari sebelum sebelum Ubisoft Forward.
Sesuai rumor dan bocoran, Mirage mengandalkan tema Timur Tengah. Game tersebut mengambil latar Baghdad pada abad ke-9. Kali ini, Basim bin Ishaq mengemban sebagai tokoh utama master assassin. Basim sendiri sebelumnya muncul di Assassin’s Creed Valhalla.
Assassin’s Creed Mirage bercerita tentang petualangan Basim muda dan perjuangannya dari street thief (pencuri jalanan) menjadi master assassin pada masa keemasan Baghdad (20 tahun sebelum Valhalla). Ia kemudian dilatih oleh mantan budak asal Persia, Roshan. Basim yang memiliki masa lalu kelam ini juga sering mendapat kumpulan firasat buruk.
Sarah Beaulieu, direktur naratif Ubisoft, menjelaskan Mirage akan kembali ke akar genre action-adventure yang menjadi ciri khas awal franchise. Ia menyebutkan game Assassin’s Creed pertama yang menjadi inspirasi utama Mirage. Berarti, elemen RPG yang telah digunakan Origins hingga Valhalla dipastikan tidak akan muncul.
Assassin’s Creed Mirage akan meluncur 2023 di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan Amazon Luna. Bagi pemain yang telah melakukan pre-order, 40 side quest Thieves eksklusif juga akan tersedia dalam game.
Assassin’s Creed Valhalla: The Last Chapter
Entri sebelumnya, Assassin’s Creed Valhalla akan mengakhiri ceritanya dalam bentuk DLC gratis. Expansion arc berjudul The Last Chapter akan mengakhiri segala cerita sepanjang game, termasuk DLC post-launch-nya. Eivor dikatakan akan bertemu kembali dengan berbagai karakter penting, termasuk tokoh bersejarah. Belum ada detail lebih lanjut tentang DLC tersebut.
Assassin’s Creed Valhalla: The Last Chapter akan rilis sebagai expansion DLC gratis tahun ini.
Codename JADE
Ubisoft juga mengumumkan Assassin’s Creed akan kembali ke platform mobile. Proyek tersebut tengah dikerjakan sebagai Codename JADE yang akan berubah judulnya nanti. Kali ini, game ini akan menjadi game open-world Assassin’s Creed pertama khusus mobile.
Game tersebut mengambil latar China kuno, lebih tepatnya 215 sebelum masehi, kurang lebih di antara latar waktu Odyssey dan Origins. Dalam cuplikan yang dibagikan saat showcase, terlihat game tersebut memiliki elemen khas franchise, termasuk parkour, namun dengan kontrol layar sentuh.
Untuk pertama kalinya dalam franchise, pemain dapat membuat karakter assassin sendiri dengan kustomisasi. Pemain juga dapat berkeliling di dalam kota, memanjat Great Wall of China, bertarung, dan mengungkap sekumpulan rahasia. Sayangnya, belum ada cuplikan gameplay yang ditunjukkan.
Codename RED
Tidak hanya China kuno, zaman Jepang feodal menjadi latar selanjutnya dari Asia yang diambil Ubisoft. Berbagai penggemar setia sudah lama ingin melihat Assassin’s Creed dapat mengambil latar Jepang. Game tersebut akhirnya diumumkan sebagai working title Codename RED.
Codename RED akan menjadi entri utama selanjutnya untuk franchise Assassin’s Creed setelah Mirage. Belum terungkap begitu banyak tentang proyek ini. Ubisoft Quebec, yang sebelumnya mengerjakan Odyssey, tengah mengerjakan proyek ini di bawah pimpinan Jonathan Dumont.
Codename HEXE
Tidak tanggung-tanggung, setelah terungkapnya Codename RED, Ubisoft mengungkap satu lagi proyek Assassin’s Creed, yaitu dengan working title Codename HEXE. Dibesut oleh Ubisoft Montreal, studio yang melahirkan franchise Assassin’s Creed sendiri, game ini disebut sebagai tipe game yang berbeda dari franchise.
Belum banyak yang terungkap tentang proyek ini. Namun, teaser-nya menunjukkan daun kering yang melayang dari pepohonan mati. Berbeda dari kebanyakan entri sebelumnya, proyek ini berpotensi menjadi game terkelam sepanjang franchise.
