Tag Archives: what if

5 Alasan Marvel Cinematic Universe Meredup saat Phase 4

GAMEFINITY.ID, Bandung – Marvel Cinematic Universe atau lebih dikenal sebagai MCU menjadi pionir dalam membuat sebuah cinematic universe. Berkat hal ini, Marvel telah menetapkan standar baru dalam membuat film superhero. Phase 3 menjadi puncak dari franchise ini dengan Avengers: Endgame yang sekaligus menjadi akhir dari The Infinity Saga (Spider-Man: Far from Home menjadi penutup Phase 3).

Semenjak Phase 3 berakhir, banyak penggemar menilai MCU tidak lagi memiliki kualitas setara dengan ketiga phase sebelumnya, yaitu The Infinity Saga. Dapat dikatakan popularitas franchise Marvel ini tengah meredup semenjak dimulainya atau saat pertengahan Phase 4. Berikut adalah lima alasan Marvel Cinematic Universe meredup saat Phase 4.

Baca juga:

Empat Superhero Lama Tidak Lagi Tampil Semenjak Avengers: Endgame

Marvel Cinematic Universe Iron Man Snap
Karakter Iron Man dimatikan di Avengers: Endgame

Seperti yang diketahui secara umum, Avengers: Endgame menjadi penutup The Infinity Saga. Avengers: Endgame tidak hanya memuaskan penggemar dan kritikus secara keseluruhan sebagai penutup saga pertama yang terdiri dari Phase 1-3, tetapi juga sempat menjadi film dengan penghasilan box office terbanyak sebelum disalip kembali oleh Avatar yang dirilis ulang di China pada 2021.

Setidaknya dua superhero lama diceritakan telah mati setelah Avengers: Endgame, yaitu Iron Man dan Black Widow. Steve Rogers diceritakan kembali tinggal di masa lalu bersama Peggy Carter setelah mengalahkan Thanos bersama The Avengers, menyebabkan dirinya menua. Rogers kemudian pensiun sebagai Captain America. T’Challa atau Black Panther juga tidak lagi tampil setelah Endgame semenjak pemerannya, Chadwick Boseman, meninggal dunia.

Absennya keempat karakter ikonik sangat terasa bagi penggemar. Meski Black Widow sempat tampil di filmnya sendiri yang rilis 2021, film tersebut berlatar pada masa lalu. Hal ini menjadi salah satu faktor penggemar mulai meninggalkan MCU.

Baca juga:

Terlalu Banyak Proyek Marvel Cinematic Universe, Baik Film dan Serial TV

Marvel Cinematic Universe Wandavision
WandaVision menjadi serial televisi pertama di MCU Phase 4

Phase 4 menjadi awal baru bagi Marvel Cinematic Universe. Tidak hanya deretan film, Marvel Studios juga mengumumkan berbagai proyek serial televisi yang akan terhubung. Keputusan ini sebagai bagian dari upaya Disney untuk memanfaatkan layanan streaming Disney+ yang meluncur pada akhir 2019. Phase 4 juga menjadi awal dari The Multiverse Saga yang akan berakhir di Phase 6.

Namun, banyaknya proyek MCU dinilai sebagai bumerang. Pasalnya, tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan begitu banyak film dan serial televisi yang harus disaksikan jika ingin terus mengikuti Marvel Cinematic Universe. Tidak heran banyak yang mulai meninggalkan MCU karena lelah dan kebingungan saat menonton setiap film dan serial televisi dari Phase 4.

Baca juga:

Beberapa Film Marvel Cinematic Universe Phase 4 Dapat Sambutan Kurang Memuaskan secara Komentar

Marvel Cinematic Universe Eternals
Eternals menjadi film MCU pertama yang mendapat mayoritas komentar negatif dari kritikus

Mayoritas film dari Phase 1-3 atau The Infinity Saga umumnya konsisten mendapat sambutan memuaskan dari kritikus dan penonton. Meski begitu, Thor: The Dark World menjadi contoh film yang dinilai pas-pasan bagi kritikus. Secara keseluruhan, The Infinity Saga dianggap menjadi momen MCU terbaik sekaligus standar bagi Marvel Studios untuk meneruskannya dengan Phase 4.

Walau dua film pembuka Phase 4, Black Widow dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tetap mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penonton, namun Marvel Studios tampaknya tidak dapat mempertahankan momentum itu. Hal tersebut terlihat dari Eternals yang mendapat komentar negatif dari kritikus. Doctor Strange and the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder setidaknya masih mendapat komentar positif, namun tidak sekuat dari berbagai film MCU sebelumnya. Setidaknya, Black Panther: Wakanda Forever mendapat sambutan hangat dari kritikus dan dinilai akhir yang memuaskan untuk Phase 4 bagi penggemar.

