Tag Archives: valve

Alasan Mengapa Steam Lebih Dominan dari yang Lain

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Steam, sebuah platform distribusi digital yang telah hadir sejak tahun 2003. Meski sudah berusia hampir dua dekade, nyatanya Steam masih dapat bertahan di pasar gaming saat ini. Bahkan, bila dilihat lebih jauh, Steam dapat bertahan hingga beberapa puluh tahun mendatang dengan prospek masa depan yang menjanjikan.

Steam Deck in-image | IGN
Steam Deck Salah Satu Produk Steam oleh Valve | IGN

Tapi, kalian pernah kebayang nggak sih, kenapa Steam masih populer meskipun sudah banyak saingannya. Contoh saja ada Epic Games Store yang setiap minggunya punya game gratis untuk dibagikan kepada para pelanggannya, Microsoft Store yang hadir di setiap laptop berbasis OS Windows, dan masih banyak lagi yang lain seperti Battle.net dan GOG.

Nah dari kesemua itu, kenapa sih Steam masih bisa menungguli mereka semua? Bahkan dapat dikatakan Steam menang jauh jika dibandingkan oleh rival-nya.

  1. Steam Punya Game yang Jauh Lebih Banyak

Alasan paling mendasar mengapa sebuat platform digital banyak dipakai adalah banyaknya game yang tersedia. Menyediakan banyak game dapat bermanfaat bagi para pemain agar seluruh game milik mereka dapat berkumpul menjadi satu dan tidak perlu mnegunduh platform lainnya.

Pada awalnya, Steam hanya menjadi sebuah platform distribusi digital untuk game milik Valve saja, namun seiring waktu Steam juga menawarkan kesempatan untuk pihak ketiga.

Dari jumlah game yang tersedia ketika artikel ini ditulis, ada lebih dari 50 ribu games yang didistribusikan lewat Steam.

Sebagai perbandingan, Epic Games Store yang notabene menjadi pesaing terdekat Steam, hanya punya total 917 game yang tersedia di platform-nya pada tahun 2021 berdasarkan website Statista. Sementara itu, di tahun yang sama, Steam punya lebih dari 10 ribu game baru yang tersedia. Ya, 10 ribu game baru hanya dalam waktu 1 tahun!

Di platform lainnya pun juga masih jauh dari kata cukup untuk menyaingi Steam. Microsoft Store hanya memiliki total 1.743 game, GoG dengan total 5.300 game, dan Origin hanya memiliki 350 game tersedia.

Lalu bagaimana dengan Ubisoft Connect, Battle.net, Rockstar Client, dan Riot Client? Keempat platform tersebut tidak membuka kesempatan distribusi untuk pengembang luar, jadi dapat dipastikan jumlah game yang tersedia jauh lebih kecil.

Baca Juga: Evercade Konsol Retro Terkini dengan ROM Serba Legal

  1. Steam Punya Komunitas yang Besar dan Aktif

Dalam industri game sendiri, komunitas merupakan sebuah aspek yang tidak dapat diremehkan. Karena pada faktanya, sebuah game dapat terus berlanjut apabila komunitasnya aktif dan ramai. Contoh saja ada komunitas CS, DOTA, Age of Empire, dan berbagai macam game lainnya yang sudah ada sejak awal 2000-an.

Dalam kasus ini Steam jelas menang jauh daripada yang lain. Mengapa menang jauh? Karena Steam memiliki fitur komunitasnya sendiri yang tersedia di dalam aplikasinya. Ketersediaan fitur komunitas di dalam aplikasi tersebut membuat para penggunanya mudah untuk mengakses berbagai konten yang disediakan oleh komunitas setiap game.

Bahkan, Steam sampai memiliki fitur bernama Steam Workshop dimana komunitasnya dapat membagikan konten milik mereka sendiri untuk dimainkan dan digunakan oleh orang lain. Selain itu pengguna aktif Steam yang masif (62 juta pengguna aktif harian) juga menjadi salah satu faktor mengapa komunitas di Steam sangat aktif.

Sementara itu di platform lain? Fitur komunitas sangat terbatas. Epic Games Store tidak memiliki fitur komunitas built-in, bahkan menyembunyikan review dari para pemainnya. Hal ini juga berlaku dengan platform lain seperti Origin, GoG, Ubisoft Connect, dan yang lain, mereka juga tidak punya fitur komunitas seperti apa yang dimiliki Steam.

  1. Fitur yang Lebih Banyak

Selain fitur komunitas Steam juga memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh platform lain.