Assassin’s Creed Infinity
Ubisoft sebelumnya mengungkap Codename: Infinity sebagai bagian dari franchiseAssassin’s Creed. Marc-Alexis Cote, bos di balik franchise tersebut, menyebut Infinity bukan sebuah game, melainkan berupa hub yang akan menghubungkan semua judul mendatang dalam satu pengalaman bagi pemain.
Dalam wawancaranya dengan IGN, Cote menjelaskan proyek tersebut lebih jauh, “Saya ingin Infinity jadi titik bagus bagi seri ini. Dan di situlah di mana cerita meta dari game kami terbentuk dan membuatnya hidup di tingkat menjadi perubahan penting untuk franchise.”
Codename RED dan Codename HEXE akan menjadi dua proyek pertama yang masuk Assassin’s Creed Infinity. Proyek ini juga menandakan Period 3 franchise Assassin’s Creed bagi Ubisoft. Period 1 merupakan era action-adventure dimulai dari awal hingga Syndicate. Period 2 menjadi era RPG yang terdiri dari Origins, Oddysey, dan Valhalla.
Cote juga menyebut adaptasi serial live actionAssassin’s Creed masih dalam tahap awal pengembangan oleh Netflix. Sebelumnya, Netflix telah mendapat hak adaptasi pada 2020 dari Ubisoft.
Serial tersebut akan diproduksi oleh Ubisoft Film and Television dan Netflix sendiri. Jeb Stuart, penulis Vikings: Valhalla yang juga ditayangkan di Netflix, dipercayakan untuk memimpin produksi serial ini.
Selain itu, satu lagi game mobile Assassin’s Creed akan hadir eksklusif di Netflix. Ubisoft juga akan merilis Valiant Hearts 2 dan Mighty Quest 2 khusus pelanggan platform streaming raksasa itu.
Itulah detail yang telah dirangkum dari Assassin’s Creed Showcase. Siapkah pemain setia untuk menyambut masa depan dari Assassin’s Creed nanti? Sementara itu, Mirage sudah bisa di-pre-order saat ini!
GAMEFINITY.ID, Bandung – Ambisi Tencent untuk menjadi perusahaan game terbesar tidak terkalahkan tampaknya masih berlanjut. Reuters telah mengungkap melalui laporannya bahwa mereka berencana untuk membeli mayoritas saham dari Ubisoft.
Tencent dilaporkan mengincar 15 persen kepemilikan saham dari keluarga Guillemot, pendiri Ubisoft yang saat ini masih memimpin perusahaan. Jika mereka jadi membelinya, tanpa diragukan lagi Tencent akan menjadi pemilik mayoritas saham Ubisoft.
Tencent Sebelumnya Miliki Lima Persen Dari Saham Perusahaan
Tencent telah mengakuisisi lima persen saham dari Ubisoft pada 2018. Kabar tersebut muncul setelah Vivendi berupaya untuk mengambil alih secara paksa perusahaan. Vivendi sendiri telah mengakuisisi 56 persen saham Gameloft pada 2016, pengembang game yang juga didirikan keluarga Guillemot.
Keberhasilan Tencent dalam memiliki lima persen saham Ubisoft pada 2018 membuat Vivendi mundur. Vivendi telah menjual kurang lebih 27 persen saham Ubisoft. Konglomerat media besar asal Prancis itu telah sepakat tidak melakukan upaya akuisisi berapapun saham Ubisoft selama lima tahun.
Ini Harga yang Diincar Tencent!
Pada laporan yang sama dari Reuters, Ubisoft saat ini memiliki harga 5,3 miliar dolar AS. Saat ini, keluarga Guillemot memiliki 15 persen saham, kurang lebih setara dengan 795 juta dolar AS.
Tencent dipercaya akan menawarkan harga 100 euro per sahamnya untuk upaya akuisisi saat ini. Sebelumnya, Tencent berhasil membayar 66 euro per saham saat akuisisi pada 2018. Berbagai sumber juga telah melaporkan konglomerat raksasa asal China itu juga mengincar sebagian yang dimiliki pemegang saham publik. Terlebih, 80 persen saham Ubisoft saat ini dimiliki publik.