Sementara itu, semua serial televisi MCU Phase 4, dari WandaVision hingga She-Hulk: Attorney at Law mendapat sambutan relatif memuaskan dari kritikus.

Baca juga:

CGI yang Dinilai Buruk

Marvel Cinematic Universe Thor Love and Thunder bad CGI
Thor: Love and Thunder menjadi contoh film MCU Phase 4 yang terdapat CGI buruk

Salah satu keluhan terbesar adalah berkurangnya kualitas CGI di beberapa proyek Phase 4. Hal ini sangat terlihat di Thor: Love and Thunder dan She-Hulk: Attorney at Law dengan adegan ber-CGI yang dinilai buruk.

CBR melaporkan terdapat laporan Marvel memiliki ekspektasi tidak realistis tentang CGI, terutama dalam memperlakukan VFX artist. Mereka dipercaya memberi tenggat waktu begitu ketat dan tidak masuk akal. Alhasil, ini berdampak pada kualitas CGI dalam proyek MCU Phase 4.

CGI bukan satu-satunya keluhan terbesar, tetapi juga adegan pertarungannya. Padahal hampir setiap adegan pertarungan di MCU menjadi ikonik dan dinilai mendebarkan penonton. Namun, Phase 4 memiliki adegan pertarungan yang tidak begitu menantang dan juga membosankan.

Baca juga

Tidak Lagi Ramah bagi Penggemar Baru

Marvel Cinematic Universe Ant-Man and the Wasp Quantumania
Ant-Man and the Wasp: Quantumania menjadi film pembuka MCU Phase 5

Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat banyak film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe dimulai dari Iron Man pada 2008. Sebelum Phase 4, banyak penggemar yang rela menonton semua filmnya sebelum sebuah film terbaru rilis. Namun, karena begitu banyak konten berupa film dan serial televisi, hal ini justru dapat menjenuhkan.

Saat ini, penggemar film biasa sangat sulit untuk catch up dengan film terbaru MCU. Mereka menilai sangat sulit untuk binge-watch semua film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe. Untuk menonton serial televisinya, mereka wajib berlangganan Disney+. Belum lagi terdapat detail penting di setiap proyeknya yang mungkin akan membingungkan penggemar saat menonton film terbaru MCU.

Marvel Cinematic Universe kini memasuki Phase 5 dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumaania. Sayangnya, film terbaru Ant-Man itu justru mendapat komentar tidak memuaskan oleh kritikus yang mengkritik ceritanya. Alhasil, Ant-Man and the Wasp: Quantumania mendapat skor 47 persen di Rotten Tomatoes. Ini menjadi awal yang tidak sesuai harapan bagi Marvel dan juga penggemarnya.

Marvel sendiri sudah memastikan mereka akan mengurangi proyek serial televisi untuk Phase 5. Secret Invasion menjadi serial televisi terbaru bagi MCU yang akan rilis 21 Juni 2023 dan akan menghadirkan kembali Nick Fury. Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi film selanjutnya yang akan rilis 5 Mei 2023. Penggemar tentu berharap Marvel Cinematic Universe dapat kembali seperti saat masa kejayaannya saat Phase 3.

Alasan Anime yang Ditayangkan di Netflix Dapatkan Rating yang Buruk

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Netflix merupakan salah satu platform streaming online yang kini namanya telah melambung tinggi, berkat penayangan fil-film atau serial yang menarik lainnya. Netflix diluncurkan pada Agustus 1997 oleh Ted Sarandos dan Reed Hasting.

Alasan Anime yang Ditayangkan di Netflix Dapatkan Rating yang Buruk

Selain merils film barat atau box offcie maupun Hollywood, Netflix juga turut menayangkan anime musiman terbaru atau drama Korea sekalinpun.

Sayangnya, hampir semua anime yang ditayangkan oleh Netflix mendapatkan rating yang tidak lebih baik dari seasons sebelumnya atau sebelum diambil alih tayang Netflix. Berikut alasan anime di Netflix dapatkan rating yang kurang baik.

Baca juga: Serial Anime JoJo dan Konspirasi Tentang Keturunan Joestar

Kualitas Animasi yang Kurang Baik

Netflix Anime

Tidak kaget jika Netflix terkenal akan ketidak niatannya dalam menggarap suatu anime atau menayangkannya sekalipun. Terkadang beberapa anime yang ditayangkan Netflix ini memiliki kualitas visual yang buruk.

Mengadaptasi dari sumber populer dan menarik, namun diadaptasi menjadi anime dengan visual layaknya presentasi anak SMP. Beberapa anime yang menjadi korban buruknya Netflix seperti Gokushifudo dan Shumatsu no Valkyrie.