Dalam hal paling mendasar, yaitu masalah harga, Steam memiliki kebijakan untuk tidak meratakan harga asli dalam sebuah mata uang. Hasilnya harga game di Steam menjadi lebih murah dari yang lain karena disesuaikan pada harga di sebuah negara tertentu.

User experience di Steam juga diperhatikan secara penuh. Mereka memiliki fitur big mode untuk meningkatkan pengalaman bermain via controller. Urusan unduh mengunduh, Steam juga dinilai lebih unggul karena mereka memiliki berbagai server yang dapat dipilih oleh pengguna karena server terdekat yang tidak selalu paling kencang. Contohnya adalah admin sendiri yang kecepatan unduhannya lebih kencang ketika memakai server Australia-Perth ketimbang pakai server Jakarta. Kedua hal tersebut jarang atau bahkan tidak muncul di beberapa platform lainnya.

Bagi para pengembang pun juga punya fitur yang memudahkan mereka. Steam membagikan SDK atau Steam Development Kit agar para pengembang dapat mengintegrasikan game milik mereka dengan fitur di Steam. Meskipun tidak seperti Epic Games yang menyediakan hingga engine-nya secara gratis, para pengembang tidak berhenti untuk merilis game-nya di Steam karena aksesibilitas yang luas serta feedback komunitas yang besar.

  1. Promo, Satu Kata yang Menjelaskan

Dan yang terakhir dan menjadi alasan paling mendasar adalah promo. Yak, promo di Steam terkenal akan kesadisannya dalam memotong harga. Apa yang awalnya ratusan ribu bila ada promo bisa hanya menjadi puluhan ribu atau bahkan belasan ribu rupiah. Beberapa game dapat menyentuh angka yang tidak masuk akal, seperti Borderlands Handsome Collection yang harga awalnya jutaan menjadi puluhan ribu.

Banyaknya promo ini ditambah dengan berbagai event dari developer, publisher, atau bahkan Valve sendiri yang melakukan sale besar besaran dalam beberapa waktu dalam satu tahun. Sale besar-besaran tersebut juga tidak dapat dikatakan jarang dilakukan, dalam setahun ada 4 hingga 5 kali Steam sale yang dilakukan. Hal tersebut belum termasuk sale yang diadakan per developer, publisher atau franchise.

“Kan Epic Games Store gratis bang”, ya hal itu juga menggiurkan. Namun, gratisnya sebuah game seperti pada EGS membuat Epic Games sendiri mengalami kerugian dalam menjalankan EGS. Berbeda dengan Steam, sebesar apapun promonya mereka tetap untuk. Bahkan, beberapa waktu ada game yang digratiskan di Steam.

Steam mendominasi bukanlah tanpa alasan. Ketersediaan game yang masif, komunitas aktif dan banyak, fitur berlimpah, dan ramah kantong menjadi alasannya. Namun, Steam juga tidak dapat dikatakan sempurna, masih ada beberapa kekurangan dan yang terkenal adalah buruknya consumer service miliknya.

Baca juga: Armored Core, Franchise FromSoftware sebelum Dark Souls

Hal ini tidak praktis menjadikan platform lainnya buruk, semua pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bagi free players, mungkin EGS menjadi pilihan terbaik karena mereka tidak perlu merogoh kantong untuk bermain game yang seharusnya berbayar.

Selalu ada yang menarik ketika membahas persaingan antar platform distribusi digital ini. Khususnya EGS sebagai pesaing terdekat Steam, meskipun mereka masih punya jalan yang panjang untuk mengalahkan legendarisnya Steam di mata para gamers.

Steam Controller V2, Coba Dibangkitkan oleh Valve

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Valve pada tanggal 8 Desember yang lalu mengadakan event bagi-bagi Steam Deck berkapasitas 512 GB per orang setiap menitnya gratis, sayangnya event tersebut berubah kacau akibat chat spam yang diprogram melalui Linux. Kalimat tersebut lalu memenuhi seisi live chat saat itu. Dikarenakan undian yang dilakukan Valve bersifat fair, maka hanya peserta yang menuliskan format mengikuti ketentuan yang berhak mendapatkan perangkat tersebut.

Tak lama setelah event tersebut usai, Valve kembali membuat kejutan yang begitu menarik bagi pengguna setianya, direncanakan Steam Controller akan kembali dibuatkan remake pasca tidur panjangnya tiga tahun terakhir

Valve Berencana Hidupkan Kembali Steam Controller Dengan Nama Steam Controller V2

Diperkenalkan pada tahun 2013 yang lalu, Steam Controller merupakan konsol buatan Valve yang dilengkapi dengan dua buah trackpad yang disertakan haptic feedback setara mouse yang biasa digunakan pada PC. Dilaporkan Steam Controller telah terjual sebanyak 1,6 juta unit saat itu. entah mengapa pada tahun 2019 Valve menghentikan produksinya.