Belum ada komentar apapun dari Ubisoft dan Tencent. CEO Ubisoft, Yves Guillemot, hanya bertutur perusahaannya terbuka untuk mengkaji tawaran pembelian. Patut diingat, Tencent juga memiliki Riot Games secara utuh, 84 persen dari Supercell, 40 persen dari Epic Games, dan 17 persen dari Netmarble.
Ubisoft Alami Kekecewaan Akhir-Akhir Ini
Kabar ini muncul menyusul rangkaian kekecewaan yang dialami Ubisoft akhir-akhir ini. Game besar buatannya, Far Cry 6, Watch Dogs: Legion, Ghost Recon: Breakpoint alami hasil penjualan yang mengecewakan. Sementara game free-to-play-nya, Roller Champions sempat dirumorkan akan dihentikan. Game yang akan datang, Skull and Bones, juga dikabarkan mendapat kekecewaan dari penggemar setelah mengalami banyak penundaan.
Selain itu, Ubisoft juga sebelumnya menunda perilisan Avatars: Frontiers of Pandora dan membatalkan Splinter Cell VR, Ghost Recon Frontline, serta dua game lainnya. Alasan dibalik penundaan dan pembatalan itu dipicu oleh masalah finansial perusahaan.
Apakah dengan Tencent mengakuisisi mayoritas dari saham perusahaan, Ubisoft dapat kembali bangkit? Mampukah Tencent mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan game terbesar dan tidak terkalahkan setelah mengakuisisi mayoritas saham Ubisoft?
Sementara itu, Ubisoft masih akan mengadakan acara Ubisoft Forward 2022 pada 10 September mendatang untuk mengumumkan berbagai game terbarunya.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Guitar Hero merupakan game rythim yang sangat terkenal di era PlayStation 2 sejak dirilis pertama kali pada tahun 2005. Di Indonesia sendiri, game ini banyak mengisi rental PS2 dan bahkan sering dijuluki sebagai game perusak stik.
Selain dengan stik biasa, game Guitar Hero juga bisa dimainkan dengan guitar controller yang biasanya bundling dengan gamenya saat rilis. Namun, berbeda dengan biasanya, seorang fans Guitar Hero ini berhasil membuat custom controller sendiri dengan barang yang tidak biasa.
Seorang pengguna Reddit bernama Tominator2000 membagikan foto ketika dirinya memainkan Guitar Hero di PS2 pada tahun 2006 yang lalu. Karena tidak memiliki guitar controller, Tominator2000 membuat sendiri custom controller yang terbuat dari raket nyamuk. Ya, ini benar-benar terbuat dari raket nyamuk yang biasa kita lihat sehari-hari.
“Kembali pada tahun 2006 ketika kami tinggal di Thailand, saya tidak dapat menemukan gitar Guitar Hero untuk PlayStation 2 saya, jadi saya meretas pengontrol DualShock tiruan dan zapper nyamuk ke pengontrol Guitar Hero DIY – lengkap dengan sakelar merkuri untuk Star Power”.
Mengingat ukuran dan bentuk raket nyamuk yang mirip dengan gitar, Tominator2000 memodifikasinya dengan menambahkan chip DualShock PS2 didalamnya hingga berfungsi normal sebagai controller. Bahkan, custom controller buatannya ini lengkap dengan tombol switch Star Power layaknya pada guitar controller aslinya.
Banyak pengguna Reddit yang terkejut melihat custom controller dari Tominator2000 ini, namun banyak juga yang memuji ciptaannya tersebut. Ini merupakan hal sangat menarik mengingat barang seperti raket nyamuk pun bisa dipakai menjadi sebuah custom controller yang berfungsi.
Sangat disayangkan saat ini tidak ada kepastian mengenai franchise Guitar Hero ini meskipun masih banyak fans berharap dengan adanya remaster. Terakhir kali Guitar Hero rilis pada tahun 2015 dengan Guitar Hero Live, namun saat ini layanannya sudah dimatikan oleh Activision. Pada Ubisoft Forward yang lalu, Ubisoft mengumumkan game rythim Rocksmith+ yang hadir sebagai layanan berbasis subscription memungkinkan kalian untuk belajar bermain gitar dengan interaktif.