Penayangan yang Sekaligus Banyak

Netflix Anime

Netflix ini cukup terkenal dengan kebiasaannya yang suka merilis anime atau serial sekaligus satu seasons. Hal ini cukup meresahkan untuk sebagian para penonton, karena merasa kurang dapatkan feel ketika menonton anime secara gamblang 12 episode.

Tidak sedikit anime yang ditayangkan sekaligus, yang pasti semua anime yang tayang di Netflix langsung ditayangkan satu seasons atau court. Beberapa anime-nya yang dapatkan penyangan 12 episode sekaligus, seperti JJBA:Stone Ocean, Shuumatsu no Valkyrie, Gokushifudo, Cyberpunk: Edgerunners.

Tidak Lengkap

Netflix Anime

Sebagai platform streaming film, sangat tidak disarankan untuk stay dengan Netflix hanya untuk menonton anime. Pada dasarnya, Netflix merupakan platform streaming yang kurang lengkap dalam penayangan animasi serial Jepang, kecuali film.

Daripada hanya menghabiskan subscription di Netflix demi menonton anime yang tidak seberapa banyaknya, lebih baik berlangganan di platform streaming khusus anime dan Jejepangan, seperti Bstation, Blibli, ataupun mau yang legal dan gratis bisa lihat di channel Youtube Muse Indonesia.

Update informasi menarik lainnya seputar anime dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

What If Ketika Dua Pengendali Waktu Berhadapan di JoJo

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – JoJo atau lengkapnya JoJo Bizarre Adventure merupakan salah satu animanga karya Hirohiko Araki yang cukup popular bersamaan dengan era anime dengan gaya lakinya. JoJo sendiri merupakan serial animasi Jepang yang dimana pengerjaannya dikerjakan oleh studio David Production, sebuah studio yang terkenal akan kreativitas dalam proyek anime-nya.

JoJo sendiri adalah salah satu anime shounen action yang popular.pada awalnya menggunakan power system yang bgerbeda untuk beberapa serinya, seperti Hamon, Stand, dan Gyro. Namun dalam penayangannya, power system Stand lah yang paling banyak diminati.

Apa Itu Stand?

Stand sendiri merupakan salah satu power system dalam anime JoJo yang awalnya diperkenalkan dalam seri part 3 JoJo yang berjudul JoJo Bizarre Adventure: Stardust Crussaders dan seterusnya hingga manga terbarunya JOJOLION.

Stand sendiri merupakan power system yang memberikan penggunanya sebuah kekuatan dari satu karakter hasil manifestasi sang pengguna. Jelasnya, Stand adalah sebuah power dimana penggunanya memiliki sebuah jiwa yang hidup atau biasa dikenal dengan khodam kalau di Indonesia.

Baca juga: Review Goblin Slayer, Eksekutor Goblin yang Paling Waras

Ketika Dua Stand Pengendali Waktu Berhadapan di JoJo. Siapakah yang akan Menang?

Sepanjang serial animasi JoJo, setidaknya ada beberapa Stand yang cukup unik dan terkesan kuat, slah satu Stand yang berkemampuan dalam mengendalikan waktu, atau time manipulation.

Beberapa karakter di JoJo tampil dengan Stand yang kuat berkat power strength ataupun pengendalian waktu ini. Sebut saja karakter tersebut, seperti Jotaro Joestar, Dio Brando, Diavolo, dan Kira Yoshikage.

JoJo What If

Namun apakah yang akan terjadi dan siapa yang menang jika kedua Stand berbeda yang sama-sama mampu mengendalikan waktu bertarung? Kita ambil contoh dalam satu kasus ringan dalam seri part ke 5, yang apabila Jotaro bertarung dengan Diavolo.

Andaikan Jotaro bertarung melawan Diavolo di Italia dengan sama-sama menggunakan Stand-nya. Jotaro menggunakan Star Platinum dan Diavolo yang menggunakan King Crimson. Kndisi umum yang terjadi adalah salah satu karakter akan kalah.

JoJo What If

Hanya masalah waktu saja, jika Jotaro di seri part 3 bertarung melawan Diavolo, dapat dipastikan Jotaro yang menang. Hal ini bias terjadi lantaran reflek dan power Jotaro serta Star Platinum disaat itu masihlah Overpower.

Dengan reflek yang cepat, Jotaro akan langsung menggunakan teknik The World milik Star Platinum. Membuat dunia berhenti untuk 5 detik, dan segera menghabisi Diavolo dengan pukulan strength yang juga sangat over power saat itu.

Hal ini juga dapat di dasari berdasarkan tahu atau tidak mereka berdua dengan kemampuan Stand lawan masing-masing. Namun jika sama-sama tahu, Jotaro yang menang, dan apabila tidak sama-sama mengetahui maka dapat dipastikan pertarungan itu berakhir seri dengan Jotaro yang menang secara umum.

Update informasi menarik lainnya seputar anime dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.