Steam Controller
Steam Controller diperkenalkan oleh Valve pada 2013, sayangnya produksi terhenti sejak 2019

Dilansir dari The Verge, dalam wawancara antara desainer yang ikut andil dalam proyek Steam Deck saat itu Lawrence Yang, Pierre Loup Griffais dengan wartawan The Verge, mereka menjelaskan mengenai nasib konsol game tersebut. “ Betul, kami ingin melanjutkannya.” Kata Yang kepada The Verge.

Baca juga: Bikin Kecanduan Game, Ortu Tuntut Fortnite

“Saya pikir ini memungkinkan untuk dieksplor karena kami telah menginginkannya pula. Akan tetapi untuk saat ini kami terlebih dahulu berfokus pada Steam Deck. Jadi ini cukup mirip dengan konsol mikro kami. Ini membuat kami semangat untuk bekerja sama dengan pihak ketiga atau menjelajahnya sendiri.”

Valve Berharap Pengembang Game Untuk memahami Pasar Tujuan Mereka

Sementara itu Valve juga berbicara mengenai penerus Steam Deck secara terbuka. Ia mengklaim bahwa akan tidak ada kesenjangan dengan konsumen. Hal ini diungkapkan oleh Griffais dengan mengatakan bahwa Valve telah menentukan target pasar untuk memahami kinerja perangkat yang diharapkan ke depannya. Griffais juga berharap setiap pengembang juga dapat memahami sasaran konsumen yang ditujunya

“Kami berpikir bahwa lebih baik mempertahankan performa dan akan melihat perubahan kinerja tersebut apabila terdapat keuntungan signifikan yang bisa diambil” Tambah Griffais.

Mereka menutup percakapan tersebut dengan mengatakan bahwa Steam Deck disebut perangkat multi generasi dikarenakan sistemnya yang juga dapat mendukung SteamOS di waktu mendatang.

Steam Tidak Tertarik akan Perjanjian Seperti Nintendo-CoD

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Valve mengapresiasi dukungan yang terus diberikan oleh Microsoft terhadap platform digital Steam. Mereka juga beranggapan bahwa tidak memerlukan perjanjian formal untuk terus bekerjasama di masa yang akan datang.

“Kami senang bahwa Microsoft akan terus menggunakan platform kami untuk memasarkan franchise Call of Duty ketika proses akuisisi mereka terhadap Activision selesai”, ucap sang CEO Valve sendiri, Gabe Newell kepada Kotaku. “Microsoft sudah berada di Steam dalam jangka waktu yang cukup lama dan kami menganggap hal tersebut bahwa mereka senang dengan tanggapan para gamers tentang hal tersebut dan apa yang sedang kita lakukan. Tugas kami adalah untuk terus membangun bukan hanya untuk Microsoft, melainkan untuk seluruh pelanggan Steam.”.

Steam Tidak Tertarik In-image | FireX
Deal Antara CoD dengan Nintendo | FireX

GabeN menjelaskan bahwa ia menerima sebuah draft dari Microsoft untuk jangka panjang dengan tujuan agar Call of Duty dapat terus dipasarkan di Steam. Namun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut tidak perlu untuk dilakukan.

Ia juga menambahkan bahwa Valve tidak memerlukan para partner bisnis untuk membentuk sebuah perjanjian dimana mereka hanya dapat memasarkan game-nya di Steam.

Baca juga: Cyberpunk 2077 Dapatkan Game of the Year Edition

GabeN juga mengutip bahwa Phil Spencer dan Xbox Team selalu mengikuti komitmen mereka dan GabeN menghargai hal tersebut. Ia percaya bahwa nantinya Microsoft akan menyediakan Call of Duty di seluruh platform yang para pemain inginkan untuk dapat bermain.

Beberapa waktu yang lalu, Microsoft berkomitmen untuk membawa franchise Call of Duty ke platform Nintendo dalam 10 tahun ke depan jika merger dengan Activision-Blizzard mendapatkan lampu hijau. Phil Spencer juga mengatakan bahwa Microsoft masih belum membuat perjanjian yang sama dengan PlayStation.

Baca juga: Tiga Game Medal of Honor Dimatikan Server-nya

Akuisisi Activision-Blizzard oleh Microsoft

Sampai saat ini proses akuisisi Activision-Blizzard oleh Microsoft masih berlangsung. Kabar terbaru bahwa mereka proses akuisisi ini masih dikaji oleh FTC (Federal Trade Comission) di Amerika Serikat dan beberapa lembaga lainnya yang berada di Eropa dan Inggris. Deadline untuk menutup proses negosiasi ini ada hingga Juli 2023 nanti, bila melebihi batas waktu, maka proses negosiasi ulang akan diadakan.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Paten VR Controller Baru Milik Valve Telah Muncul

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Pada bulan Oktober kemarin, sebuah job posting menunjukkan bahwa Valve sedang merencanakan untuk berinvestasi lebih jauh di bidang VR untuk meraih lebih banyak pelanggan. Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 22 November 2022, rilisnya sebuah paten VR controller baru milik Valve menjadi indikasi lainnya bahwa Valve memang sedang berniat untuk terjun pada platform VR.

Langkah Valve untuk terjun pada dunia VR sendiri bukanlah sebuah kejutan. Mereka juga pernah membuat sebuah perangkat VR bernama Steam Index yang dirilis sekitar 3 tahun yang lalu. Namun, terlepas dari itu semua, seriusnya Valve untuk terjun ke dunia VR adalah kesuksesan dari Half-Life Alyx dari tahun 2020.

Valve New VR Controller Sketch | UploadVR
Sketsa dari VR Controller Baru Milik Valve | UploadVR

Paten dari Valve sendiri dideskripsikan sebagai “sebuah electronic controller dengan pengatur hand strap linear” dan berbagai poin yang berfokus pada desain strap yang dibawa. Sketsa yang ditampilkan merupakan satu-satunya petunjuk tentang bentuk VR controller yang dapat didapatkan saat ini.

Hal lain yang dapat diperhatikan adalah penempatan sebuah lampu berbentuk cincin. Lampu berbentuk cincin tersebut digunakan sebagai alat tracking mirip seperti apa yang dipunyai oleh VR controller milik Oculus.

Baca Juga: Game Working Space Pertama di Indonesia dari ICE Institute dan Acer Indonesia

Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai rumor bahwa VR controller ini mempunyai hubungan dengan Deckard VR Headset. Namun, terdapat sebuah kemungkinan bahwa kedua hal tersebut saling berhubungan.

Beberapa tahun belakangan ini, Valve memang sedang gencar untuk mengembangkan sayapnya di bidang hardware. Salah satu contoh dari konsol Valve yang berhasil adalah Steam Deck. Steam Index, sebuah perangkat VR milik Valve juga dapat dikatakan berhasil, namun dengan harganya yang mahal di angka US$1000 membuatnya tidak terlalu diminati oleh banyak orang.

Baca Juga: Resmi, Ajang Internasional PBIC 2023 Bakal Digelar di Thailand!

Meskipun lebih berfokus pada bidang hardware, Valve juga tidak lupa dengan divisi pengembangan game-nya. Saat ini mereka sedang dalam pengembangan sebuah game. Tidak diketahui apakah proyek pengembangan game tersebut merupakan game AAA besar seperti Half-Life Alyx, namun tentunya mereka akan mendukung proyek VR Valve yang baru ini dengan sebuah game baru. Berita terkait game baru dari Valve mungkin akan terdengar dalam beberapa waktu kedepan

Valve Beri Ketentuan untuk Jasa Service Steam Deck Gratis

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Valve Mengatakan bahwa Steam Deck saat ini masih dalam tahap produksi menjelang dikirim beberapa waktu lalu. Bagi yang sudah menerimanya apabila mengalami kerusakan baik bawaan pabrik maupun human error secara disengaja, belakangan ini Valve membuka jasa servisnya yang dinamai Steam Deck Repair Centers secara online.

Dikutip dari blog resminya pada Jum’at (9/9). “Jika kamu menemukan masalah pada perangkat dan kamu ingin memperbaiki atau menggantikan komponen yang telah rusak, kamu bisa membawanya ke pusat perbaikan kami. Sebelumnya kami terlebih dahulu mencek perangkatmu untuk dicari akar permasalahannya dan perangkatmu akhirnya bisa digunakan kembali secara cuma – cuma.” Tambah Valve

Baca juga: Daftar Game Yang Diumumkan Di Disney And Marvel Games Showcase

Ketentuan Valve Dalam Memperbaiki Perangkat Steam Deck

Jasa Service Valve Steam Deck
Device Steam Deck ( Steam )

Meskipun gratis, tidak semua masalah pada konsol Steam Deck ditanggung oleh Valve. Garansi diberikan ketika perangkat mengalami cacat pabrik baik dari komponen eksternal maupun pada software. Valve memberikan tanggungan gratis untuk kerusakan eksternal dan software karena bawaan.

Apabila kerusakan tersebut disengaja oleh pengguna itu sendiri, seperti terjatuh, terkena benda cair, dan sebagainya itu sudah diluar jangkauan Valve dan kamu harus membayarnya sesuai kerusakan yang dibuatnya.

“Tolong, Steam Deck saya terjatuh, apa yang akan saya lakukan selanjutnya? Kamu tetap membawanya ke pusat servis akan tetapi kamu harus membayar atas kerusakan yang kamu perbuat. Itu saja,” penjelasan dari Valve.

Selain itu, Valve juga menyediakan opsi lainnya yaitu IFixit bagi yang malas membawa perangkatnya ke pusat servis dengan berbagai alasan yang tak memungkinkan, bagi pengguna yang ingin menggunakan jasa ini, Valve sudah menyediakan tutorial secara gratis yang bisa kamu lakukan di rumah mulai dari dapur pacu sampai dengan cover belakang perangkat. Namun jika kamu masih ragu untuk mencobanya, kamu bisa menyerahkannya ke Repairs Center untuk dicek oleh tim sebagai jalan aman.

Steam Deck 2 Akan Segera Diproduksi Valve?

GAMEFINITY.ID, Pati – Beberapa bulan setelah peluncuran, Steam Deck langsung dibanjiri pesanan melebihi ekspektasi. Melihat respon gamers yang begitu antusias dengan Steam Deck, Valve berencana untuk membuat iterasi baru dari Steam Deck. Menjelang perilisan Steam Deck untuk region Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong, Valve membagikan beberapa informasi mengenai keberlangsungan dari konsol handheld mereka.

Rencana Valve Untuk Steam Deck

Pada hari Jumat lalu,Valve merilis E-book gratis setebal 50 halaman yang berisi tentang Steam Deck. E-book tersebut menjelaskan mengenai beberapa visi untuk masa depan perangkat handheld console ini dan SteamOS. Dalam salah satu halaman E-book yang berjudul “The Future: more Steam Decks, more SteamOS,” mengungkapkan rencananya untuk mengembangkan Steam Deck selama beberapa tahun kedepan baik dari segi hardware maupun software.

“Di masa depan, Valve akan menindaklanjuti produk ini dengan peningkatan dan iterasi pada perangkat keras dan perangkat lunak, membawa versi baru dari Steam Deck ke pasar.” Mereka juga sangat mengharapkan feedback dari komunitas dalam membangun Steam Deck berikutnya, demi mencapai pengalaman yang lebih menyeluruh.

“Ini adalah lini produk multi-generational. Valve akan mendukung Steam Deck dan SteamOS dengan baik di masa mendatang. Kami akan belajar dari komunitas Steam tentang penggunaan baru untuk hardware kami yang belum kami pikirkan. Dan kami akan membangun versi baru agar lebih terbuka dan baik daripada versi Steam Deck pertama.”

Steam Deck bisa dikatakan bukan hanya sekedar handheld console semata. Kemampuannya yang seolah menjadi PC portable telah membuka pasar baru di industri game. Pada saat perilisan pertamanya, Steam Deck v1.0 sudah sangat diantisipasi para gamer diseluruh dunia. Mengetahui kabar Valve akan membuat Steam Deck 2 sudah cukup menciptakan euphoria bagi para penggemarnya.

Komitmen Valve di Pasar Hardware

Setelah mengalami kegagalan produk-produk hardware sebelumnya, Valve sangat yakin bahwa produk hardware-nya saat ini akan memiliki impact besar di industri game. Ini adalah pertama kalinya Valve berkomitmen untuk terjun ke pasar hardware.

Belum ada banyak petunjuk mengenai gambaran iterasi selanjutnya dari Steam Deck di eBook seperti bentuk, tampilan, spesifikasi, dan lain-lain. Namun, Valve mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan produk ini melalui peningkatan hardware dan software untuk menciptakan Steam Deck versi baru yang lebih baik.

Seperti yang kita ketahui, Steam Deck baru saja mengumumkan pengiriman konsol ini akan lebih cepat dari estimasi yang ditentukan. Kehadirannya di region Asia juga membuktikan usaha Valve dalam menghadirkan Steam Deck untuk para penggemarnya di seluruh dunia.